Tahap pematangan fungsi organ reproduksi manusia pada umumnya terjadi pada masa

Lihat Foto

Shutterstock

Ilustrasi menyusui

KOMPAS.com – Perkembangan seks manusia berbeda dengan hewan dan bersifat kompleks.

Pada hewan, seks dilakukan hanya untuk kepentingan mempertahankan generasi atau keturunan.

Seks pada hewan juga dilakukan pada musim tertentu dan berdasarkan dorongan insting.

Sementara, pada manusia, seks berkaitan dengan persoalan biologis, fisiologis, psikologis, sosial, hingga norma yang berlaku.

Pertumbuhan dan perkembangan seks pada manusia juga sesuai dengan makin bertambahnya umur dan dimulai sejak kelahirannya.

Baca juga: Bagaimana Aktivitas Seks yang Bisa Meningkatkan Daya Tahan Tubuh?

Tahap pertumbuhan dan perkembangan seks manusia

Dalam Buku Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita Edisi 2 (2009) karya dr. Ida Ayu Chandranita Manuaba, Sp.OG., dijelaskan bahwa ada 5 tahap pertumbuhan dan perkembangan seks yang terjadi pada manusia.

Berikut penjelasannya:

1. Tahap oral

Sampai mencapai umur sekitar 1-2 tahun, tingkat kepuasaan seks manusia dicapai dengan mengisap putting susu ibu, dot botol, atau mengisap jari tangan.

Dengan demikian, banyak bayi ditemukan baru bisa tidur setelah disusui oleh ibunya, mengisap botol, atau tidur sambil mengisap jarinya.

Lihat Foto

shutterstock.com

Pengertian pubertas

KOMPAS.com - Semua orang tentu akan melewati pubertas pada masanya. Hal ini dikatakan wajar, karena setiap bertambahnya usia manusia, maka akan terhadi perubahan secara fisik pada tubuh.

Dalam buku Pengantar Psikologi untuk Kebidanan (2010) karya Herri Zan Pieter, masa ketika anak mengalami perubahan fisik psikis dan pematangan fungsi seksual disebut pubertas.

Kata pubertas berasal dari kata Latin, pubes yang artinya usia menuju kedewasaan. Kata tersebut mengacu pada perubahan fisiologis dan prikologis.

Pengertian pubertas adalah proses kematangan dan pertumbuhan yang terjadi ketika organ-organ reproduksi mulai berfungsi dan karakteristik seks sekunder mulai muncul.

Perubahan fisik yang paling terlihat ialah terjadinya kematangan pada organ-organ seksual untuk mencapai kepada kemampuan reproduksi. Sedangkan perubahan secara priskologis selama pubertas lebih banyak berkaitan dengan perubahan emosi.

Baca juga: Penyebab Pubertas Dini

Pergolakan emosi yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya faktor lingkungan, masyarakatm keluarga, sekolah, teman sebaya, aktivitas yang dilakukan, dan sebagainya.

Sehingga ketika seseorang memasuki mas apubertas, maka dia sedang berhadapan dengan berbagai masalah. Baik yang bersumber dari dalam dirinya sendiri atau tuntutan lingkungannya.

Masa pubertas

Masa pubertas yaitu periode yang unik dan khusus ditandai dengan perubahan-perubahan pada perkembangan tertentu yang tidak terjadi pada periode sebelumnya dalam rentang kehidupan manusia.

Ada empat karakteristik masa pubertas, yaitu:

  • Masa pubertas sebagai periode tumpang-tindih

Masa pubertas dikatakan periode tumpang-tindih karena masa pubertas terjadi antara tahun akhir kanak-kanak dengan awal masa remaja. Selama masa pubertas ini, anak-anak mulai matang secara seksual dan lebih dikebnal sebagai remaja muda.

Sistem reproduksi pada manusia, baik pada pria maupun wanita, memiliki struktur organ internal dan eksternalnya masing-masing. Setiap organ dalam sistem tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda pula dan bekerja secara spesifik untuk masing-masing jenis kelamin.

Awal kehidupan manusia terjadi ketika sel sperma bertemu dengan sel telur yang umumnya terjadi dalam hubungan seksual. Proses ini dapat berlangsung berkat adanya organ pada sistem reproduksi yang berfungsi dengan baik. Organ reproduksi, beserta kelenjar dan hormon, membentuk sistem reproduksi yang berperan dalam proses reproduksi manusia.

Mengenal Sistem Reproduksi Pria dan Wanita

Sistem reproduksi pria berfungsi untuk memproduksi, menyimpan, dan menyalurkan sperma untuk membuahi sel telur. Sementara itu, sistem reproduksi wanita memiliki fungsi untuk memproduksi sel telur dan sebagai tempat janin berkembang hingga proses persalinan tiba. Kedua fungsi tersebut saling melengkapi dalam proses reproduksi.

Sistem organ reproduksi pria dan wanita sama-sama terdiri dari bagian eksternal dan internal. Sebagian besar organ sistem reproduksi pria berada di luar tubuh, berbeda dengan wanita yang lebih banyak berada di dalam tubuh.

Sistem reproduksi pria

Struktur organ reproduksi eksternal pada pria meliputi:

  • Penis
    Penis adalah organ vital pria yang digunakan untuk berhubungan seksual. Saat mencapai klimaks, sperma akan keluar melalui saluran di dalam penis.
  • Skrotum
    Skrotum adalah kantong kulit yang menggantung pada pangkal penis. Kantung kecil dan berotot ini melindungi testis, beserta saraf dan pembuluh darah.
  • Testis
    Testis adalah sepasang organ pada sistem reproduksi laki-laki yang yang terletak di dalam skrotum. Testis merupakan kelenjar tempat sperma dan testosteron diproduksi.

Selain itu, struktur organ reproduksi pria juga didukung oleh organ internal yang dikenal sebagai organ aksesoris. Organ-organ ini meliputi uretra, vas deferens, epididimis, vesikula seminalis, duktus ejakulatorius, kelenjar prostat, dan kelenjar bulbourethral. Berbagai jenis organ aksesoris tersebut berfungsi untuk memproduksi, menyimpan, dan memfasilitasi keluarnya sperma.

Kinerja organ reproduksi pria tergantung pada kondisi hormon reproduksi dalam tubuh pria, yaitu hormon testosteron. Hormon ini memiliki manfaat dalam perkembangan karakteristik seorang pria, termasuk bentuk tubuh dan gairah seksual. Hormon testosteron, beserta FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone), juga berperan dalam produksi sperma.

Sistem reproduksi wanita

Beberapa organ dalam sistem reproduksi wanita, antara lain:

  • Ovarium
    Ovarium adalah kelenjar berbentuk oval dan berukuran kecil yang terletak di kedua sisi rahim. Ovarium menghasilkan sel telur dan hormon estrogen serta progesteron.
  • Tuba Falopi
    Organ ini berbentuk menyerupai tabung kecil yang menempel di bagian atas rahim. Tuba falopi berfungsi sebagai jalur sel telur untuk bergerak dari ovarium ke rahim. Proses pembuahan biasa terjadi pada organ ini.
  • Uterus (rahim)
    Rahim adalah organ berongga berbentuk menyerupai buah pir yang merupakan tempat bagi janin untuk berkembang semasa kehamilan. Bagian bawah atau leher rahim, yang berhubungan dengan vagina, dikenal sebagai serviks.
  • Vagina
    Vagina adalah jalur yang menghubungkan serviks (mulut rahim) ke bagian luar tubuh. Vagina dikenal juga sebagai jalan lahir. Saat berhubungan seksual, sperma akan disalurkan oleh penis melalui dalam organ ini.

Organ repoduksi wanita turut dilengkapi dengan organ reproduksi eksternal, yaitu labia mayora, labia minor, kelenjar Bartholin, dan klitoris. Organ-organ eksternal ini berfungsi untuk memicu hasrat seksual wanita, melindungi organ reproduksi internal wanita dari berbagai penyebab infeksi, dan membantu proses pembuahan sel telur oleh sel sperma.

Sistem reproduksi wanita juga bekerja sama dengan empat hormon reproduksi utama, yaitu FSH, LH, estrogen dan progesteron. FSH dan LH membantu proses pembentukan sel telur di ovarium, sedangkan estrogen dan progesteron berperan penting untuk kehamilan.

Menjaga Kesehatan Organ Sistem Reproduksi

Sistem reproduksi pada manusia, baik pria maupun wanita, memiliki keunikan dan fungsinya masing-masing. Oleh karena itu, kesehatan setiap organ dalam sistem reproduksi perlu dijaga dengan baik, terlebih bila Anda dan pasangan sedang menjalani program kehamilan.

Organ sistem reproduksi yang sehat bisa dicapai dengan menjalani pola hidup sehat, seperti rutin berolahraga, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, serta menerapkan perilaku seksual yang aman.

Untuk wanita, disarankan juga untuk melakukan hal berikut:

  • Membersihkan area kemaluan dengan menggunakan air bersih dan mengalir
  • Menggunakan sabun khusus untuk vagina jika diperlukan
  • Memperhatikan penggunaan sabun mandi, sampo, detergen pencuci baju, dan pelumas, terutama jika memiliki kulit yang sensitif

Sementara untuk pria, disarankan juga untuk:

  • Mencuci penis, skrotum, perineum (bagian kulit di antara skrotum dan anus) dengan air bersih
  • Memperhatikan arah serta cara mencukur rambut kemaluan untuk menghindari iritasi
  • Membersihkan area lipatan kulup penis yang tidak disunat dari smegma yang mungkin menumpuk untuk menghindari risiko terjadinya balanitis

Jika Anda memiliki keluhan pada organ sistem reproduksi, jangan ragu untuk untuk berkonsultasi ke dokter agar penanganan yang sesuai dapat segera dilakukan.

Terakhir diperbarui: 4 Juni 2022

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA