Sebutkan empat macam tipe korban kekerasan dan penyebab terjadinya kekerasan

(Teori) Faktor Penyebab Kekerasan dan 5 Jenis Golongan, Beserta Contohnya

Sosiologi Info -  Beberapa teori yang menjelaskan faktor penyebab terjadinya atau pemicu kekerasan yaitu ada tiga. Sementara itu, berdasarkan bentuknya kekerasan ada tiga golongan. 

Kemudian, berdasarkan pelakunya ada dua bentuk kekerasan. Berikut contoh dan penjelasannya.

Pengertian Perilaku Kekerasan

Istilah kekerasan (Violence) berasal dari bahasa latin, artinya kekuasaan atau berkuasa. Secara terminologi, kekerasan (violent) didefinisikan sebagai perilaku pihak yang terlibat konflik. 

Dimana bisa melukai lawan konflik untuk memenangkan konflik. Kekerasan adalah konflik yang tidak terkendali oleh masyarakat, dan mengabaikan norma, nilai yang ada, berujung pada tindakan merusak. 

Baca Juga : Ada 3 Teori Kekerasan Beserta Contohnya

Dikutip dari laman //rsjsoerojo.co.id, menjelaskan bahwa perilaku kekerasan adalah hasil dari kemarahan yang ekstrem atau sebagai kompensasi dari ketakutan yang berlebihan. 

Perilaku kekerasan dalam bentuk verbal misalnya mengancam, sedangkan perilaku non verbal dilakukan dengan menyerang orang lain, memukul, menendang atau merusak lingkungan.

Penjelasan lain, mengatakan perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri.

Maupun orang lain, dan lingkungan. Perilaku kekerasan merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai sesorang secara fisik atau secara psikologis. 

Kesimpulannya bahwa perilaku kekerasan merupakan suatu perilaku yang menunjukkan sikap bermusuhan terhadap diri sendiri, orang lain, lingkungan sekitar yang membuat kerusakan. 

Karakteristik Kekerasan

Ada beberapa penjelasan mengenai karakteristik kekerasn yang terjadi di masyarakat, yaitu sebagai berikut :

1. Kekerasan dilakukan oleh individu, kelompok, maupun dilakukan lebih dari satu orang.

2. Biasanya menyangkut kepentingan tertentu

3. Kekerasan muncul / timbul karena gagalnya seseorang, atau kelompok dalam memahami berbagai perbedaan maupun keberagaman antara masyarakat tertentu.

4. Adanya kekerasan membuat dampak yang begitu kompleks, sebut saja kerugian harta benda, saling membenci, hingga ada korban jiwa.

5. Kekerasan menimbulkan adanya disintegritas antara hubungan individu, kelompok, maupun masyarakat tertanggu atau renggang, dan tidak lagi utuh atau bersatu.

Beberapa contoh kasus kekerasan yang terjadi di kehidupan masyarakat, yaitu sebagai berikut :

//www.merdeka.com/peristiwa/kasus-kekerasan-pada-anak-meningkat-selama-pandemi-di-mukomuko.html

//kalsel.prokal.co/read/news/44154-kasus-kekerasan-kepada-anak-di-kalsel-meningkat.html

//megapolitan.kompas.com/read/2021/09/22/12340011/100-perempuan-dan-anak-jadi-korban-kekerasan-di-kota-tangerang-pada

Teori-Teori Pemicu Adanya Faktor Penyebab Terjadinya Kekerasan

Kekerasan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok masyarakat, sudah tentu adanya pemicu, apa saja ? Berikut ini beberapa teori yang memberikan penjelasan.

1. Teori Faktor Individual

Pemahaman dalam perspektif ini, mengatakan bahwa setiap perilaku kelompok, termasuk perilaku kekerasan, biasanya selalu berawal dari perilaku individu. 

Faktor penyebab dari perilaku kekerasan yaitu ada faktor pribadi dan faktor sosial. Faktor pribadi seperti gangguan atau kelaian kejiwaan.

Kemudian, untuk faktor sosial seperti konflik rumah tangga, adanya faktor kebudayaan, dan faktor media massa.

2. Teori Faktor Kelompok

Manusia yang lahir, berawal dari individu individu yang akhirnya membentuk sebuah kelompok sosial. Dengan mengedepankan atas identitas seperti kesukuan, ras, agama, etnis, dan lainnya.

Kelompok yang melakukan interaksi atau komunikasi dengan yang lain, juga sering membawa kesukuannya, atau identitas kelompok tersebut. 

Bukan tidak mungkin, berawal dari sinilah benturan antara identas kelompok satu dengan kelompok lainnya terjadi. Dengan demikian, bisa saja menjadi pemicu atau faktor penyebab terjadi kekerasan yang dilakukan.

3. Teori Dinamika Kelompok

Kekerasan timbul karena adanya deprivasi relatif dalam kelompok atau masyarakat tersebut. Itu artinya perubahan sosial yang terjadi dengan cepat.

Dalam sebuah masyarakat juga tidak mampu, ditangkap dengan seimbang oleh masyarakat tersebut. Perubahan yang begitu cepat juga bisa menjadi pemicu atau faktor terjadinya perilaku kekerasan di masyarakat.

Faktor penyebab terjadinya kekerasan juga bisa karena :

1. Adanya keinginan untuk memperoleh sesuatu yang berharga, penting, dan bergengsi

2. Kontrol sosial yang sudah tidak lagi berfungsi

3. Adanya permasalahan yang muncul dan memicu terjadinya permusuhan antara individu/kelompok masyarakat

4. Tidak bisa lagi individu mengendalikan/mengontrol emosi dirinya sendiri

5. Berpikir/ memiliki prasangka buruk terhadap orang lain

Lima Jenis Golongan Kekerasan

Kekerasan yang terjadi juga dapat digolongkan berdasarkan bentuk dan pelakunya, yaitu sebagai berikut :

Kekerasan Berdasarkan Pelakunya

1. Kekerasan Fisik

Golongan kekerasan yang dilakukan yaitu secara nyata, dapat dilihat, dirasakan oleh tubuh atau diri kita. 

Contohnya : pembunuhan, pemukulan, penganiayaan, dan lainnya, yang dapat mengakibatkan seseorang meninggal dunia. 

2. Kekerasan Struktural

Golongan kekerasan ini yaitu individu/kelompok yang melakukannya dengan menggunakan sistem/hukum yang berlaku.

Begitu juga dengan ekonomi, atau tata cara kebiasaan lain yang ada berlaku di masyarakat tersebut. Memang kekerasan ini sulit untuk dikenali.

Kekerasan ini membuat adanya ketimpangan-ketimpangan sosial yang terjadi di masyarakat, mulai pada sumber daya, pendidikan, pendapatan, keadilan, dan lainnya.

Contohnya : Kerusakan akibat adanya tambang batubara, timah, penebangan hutan, itu semua akan memberikan dampak kepada masyarakat tempatan. 

Seperti pencemaran lingkungan, aliran sungai yang membuat masyarakat terganggu untuk kebutuhan air bersih. 

Begitu juga adanya penabangan hutan untuk industri, yang membuat adanya longsor, banjir bandang, semuanya itu membuat masyarakat dirugikan.

3. Kekerasan Psikologis

Golongan kekerasan ini mempunyai target atau fokus pada sasaran rohani atau jiwa seseorang sehingga dapat menghilangkan kemampuan normal seseorang tersebut.

Contohnya : Ancaman, tekanan, kebohongan, atau indoktrinasi, dan sejenisnya.

Kekerasan Berdasarkan Pelakunya

1. Kekerasan Individual

Golongan kekerasan ini sudah jelas dilakukan oleh individu kepada satu individu atau bisa juga lebih individu. Contohnya : pencurian, pemukulan, penipuan (arisan bodong), dan lainnya.

2. Kekerasan Kolektif

Golongan kekerasan ini dilakukan oleh banyak orang/individu/masyarakat yang terlibat. Contohnya : konflik SARA, peperangan, bentrokan, tawuran, dan lainnya.

Nah itulah penjelasan mengenai faktor-faktor penyebab terjadinya kekerasan, beserta jenis golongan kekerasan di kehidupan masyarakat sehari-hari. 

Sumber Referensi :   

Buku Sosiologi SMA dan MA Kelompok Peminatan Ilmu Ilmu Sosial | Penulis Dwi Mulyono

//rsjsoerojo.co.id/

//brainly.co.id/

Selepas masa balita dan sebelum memasukin perkembangan remaja, perkembangan anak 6-9 tahun juga perlu diperhatikan.

Hal ini meliputi perkembangan kognitif anak, perkembangan sosial anak, perkembangan fisik anak, hingga perkembangan emosi anak.

Salah satu yang menjadi perhatian pada perkembangan emosi anak yakni mengenai kekerasan.

Sebelum membahas topik ini lebih lanjut, lebih baik Anda memahami terlebih dahulu apa saja bentuk kekerasan pada anak.

Kekerasan pada anak bukan hanya meliputi kekerasan fisik atau pelecehan seksual, tapi bisa lebih dari itu.

Tanpa disadari, perilaku penelantaran orangtua terhadap anaknya juga termasuk salah satu bentuk kekerasan terhadap anak.

Supaya lebih paham, kenali beragam bentuk kekerasan pada anak berikut ini:

1. Kekerasan emosional

Kekerasan pada anak tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga bisa dalam bentuk lain, contohnya kekerasan yang menyerang mental anak.

Bentuk kekerasan terhadap anak yang menyerang mental bisa beranekaragam.

Sebagai contoh kekerasan emosional yakni meremehkan atau mempermalukan anak, berteriak di depan anak, mengancam anak, dan mengatakan bahwa ia tidak baik.

Jarang melakukan kontak fisik seperti memeluk dan mencium anak juga termasuk contoh dari kekerasan emosional pada anak.

Tanda-tanda kekerasan emosional di diri anak meliputi:

  • Kehilangan kepercayaan diri
  • Terlihat depresi dan gelisah
  • Sakit kepala atau sakit perut yang tiba-tiba
  • Menarik diri dari aktivitas sosial, teman-teman, atau orangtua
  • Perkembangan emosional terlambat
  • Sering bolos sekolah dan penurunan prestasi, kehilangan semangat untuk sekolah
  • Menghindari situasi tertentu
  • Kehilangan ketrampilan

2. Penelantaran anak

Kewajiban dari kedua orangtua terhadap anak adalah memenuhi kebutuhannya, termasuk memberikan kasih sayang, melindungi, dan merawat anak.

Jika kedua orangtua tidak bisa memenuhi kebutuhan anak, bisa dianggap orangtua telah menelantarkan anak.

Tindakan ini termasuk ke dalam salah satu jenis kekerasan terhadap anak.

Pasalnya, anak tentu masih membutuhkan perhatian, kasih sayang, dan perlindungan orangtua.

Orangtua yang tidak mampu atau tidak mau memberikan segala kebutuhan anak berarti telah melakukan tindak kekerasan terhadap anak.

Berikut tanda-tanda dari penelantaran anak:

  • Anak merasa acuh tak acuh
  • Memiliki kebersihan yang buruk
  • Memiliki pertumbuhan tinggi atau berat badan yang buruk
  • Kurangnya pakaian atau perlengkapan kebutuhan anak lainnya
  • Prestasi yang buruk di sekolah
  • Kurangnya perawatan medis atau perawatan emosional
  • Kelainan emosional, mudah marah atau frustrasi
  • Perasaan ketakutan atau gelisah
  • Penurunan berat badan tanpa sebab jelas

3. Kekerasan fisik

Salah satu jenis kekerasan yang mungkin paling sering terjadi kepada anak dari orangtua adalah kekerasan fisik.

Terkadang, orangtua dengan sengaja melakukan kekerasan fisik pada anak dengan maksud untuk mendisiplinkan anak.

Namun, cara untuk mendisiplinkan anak sebenarnya tidak harus selalu dengan menggunakan kekerasan fisik, seperti anak sering dibentak yang menyakitkan hatinya.

Ada banyak cara lain yang lebih efektif dalam mendisiplinkan anak tanpa harus membuatnya trauma atau meninggalkan luka pada tubuhnya.

Tanda-tanda kekerasan fisik yang dialami anak bisa terlihat dengan adanya cedera, lebam, maupun bekas luka di tubuh.

4. Kekerasan seksual

Ternyata, trauma akibat pelecehan seksual tidak hanya dalam bentuk kontak tubuh.

Mengekspos anak pada situasi seksual atau materi yang melecehkan secara seksual, walaupun tidak menyentuh anak, termasuk dalam kekerasan atau pelecehan seksual pada anak.

Sebagai contoh, orangtua yang mengejek bentuk pertumbuhan payudara anak tidak sesuai dengan ukuran payudara anak seusianya, terlebih dilakukan di depan orang lain.

Hal ini sudah termasuk sebagai kekerasan seksual terhadap anak. Sebagai orangtua, sebaiknya Anda justru ajari anak melindungi diri dari kekerasan seksual di luar rumah.

Di sisi lain, mengenalkan anak dengan pornografi di usia yang belum seharusnya juga termasuk dalam bentuk kekerasan seksual, dilansir dari Mayo Clinic.

Tanda-tanda kekerasan seksual yang dialami anak biasanya berupa punya penyakit menular seksual, masalah pada organ intim, hamil, nyeri saat berjalan, dan lainnya.

Dampak dari kekerasan yang terjadi pada anak

Menurut World Health Organization (WHO) ada beberapa dampak yang mungkin terjadi terhadap anak jika mengalami kekerasan.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA