Pewarna sintetis merupakan zat aditif yang ditambahkan pada makanan yang bertujuan untuk memperbaiki warna dari makanan. Pewarna sintetis makanan ini pertama kali ditemukan oleh William Henry Perkins pada tahun 1856, dan penggunaannya sudah mulai dikenal sejak tahun 1956. Pewarna sintetis ini terbuat dari bahan-bahan kimia yang beraneka ragam dan memiliki sifat yang stabil. Beberapa jenis pewarna sintetis yang banyak dijual di pasaran dan diijinkan untuk makanan adalah cokelat HT, hijau FCP, tatrazin Cl 19140, sunsetyellow FCF, karmoisin, brilliant blue, ponceau 4R, allura red, quinolone yellow, indigoten, fast green.
Penggunaan pewarna sintetis di industri makanan saat ini sangat besar, hampir 90% industri makanan memilih menggunakan pewarna sintetis. Banyaknya produsen makanan memilih penggunaan pewarna sintetis dikarenakan harga yang terjangkau dan kepraktisannya. Namun, pemerintah memberikan aturan terkait pembatan penggunaan pewarna sintetis ini. Hal ini dikarenakan bagaimanapun pewarna sintetis terbuat dari bahan-bahan kimia yang asing bagi tubuh. Jika pewarna digunakan secara berlebihan maka system kerja tubuh bisa mengalami gangguan karena banyaknya kandungan bahan-bahan kimia asing dalam tubuh. Batasan penggunaan pewarna makanan ini diatur dalam UU Pangan No. 7 tahun 1996.
Penggunaan pewarna sintetis dalam produk pangan mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
Kelebihan |
Kekurangan |
|
|
Pewarna alami merupakan pewarna makanan yang berasal dari tanaman yang memiliki kandungan warna tertentu. Penggunaan pewarna alami ini sudah banyak dilakukan oleh nenek moyang kita dan sudah dikenal sejak tahun 1800 hingga sekarang. Proses pembuatan pewarna alami bisa dilakukan dengan beberapa cara diantaranya dengan mencampurkan secara langsung bahan yang mengandung warna ke dalam makanan, mengambil sari dari pewarna dengan cara menghaluskan dan mengambil airnya, atau dengan merebusnya dan di ambil airnya. Pewarna alami ini pada umumnya berasal dari berbagai macam tanaman yang mengandung warna khusus, diantaranya kunyit (kuning), angkak (merah), kluwek (hitam), pandan (hijau), secang (merah jingga), biji cacao (cokelat), bunga telang (biru keunguan).
Meskipun saat ini penggunaan pewarna sintetis sangat banyak, namun pewarna alami tetap banyak yang menggunakan. Beberapa masyarakat masih setia dengan menggunakan pewarna alami karena mereka lebih mementingkan aspek keamanannya, meskipun dengan sedikit proses yang lebih rumit. Penggunaan pewarna alami dalam produk makanan memiliki kelebihan dan kekurangan sebagia berikut:
Kelebihan |
Kekurangan |
|
|
Page 2
Pewarna buatan memiliki keunggulan warnanya tidak mudah pudar, mudah, praktis, dan harganya terjangkau.
Belakang ini sering diberitakan banyaknya pedagang nakal yang menggunakan pewarna tekstil dijadikan sebagai pewarna makanan. Tentu saja hal semacam ini sangat menghawatirkan dan menimbulkan kecemasan bagi para konsumen. Namun tidak semua pewarna buatan berbahaya, bila takaran pemakaiannya tidak berlebihan. Berikut ini ulasan tentang perbedaan pewarna alami dan buatan semoga bermanfaat!
Pewarna Alami
Pewarna alami adalah pewarna yang dapat diperoleh dari alam, misalnya dari tumbuhan dan hewan. Banyak sekali bahan-bahan di sekitarmu yang dapat dipakai sebagai pewarna alami. Daun suji dan daun pandan dipakai sebagai pewarna hijau pada makanan. Selain memberi warna hijau, daun pandan
juga memberi aroma harum pada makanan. Kakao sering digunakan untuk memberikan warna cokelat pada makanan.
Keunggulan Pewarna Alami
Pewarna alami mempunyai keunggulan, yaitu :
- umumnya lebih sehat untuk dikonsumsi dari pada pewarna buatan.
Kelemahan Pewarna Alami
Meskipun pewarna alami lebih sehat untuk dikonsumsi oleh manusia namun, pewarna makanan alami memiliki beberapa kelemahan, yaitu :
- cenderung memberikan rasa dan aroma khas yang tidak diinginkan,
- warnanya mudah rusak karena pemanasan,
- warnanya kurang kuat (pucat),
- macam warnanya terbatas.
Pewarna Buatan
Saat ini, sebagian besar orang lebih senang menggunakan pewarna buatan untuk membuat aneka makanan yang berwarna.
Keunggulan Pewarna Buatan
Bahan pewarna buatan dipilih karena memiliki beberapa keunggulan dibanding pewarna alami, antara lain adalah :
- harganya murah,
- praktis dalam penggunaan,
- warnanya lebih kuat,
- macam warnanya lebih banyak,
- warnanya tidak rusak karena pemanasan.
Penggunaan bahan pewarna buatan untuk makanan harus melalui pengujian yang ketat untuk kesehatan konsumen. Pewarna yang telah melalui pengujian keamanan dan yang diijinkan pemakaiannya untuk makanan dinamakan permitted colour atau certified colour. Penggunaan pewarna buatan secara aman sudah begitu luas digunakan masyarakat sebagai bahan pewarna dalam produk makanan.
Kelemahan Pewarna Buatan
- Di masyarakat masih sering ditemukan penggunaan bahan pewarna buatan yang tidak sesuai dengan peruntukannya.
Contoh penggunaan pewarna sintetis yang tidak sesuai peruntukannya adalah penggunaan pewarna tekstil untuk makanan yang dapat membahayakan kesehatan konsumen. Pewarna tekstil dan pewarna cat tidak boleh digunakan sebagai pewarna makanan karena pewarna cat dan tekstil biasanya mengandung logam-logam berat, seperti arsen, timbal, dan raksa yang bersifat racun bagi tubuh konsumennya.
Berapa lama waktu penerbangan dari Toronto ke Kansas? Berapa lama waktu yang dibutuhkan CPS untuk membuat keputusan pembebanan? Berapa lama waktu yang dibutuhkan iPad untuk diukir?Pewarna alami adalah pewarna yang dapat diperoleh dari alam, misalnya dari tumbuhan dan hewan. Banyak bahan di sekitar kita yang dapat digunakan sebagai pewarna alami.
Daun suji dan daun pandan digunakan sebagai pewarna hijau pada makanan. Selain memberi warna hijau, daun pandan juga memberi aroma harum pada makanan. Selain daun suji dan daun pandan, daun bayam dan sawi hijau juga memberikan warna hijau.
Buah stroberi, buah naga merah, dan buah bit sering digunakan untuk memberikan warna merah pada makanan.
Untuk warna kuning, biasanya digunakan kunyit.
Sedangkan untuk warna jingga, digunakan wortel sebagai pewarna alami.
Untuk warna ungu, buah murbei dan buah anggur dapat dijadikan sebagai alternatif pewarna alami.
Kakao dapat digunakan sebagai pewarna alami untuk warna coklat.
Pewarna alami mempunyai keunggulan, yaitu lebih sehat dan tidak menyebabkan efek samping apabila dikonsumsi dibandingkan dengan pewarna buatan.
Namun, pewarna makanan alami memiliki beberapa kelemahan, yaitu cenderung memberikan rasa dan aroma khas yang tidak diinginkan, warnanya mudah rusak karena pemanasan, warnanya kurang kuat (pucat), dan jenisnya terbatas.
Walaupun demikian, diusahakan untuk tetap menggunakan pewarna alami, karena aman untuk kesehatan tubuh.