Apa yang dimaksud dengan perencanaan transportasi

Written By Acing 10 May, 2021

    Apakah kalian tahu tentang perencanaa itu apa? Perencanaan merupakan suatu proses yang secara terus-menerus melibatkan keputusan atau pilihan tentang bagaimana memanfaatkan atau mengalokasi sumber daya yang ada untuk mencapai masa yang akan mendatang.

   Hal tersebut biasanya digunakan untuk mengetahui seberapa efektifnya sesuatu agar tujuan yang dikehendaki bisa tercapai. Perencanaan paling umum digunakan untuk merencakan pembangunan yang bisa dibilang untuk waktu yang akan datang, contohnya adalah merencanakan pembangunan rumah tinggal. Akan tetapi perencanaan juga bisa untuk merencanaan kinerja sistem, contohnya adalah Perencanaan Sistem Transportasi.

    Nah artikel kali kita akan membahas tentang Pengertian Perencanaan Tranportasi, Jenis Perencanaan Transportasi, Ciri-ciri atau Karakteristik Perencanaan Tranportasi, dan Ruang Lingkup Perencanaan Transportasi. Tanpa basa-basi lagi kita masuk ke pembahasanya :

Perencanaan transportasi merupakan suatu usaha untuk memilih strategi yang digunakan agar bisa mencapai tujuan yang akan dituju pada masa akan datang tentang Kinerja Sistem Transportasi yang menjadi objek perencanaan yang memanfaatkan sumber daya alam yang ada dan dibekali dengan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Skill yang dimiliki agar tujuan tersebut bisa tercapai dengan cara yang lebih efektif.

Perencanaan tranportasi bisa dimulai dengan mengidentifikasi masalah terlebih dahulu menggunakan metode bottom-up dan top-down dan berakhir dengan evaluasi sebagai tujuan atau sasaran utama, apakah cara tersebut tercapai atau tidak.

Setelah masuk ke dalam perencanaan kita juga dituntuk untuk melakukan Pemodelan terhadap perencanaan tersebut. Pemodelan atau Model ini adalah bentuk dari cara kita untuk menyederhanakan suatu realita entah itu dalam model fisik, peta, ataupun model statistika untuk mencapai tujuan teretntu. Contohnya adalah Ilmu arsitektur mengenal model maket (bentuk fisik rencana pengembangan wilayah, kota, kawasan, dan lain-lainnya sebagai cerminan realita dalam skala yang lebih kecil).

Tujuan dari pemodelan adalah untuk dapat membantu kinerja sistem dan meramalkan perubahan pada sistem pergerakan yang terjadi pada arus lalu lintas, sebagai akibat dari perubahan yang terjadi pada sistem tata guna lahandan sistem prasarana transportasi. Oleh sebab itu Model Transportasi mempunyai kriteria yang harus dipenuhi, berikut adalah Model Tranportasi yang baik :

  1. ketepatan model dengan tujuan dan lingkup kajian.
  2. Ekonomis akan penggunaanya.
  3. Parameternya sesuai dengan tujuan dan lingkup kajian.
  4. Dapat menjelaskan terhadap interaksi komponen transportasi.
  5. Memiliki dimensi ruang yang cukup.
  6. Mampu meningkatkan kepercayaan yang baik.

Jenis perencanaan tranportasi bisa dibilang hampir sama dengan perencanaan yang lain, tidak ada hal yang membedakan, berikut adalah jenis perencanaan trsnportasi :

1. Jangka Pendek (Operasional) Jenis perencanaan jangka pendek memiliki kurun waktunya maksimum 5 tahun perencanaan. Contoh dari perencaan jangka pendek yaitu : Denah persimpangan, penyeberangan pejalan kaki, lokasi parkir, halte bus, ticketing dsb.

2. Jangka Menengah (Taktis) Perencanaan jangka menengah memiliki kurun waktu: 10 – 20 tahun dan masih berkaitan erat dengan pola manajemen lalu-lintas. Contohnya yaitu : Pola manajemen lalu lintas, pembuatan jalan lokal, pengendalian parkir, pengorganisasian angkutan umum, kawasan pejalan kaki dsb.

3. Jangka Panjang (Strategis) Perencanaan jangka panjang memiliki kurun waktu: lebih dari 20 tahun,akan rtetapi hal ini sangat dipengaruhi oleh perencanaan tata guna lahan, struktur dan kapasitas jaringan jalan utama dan transportasi umum, kaitan transportasi dan tata guna lahan, serta keseimbangan demand dengan supply. Contohnya yaitu : perencanaan kota yang baru dibangun.

  1. Multi Moda, misalnya yaitu :dalam perencanaan terminal multi moda
  2. Multi Disiplin, misalnya yaitu : Teknik, ekonomi, geografi, sosial politik, psikologi, matematik, riset operasi, komputer, hukum
  3. Multi Sektoral, misalnya yaitu :Pemerintah Pusat, Pemda, Bappeda, DLLAJ, BPN, Dinas Tata Kota dan lain sebagainya.
  4. Multi Problem, misalnya yaitu : aspek rekayasa, aspek ekonomi, aspek pertanahan, aspek sosial, aspek lalu lintas

  • Master Plan Bandara, Pelabuhan, Terminal Antar Moda
  • Penentuan Trace Jalan Raya atau Jalan Rel
  • Master Plan Pengembangan Jaringan Jalan
  • Master Plan Prasarana Transportasi Kawasan

b. Studi Kebijakan Operasional

  • Penyiapan Sistem Sirkulasi Lalu Lintas Jalan
  • Strategi Pengembangan Tingkat Pelayanan Angkutan Umum
  • Strategi Operasional Angkutan Udara

c. Studi Perencanaan Transportasi Komprehensif

  • Studi Kebutuhan Prasarana dan Sarana Transportasi Daerah Baru
  • Studi Pengembangan Sistem Transportasi Regional
  • Studi Pengembangan Sistem Transportasi Nasiona
  • Diatas merupakan pembahasan tentang materi Konsep Dasar Perencanaan Transportasi yang berada di Indonesia. Sekian untuk pembahasan kali ini, Semoga Membantu.

Perencanaan transportasi adalah suatu perencanaan kebutuhan prasarana transportasi seperti jalan, terminal, pelabuhan, pengaturan serta sarana untuk mendukung sistem transportasi yang efisien, aman dan lancar serta berwawasan lingkungan. Permasalahan dalam perencanaan transportasi yaitu pada sifat tansportasi yang lebih sebagai suatu sistem dengan pola interaksi yang kompleks, sehingga perencanaan transportasi dapat menjadi suatu kegiatan yang rumit dan memakan waktu, serta usaha dan sumber daya yang besar. Oleh karena itu dalam perencanaan transportasi dilakukan pembatasan-pembatasan terhadap tingkat maupun lingkup analisisnya, sehingga hasil perencanaan transportasi lebih bersifat indikatif dibandingkan sifat kepastiannya.

Terdapat beberapa konsep perencanaa transportasi yang telah berkembang sampai saat ini, yang paling populer adalah “Model Perencanaan Transportasi Empat Tahap”. Menurut Tamin (2000), model perencanaan ini merupakan gabungan dari beberapa seri submodel yang masing-masing harus dilakukan secar terpisah dan berurutan. Adapun keempat dari submodel tersebut yaitu sebagai berikut

a. Pemodelan bangkitan dan tarikan pergerakan (Trip Generation and Trip Atracton)

Tahap bangkitan dan tarikan pergerakan bertujuan memperkirakan jumlah pergerakan yang akan dilakukan pada setiap tempat asal (i) ke tempat tujuan (j) misalnya anak sekolah yang pergi ke sekolah. Data atau informasi yang digunakan daalm penentuan bangkitan dan tarikan pergerakan, yaitu penggunaan lahan, penduduk, dan kondisi sosial ekonomi. 

b. Pemodelan sebaran/distribusi pergerakan (Trip Distribution)

Tahap distibusi pergerakan merupakan interaksi antar penggunaan lahan, angan trasnportasi, dan arus lalu lintas. Pola distribusi (sebaran) arus lalulintas antara tempat asal (i) ke tempat tujuan (d) merupakan hasil interaksi antara lokasi dan penggunaan lahan.

Di dalam pemodelan distribusi pergerakan dikenal istilah interaksi spasial. Interaksi spasial dalam geografi adalah arus manusia, barang, uang, atau informasi. Interaksi ini dikarenakan adanya perbedaan potensi wilayah.

c. Pemodelan pemilihan moda (Model Split)

Pemilihan moda merupakan bagian terpenting dalam perencanaan transportasi karena dilakukannya pemilihan jenis angkutan umum. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda, antara lain sebagai berikut.

a) Kepemilikan kendaraa pribadi, semakin inggi pemilikankendaran pribadi akan semakin kecil pula ketergantungan pada angkutan umum.

b) Struktur rumah tangga, hal ini berdasarkan kondisi rumahtangga seperti umur keluarga da jumlah anggota keluarga, dimana semakin banyak umur dan jumlah anggota keluarga semakin tinggi peluang untuk mempunyai kendaraan pribadi.

c) Pendapatan, semakin tingi pendapatan akan semakin besar peluang menggunakan kendaraan pribadi.

d) Tujuan pergerakan, misalnya orang akan menngunakan kendaraan pribadi karena ketepatan waktu, kenyamanan, yang tidak dapat dipenuhi oleh angkutan umum.

e) Waktu terjadinya pergerakan, pada malam hari orang akan menggunakan kendaraan pribadi karena tidak adanya angkutan umum.

f) Jarak perjalanan, semakin jauh jaraknya cenderung menggunakan angkutan umum.

d. Model pemilihan rute perjalanan (Trafic Assigment)

Setiap orang dalam melakukan pergerakan akan mencari rute untuk meminimalkan biaya dan waktu perjalanan. Dalam proses pemodelan pemilihan rute, data yang digunakan antara lain permintaan angkutan dan jaringan jalan. Faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan rute pergerakan, yaitu waktu tempuh, jarak, biaya (bahan bakar dan lainnya), kemacetan dan antrian, jenis jalan raya (jalan tol, arteri), pemandangan kawasan tertib lalulintas dan marka jalan, serta kebiasan. Pemilihan rute sangat diperlukan untuk dapat menghindari kemacetan dan kendala-kendala lain yang biasa terjadi di jalan misalnya saat akan melakukan perjalanan yang harus melewati jalan yang sudah teridentifkasi macet mak kita bisa mencari jalur alternatif lain untuk mencapai tempat tujuan.

2. Tujuan Perencanaan Transportasi

Perencanaan transportasi ditujukan untuk mengatasi masalah transportasi yang sedang terjadi atau kemungkinan terjadi di masa mendatang salah satunya kemacetan. Kemacetan lalu lintas adalah situasi atau keadaan tersendatnya lalu lintas yang ditandai dengan menurunnya kecepatan perjalanan dari kecepatan yang seharusnya atau bahkan terhentinya lalu lintas. Kemacetan lalu lintas bisa disebabkan oleh beberapa aspek. Ada beberapa aspek penting yang mempengaruhi kemacetan lalu lintas, yaitu:

a. Tipe Lingkungan Jalan atau Penggunaan Lahan Sisi Jalan

Tipe lingkungan jalan menurut Munawir (2004) terbagi menjadi :

1) Komersial, yaitu penggunaan lahan untuk kegiatan komersial (misal: pasar, pertokoan, perkantoran) dengan akses samping jalan langsung untuk kendaraan dan pejalan kaki.

2) Pemukiman, yaitu penggunaan lahan untuk pemukiman dengan akses samping jalan langsung untuk kendaraan dan pejalan kaki.

b. Tipe Pelayanan Jalan


c. Volume Lalu Lintas

Menurut Silva Sukirman (1994) Volume lalu lintas adalah jumlah dari arus lalu lintas yang menunjukkan jumlah kendaraan yang melintasi satu titik pengamatan dalam satuan waktu (hari, jam, menit).

d. Kapasitas Jalan

Kapasitas jalan dapat diartikan sebagai kemampuan ruas jalan untuk menampung arus atau volume lalu lintas dalam satuan waktu tertentu, dinyatakan dalam jumlah kendaraan yang melewati potongan jalan tertentu dalam satu jam (kend/jam), atau dengan mempertimbangkan berbagai jenis kendaraan yang melalui suatu jalan digunakan satuan mobil penumpang sebagai satuan kendaraan dalam perhitungan kapasitas maka kapasitas menggunakan satuan satuan mobil penumpang per jam (smp/jam).

e. Hambatan Samping

Menurut Dirjen Bina Marga (1997) hambatan samping adalah dampak terhadap kinerja dari aktivitas samping segmen jalan, hambatan samping tersebut antara lain adalah pejalan kaki, angkutan umum dan kendaraan lain parkir atau berhenti, kendaraan masuk atau keluar sisi jalan, dan kendaraan lambat seperti becak dan kereta kuda.

TUGAS DAN LEMBAR KERJA

Petunjuk:

Kerjakan kuis pada bagian Daftar Hadir.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA