Salah seorang tokoh Muhammadiyah yang termasuk dalam perumusan kepribadian Muhammadiyah adalah

RANGKUMAN

KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH

Kelompok 7

Disusun oleh:

1.Eka Sri Utari (12003053)

2. Agustiyanti Nurba (12003058)

3. Maya Marliana (12003060)

1. Pengertian Kepribadian Muhammadiyah

Kepribadian Muhammadiyah bukanlah hal yang baru, Kepribadian Muhammadiyah adalah sesuatu yang menyatu dalam diri Muhammadiyah yang merupakan karakter / watak Muhammadiyah yang menjadi ciri Muhammadiyah. Kepribadian Muhammadiyah adalah rumusan hasil penggalian dari filosofi, pokok-pokok pikiran, prinsip dasar perjuangan, metode perjuangan,  tindakan dan gerak langkah  KHA Dahlan; para murid-muridnya dan aktifis Muhammadiyah pada waktu awal.. Dengan demikian, dalam rumusan itu berbagai hal  yang tidak sesuai dengan gagasan, cita-cita perjuangan Muhammadiyah dan keteladanan KHA Dahlan dan para muridnya telah dibersihkan. Ringkasnya rumusan itu telah dibersihkan dari hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran dan keteladanan Nabi Muhammad SAW’.

2. Sejarah Lahirnya Kepribadian Muhammadiyah

Pemikiran baku tentang “ Kepribadian Muhammadiyah “ merupakan hasil keputusan Muktamar ke 35 (Muktamar setengah Abad) tahun 1962 di jakarta. Konsep awalnya berasal dari ceramah KH Faqih Usman pada masa kepemimpinan PP Muhammadiyah pereode 1959-1962 di bawah Ketua HM Yunus Anis. Ceramah itu berjudul “ Apa sih Muhammadiyah itu?” yang kemudian ditindak lanjudi tim perumus , untuk selanjudnya dibahas di Tanwir pada tanggal 25-28 Agustus 1962 dan akhirnya diputuskan di Muktamar ke 35 itu.

3. Latar Belakang Kepribadian Muhammadiyah

            Latarbelakang yang mewarnai dilahirkanya Kepribadian Muhammadiyah adalah masuknya pemikiran dan cara-cara politik dalam mengelola dan menggerakan Muhammadiyah setelah Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) dibubarkan dan orang-orang Muhammadiyah yang berkecimpung di Partai Politik Islam tersebut kembali ke Muhammadiyah.

4. Perumus Kepribadian Muhammadiyah

           

Konsep awal kepribadian Muhammdiyah dilontarkan oleh KH Faqih Usman dalam sebuah kursus pimpinan  yang diselenggarakan oleh PP Muhammadiyah dan diikuti oleh pimpinan Muhammadiyah seluruh Indonesia pada bulan Ramadhan 1381 H di Yogyakarta. Pada waktu itu KH Faqih Usman memberikan kuliahnya dengan judul “ Apakah Muhammadiyah itu?’ Konsep itu kemudian disempurnakan oleh sebuah tim yang anggotanya adalah : 1.    KH Faqih Usman. 2.    Prof. H.Farid Makruf, 3.    H.Djarnawi Hadikusumo, 4.    M. Djindar Tamimy, 5.    Dr. Hamka, 6.    KH R. Muhd Wardan Diponingrat,

7.    M. Saleh Ibrahim

5. Sejarah Perumusan Kepribadian Muhammadiyah

  Rumusan Kepribadian Muhammadiyah untuk pertama kalinya disusun oleh sebuah tim. Tim tersebut terdiri dari: K.H. Fakih Usman, K.H. Farid Ma’ruf, K.H. Wardan Diponingrat, Dr. Hamka, H. Djarnawi Hadikusumo, M. Djindar Tamimy dan M. Saleh Ibrahim. Pembentukan tim ini dilakukan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, merespon isi pidato K.H. Fakih Usman yang berjudul “Apakah Muhammadiyah Itu?” disampailkan dalam kursus pimpinan Muhammadiyah se-Indonesia bulan Ramadhan 1381 H (1961 M).

Isi pidato itu mengandung makna yang sangat dalam, menggugah dan menarik perhatian para tokoh Muhammadiyah yang datang dari seluruh Indonesia. K.H. Fakih Usman dikenal kaya pengalaman, luas ilmunya dan mendalam ruhul Islamnya yang dapat menggugah semangat para pemimpin Muhammadiyah saat itu. Setelah selesai pidatonya, terjadi mufakat antar tokoh Muhammadiyah untuk merumuskan buah pikirannya agar kelak dimiliki kader-kader Muhammadiyah sekaligus sebagai pedoman organisasi.

Hasil kerja tim perumus materi Kepribadian Muhammadiyah kemudian diserahkan kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah lalu ditetapkan sebagai agenda Sidang Tanwir tanggal 25- 28 Agustus 1962. Setelah melalui pembahasan dan penyempurnaan, akhirnya sidang Tanwir dapat menerimanya. Lalu dibicarakan lagi pada Muktamar Muhammadiyah ke-35 di Jakarta atau yang dikenal Muktamar Setengah Abad. Tanggal 29 April 1963 rumusan tersebut telah sempurna dan lahirlah “Matan Rumusan Kepribadian Muhammadiyah”.   

6. Hakikat Kepribadian Muhammadiyah

            Hakikat Kepribadian Muhammadiyah adalah wajah dan wijhah-nya persyarikatan Muhammadiyah. Wajah tersebut mencerminkan tiga predikat yang melekat kuat sebagai Asy Syakhsiyah atau jati dirinya secara utuh. 3 predikat yang dimaksud adalah Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam, Dakwah dan Tajdid.

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam didasarkan pada segi asas (aqidah) perjuangan Muhammadiyah. Muhammadiyah menjadikan Dinul Islam sebagai subyek (sumber nilai) dan sumber obyek (sumber konsep) perjuangannya. Sebagai sumber subyek ialah bahwa semua kegiatan dan amal usaha Muhammadiyah selalu digerakkan dengan dinul ruhul Islam. Sebagai sumber obyek ialah semua kegiatan dan amal usaha Muhammadiyah untuk “menegakkan dan menjunjung tinggi agama Allah SWT. Sebagai sumber nilai dan konsep dinul Islam tidak bisa dipisahkan dari perjuangan Muhammadiyah. Islam telah menjadi “Sibghah” yang mendasari, menjiwai dan mewarnai gerakan Muhammadiyah.

Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dapat dilihat dakwahnya ditujukan kepada kegiatan dan amal usahanya. Semua dilaksanakan sebagai Dakwah Islamiyah amar ma’ruf nahi munkar.

Muhammadiyah sebagai gerakan Tajdid adalah sifat dakwahnya ditujukan kepada umat Islam. Tajdid yaitu mengembalikan pemahaman dan pengamalan umat terhadap Dinul Islam secara murni yang meliputi benar dan tepat sesuai Al Quran dan Sunnah Rasulullah SAW. Dalam bidang amaliyah tajdid dilakukan bersifat modernisasi. Mengaktualisasikan ajaran Islam sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat sehingga Dinul Islam menjadi Rahmatan Lil ‘Alamin.

7. Isi Kepribadian Muhammadiyah

Matan atau teks Kepribadian Muhammadiyah dihasilkan dalam Muktamar Muhammadiyah ke-35 di Jakarta atau yang dikenal dengan Muktamar Setengah Abad. Isi dari “Matan Kepribadian Muhammadiyah” ini harus diketahui dan dipahami oleh setiap anggota persyarikatan Muhammadiyah. Adapun isi selengkapnya sebagai berikut:

1.      Apakah Muhammadiyah Itu?

Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan merupakan “Gerakan Islam”. Maksudnya dakwah Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang ditujukan kepada dua hal yaitu perseorangan dan masyarakat.

Dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar pada bidang yang pertama atau perseorangan terbagai menjadi 2, yaitu:

a.      Kepada yang telah Islam bersifat Tajdid (pembaruan). Artinya mengembalikan kepada ajaran Islam yang murni.

b.      Kepada yang belum Islam bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam.

Adapun dakwah yang kedua kepada masyarakat bersifat perbaikan, bimbingan dan peringatan. Semua dilaksanakan dengan musyawarah atas dasar taqwa dan mengharap ridla Allah SWT semata.

2.      Dasar Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah

Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip dalam Muqadimah Anggaran Dasarnya,, yaitu:

a.     Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah dan taat kepada Allah SWT.

b.     Hidup manusia harus bermanfaat.

c.     Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam.

d.     Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat.

e.     Ittiba’ kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad SAW.

f.        Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.

3.      Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan dengan Ketertiban Organisasi

Dengan memperhatikan dasar prinsip di atas, maka Muhammadiyah berpedoman: “Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di segala bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridlai Allah SWT.

4.      Sifat Muhammadiyah

Sifat-sifat Muhammadiyah sebagai berikut:

a.        Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.

b.        Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah.

c.         Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam.

d.       Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.

e.        Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan serta dasar negara yang syah.

f.          Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik.

g.        Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan sesuai dengan ajaran Islam.

h.        Kerja sama dengan golongan agama Islam mana pun dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam.

i.          Membantu pemerintah serta bekerja sama dengan golongan lain, sebagai pemelihara dan membangun negara.

j.          Bersifat adil serta korektif ke dalam dan ke luar dengan bijaksana.

8. Fungsi Kepribadian Muhammadiyah

Fungsi Kepribadian Muhammadiyah adalah untuk menjadi landasan, pedoman dan pegangan  para pemimpin, aktifis dan anggota Muhammadiyah dalam menjalankan roda organisasi, gerakan dan amal usaha agar tidak terombang-ambing oleh pengaruh luar dan tetap istiqomah kepada cita-cita dan perjuangan Muhammadiyah serta cara memperjuangkan cita-citanya. Artinya tidak terpengaruh oleh paham-paham agama lain, ideologi-ideologi lain, aliran-aliran agama lain, isme-isme, gerakan-gerakan politik, gaya hidup, kebudayaan dan peradaban non muslim serta cara berpikir non muslim (seprti cara berpikir Barat, sekuler, liberal dsb).

9. Muhammadiyah dan Masyarakat

  Sesuai dengan khittahnya, Muhammadiyah sebagai Persyarikatan memilih dan menempatkan diri sebagai Gerakan Islam amar-ma'ruf nahi mungkar dalam masyarakat, dengan maksud yang terutama ialah membentuk keluarga dan masyarakat sejahtera sesuai dengan Dakwah Jamaah.

Di samping itu Muhammadiyah menyelenggarakan amal-usaha seperti tersebut pada Anggaran Dasar Pasal 4, dan senantiasa berikhtiar untuk meningkatkan mutunya

Penyelenggaraan amal-usaha, tersebut merupakan sebagian ikhtiar Muhammadiyah untuk mencapai Keyakinan dan Cita-Cita Hidup yang bersumberkan ajaran Islam dan bagi usaha untuk terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah SWT.

10. Muhammadiyah dan Politik

Dalam bidang politik Muhammadiyah berusaha sesuai dengan khittahnya: dengan dakwah amar ma ma'ruf nahi mungkar dalam arti dan proporsi yang sebenar-benarnya, Muhammadiyah harus dapat membuktikan secara teoritis konsepsionil, secara operasionil dan secara kongkrit riil, bahwa ajaran Islam mampu mengatur masyarakat dalam Negara Republik Indonesia yang berdasar Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 menjadi masyarakat yang adil dan makmur serta sejahtera, bahagia, materiil dan spirituil yang diridlai Allah SWT. Dalam melaksanakan usaha itu, Muhammadiyah tetap berpegang teguh pada kepribadiannya

Usaha Muhammadiyah dalam bidang politik tersebut merupakan bagian gerakannya dalam masyarakat, dan dilaksanakan berdasarkan landasan dan peraturan yang berlaku dalam Muhammadiyah.

Dalam hubungan ini Muktamar Muhammadiyah ke-38 telah menegaskan bahwa:

Muhammadiyah adalah Gerakan Dakwah Islam yang beramal dalam segala bidang kehidupan manusia dan masyarakat, tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan dan tidak merupakan afiliasi dari sesuatu Partai Politik atau Organisasi apapun

Setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak asasinya dapat tidak memasuki atau memasuki organisasi lain, sepanjang tidak menyimpang dari Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam Persyarikatan Muhammadiyah.

11. Muhammadiyah dan Ukhuwah Islamiyah

Sesuai dengan kepribadiannya, Muhammadiyah akan bekerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan Agama Islam serta membela kepentingannya.

Dalam melakukan kerjasama tersebut, Muhammadiyah tidak bermaksud menggabungkan dan mensubordinasikan organisasinya dengan organisasi atau institusi                       

Page 2

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA