Spermatosit primer bersifat diploid pernyataan berikut yang tidak sesuai adalah

Lihat Foto

KOMPAS.com/RIGEL RAIMARDA

Gambar ini menunjukkan model struktural suatu kromosom dari sel darah putih.

KOMPAS.com - Kromosom adalah materi genetik yang menentukan penampilan fisik makhluk hidup.

Kromosom berdasarkan sifatnya terbagi menjadi kromosom haploid dan diploid. Kromosom tubuh atau autosom sifatnya diploid, sedangkan kromosom kelamin atau gonosom memiliki kromosom haploid.

Lalu apakah saja perbedaan antara kromosom bersifat haploid dan diploid? Untuk mengetahui jawabannya, marilah kita simak penjelasan berikut ini!

Soal dan Pembahasan

Jelaskan perbedaan antara kromosom diploid (2n) dengan kromosom haploid (n)!

Jawaban:

Definisi

Dilansir dari PEDIAA, kromosom diploid (2n) adalah kromosom homolog yang berpasangan atau dua kromosom dalam satu set. Sedangkan kromosom haploid (n) adalah sel yang hanya terdiri satu set kromosom.

KOMPAS.com/SILMI NURUL UTAMI Kromosom haploid dan kromosom diploid


Jumlah

Kromosom haploid memiliki jumlah sebasar n berarti jika suatu makhluk hidup memiliki 23 kromosom haploid, jumlah kromosom totalnya adalah 23.

Baca juga: Fase Pindah Silang antara Kromatid dari Kromosom Homolog

Sedangkan kromosom diploid berjumlah 2n, jika suatu makhluk hidup memiliki 23 kromosom diploid, ini berarti makhluk tersebut memiliki 23 pasang atau 46 total kromosom.

Letak

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica pada organisme yang dapat bereproduksi seksual, kromosom diplod selalu ditemukan dalam sel somatic atau sel tubuh. Sementara kromosom haploid selalu ditemukan dalam sel kelamin seperti sperma, sel telur, dan gamet.

Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. Mohon bantu kami mengembangkan artikel ini dengan cara menambahkan rujukan ke sumber tepercaya. Pernyataan tak bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus.
Cari sumber: "Spermatogenesis" – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · JSTOR
(Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini)

Halaman artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. Tidak ada alasan yang diberikan. Silakan kembangkan artikel ini semampu Anda. Merapikan artikel dapat dilakukan dengan wikifikasi atau membagi artikel ke paragraf-paragraf. Jika sudah dirapikan, silakan hapus templat ini. (Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini)

Spermatogenesis adalah proses saat spermatozoa haploid berkembang dari sel germinal di tubulus seminiferus testis. Proses ini dimulai dengan pembelahan mitosis sel induk yang terletak dekat dengan membran basal tubulus.[1] Sel-sel ini disebut sel induk spermatogonial. Pembelahan mitosis ini menghasilkan dua jenis sel. Sel tipe A mengisi kembali sel induk, dan sel tipe B berdiferensiasi menjadi spermatosit primer. Spermatosit primer membelah secara meiotik (Meiosis I) menjadi dua spermatosit sekunder; setiap spermatosit sekunder membelah menjadi dua spermatid haploid yang sama melalui Meiosis II. Spermatid diubah menjadi spermatozoa (sperma) melalui proses spermiogenesis. Spermatid kemudian berkembang menjadi spermatozoa matang, yang juga dikenal sebagai sel sperma.[2] Dengan demikian, spermatosit primer menghasilkan dua sel, yaitu sel spermatosit sekunder, dan dua sel spermatosit sekunder yang kemudian membelah menghasilkan empat spermatozoa dan empat sel haploid.[3]

Spermatogenesis

Tubulus seminiferus dengan sperma yang matang. H&E stain.

Spermatozoid manusia dewasa

PengidentifikasiMeSHD013091Daftar istilah anatomi

[sunting di Wikidata]

Spermatogenesis berasal dari kata sperma dan genesis (pembelahan). Pada spermatogenesis terjadi pembelahan secara mitosis dan meiosis. Spermatogenesis merupakan tahap atau fase-fase pendewasaan sperma di epididimis. Setiap satu spermatogonium akan menghasilkan empat sperma matang.

Tipe Sel Kromosom Kromatid Proses pembelahan
Spermatogonium 46 2N Mitosis
Spermatosit primer 46 2N Meiosis
Spermatosit sekunder 23 N Meiosis
Spermatid 23 N Diferensiasi menjadi Sperma
Sperma 23 N -

Spermatogonium merupakan tahap pertama pada spermatogenesis yang dixixilkan oleh testis. Spermatogonium terbentuk dari 46 kromosom dan 2N kromatid.

Spermatosit primer

Spermatosit primer merupakan pertumbuhan dari spermatogonium. Spermatosit primer terbentuk dari 46 kromosom dan 2N kromatid.

Spermatosit sekunder

Spermatosit sekunder merupakan meiosis dari spermatosit primer. Pada tahap ini terjadi pembelahan secara meiosis. Spermatosit sekunder terbentuk dari 23 kromosom dan Nkromatid.

Spermatid

Spermatid merupakan meiosis dari spermatosit sekunder. Pada tahap ini terjadi pembelahan secara meiosis yang kedua. Spermatid terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid.

Spermatozoa

Spermatozoa merupakan diferensiasi atau pematangan dari spermatid. Pada tahap ini terjadi diferensiasi. Spermatozoa terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid dan merupakan tahap spermatozoa yang telah matang dan siap dikeluarkan.

  • Oogenesis
  • Spermatogonium
  • Spermatosit primer
  • Spermatosit sekunder
  • Spermatid
  • Sperma
  • Meiosis

  1. ^ de Kretser, D. M.; Loveland, K. L.; Meinhardt, A.; Simorangkir, D.; Wreford, N. (1998-04-01). "Spermatogenesis". Human Reproduction (dalam bahasa Inggris). 13 (suppl_1): 1–8. doi:10.1093/humrep/13.suppl_1.1  . ISSN 0268-1161. PMID 9663765. 
  2. ^ Sharma S, Hanukoglu A, Hanukoglu I (2018). "Localization of epithelial sodium channel (ENaC) and CFTR in the germinal epithelium of the testis, Sertoli cells, and spermatozoa". Journal of Molecular Histology. 49 (2): 195–208. doi:10.1007/s10735-018-9759-2. PMID 29453757.  Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  3. ^ "The Spermatozoön, in Gray's Anatomy". Diakses tanggal 2010-10-07. 

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Spermatogenesis&oldid=18957406"

Spermatogenesis merupakan proses pembentukan sperma di testis. Spermatogenesis di awali dari spermatogonium sebagai induk sel yang bersifat diploid (2n) membelah secara mitosis menghasilkan spermatosit primer (spermatosit I) yang bersifat diploid (2n). Selanjutnya mengalami pembelahan meiosis I menghasilkan spermatosit sekunder (spermatosit II) yang bersifat haploid (n). Kemudian spermatosit sekunder mengalami meiosis II menjadi spermatid yang bersifat haploid (n). Spermatid mengalami pematangan menjadi spermatozoa yang bersifat haploid (n). Sehingga dari proses spermatogenesis dihasilkan 4 sel sperma yang fungsional.

Dengan demikian, pilihan jawaban yang tepat adalah B dan D. 

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA