Sebutkan dan jelaskan pembagian periode seni rupa pada zaman Yunani Kuno

    • Dalam istilah bahasa Inggris, philosophy, yang berarti filsafat, juga berasal dari kata Yunani yaitu “philosophia” yang lazim diterjemahkan ke dalam bahasa tersebut sebagai cinta kearifan. Menurut pengertiannya yang semula dari zaman Yunani Kuno itu, filsafat berarti cinta kearifan.

      Filsafat adalah usaha untuk memahami atau mengerti semesta dalam hal makna (hakikat) dan nilai-nilainya (esensi) yang tidak cukup dijangkau hanya dengan panca indera manusia sekalipun. Bidang filsafat sangatlah luas dan mencakup secara keseluruhan sejauh dapat dijangkau oleh pikiran. Filsafat berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang asal mula dan sifat dasar alam semesta tempat manusia hidup serta apa yang merupakan tujuan hidupnya. Metode filsafat adalah metode bertanya. Objek formal filsafat adalah ratio yang bertanya. Obyek materinya adalah semua yang ada.

      Karena filsafat bukanlah suatu disiplin ilmu maka sesuai dengan definisinya, sejarah dan perkembangan filsafat tidak akan pernah habis untuk dibahas. Dalam perkembangannya filsafat berkembang melalui beberapa zaman yaitu diawali dari Zaman Yunani Kuno, Zaman kegelapan (Abad 12-13 M), Zaman Pencerahan (14-15 M), Zaman awal Modern dan Modern (Abad 16-18 M), dan Zaman Pos Modern (Abad 18-19) hingga saat ini. Dalam karya ilmiah ini akan dibahas mengenai sejarah dan perkembangan filsafat dari Zaman Yunani Kuno hingga saat ini.

      1.      Zaman Yunani Kuno

      Periode filsafat Yunani merupakan periode terpenting dalam sejarah peradaban manusia. Hal ini disebabkan karena pada saat itu terjadi perubahan pola pikir mitosentris yaitu pola pikir yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam. Pada saat itu, gempa bumi bukanlah suatu fenomena biasa melainkan suatu fenomena di mana Dewa Bumi yang sedang menggoyangkan kepalanya.

      Pada periode ini muncullah filosof pertama yang mengkaji tentang asal usul alam  yaitu Thales (624-546 SM). Pada masa itu, Ia mengatakan bahwa asal alam adalah air karena unsur terpenting bagi setiap makhluk hidup adalah air. Air dapat berubah menjadi gas seperti uap dan benda padat seperti es, dan bumi ini juga berada di atas air. Sedangkan Heraklitos berpendapat bahwa segala yang ada selalu berubah dan sedang menjadi. Ia mempercayai bahwa arche (asas yang pertama dari alam semesta) adalah api. Api dianggapnya sebagai lambang perubahan dan kesatuan. Api mempunyai sifat memusnahkan segala yang ada dan mengubah sesuatu tersebut menjadi abu atau asap. Sehingga Heracllitos menyimpulkan bahwa yang mendasar dalam alam semesta ini adalah bukan bahannya, melainkan aktor dan penyebabnya, yaitu api. Api adalah unsur yang paling asasi dalam alam karena api dapat mengeraskan adonan roti dan di sisi lain dapat melunakkan es. Artinya, api adalah aktor pengubah dalam alam ini, sehingga api pantas dianggap sebagai simbol perubahan itu sendiri.

      Selain Heraclitos ada pula permenides. Permenides lahir di kota Elea. Ia merupakan ahli filsuf yang pertama kali memikirkan tentang hakikat tentang ada. Menurut pendapat Permenides apa ang disebut sebagai realitas adalah bukan gerak dan perubahan. Yang ada itu ada, yang ada dapat hilang menjadi ada, yang tidak ada adalah tidak ada sehingga tidak dapat dipikirkan. Yang dapat dipikirkan hanyalah yang ada saja, yang tidak ada tidak dapat dipikirkan. Dengan demikian, yang ada itu satu, umum, tetap, dan tidak dapat di bagi-bagi karena membagi yang ada akan menimbulkan atau melahirkan banyak yang ada, dan itu tidak mungkin.

      Zaman keemasan atau puncak dari filsafat Yunani Kuno atau Klasik, dicapai pada masa Sokrates (± 470 – 400 SM), Plato (428-348 SM) dan Aristoteles (384-322 SM). Sokrates  merupakan anak dari seorang pemahat Sophroniscos, ibunya bernama Phairmarete yang bekerja sebagai seorang bidan. Istrinya bernama Xantipe yang terkenal galak dan keras.

      Socrates adalah seorang guru. Setiap kali socrates mengajarkan pengetahuannya, Socrates tidak pernah memungut bayaran kepada murid-muridnya. Oleh karena itulah, kaum sofis menuduh dirinya memberikan ajaran baru yang merusak moral dan menentang kepercayaan negara kepada para pemuda. Kemudian ia ditangkap dan dihukum mati dengan minum racun pada umur 70 tahun yakni pada tahun 399 SM. Pemikiran filsafatnya untuk menyelidiki manusia secara keseluruhan yaitu dengan menghargai nilai-nilai jasmaniah dan rohaniah yang keduanya tidak dapat dipisahkan karena dengan keterkaitan kedua hal tersebut banyak nilai yang dihasilkan.

      Plato lahir di Athena, dengan nama asli Aristocles. Ia belajar filsafat dari Socrates, Pythagoras, Heracleitos, dan elia. Sebagai titik tolak pemikiran filsafatnya, ia mencoba menyelesaikan permasalahan  lama yakni mana yang benar yang berubah-ubah (Heracleitos) atau yang tetap (Parmenidas). Pengetahuan yang diperoleh lewat indera disebutnya sebagai pengetahuan indera dan pengetahuan yang diperoleh lewat akal disebutnya sebagai pengetahuan akal. Plato menerangkan bahwa manusia itu sesungguhnya berada dalam dua dunia yaitu dunia pengalaman yang bersifat tidak tetap dan dunia ide yang bersifat tetap. Dunia yang sesungguhnya atau dunia realitas adalah dunia ide.

      Menurut Plato ada beberapa masalah bagi manusia yang tidak pantas jika manusia tidak mengetahuinya, masalah tersebut adalah:

      a.      Manusia itu mempunyai Tuhan sebagai penciptanya.

      b.      Tuhan itu mengetahui segala sesuatu yang diperbuat manusia.

      c.       Tuhan hanya dapat diketahui dengan cara negatif, tidak ada ayat, tidak ada anak dan lain-laian.

      d.      Tuhanlah yang menjadikan alam ini dari tidak mempunyai peraturan menjadi mempunyai peraturan.

      Sebagai puncak pemikiran filsafatnya adalah pemikiran tentang negara, yang tertera dalam polites dan Nomoi. Konsepnya mengenai etika sama seperti Socrates yakni tujuan hidup manusia adalah hidup yang baik (eudaimonia atau well being). Menurut Plato di dalam negara yang ideal terdapat tiga golongan, antara lain:

      a.      Golongan yang tertinggi (para penjaga dan para filsuf).

      b.      Golongan pembantu (prajurit yang bertugas untuk menjaga keamanan negara).

      c.       Golongan rakyat biasa (petani, pedagang, dan tukang). 

      Plato mengemukakan bahwa tugas seorang negarawan adalah mencipta keselarasan semua keahlian dalam negara (polis) sehingga mewujudkan keseluruhan yang harmonis. Apabila suatu negara telah mempunyai undang-undang dasar maka bentuk pemerintahan yang tepat adalah monarki. Sementara itu, apabila suatu negara belum mempunyai undang-undang dasar, bentuk pemerintahan yang paling tepat adalah demokrasi.

      Filsafat Plato dikenal sebagai idealisme dalam hal ajarannya bahwa kenyataan itu tidak lain adalah proyeksi atau bayang-bayang/ bayangan dari suatu dunia “ide” yang abadi belaka dan oleh karena itu yang ada nyata adalah “ide” itu sendiri. Karya-Karya lainnya dari Plato sangat dalam dan luas meliputi logika, epistemologi, antropologi (metafisika), teologi, etika, estetika, politik, ontologi dan filsafat alam.

      Sedangkan Aristoteles sebagai murid Plato, dalam banyak hal sering tidak setuju/berlawanan dengan apa yang diperoleh dari gurunya (Plato). Aristoteles lahir di Stageira, Yunani Utara pada tahun 384 SM. Bagi Aristoteles “ide” bukanlah terletak dalam dunia “abadi” sebagaimana yang dikemukakan oleh Plato, tetapi justru terletak pada kenyataan atau benda-benda itu sendiri. Setiap benda mempunyai dua unsur yang tidak dapat dipisahkan, yaitu materi (“hylé”) dan bentuk (“morfé”). Lebih jauh bahkan dikatakan bahwa “ide” tidak dapat dilepaskan atau dikatakan tanpa materi, sedangkan presentasi materi mestilah dengan bentuk. Dengan demikian maka bentuk-bentuk “bertindak” di dalam materi, artinya bentuk memberikan kenyataan kepada materi dan sekaligus adalah tujuan (finalis) dari materi. Karya-karya Aristoteles meliputi logika, etika, politik, metafisika, psikologi, ilmu alam, Retorica dan poetika, politik dan ekonomi. Pemikiran-pemikirannya yang sistematis tersebut banyak menyumbang kepada perkembangan ilmu pengetahuan. Berikut ini beberapa pemikiran Aristoteles yang terdiri dari:

      a.      Ajarannya tentang logika

      Suatu pengertian memuat dua golongan, yaitu substansi dan aksidensia. Dan dari dua golongan tersebut terurai menjadi sepuluh macam kategori, yaitu :

      1)      Substansi (manusia, binatang).

      2)      Kuantitas (dua, tiga).

      3)      Kualitas (merah, baik).

      4)      Relasi (rangkap, separuh).

      5)      Tempat (di rumah, di pasar).

      6)      Waktu (sekarang, besok).

      7)      Keadaan (duduk, berjalan).

      8)      Mempunyai (berpakaian, bersuami).

      9)      Berbuat (memmbaca, menulis).

      10)  Menderita (terpotong, tergilas). Sampai sekarang, Aristoteles dianggap sebagai Bapak logika tradisional.

      b.      Ajaranya tentang sillogisme.

      c.       Ajarannya tentang pengelompokkan ilmu pengetahuan. Aritoteles mengelompokkan ilmu pengetahuan menjadi tiga golongan.

      d.      Ajarannya tentang potensia dan dinamika. Hule adalah suatu unsur yang menjadi permacaman. Sementara itu, morfe adalah unsur yang menjadi dasar kesatuan.

      e.       Ajarannya tentang pengenalan.

      f.        Ajarannya tentang etika.

      g.      Ajarannya tentang negara.

      2.      Jaman Kegelapan (Abad 12-13 M)

      Jaman ini dikenal sebagai Abad Pertengahan. Filsafat pada jaman ini dikuasai oleh pemikiran keagamaan yaitu Kristiani. Puncak dari filsafat Kristiani adalah Patristik (Lt. “Patres”/Bapa-bapa Gereja) dan Skolastik Patristik. Skolastik Patristik dibagi menjadi dua yaitu Patristik Yunani (Patristik Timur) dan Patristik Latin (Patristik Barat). Tokoh-tokoh Patristik Yunani antara lain Clemens dari Alexandria (150-215), Origenes (185-254). Gregorius dari Naziane (330-390), Basilius (330-379). Tokoh-tokoh dari Patristik Latin antara lain Hilarius (315-367), Ambrosius (339-397), Hieronymus (347-420) dan Augustinus (354-430). Ajaran dari para Bapa Gereja ini adalah falsafi-teologis. Ajaran ini ingin memperlihatkan bahwa iman sesuai dengan pikiran-pikiran paling dalam dari manusia. Ajaran-ajaran ini banyak pengaruh dari plotinos.

      Pada jaman Skolastik pengaruh Ploinus diambil alaih oleh Aristoteles. Pada masa ini, pemikiran-pemikiran Aristoteles kembali dikenal dalam karya beberapa filsuf Yahudi maupun Islam yaitu melalui Avicena Ibn. Sina, 980-1037), Averroes (Ibn. Rushd, 1126-1198) dan Maimonides (1135-1204). Pengaruh Aristoteles sangatlah besar sehingga ia disebut sebagai “Sang Filsuf” sedangkan Averroes yang banyak membahas karya Aristoteles dijuluki sebagai “Sang Komentator”. Pertemuan pemikiran Aristoteles dengan iman Kristiani menghasilkan filsuf penting sebagian ordo Dominikan dan Fransiskan.

      3.      Jaman Pencerahan (Abad 14-15 M)

      Pada Abad Petengahan ini muncullah seorang astronom berkebangsaan Polandia. Astronom tersebut bernama N. Copernicus. Pada saat itu, N. Copernicus mengemukakan temuannya bahwa pusat peredaran benda-benda angkasa adalah matahari (Heleosentrisme). Namun temuan N. Copernicus ini tidak disambut baik oleh otoritas Gereja sebab mereka menganggap bahwa teori yang dikemukakan oleh N. Copernicus bertentangan dengan teori geosentrisme (Bumi sebagai pusat peredaran benda-benda angkasa) yang dikemukakan oleh Ptolomeus. Oleh karena itulah, N. Copernicus dihukum kurungan seumur hidup oleh otoritas Gereja.

      Galilieo Galilei adalah seorang penemu terbesar di bidang ilmu pengetahuan. Ia mnemukan bahwa sebuah peluru yang ditembakkan membuat suatu gerak parabola, bukan gerak horisontal yang kemudian berubah menjadi gerak vertikal. Ia menerima pandangan bahwa matahari adalah pusat jagad raya. Dengan telekospnya, ia mengamati jagad raya dan menemukan bahwa bintang Bimasakti terdiri dari bintang-bintang yang banyak sekali jumlahnya dan masing-masing berdiri sendiri. Karena pandangannya yang bertentangan dengan tokoh Gereja akhirnya di hukum mati.

      4.      Jaman Awal Modern (Abad 16 M)

      Pada masa ini Kristen yang berkuasa dan menjadi sumber otoritas kebenaran mengalami kehancuran, dan juga awal abad kemunduran bagi umat Islam. Pada masa ini muncullah berbagai pemikiran Yunani antara lain rasionalisme, empirisrme, dan kritisme. Selain itu, masa ini juga memunculkan seorang intelektual yang bernama Gerard Van Cromona yang menyalin buku Ibnu Sina, “The canon of medicine”. Fransiscan Roger Bacon, yang menganut aliran pemikiran empirisme dan realisme  berusaha menentang berbagai kebijakan gereja dan penguasa saat itu. Dalam hal ini Galileo dan Copernicus juga mengalami penindasan dari penguasa. Masa ini juga menyebabkan perpecahan dalam agama Kristen, yaitu Kristen Katolik dan Protestan. Pada masa ini, para filsuf jaman modern menegaskan bahwa pengetahuan tidak berasal dari kitab suci atau ajaran agama, tidak juga dari penguasa, tetapi dari diri mereka sendiri. Kemudian, terjadilah perbedaan pendapat dalam memahami aspek tersebut. Aliran rasionalisme beranggapan bahwa sumber pengetahuan adalah rasio yakni kebenaran pasti berasal dari (akal). Berbeda dengan aliran rasionalisme, aliran empirisme meyakini bahwa pengalamanlah sumber pengetahuan itu, baik yang batin, maupun yang inderawi. Kemudian, muncullah aliran kritisisme yang mencoba untuk memadukan kedua pendapat tersebut. Aliran rasionalisme dipelopori oleh Rene Descartes (1596-1650 M). Dalam buku Discouse de la Methode tahun 1637 ia menegaskan perlunya ada metode yang jitu sebagai dasar yang kokoh bagi semua pengetahuan, yaitu dengan menyangsikan segalanya secara metodis. Pelopr kaum rasionalis disebut Descartes. Kaum rasionalis ini percaya bahwa dasar semua pengetahuan ada dalam pikiran.

      Sedangkan pelopor aliran empirisme adalah David Hume (1711-1776). David Hume memilih pengalaman sebagai sumber utama pengetahuan  sebab pengalaman dapat bersifat lahiriyah (yang menyangkut dunia), maupun yang batiniah (yang menyangkut pribadi manusia). Oleh karena itu pengenalan inderawi merupakan bentuk pengenalan yang paling jelas dan sempurna. Hume merupakan pelopor para empirisis, yang percaya bahwa seluruh pengetahuan tentang dunia berasal dari indera. Menurut Hume ada batasan-batasan yang tegas tentang bagaimana kesimpulan dapat diambil melalui persepsi indera kita.

      Adapun aliran kritisisme di pelopori oleh Imanuel Kant (1724-1804). Imanuel Kant mencoba untuk mengembangkan suatu sintesis atas dua pendekatan yang betentangan tersebut. Kant berpendapat bahwa masing-masing pendekatan benar separuh dan salah separuh. Benarlah bahwa pengetahuan kita tentang dunia berasal dari indera kita, namun dalam akal kita ada faktor-faktor yang menentukan bagaimana kita memandang dunia sekitar kita. Ada kondisi-kondisi tertentu dalam manusia yang ikut menentukan konsepsi manusia tentang dunia. Menurut Kant, ada dua unsur yang memberi sumbangan kepada pengetahuan manusia tentang dunia. Yang pertama adalah kondisi-kondisi lahirilah ruang dan waktu yang tidak dapat kita ketahui sebelum kita menangkapnya dengan indera kita. Ruang dan waktu adalah cara pandang dan bukan atribut dari dunia fisik. Itu materi pengetahuan. Yang kedua adalah kondisi-kondisi batiniah dalam manusia mengenai proses-proses yang tunduk kepada hukum kausalitas yang tak terpatahkan.

      5.      Jaman Modern (Abad 17-18 M)

      Pada abad kedelapan belas mulai memasuki perkembangan baru. Filsuf-filsuf pada jaman ini disebut sebagai para empirikus, yang ajarannya lebih menekankan bahwa suatu pengetahuan adalah mungkin karena adanya pengalaman indrawi manusia. Para empirikus besar Inggris antara lain J. Locke (1632-1704), G. Berkeley (1684-1753) dan D. Hume (1711-1776), di Perancis JJ.Rousseau (1712-1778) dan di Jerman Immanuel Kant (1724-1804).

      Immanuel Kant dalam karyanya yang berjudul Kritik der reinen vernunft (Ing. Critique of Pure Reason) yang terbit tahun 1781, memberi arah baru mengenai filsafat pengetahuan. Dalam bukunya itu Kant memperkenalkan suatu konsepsi baru tentang pengetahuan. Pada dasarnya dia tidak mengingkari kebenaran pengetahuan yang dikemukakan oleh kaum rasionalisme maupun empirisme, yang salah apabila masing-masing dari keduanya mengkalim secara ekstrim pendapatnya dan menolak pendapat yang lainnya. Dengan kata lain memang pengetahuan dihimpun setelah melalui (aposteriori) sistem penginderaan (sensory system) manusia, tetapi tanpa pikiran murni (a priori) yang aktif tidaklah mungkin tanpa kategorisasi dan penataan dari rasio manusia. Menurut Kant, empirisme mengandung kelemahan karena anggapan bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia hanya lah rekaman kesan-kesan (impresi) dari pengalamannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia merupakan hasil sintesis antara yang apriori (yang sudah ada dalam kesadaran dan pikiran manusia) dengan impresi yang diperoleh dari pengalaman. Bagi Kant yang terpenting bagaimana pikiran manusia mamahami dan menafsirkan apa yang direkam secara empirikal, bukan bagaimana kenyataan itu tampil sebagai benda itu sendiri.

      6.      Jaman Pos Modern (Abad 18-19 M)

      Pada abad ketujuh belas dan kedelapan belas perkembangan pemikiran filsafat pengetahuan memperlihatkan aliran-aliran besar: rasionalisme, empirisme dan idealisme dengan mempertahankan wilayah-wilayah yang luas. Dibandingkan dengan filsafat abad ketujuh belas dan abad kedelapan belas, filsafat abad kesembilan belas dan abad kedua puluh banyak bermunculan aliran-aliran baru dalam filsafat antara laian: positivisme, marxisme, eksistensialisme, pragmatisme, neokantianisme, neo-tomisme dan fenomenologi. Berkaitan dengan filosofi penelitian Ilmu Sosial, aliran yang tidak bisa dilewatkan adalah positivisme yang digagas oleh filsuf A. Comte (1798-1857). Menurut Comte pemikiran manusia dapat dibagi kedalam tiga tahap, yaitu

      1          .      teologis.  

      2          .      Metafisis.

      3          .      Positif-ilmiah.

      Bagi era manusia dewasa (modern) ini pengetahuan hanya mungkin dengan menerapkan metode-metode positif ilmiah, artinya setiap pemikiran hanya benar secara ilmiah bilamana dapat diuji dan dibuktikan dengan pengukuran-pengukuran yang jelas dan pasti sebagaimana berat, luas dan isi suatu benda. Dengan demikian Comte menolak spekulasi “metafisik”, dan oleh karena itu ilmu sosial yang digagas olehnya ketika itu dinamakan “Fisika Sosial” sebelum dikenal sekarang sebagai “Sosiologi”. Bisa dipahami, karena pada masa itu ilmu-ilmu alam (Natural sciences) sudah lebih “mantap” dan “mapan”, sehingga banyak pendekatan dan metode-metode ilmu-ilmu alam yang diambil-oper oleh ilmu-ilmu sosial (Social sciences) yang berkembang sesudahnya.

      Pada periode terkini (kontemporer) setelah aliran-aliran sebagaimana disebut di atas munculah aliran-aliran filsafat, misalnya : “Strukturalisme” dan “Postmodernisme”. Strukturalisme dengan tokoh-tokohnya misalnya Cl. Lévi-Strauss, J. Lacan dan M. Faoucault. Tokoh-tokoh Postmodernisme antara lain. J. Habermas, J. Derida. Kini oleh para epistemolog (ataupun dari kalangan sosiologi pengetahuan) dalam perkembangannya kemudian, struktur ilmu pengetahuan semakin lebih sistematik dan lebih lengkap (dilengkapi dengan, teori, logika dan metode sain), sebagaimana yang dikemukakan oleh Walter L.Wallace dalam bukunya The Logic of Science in Sociology. Dari struktur ilmu tersebut tidak lain hendak dikatakan bahwa kegiatan keilmuan/ilmiah itu tidak lain adalah penelitian (search dan research).

      Pada periode ini juga muuncul aliran “Pragmatisme”. Pragmatisme berasal dari kata pragma yang artinya guna. Maka pragmatisme adalah suatu aliran yang benar adalah apa saja yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan akibat-akibat yang bermanfaat secara praktis. Tokohnya William James (1842-1910) lahir di New York, memperkenalkan ide-idenya tentang pragmatisme kepada dunia. Ia ahli dalam bidang seni, psikologi, anatomi, fisiologi dan filsafat.

      Selain itu juga muncullah filsafat analitis. Tokoh aliran ini adalah Ludwig Josef Johan Wittgenstein (1889-1951). Ilmu yang ditekuninya adalah ilmu penerbangan yang memerlukan studi dasar matematika yang mendalam. Filsafat analitis ini berpengaruh di Inggris dan Amerika sejak tahun 1950. Filsafat ini membahas mengenai analisis bahasa dan analisis konsep-konsep.

      PENUTUP

      Filosof pertama yang mengkaji tentang asal usul alam di Zaman Yunani Kuno  adalah Thales (624-546 SM). Ia mengatakan bahwa asal alam adalah air karena unsur terpenting bagi setiap makhluk hidup adalah air. Air dapat berubah menjadi gas seperti uap dan benda padat seperti es, dan bumi ini juga berada di atas air. Selain Thales, terdapat pula beberapa ahli filsuf yang lain diantaranya adalah Heracleitos, Permenides, Plato dan lain-lain. Puncak keemasaan pada masa Yunani Kuno dicapai pada masa Sokrates dan Aristoteles.

      Jaman kegelapan di mulai dari abad 12-13 M. Pada masa ini terjadi pertentangan antara gereja yang diwakili oleh pastur dan para raja yang pro dengan para ulama filsafat. Pada masa ini filsafat mengalami kemunduran. Para raja membatasi kebebasan berfikir sehingga filsafat seolah-olah mati. Ilmu menjadi beku, kebenaran hanya menjadi otoritas gereja, gereja dan para raja lah yang berhak mengatakan dan menjadi sumber kebenaran.

                  Pada zaman modern,perkembangan filsafat mulai ditandai dengan munculnya berbagai pemikiran-pemikiran yaitu rasionalisme, empirisme, dan kritisme. Aliran rasionalisme di pimpin oleh Rene Descartes dan aliran empirisme dipimpin oleh David Hume. Sedangkan alira kritisme dipimpin oleh Imannuel Kant.

                  Kemudian, perkembangan filsafat tidak berhenti pada zaman modern namun filsafat berkembang hingga zaman post modern. Zaman Post Modern ini terjadi pada abad 18-19 M. Pada abad ini banyak bermunculan aliran-aliran baru dalam filsafat antara laian: positivisme, marxisme, eksistensialisme, pragmatisme, neokantianisme, neo-tomisme fenomenologi, Hedonisme dan Capitalism . Tokoh-tokoh filsafatyang terlahir di zaman ini antara lain: A. Comte, William James, Cl. Lévi-Strauss, J. Lacan dan M. Faoucault dan lain-lain.

      DAFTAR PUSTAKA

      Anonim. Sejarah Filsafat. //gezafa.blogspot.com.

      Billy Yanuar Wijaya. 2010. Sejarah dan Perkembangan Filsafat dari Masa ke Masa. [online].

      Budi Setiawan. Sejarah Perkembangan Pemikiran Filsafat : Suatu Pengantar ke Arah Filsafat Ilmu. [online]


    • Macam-Macam Nilai Assignment

      Nilai

      Nilai adalah pandangan objektif seseorang atas dasar prilaku yang disesuaikan dengan keadaan dalam kehidupan sehari-hari, adapun perilaku bernilai diaggap memiliki kegunaan, kebermanfaatan, dan juga keberhargaan bagi dirinya sendiri ataupun orang lain.

      Oleh karena itulah nilai menjadi dasar dalam pembentukan kaidah sosial atau patokan bagi setiap individu dan kelompok untuk melakukan hubungan sosial yang sesuai dengan kondisi dalam masyarakat.

      Pengertian Nilai Menurut Para Ahli

      Adapun pengertian nilai menurut para ahli antara lain;

      1. Robert Lawang, Nilai adalah gambaran abstraksi yang berhubungan dengan kepuasaan seseorang terhadap kepantasan rutinitas kehidupan yang dijalankan. Arti ini merujuk pada kegunaan nilai yang dijaikan sebagai cerminan dan pedoman.
      2. Koentjaraningrat, Definisi nilai adalah pedoman hidup manusia yang berfungsi untuk dikembangkan dalam menjaga kesetabilan lingkungan sosial yang ada di dalam dirinya dan kelompok masyarakat. Ia menambahkan pula bahwa nilai secara umum terbagi atas dua jenis. Yaitu baik dan buruk.

      Macam Nilai

      Adapun untuk macam-macam nilai dalam objek kajian sosiologi beserta contohnya. Antara lain;

      Nilai sosial alah sesuatu yang sudah melekat di masyarakat yang berhubungan dengan sikap dan tindakan manusia di dalam lingkungannya. Arti ini sejalan dengan sikap manusia yang tidak bisa hidup secara mandiri, perlu pertolongan orang lain oleh karenanya karakterstik nilai sosial ini cenderung dipergunakan sebagai petunjuk yang bersfat umum.

      Contoh Nilai Sosial

      Adapun untuk contoh nilai sosial misalnya saja;

      1. Mencuri Memiliki Nilai Buruk dan Menolong Bernilai Baik

      Dalam setiap bentuk tindakan sosial dan perilaku individu di masyarakat, selalu mendapat perhatian dan berbagai macam penilaian. Hal ini seperti mencuri akan senantisa bernilai buruk dan menolong bernilai baik oleh  sekumpulan individu yang tinggal menetap dalam kurun waktu tertentu.

      Nilai kebenaran adalah nilai yang bersumber pada unsur akal manusia (rasio, budi, dan cipta). Oleh karena itulah sistem sosial dalam nilai ini bersifat mutlak di bawa sejak lahir yang dipandangan sebagai kodrati, lantaran tuhan memberikan nilai kebenaran melalui akal pikiran manusia.

      Contoh Nilai Kebenaran

      Prihal ini untuk contoh nilai kebenaran misalnya saja;

      1. Hakim dalam Kasus Persidangan

      Adanya seorang hakim dalam lembaga hukum yang bertugas memberi sanksi kepada orang yang diadili. Tugas hakim sebelum melakukan proses sakti haruslah melihat kronologi dan telaah kasus yang sedang benar-benar dapat dipertanggungjawabankan.

      Nilai keindahan adalah nilai yang bersumber pada unsur rasa setiap manusia, dengan nama lain dikenal dengan “nilai estetika”. Keindahan dalam hal ini bersifat universal, dimana semua orang memerlukan keindahan. Namun, setiap orang berbeda-beda dalam menilai sebuah keindahan itu sendiri.

      Contoh Nilai Keindahan

      Adapun untuk contoh nilai keindahan sendiri, misalnya saja;

      Adanya sebuah karya seni tari merupakan suatu keindahan. Akan tetapi untuk tarian yang berasal dari suatu daerah dengan daerah lainnya memiliki keindahan yang berbeda, semua itu tentusaja bergantung pada perasaan orang yang memandangnya.

      Dalam memberikan penilaian lukisan juga begitu, kadangkala kita melihat karya tersebut tidak menarik lantaran hanya berupa seketsa saja. Namun berbeda dengan pandangan pihak lain yang melihat bahwa lukisan sketsa lebih indah daripada lukisan yang berbentuk nyata.

      Nilai moral adalah suatu sistem penilaian yang bersumber pada kehendak atau kemauan (karsa dan etik). Dengan moral, manusia dapat bergaul dengan baik antarsesamanya. Oleh karena itulah nama lain dari jenis nilai ini sendiri dikenal dengan nilai kebaikan.

      Contoh Nilai Moral

      Contoh kasus mengenai nilai moral, misalnya saja;

      Prihal ini ketika seseorang berbicara dengan orang yang lebih tua dengan tutur bahasa yang halus, merupakan etika yang tinggi nilainya. Adapun untuk arti moral yang dimaksud ini menjadi ciri khas dari tatakelakuan yang harus dijalankan.

      1. Menundukan Badan Ketika Lewat di Depan Orang Tua

      Prilaku nilai moral lain yang bisa dilihat dalam masyarakat Indonesia khususnya ialah menundukan setengah badan ketika melewati orang yang lebih tua. Tindaan ini memberikan kontribusi nyata bahwa semua orang haruslah saling sayang menyangi dengan cara yang tua memberikan kasih sayang dan yang lebih mudah memberikan penghirmatan.

      Nilai agama adalah nilai ketuhanan yang tertinggi dan mutlak. Nilai ini bersumber pada hidayah dari Tuhan Yang Mahakuasa. Melalui nilai agama yang seringkali dikenal dengan nilai religius, manusia mendapat petunjuk dari Tuhan tentang cara menjalani kehidupan.

      Contoh Nilai Agama

      Sedangkan untuk contoh nilai religius, misalnya saja;

      Untuk dapat berhubungan dengan Tuhan, seseorang manusia yang beriman haruslah harus beribadah menurut agamanya masing-masing.

      Semua agama menjunjung tinggi nilai religius. Namun, tata caranya berbeda-beda. Hal ini karena setiap agama memiliki keyakinan yang berbeda-beda, tetapi yang pasti bagi yang beragama Islam menjalankan nilai agama salah satunya dengan melakukan sholat.

      1. Melakukan Ibadah Haji bagi yang Mampu

      Contoh lain, untuk macam-macam penerapan dalam nilai religius misalnya saja bagi umat Islam menjalankan Ibadah Haji menjadi salah satu rukun Islam. Sehingga seberapapun tinggi dan mahalnya diperjalan semua umat Islam akan berusaha untuk melaksanakannya.

      Dari serangkaian penjelasan dapatlah dikatakan bahwa peranan nilai sangat penting untuk dihadirkan dalam kehidupan. Salah satunya karena nilai akan membuat seseorang terdorong untuk prilaku prilaku yang menyimpang. Baik itu seperti nilai sosial, nilai kebenaran, nilai keindahan, nilai moral, maupun nilai agama atau religus.

      Prihal ini misalnya, untuk menentukan makanan yang baik bagi kesehatan tubuh, seseorang harus berdasar pada nilai gizi dan bersih dari kuman. Namun, ada nilai lain yang masih harus dipertimbang kan seperti halal tidaknya suatu makanan tertentu. Dengan demikian, nilai berperan dalam kehidupan sosial sehari-hari, sehingga dapat mengatur pola perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat.


    • ARTI PENTING NILAI BAGI MANUSIA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT File

      Dalam filsafat akseologis (filsafat nilai), nilai adalah suatu keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness). Ini merupakan suatu prestasi yang didapat dalam perjalanan hidup seseorang dan atau kelompok-kelompok yang ada didalam masyarakat. Norma yang ada dalam masyarakat harus dijadikan sebagai tolak ukur untuk berperilaku dan atau bersikap tindak. Predikat nilai baik atau buruk, benar atau salah dan sesuai atau bertentangan dengan hukum yang berlaku dimasyarakat. Nilai yang diperoleh oleh seseorang sangat tergantung kepada penilai pihak lain.

    • Sejarah perkembangan estetika didasarkan pada sejarah perkembangan estetika di Barat yang dimulai dari filsafat Yunani Kuno. Hal ini dikarenakan estetika telah dibahas secara terperinci berabad-abad lamanya dan dikembangkan dalam lingkungan Filsafat Barat. Hal ini bukan berarti di Timur tidak ada pemikiran estetika. 

       Secara garis besarnya, tingkatan/tahapan periodisasi estetika disusun dalam delapan periode, yaitu: 

      1.Periode Klasik (dogmatik) 

      2.Periode Skolastik 

      3.Periode Renaisance 

      4.Periode Aufklarung 

      5.Periode Idealis 

      6.Periode Romantik 

      7.Periode Positifistik 

      8.Periode Kontemporer 

      A. Periode Klasik (Dogmatik) 

      Dalam periode ini para filsuf yang membahas estetika diantaranya adalah Socrates, Plato dan Aristoteles. Dari ketiga filosof ini dapat dikatakan bahwa Socrates sebagai perintis, Plato yang meletakkan dasar-dasar estetika dan Aristoteles yang meneruskan ajaran-ajaran Plato. Dalam periode ini ada beberapa ciri mengenai pandangan estetikanya, yaitu : 

      1. Bersifat metafisik 

      Keindahan adalah ide, identik dengan ide kebenaran dan ide kebaikan.Keindahan itu mempunyai tingkatan kualitas, dan yang tertinggi adalah keindahan Tuhan. 

      2. Bersifat objektifistik 

      Setiap benda yang memiliki keindahan sesungguhnya berad dalam keindahan Tuhan.Alam menjadi indah karena mengambil peranannya atau berpartisipasi dalam keindahan Tuhan.

      3. Bersifat fungsional 

      Pandangan tentang seni dan keindahan haruslah berkaitan dengan kesusilaan (moral), kesenangan, kebenaran dan keadilan. 

       Socrates: 468-399SM 

       Socrates sebagai seorang perintis yang meletakkan batu pertama bagi fundamen estetika, sebelum ilmu itu diberi nama. Dia adalah anak dari seorang pemahat yang bernama Sophromiscos dan ibunya bernama Phainarete adalah seorang bidan Jalan pikiran yang dipergunakan Socrates dalam mencari hakekat keindahan ialah dengan menggunakan cara dialog. Socrates menamakan metodenya ”maeutika tehnic (seni kebidanan)” yang berusaha menolong mengeluarkan pengertian-pemgertian atau kebenaran. Socrates mencoba mencari pengertian umum dengan jalan dioalog. Dalam dialog-dialognya Socrates membuka persoalan dengan mempertanyakan sesuatu itu disebut indah dan sesuatu itu disebut buruk.Apakah sesuatu yang disebut indah itu memiliki keindahan?Lantas apakah keindahan itu?Disini Socrates mencoba merumuskan arti keindahan dari jawaban-jawaban lawan dialognya. Menurut Socrates, keindahan yang sejati itu ada di dalam jiwa (roch). Raga hanya merupakan pembungkus keindahan. Keindahan bukan merupakan sifat tertentu dari suatu benda, tetapi sesuatu yang ada dibalik bendanya itu yang bersifat kejiwaan. 

      Plato: 427-347SM. 

       Menurut Plato keindahan itu bertingkat., untuk mencapai keindahan yang tertinggi (keindahan yang absolut) melalui fase-fase tertentu (Wajiz Anwar, 1980). Fase pertama, orang akan tertarik pada suatu benda/tubuh yang indah. Disini manusia akan sadar bahwa kesenangan pada bentuk keindahan keragaan (indrawi) tidak dapat memberikan kepuasan pada jiwa kita. Setelah kita sadar bahwa keindahan dalam benda/tubuh itu hanya pembungkus yang bersifat lahiriah, maka kita tidak lagi terpengaruh oleh hal-hal yang lahiriah. Manusia akan meningkatkan perhatiannya pada tingkah laku hal yang dicintai, yaitu pada norma-norma kesusilaan (noma moral) secara konkrit. Hal ini terlihat dalam tingkah laku dari orang/hal-hal yang kita cintai. Dalam fase kedua, maka kecintaan terhadap norma moral secara konkrit ini berkembang menjadi kecintaan akan norma moral secara absolut yang berupa ajaranajaran tentang kesusilaan/bagaimana seharusnya manusia bertingkah laku yang baik. Dalam fase ketiga, orang akan mengetahui jurang yang memisahkan antara moral dan pengetahuan, dan orang akan berusaha untuk mencari keindahan dalam berbagai pengetahuan. Orang Yunani dulu berbicara tentang buah pikiran yang indah dan adat kebiasaan yang indah. Kalaui manusia sudah sampai pada fase yang ketiga ini maka akan mengantarkan manusia pada fase yang keempat yaitu keindahan yang mutlak/absulut. Disinilah orang berhasil melihat keindahan mutlak, yang sesungguhnya indah, keindahan universal dan maha tingggi. Dan disinilah segala sesuatu berasal dan kesitu pula segala sesuatu harus kembali.

      Seni 

       Seni yang baik menurut Plato adalah seni musik. Musik mempunyai peranan yang penting dalam negara yaitu dapat mempengaruhi dalam bidang moral dan politik. Di bidang moral, musik dapat memperhalus perasaan manusia (musik yang sentimentil) dan dapat juga sebaliknya. Dibidang politik, musik dapat mengubah jiwa patriotik dan kecintaan terhadap tanah air. Selain seni musik, maka retorik atau seni berpidato merupakan seni utilitary (seni dimana segi kegunaanya diutamakan, bukan keindahan, kebenaran atau kebijaksanaanya) maka seni ini lebih berguna bagi kaum politisi, yang bertujuan untuk menggalakkan orang lain dalam mengikuti tujuan akhirnya. ”Selalu pergunakanlah retorik dengan keadilan” adalah suatu anjuran yang akhirnya Plato mengakui untuk eksistensinya, yakni untuk kemungkunan-kemungkinan didaktif. Problem hubungan antara seni dan pendidikan telah diungkapkan dalam bukunya Republik, tetapi ketika timbul lagi dalam Laws, tidak ada lagi sugesti untuk mengutuknya. Malah sebaliknya disini Plato secara tegas menguatkan keterangan hubungan satu sama lainnya. Musik, tarian dan nyanyan koor sangat terpuji karena nilai pendidikannya, dan tanpa banyak kesusahan lagi seni kini menjadi guru utama kehidupan. Pembalikan yang sangat tajam konsep Plato ini disebabkan adanya hubungan harmonis antara seni dan kehidupan, sebagai akibatnya dia membukakan pintu perhatian adanya kemampuan mendidik pada retorik dan adanya sintesis dalam instruksi dan kesenangan, yang kemudian mewataki teori paedagogik seni. Konsekueninya tentang konsepsi seni sebagai gabungan antara yang baik, benar dan yang indah (Abdul Kadir, 1974:10). 

      Seniman 

       Di dalam bukunya ”Republik”, Plato mempunyai pendapat yang tidak begitu ramah terhadap seniman. Negarawan mendapat tempat (penghargaan) yang lebih tinggi diantara manusia-manusia pencipta atau seniman, karena mereka menimbang masyarakat berdasar ide kebaikan, keadilan, kebenaran, dan keindahan.Seniman hanyalah meniru ide keindahan yang ada di dunia ini yang merupakan penjelmaan dari keindahan absolut/illahi yang ada di dunia idea.Seniman yang sejati adalah Demiurgus (Tuhan) yang menciptakan alam semesta sebagai imitasi dari idea bentuk yang abadi.Diantara seniman-seniman yang ada, Plato mempunyai pandangan positif terhadap sastrawan dan penyair. 

      Sastrawan 

      Tulisan-tulisan Plato termasuk sastra Yunani Klasik yang ditulis dengan gaya bahasa yang indah sekali. Dalam dialog yang berjudul ”Symposium” ia berpendapat bahwa suatu uraian lisan yang memakai gaya bahasa yang indah disebabkan oleh karena pengaruh seorang dewa,si pembicara itu sedang kemasukan roch seorang dewa.Disini Plato secara implisit menyinggung teori ”partisipasi”,seorang sastrawan dapat menulis dan berdendang dengan indah sekali karena ia ”ämbil bagian”dalam pandangan dan alam para dewa,ia seolah-olah diangkat diluar dirinya sendiri(ekstasis),diatas awan,dialam idea-idea ,melihat keadaan yang sebenarnya (Dick Hartoko,1983:31-32).

      Penyair 

      Syair-syair yang indah itu bukan karya manusia, tetapi adalah syair surgawi dan ciptaan Tuhan. Parapenyair tersebut hanyalah merupakan penafsir Tuhan. Lewat teori ”partisipasi”maka seorang penyair yang rendah martabatnya dapat membawakan nyanyian-nyanyian yang terindah. Para penyair memiliki ”kekuatan misterius”yang bersifat Illahiah. Seniman tidak lagi mengimitasi ,tetapi sebaliknya ia memperoleh inspirasi yang karenanya merupakan bagian dari Illahi(Abdul Kadir,1976:7). 

      Aristoteles: 384-322 SM. 

       Keindahan dianggap sebagai suatu kekuatan yang memiliki berbagai unsur yang membuat sesuatu hal yang indah. Dalam bukunya Poetics, Aristoteles mengatakan ”untuk menjadi indah, suatu makhluk hidup dan setiap kebulatan yang terdiri atas bagian-bagian harus tidak hanya menyajikan suatu ketertiban tertentu dalam pengaturannya dari bagian-bagian, melainkan juga merupakan suatu besaran tertentu yang pasti. Menurut Aristoteles unsur-unsur keindahan dalam alam maupun pada karya manusia adalah suatu ketertiban dan suatu besaran/ukuran tertentu (The Liang Gie, 1996:41). 

      Seni 

       Menurut Aristoteles, seni adalah kemampuan menciptakan sesuatu hal atas pikiran akal. Seni adalah tiruan (imitasi) dari alam, tetapi imitasi yang membawa kepada kebaikan. Walaupun seni itu tiruan dari alam seperti apa adanya, tetapi merupakan hasil kreasi (akal) manusia. Seni harus dapat menciptakan bentuk keindahan yang sempurna, yang dapat mengantarkan manusia menuju keindahan pada keindahan yang mutlak.

    • Evaluasi pertemuan ke 3 Assignment

      1. Menurut pemikiran Saudara, bagaimana Pemikiran Keindahan para Filsuf Junani Klasik?

      2. Buatlah rangkuman Pemikiran Keindahan para Filsuf Junani Klasik !

    • Tradisi Keilmuan di Barat, oleh Dr. HM. Zainuddin, MA Assignment

      Zaman Yunani kuno berlangsung kira-kira dari abad ke 6 S.M. hingga awal abad pertengahan, atau antara + 600 tahun S.M. hingga tahun 200 SM. Zaman ini dianggap sebagai cikal bakal filsafat yang ada sekarang. Pada zaman ini mitos-mitos yang berkembang dalam masyarakat digantikan dengan logos (baca: rasio) setelah mitos-mitos tersebut tidak dapat lagi menjawab dan memecahkan problema-problema kosmologis. Pada tahap ini bangsa Yunani mulai berpikir sedalam-dalamnya tentang berbagai fenomena alam yang begitu beragam, meninggalkan mitos-mitos untuk kemudian terus meneliti berdasarkan reasoning power.           Contoh yang paling populer dalam hal ini adalah mengenai persepsi orang-orang Yunani terhadap pelangi. Dalam masyarakat tradisional Yunani, pelangi dianggap sebagai dewi yang bertugas sebagai pesuruh bagi dewa-dewa lain. Tetapi bagi mereka yang sudah berpikir maju, pelangi adalah awan sebagaimana yang dikatakan oleh Xenophanes, atau pantulan matahari yang ada dalam awan seperti yang diktakan oleh Pytagoras (499-420 SM). Demikianlah apa yang  menjadi perhatian para ahli pikir Miletos --sebuah kota di Yunani-- pertama kali adalah alam (problema kosmologis). Zaman ini melahirkan pakar-pakar filsafat yang berjasa besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya, Thales (+ 625-545 S.M), Anaximandors (+ 610-540 S.M), Anaximanes (+ 538-480 S.M), Pythagoras (+580-500 S.M), Xenophanes (+570-480 S.M) Heraklistos (+ 540-475 S.M) dan seterusnya. Thales misalnya yang pertama kali mempertanyakan dasar dari alam dan segala isinya. Dia mengatakan, bahwa asal mula dari segala sesuatu adalah air. Sedangkan menurut Anaximandros, bahwa asal segala sesuatu adalah apeiron (yang tak terbatas) yang disebabkan oleh penceraian (ekskrisis). Lain lagi dengan Anaximanes, dia berpendapat bahwa asal segala sesuatu adalah hawa atau udara. Pendapat Thales dan kawan-kawan sezamannya itu hingga sekarang masih aktual dan menarik sebagai inspirasi bagi munculnya teori tentang proses kejadian sesuatu (evolusionisme). Dalam hal berpikir logika deduktif, nama Aristoteles (384-322 S.M) tidak bisa dilupakan. Dasar-dasar berpikirnya tetap mendominasi para ilmuwan di Eropa hingga dewasa ini. Aristoteles adalah murid Plato (427-347 S.M) dan Plato adalah murid Sokrates (469-399 S.M). Perbedaan pendapat pada masa ini sudah timbul meski dengan gurunya, seperti Plato dengan Aristoteles, juga filosuf-filosuf  yang lain. Hingga kini logika Aristoteles tetap terpakai, sebab logika tersebut dapat diaplikasikan pada perkembangan muttakhir berbagai ilmu dan teknologi. Mula-mula logika Aristoteles menjelma dalam prinsip kausalitas ilmu alam (natural science), kemudian menjelma menjadi logika ekonomi di dalam industri (Cony R. Semiawan et.al, 1988 :10). Pasca Aristoteles, kira-kira lima abad kemudian, muncul lagi pemikir-pemikir jenius seperti Plotinus (284-269 S.M). Zaman ini adalah zaman filsafat Hellenisme di bawah pemerintah Alexander Agung. Hanya zaman ini berbeda sekali dengan zaman Aristoteles, dimana perkembangan ilmu tidak mengalami kemajuan yang pesat hingga abad pertengahan. Pada masa ini pemikiran  filsafat yang teoretis menjadi praktis dan hanya menjadi kiat hidup saja. Muncul pula aliran yang bercorak relijius, misalnya: filsafat neo-Pythagoras, Platonis Tengah, Yahudi dan Platonisme, termasuk aliran yang bersifat etis, Epikuros dan Stoa (Harun Hadiwijono, 1989 : 54). Pasca Yunani, bangsa yang berbudaya tinggi adalah Romawi. Dapat dikatakan, bahwa dalam kegiatan keilmuan bangsa Romawi pada umunya hanya berpegang pada karya-karya tokoh Yunani, terutama Aristoteles yang tanpa banyak mengadakan perubahan (Cony, et.al., 1988 : 14). Sejak runtuhnya kerajaan Romawi non-Katolik dan mulai berkembangnya agama Katolik Roma, kerajaan-kerajaan di Eropa masuk dalam abad kegelapan, abad kemandekan kegiatan keilmuan yang disebabkan antara lain karena para penguasa kerajaan di Eropa tidak concern terhadap perkembangan keilmuan disamping terlalu kuatnya pengaruh otoritas agama (Cony, at.al, 1988: 14). Sangat beruntung, selama kurun waktu ini di Timur Tengah, kerajaan-kerajaan bangsa Arab yang diwarnai oleh Islam berkembang pesat dalam kegiatan keilmuan. Dengan didudukinya daerah-daerah Yunani dan Romawi secara berangsur-angsur oleh bangsa Arab, maka para ilmuwan mereka dapat memiliki khazanah pengetahuan yang sudah maju saat itu. Kemudian mereka melakukan pengembangan lebih lanjut dengan memberikan ciri-ciri khas penalaran dan penemuan mereka sendiri. Jadi merekalah (baca: kaum muslimin) yang sesungguhnya mengisi kesenjangan perkembangan ilmu dan pengetahuan saat Eropa dilanda “kegelapan” (Cony, et.al., 1988:15). Pasca Hellenisme dan Romawi kemudian disusul dengan masa patristik, baik Patristik Timur maupun Barat. (Disebut demikian karena masa ini adalah masa bapak-bapak gereja, kira-kira pada abad ke-8). Para pemikir Kristen pada zaman ini mengambil sikap yang berbeda-beda, ada yang menerima filsafat Yunani dan ada yang menolak mentah-mentah, karena filsafat dianggap berbahaya bagi iman Kristen (Harun Hadiwijono, 1989 : 70). Setelah ini kemudian muncul zaman pertengahan, atau disebut juga dengan zaman baru Eropa Barat. Sebutan Skolastik menggambarkan bahwa ilmu pengetahuan abad ini diajarkan oleh sekolah-sekolah gereja (Harun, 1989: 87). Pada zaman pertengahan ini ilmu dikembangkan dan diarahkan atas dasar kepentingan agama (Kristen) dan baru memperoleh kemandiriannya semenjak adanya gerakan Renaissance dan Aufklarung abad ke-15 dan 18. Semenjak itu pula manusia merasa bebas, tidak terikat oleh agama, tradisi, sistem, otoritas politik dan sebagainya (Koento Wibisono, 1988: 4). Sejak saat inilah filsafat Barat menjadi sangat antroposentris, manusia bebas “mengadili” dan menghakimi segala sesuatu yang dihadapinya dalam hidup dan kehidupannya. Pada saat ini pulalah filsafat dan agama menjadi mencair tidak manunggal lagi. Agama mendasarkan diri atas iman dan kepercayaan, kebenaran wahyu dan firman Tuhan, sementara filsafat dengan mengembangkan rasio dan pengalamannya mencoba menjawab permasalahan-permasalahan yang dihadapi dengan semangat “kebebasan” dan “pembebasan” manusia dalam hidup dan kehidupannya (Koento Wibisono, 1985 : 7-8). Diawali oleh metode berpikir ala Bacon (1561-1626 M) disamping tampilnya “anak-anak” renaissance, seperti: Copernicus (1473-1630 M), Galileo (1564-1642 M), Kepler (1571-1630 M) dengan hasil-hasil penelitiannya yang spektakuler, maka tibalah gilirannya kini filsafat ditinggalkan oleh ilmu-ilmu alam (natural sciences). Para filosuf sendiri sangat terpukau oleh keberhasilan metode ilmu pasti dan ilmu alam, sehingga timbullah gagasan di antara mereka untuk menerapkan metode tersebut dalam filsafat, misalnya Newton (1643-1727 M) dengan Philsopohae Naturalis Principia Mathematica-nya, Descartes (1596-1650 M) dengan Discours de la Methode-nya, Spinoza (1632-1677 M) dengan karya Ethic-nya dan seterusnya, yang dengan pengembangan teori-teori tersebut mereka dipandang sebagai “Bapak” filsafat modern (Koento Wibisono, 1985: 7-8). Hampir dua abad lamanya, filsafat modern yang dimulai sejak abad ke-16 diisi oleh pergumulan hebat antara rasionalisme dan empirisme, sehingga seorang pakar besar Immanuel Kant (1724-1804 M) dengan karyanya yang masyhur, Kritik der reinen Vernunft berhasil “memugar” objektivitas ilmu pengetahuan modern (Koento Wibisono, 1985: 7-8). Demikianlah kemajuan berpikir manusia dari kurun ke kurun mengalami perkembangannya, mulai dari zaman Yunani Kuno, zaman renaissance (abad ke-15), Aufklarung (abad 18) hingga abad ke-19 dan abad ke-20, mulai dari dari J.C. Fichte (1762-1814 M) hingga Gabriel Marcel (1889-1973 M), bahkan hingga sekarang ini.  

    • Plotinus Assignment

      Plotinus ( / ɒ t aɪ ə s / ; Yunani : Πλωτῖνος , Plōtînos ; . C  204/5  - 270) adalah besar Helenistik Yunani [7] [8] filsuf yang lahir dan dibesarkan di Roma Mesir , dianggap oleh yang modern beasiswa sebagai pendiri Neoplatonisme . [1] [2] [3] [4] Gurunya adalah filsuf otodidak Ammonius Saccas , yang termasuk dalam tradisi Plato.. [1] [2] [3] [4] Sejarawan abad ke-19 menemukan istilah "Neoplatonisme" [3] dan menerapkannya untuk merujuk pada Plotinus dan filosofinya, yang sangat berpengaruh selama Zaman Kuno Akhir , Abad Pertengahan , dan yang Renaissance . [3] [4] Sebagian besar informasi biografi tentang Plotinus berasal dari kata pengantar Porphyry untuk edisi karya sastra Plotinus yang paling terkenal, The Enneads . [1] Dalam tulisan metafisiknya , Plotinus menggambarkan tiga prinsip dasar: Yang Esa , Intelek, dan Jiwa . [3] [5] [9] Karya-karyanya telah mengilhami berabad-abad para ahli metafisika dan mistik Pagan , Yahudi , Kristen , Gnostik , dan Islam , termasuk mengembangkan ajaran yang mempengaruhi konsep-konsep teologi arus utama dalam agama-agama, seperti karyanya tentang dualitas Yang Esa dalam dua keadaan metafisik.

      Porphyry melaporkan bahwa Plotinus berusia 66 tahun ketika dia meninggal pada tahun 270, tahun kedua pemerintahan kaisar Romawi Claudius II , sehingga memberi kita tahun kelahiran gurunya sekitar tahun 205. Eunapius melaporkan bahwa Plotinus lahir di Lyco, yang bisa merujuk pada Asyut modern di Mesir Hulu atau Deltaic Lycopolis , di Mesir Hilir . [1] [2] [3] [4] Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa ia mungkin orang Mesir asli , orang Mesir Helenis , [10] Yunani , atau Romawi .[11]

      Plotinus memiliki ketidakpercayaan yang melekat pada materialitas (sikap yang umum bagi Platonisme ), berpegang pada pandangan bahwa fenomena adalah gambaran atau mimikri ( mimesis ) yang buruk dari sesuatu yang "lebih tinggi dan dapat dipahami" (VI.I) yang merupakan "bagian yang lebih benar dari yang asli. Makhluk". Ketidakpercayaan ini meluas ke tubuh , termasuk tubuhnya sendiri; dilaporkan oleh Porphyry bahwa pada satu titik dia menolak untuk melukis potretnya, mungkin karena alasan ketidaksukaan yang sama. Demikian juga, Plotinus tidak pernah membahas leluhurnya, masa kecilnya, atau tempat atau tanggal lahirnya. [12] Dari semua catatan, kehidupan pribadi dan sosialnya menunjukkan standar moral dan spiritual tertinggi.

      Plotinus mengambil studi filsafat pada usia dua puluh delapan, sekitar tahun 232, dan melakukan perjalanan ke Alexandria untuk belajar. [2] [3] [4] Di sana dia tidak puas dengan setiap guru yang dia temui, sampai seorang kenalan menyarankan dia mendengarkan ide-ide dari filsuf Platonis otodidak Ammonius Saccas . [2] [3] [4] Setelah mendengar ceramah Ammonius, Plotinus menyatakan kepada temannya: "ini adalah orang yang saya cari", [2] mulai belajar dengan sungguh-sungguh di bawah instruktur barunya, dan tetap bersamanya sebagai gurunya. mahasiswa selama sebelas tahun. [2] [3] [4]Selain Ammonius, Plotinus juga dipengaruhi oleh karya-karya filosofis Aristoteles , [1] yang pra-Socrates filsuf Empedocles dan Heraclitus , [6] yang Platonis Tengah filsuf Alexander dari Aphrodisias dan Numenius dari Apamea , bersama dengan berbagai Stoa [1] dan Neopythagoreans . [6]

      Setelah menghabiskan sebelas tahun berikutnya di Alexandria, ia kemudian memutuskan, pada usia sekitar 38 tahun, untuk menyelidiki ajaran filosofis para filsuf Persia dan India . [2] [13] Dalam mengejar upaya ini ia meninggalkan Aleksandria dan bergabung dengan tentara kaisar Romawi Gordian III saat berbaris di Persia (242-243). [2] [4] Namun, kampanye itu gagal, dan pada akhirnya kematian Gordian, Plotinus mendapati dirinya ditinggalkan di tanah yang tidak bersahabat, dan hanya dengan susah payah menemukan jalan kembali ke tempat yang aman di Antiokhia . [2] [4]

      Pada usia empat puluh, pada masa pemerintahan Philip si Arab , dia datang ke Roma , di mana dia tinggal selama sebagian besar sisa hidupnya. [2] [4] [12] Di sana ia menarik sejumlah siswa. Lingkaran terdalamnya termasuk Porphyry , Amelius Gentilianus dari Tuscany , Senator Castricius Firmus , dan Eustochius dari Alexandria , seorang dokter yang mengabdikan dirinya untuk belajar dari Plotinus dan merawatnya sampai kematiannya. Siswa lainnya termasuk: Zethos , seorang Arab dengan keturunan yang meninggal sebelum Plotinus, meninggalkan dia warisan dan beberapa tanah; Zoticus, seorang kritikus dan penyair; Paulinus , seorang dokter dari Scythopolis ; dan Serapion dari Alexandria. Dia memiliki siswa di antara Senat Romawi di samping Castricius, seperti Marcellus Orontius , Sabinillus , dan Rogantianus . Wanita juga termasuk di antara murid-muridnya, termasuk Gemina, yang rumahnya dia tinggali selama dia tinggal di Roma, dan putrinya, juga Gemina; dan Amphiclea, istri Ariston putra Iamblichus . [14] Akhirnya, Plotinus adalah koresponden dari filsuf Cassius Longinus .

      Sementara di Roma Plotinus juga mendapatkan rasa hormat dari Kaisar Gallienus dan istrinya Salonina . Pada satu titik Plotinus berusaha untuk menarik Gallienus dalam membangun kembali pemukiman ditinggalkan di Campania , yang dikenal sebagai 'Kota Philosophers', di mana penduduk akan hidup di bawah konstitusi yang ditetapkan dalam Plato 's Hukum . Subsidi Kekaisaran tidak pernah diberikan, untuk alasan yang tidak diketahui Porphyry, yang melaporkan insiden tersebut.

      Plotinus kemudian pergi untuk tinggal di Sisilia , di mana tersiar kabar bahwa mantan gurunya telah meninggal. Filsuf menghabiskan hari-hari terakhirnya dalam pengasingan di sebuah perkebunan di Campania yang telah diwariskan temannya Zethos kepadanya. Menurut catatan Eustochius, yang menghadirinya di akhir, kata-kata terakhir Plotinus adalah: "Cobalah untuk meningkatkan yang ilahi dalam dirimu menjadi yang ilahi dalam segalanya." [15] Eustochius mencatat bahwa seekor ular merayap di bawah tempat tidur tempat Plotinus berbaring, dan menyelinap pergi melalui lubang di dinding; pada saat yang sama sang filosof meninggal.

      Plotinus menulis esai yang menjadi Enneads (dari bahasa Yunani ( ennéa ), atau kelompok sembilan) selama beberapa tahun dari c. 253 sampai beberapa bulan sebelum kematiannya tujuh belas tahun kemudian. Porphyry mencatat bahwa Enneads, sebelum disusun dan disusun sendiri, hanyalah kumpulan catatan dan esai yang sangat banyak yang digunakan Plotinus dalam kuliah dan debatnya, daripada sebuah buku formal. Plotinus tidak dapat merevisi karyanya sendiri karena penglihatannya yang buruk, namun tulisannya membutuhkan pengeditan ekstensif, menurut Porphyry: tulisan tangan tuannya mengerikan, dia tidak memisahkan kata-katanya dengan benar, dan dia tidak terlalu peduli dengan ejaan yang baik. Plotinus sangat tidak menyukai proses editorial, dan menyerahkan tugas itu kepada Porphyry, yang tidak hanya memolesnya tetapi juga memasukkannya ke dalam pengaturan yang kita miliki sekarang.

      Plotinus mengajarkan bahwa ada " Satu " yang tertinggi, sepenuhnya transenden , yang tidak mengandung pembagian, multiplisitas, atau perbedaan; melampaui semua kategori ada dan tidak ada. "Satu" -nya "tidak dapat menjadi sesuatu yang ada", juga bukan hanya jumlah dari semua hal (bandingkan doktrin Stoic tentang ketidakpercayaan pada keberadaan non-materi), tetapi "ada sebelum semua yang ada". Plotinus mengidentifikasi "Satu" dengan konsep 'Baik' dan prinsip 'Keindahan'. (I.6.9)

      Konsep "Satu"-nya mencakup pemikir dan objek. Bahkan kecerdasan diri merenungkan (yang noesis dari nous ) harus mengandung dualitas . "Begitu Anda mengucapkan 'Yang Baik', jangan pikirkan lagi: dengan penambahan apa pun, dan sebanding dengan penambahan itu, Anda memasukkan kekurangan." (III.8.11) Plotinus menyangkal perasaan , kesadaran diri atau tindakan lain ( ergon ) kepada Yang Esa (τὸ , untuk ayam ; V.6.6). Sebaliknya, jika kita bersikeras untuk menjelaskannya lebih lanjut, kita harus menyebut Yang Esa sebagai potensi belaka ( dinamis) yang tanpanya tidak ada yang bisa eksis. (III.8.10) Seperti yang dijelaskan Plotinus di kedua tempat dan di tempat lain (misalnya V.6.3), tidak mungkin Yang Esa adalah Wujud atau Tuhan Pencipta yang sadar diri. Di (V.6.4), Plotinus membandingkan Yang Esa dengan "cahaya", Intelek Ilahi/ Nous (Νοῦς, Nous ; keinginan pertama menuju Kebaikan) dengan "Matahari", dan terakhir Jiwa (Ψυχή, Jiwa ) dengan "Bulan " yang cahayanya hanyalah "konglomerasi turunan cahaya dari 'Matahari'". Cahaya pertama bisa eksis tanpa benda angkasa.

      Yang Esa, berada di luar semua atribut termasuk ada dan tidak ada, adalah sumber dunia—tetapi tidak melalui tindakan penciptaan apa pun, disengaja atau tidak, karena aktivitas tidak dapat dianggap berasal dari Yang Esa yang tidak dapat diubah dan tidak dapat diubah. Sebaliknya, Plotinus berpendapat bahwa kelipatan tidak dapat ada tanpa yang sederhana. Yang "kurang sempurna" harus, karena kebutuhan, "berasal", atau keluar, dari "sempurna" atau "lebih sempurna". Dengan demikian, semua "ciptaan" memancar dari Yang Esa dalam tahap-tahap berikutnya dari kesempurnaan yang lebih rendah dan lebih rendah. Tahap-tahap ini tidak terisolasi secara temporal, tetapi terjadi sepanjang waktu sebagai proses yang konstan.

      Yang Esa bukan hanya sebuah konsep intelektual tetapi sesuatu yang dapat dialami, sebuah pengalaman di mana seseorang melampaui semua multiplisitas. [16] Plotinus menulis, "Kita bahkan tidak boleh mengatakan bahwa dia akan melihat , tetapi dia akan menjadi apa yang dia lihat, jika memang mungkin lagi untuk membedakan antara yang melihat dan yang terlihat, dan tidak berani untuk menegaskan keduanya adalah satu." [17]

      Dilihat secara dangkal, Plotinus tampaknya menawarkan alternatif untuk gagasan Kristen ortodoks tentang penciptaan ex nihilo (dari ketiadaan), meskipun Plotinus tidak pernah menyebutkan agama Kristen dalam karya-karyanya. Metafisika emanasi (ἀπορροή aporrhoe (ΙΙ.3.2) atau aporrhoia(II.3.11)), namun, seperti halnya metafisika Penciptaan, menegaskan transendensi mutlak Yang Esa atau Yang Ilahi, sebagai sumber Wujud dari segala sesuatu yang masih tetap transenden dalam sifatnya sendiri; Yang Esa sama sekali tidak terpengaruh atau berkurang oleh pancaran-pancaran ini, sama seperti Tuhan Kristen sama sekali tidak terpengaruh oleh semacam "ketiadaan" dari luar. Plotinus, menggunakan analogi terhormat yang akan menjadi penting bagi metafisika (sebagian besar neoplatonik) pemikiran Kristen yang dikembangkan, menyamakan Yang Esa dengan Matahari yang memancarkan cahaya tanpa pandang bulu tanpa mengurangi dirinya sendiri, atau refleksi di cermin yang sama sekali tidak mengurangi atau mengubah objek yang dipantulkan. [18]

      Emanasi pertama adalah Nous (Pikiran Ilahi, Logos , Ketertiban, Pemikiran, Alasan), diidentifikasi secara metaforis dengan Demiurge dalam Timaeus karya Plato . Ini adalah Kehendak pertama menuju Kebaikan. Dari Nous melanjutkan Jiwa Dunia , yang Plotinus bagi menjadi atas dan bawah, mengidentifikasi aspek Jiwa yang lebih rendah dengan alam . Dari dunia jiwa keluar jiwa manusia individu , dan akhirnya, materi, pada tingkat keberadaan yang paling rendah dan dengan demikian yang paling tidak sempurna.tingkat kosmos. Plotinus menegaskan sifat ilahi pada akhirnya dari penciptaan material karena pada akhirnya berasal dari Yang Esa, melalui perantara Nous dan jiwa dunia. Dengan Kebaikan atau melalui keindahan kita mengenali Yang Esa, dalam hal materi dan kemudian dalam Bentuk . (I.6.6 dan I.6.9)

      Sifat dasar kebaktian dari filsafat Plotinus dapat diilustrasikan lebih lanjut dengan konsepnya tentang pencapaian penyatuan ekstatik dengan Yang Esa ( henosis ). Porphyry menceritakan bahwa Plotinus mencapai persatuan seperti itu empat kali selama tahun-tahun dia mengenalnya. Ini mungkin terkait dengan pencerahan , pembebasan, dan konsep-konsep lain dari persatuan mistik yang umum bagi banyak tradisi Timur dan Barat. [19]

      Kebahagiaan manusia yang otentik bagi Plotinus terdiri dari manusia sejati yang mengidentifikasi diri dengan apa yang terbaik di alam semesta. Karena kebahagiaan melampaui apa pun yang bersifat fisik, Plotinus menekankan poin bahwa kekayaan duniawi tidak mengendalikan kebahagiaan manusia yang sejati, dan dengan demikian "... tidak ada satu pun manusia yang tidak secara potensial atau efektif memiliki hal ini yang kita anggap sebagai kebahagiaan." (Enneads I.4.4) Masalah kebahagiaan adalah salah satu jejak terbesar Plotinus pada pemikiran Barat, karena ia adalah salah satu yang pertama memperkenalkan gagasan bahwa eudaimonia (kebahagiaan) hanya dapat dicapai dalam kesadaran.

      Manusia sejati adalah kapasitas kontemplatif inkorporeal dari jiwa, dan lebih unggul dari semua hal korporeal. Dengan demikian, kebahagiaan manusia yang sejati tidak tergantung pada dunia fisik. Kebahagiaan sejati, sebaliknya, bergantung pada manusia metafisik dan otentik yang ditemukan dalam kapasitas akal tertinggi ini. “Bagi manusia, dan terutama yang Mahir, bukanlah Pasangan Jiwa dan tubuh: buktinya adalah bahwa manusia dapat melepaskan diri dari tubuh dan meremehkan barang-barang nominalnya.” (Enneads I.4.14) Manusia yang telah mencapai kebahagiaan tidak akan terganggu oleh penyakit, ketidaknyamanan, dll, karena fokusnya adalah pada hal-hal terbesar. Kebahagiaan manusia yang otentik adalah pemanfaatan kapasitas kontemplasi manusia yang paling otentik. Bahkan dalam tindakan fisik sehari-hari, "... Tindakan manusia yang berkembang ditentukan oleh fase Jiwa yang lebih tinggi." (Ennead III.4.

      Plotinus menawarkan deskripsi komprehensif tentang konsepsinya tentang seseorang yang telah mencapai eudaimonia . “Kehidupan yang sempurna” melibatkan seorang pria yang menguasai akal dan kontemplasi. (Enneads I.4.4) Orang yang bahagia tidak akan berubah antara bahagia dan sedih, seperti yang diyakini banyak orang sezaman Plotinus. Stoa, misalnya, mempertanyakan kemampuan seseorang untuk bahagia (mengandaikan kebahagiaan adalah kontemplasi) jika mereka tidak mampu secara mental atau bahkan tertidur. Plotinus mengabaikan klaim ini, karena jiwa dan manusia sejati tidak tidur atau bahkan tidak ada dalam waktu, juga manusia hidup yang telah mencapai eudaimonia tiba-tiba berhenti menggunakan kapasitasnya yang terbesar dan paling otentik hanya karena ketidaknyamanan tubuh di alam fisik. “… Kehendak Sang Mahir diatur selalu dan hanya ke dalam.” (Enneads I.4.11)

      Secara keseluruhan, kebahagiaan bagi Plotinus adalah "... pelarian dari cara dan hal-hal dunia ini." (Theaet. 176) dan fokus pada yang tertinggi, yaitu Bentuk dan Yang Esa.

      Plotinus menganggap kebahagiaan sebagai hidup dengan cara interior (interioritas atau swasembada), dan ini adalah kebalikan dari keterikatan pada objek keinginan yang diwujudkan. [21]

      Henosis adalah kata untuk mistik "kesatuan", "persatuan", atau "kesatuan" dalam bahasa Yunani klasik. Dalam Platonisme , dan terutama Neoplatonisme , tujuan henosis adalah persatuan dengan apa yang mendasar dalam kenyataannya: Satu ( τὸ Ἕν ), Sumber, atau Monad . [22]

      Seperti yang disebutkan dalam tulisan Plotinus tentang henologi , seseorang dapat mencapai keadaan tabula rasa , keadaan kosong di mana individu dapat menggenggam atau menyatu dengan Yang Esa. [note 1] Kesederhanaan mutlak ini berarti bahwa nous atau orang tersebut kemudian dibubarkan, sepenuhnya diserap kembali ke dalam Monad. Di sini, di dalam Enneads of Plotinus, Monad dapat disebut sebagai Kebaikan di atas demiurge. [23] [24] Monad atau dunamis (kekuatan) adalah satu ekspresi tunggal (kehendak atau yang baik); semua terkandung dalam Monad dan Monad adalah semua ( panteisme). Semua divisi didamaikan dalam satu; tahap terakhir sebelum mencapai singularitas, yang disebut dualitas (dyad), sepenuhnya didamaikan dalam Monad, Sumber atau Satu (lihat monisme ). Sebagai satu-satunya sumber atau substansi dari segala sesuatu, Monad mencakup segalanya. Sebagai tak terbatas dan tak tentu semua didamaikan dalam dunamis atau satu. Ini adalah demiurge atau emanasi kedua yang merupakan nous di Plotinus. Adalah demiurge (pencipta, tindakan, energi) atau nous yang "memahami" dan karena itu menyebabkan kekuatan (potensial atau Satu) bermanifestasi sebagai energi, atau angka dua yang disebut dunia material. Nous sebagai makhluk; keberadaan dan persepsi (intelek) mewujudkan apa yang disebut jiwa ( World Soul ). [23]

      Henosis untuk Plotinus didefinisikan dalam karya-karyanya sebagai pembalikan proses ontologis kesadaran melalui meditasi (dalam pikiran Barat untuk tidak merenungkan ) menuju tidak ada pikiran ( Nous atau demiurge ) dan tidak ada pembagian ( diad ) dalam individu (makhluk). Plotinus mengatakan ajarannya untuk mendamaikan tidak hanya Plato dengan Aristoteles, tetapi juga berbagai agama Dunia yang memiliki kontak pribadi dengannya selama berbagai perjalanannya. Karya-karya Plotinus bersifat asketis karena menolak materi sebagai ilusi (tidak ada). Materi diperlakukan secara ketat sebagai imanen , dengan materi sebagai esensial keberadaannya, tidak memiliki kebenaran ataukarakter atau esensi transendental , substansi atau ousia (οὐσία). Pendekatan ini disebut Idealisme filosofis . [25]

      Sumber : //en.wikipedia.org/wiki/Plotinus

    • Seni dan Keindahan dalam pemikiran Agustinus sampai Aquinas Assignment

      Pemikiran seni Agustinus sering juga disebut neo-platonisme, atau pemikiran platonisme yang baru. Pokok pikiran klasik dari Plato mengenai harmoni, keteraturan dan keutuhan/kesatuan, dan keseimbangan dalam karya seni digunakan oleh Agustinus. Sesuatu yang indah adalah kesatuan objek atau unsur seni yang sesuai dengan pengaturan/prinsip seni sesuai dengan perbandingan/proporsi masing-masing bagiannya.

      Ide keindahan Plato dikenakan pada Tuhan/Dewa, sehingga keindahan seni dan alam berhubungan erat dengan agama. Karya seni yang indah adalah karya yan sesuai dengan keteraturan yang ideal dan hanya dapat diperoleh melalui sinar Ilahi. Karena itulah filsafat Agustinus sering disebut juga iluminasi, yang segala sesuatunya indah karena cahya Ilahi, cahaya terang dari Tuhan. Dalam karya seni yang baik selalu terdapat kecemerlangan keteraturan dan dengan pemikiran itu Agustinus menolak seni sebagai mimesis. Seni itu transendental, peran cahaya ilahi sangatlah besar.

      Agustinus juga tertarik menilai jenis karya fiksi dalam sastra. Menurutnya ada dua jenis cerita fiksi dalam sastra. Keduanya sebetulnya adalah kebohongan/fiksional, hanya saja ada kebohongan yang tidak bermaksud menipu da nada yang tidak bermaksud menipu. Yang lebih dihargai keindahannya adalah karya fiksi yang meskipun menyampaikan kebohongan tetapi bermaksud baik secara moral dan agama.

      Topik Estetika dalam Abad Pertengahan:

      a. proporsi

      Umberto Eco menjelaskan bahwa konsep keindahan Abad Pertengahan sesungguhnya dihasilkan dengan menghubungkan banyak konsep yang berasal dari masa Klasik dengan matematika dan menghasilkan banyak variasi. Hal ini juga berlaku dalam proporsi dan harmoni.

      Hubungan antara angka dan suara dipelajari pertama kali oleh Phytagoras dalam menemukan nada dan proporsi tertentu yang lebih menyenangkan. Berdasar teori Phytagoras, Boethius menulis De Musica. Olehnya, harmoni dianggap berasal dari Tuhan, dan karena itulah, musik yang dianggap mendekatkan manusia kepada Tuhan harus harmonis. Efek psikologis menjadi kajian penting teori musik, misalnya beberapa ritme dianggap mudah menuntun orang jatuh ke dalam hawa nafsu, dan ritme lain sesuai untuk pendidikan anak muda. Hal ini terungkap ketika Phytagoras berhasil membawa seorang muda kembali memasuki kesadaran saat mendengarkan melodi Hypophrygian ritme spondaik.

      Prinsip proporsi dan harmoni diterapkan dalam semua cabang kesenian. Meskipun cara menerapkannya berbeda, namun mempunyai rasio numerik yang sama dalam nilai matematisnya.

      Dalam arsitektur, keunggulan proporsi terlihat jelas pada bangunan katedral dan salib. Lukisan harus menunjukkan keseimbangan komposisi, dan musik harus memenuhi syarat harmoni sehingga menjadi indah.

      Contoh keterhubungan cabang seni yang berbeda dalam proporsi adalah para arsitek sering menciptakan bangunan sebagai “tatanan yang mengingatkan pada melodi musik”, di samping “pengaturan ilahi” yang merupakan proporsi selaras antara garis lintang, bujur, dan ketinggian. Katedral dibangun dengan konstruksi prinsip-prinsip tersebut, juga bentuk salibnya yang memberikan rasa keseimbangan bila dilihat.

      b. cahaya dan warna

      Robert Grosseteste dalam risalah On Light, memadukan teori emanasi Neoplatonis dan aspek kosmologi Aristoteles. Perpaduan tersebut juga ditemukan dalam tulisan Pseudo-Dionysius di mana matahari melambangkan keabadian cahaya dan karena itu matahari juga menjadi simbol keindahan keteguhan. Grosseteste juga mengemukakan, dalam metafisika cahaya yang dikembangkannya tersebut, bahwa dunia dibentuk oleh kehadiran cahaya, dan sinar matahari yang memiliki arah pancaran yang lurus mengungkapkan keteraturan permukaan cahaya.

      Dan mengenai hubungan proporsi dengan cahaya, dalam Hexaemeron, Grosseteste mengatakan: “Cahaya itu sendiri indah, karena sifatnya sederhana dan segala sesuatu menyukainya. Karena itulah, ia terintegrasi dalam derajat tertinggi dan paling serasi dan setara dengan dirinya sendiri: karena keindahan adalah harmoni proporsi.” Hal ini sesuai dengan identitas yang merupakan proporsi par excellence dari keindahan Tuhan sebagai sumber cahaya: “Karena Tuhan sangat sederhana, sangat selaras dan sesuai dengan diri-Nya.”

      Efek cahaya menjadi penting dalam arsitektur dengan menghubungkan cahaya dengan teori warna untuk membentuk karakteristik tertentu dalam keindahan, seperti pancaran dan kejernihan. Hal ini didorong oleh keyakinan bahwa Tuhan adalah Cahaya.

      Ungkapan tentang cahaya dan warna yang terkait erat dengan panas tercermin dari keyakinan bahwa kecantikan manusia adalah karena kulitnya yang segar dan kemerahan yang disebabkan oleh hangatnya jiwa, karena jiwa memiliki sifat cahaya.

      Edgar de Bruyne mengungkapkan bahwa batu berwarna dan logam mulia telah menjadi simbol estetika cahaya dalam etimologi Latin Perancis. Bahasa Latin dan Perancis adalah dua dari beberapa bahasa yang berperan penting dalam komunikasi para filsuf dan karya sastra. Keyakinan tentang batu berwarna dan logam mulia menunjukkan keyakinan bahwa benda-benda tersebut diciptakan dari terang dan merupakan sumber keindahan.

      “Keindahan sederhana suatu warna berasal dari bentuk yang mendominasi ketidakjelasan materi dan dari adanya cahaya inkorporeal yaitu akal dan gagasan.” Dan cahaya inkorporeal bagi orang Kristen adalah terang Tuhan dan memberi kemegahan pada seluruh ciptaan. Cahaya inilah yang memungkinkan keindahan suatu obyek , terutama warnanya, menjadi diterangi, untuk menampillkan keindahannya secara maksimal.

      Pseudo-Dionysius menindaklanjuti pemikiran ini dengan pertanyaan reflektif, “Dan bagaimana dengan sinar matahari? Cahaya berasal dari Yang Baik, dan cahaya adalah gambaran dari Kebaikan pola dasar ini. Demikianlah Kebaikan juga dipuji dengan nama ‘Cahaya’, seperti pola dasar terungkap dari gambarnya.” Ini dimaksudkan untuk menyatakan cahaya matahari hanyalah refleksi dan simbol dari cahaya ilahi. Matahari menerangi alam semesta, tetapi cahayanya tidak habis. Dengan demikian, cahaya merupakan syarat penting adanya keindahan.

       Cahaya menerangi warna, di mana warna adalah komponen dari keindahan. Karenanya, warna yang lebih bersinar membuat obyek lebih bercahaya, dan dianggap lebih indah.

      Contoh karya yang menggunakan estetika cahaya dan warna adalah penggunaan batu mulia sebagai penghias piranti liturgi (tabernakel, piala, sakristi, dll) dan lukisan-lukisan gerejawi.

      c. simbolisme

      Simbolisme digunakan untuk memberi makna pada karya seni. Dalam pemahaman hermeneutik, penerapannya akan menghasilkan makna teks yang lebih dalam. Ini terdapat terutama terkait dengan Alkitab. Umberto Eco menjelaskan yang pertama adalah simbol metafisik terkait tradisi filosofi yang mengartikan adanya tangan Tuhan dalam keindahan dunia. Kedua, alegori universal, yaitu persepsi dunia sebagai karya seni ilahi, sehingga segala sesuatu memiliki makna moral, alegoris, analogis dan literal.

      Huizinga menjelaskan bahwa simbolisme adalah cara memahami tujuan keberadaan dan merupakan kunci untuk memahami paradigma Abad Pertengahan. Hal ini terkait dengan simbolisme yang berkembang di antara para pemikir Abad Pertengahan di mana begitu banyak referensi, manifestasi  Tuhan dalam banyak hal, dan alam yang berbicara secara heraldik. Ini merupakan perpanjangan dimensi mitopoeik dari masa Klasik, meski digunakan dalam citra dan nilai baru dari etos Kristen. Ketakutan akan ketidakamanan yang begitu mengakar karena tahun-tahun perang, kelaparan, dan wabah, telah mengesankan bahwa simbolisme adalah salah satu bentuk pelarian dalam respon imajinasi menanggapi krisis. Simbol-simbol yang muncul antara lain: ikan sebagai lambang Yesus.

      Efek asing yang dihasilkan dari kecintaan terhadap simbol adalah lompatan pemikiran, yaitu memahami hal-hal bukan sebagai hubungan sebab-akibat tetapi sebagai jaringan makna dan tujuan. Contoh penyimpangan ini adalah penggunaan simbol unicorn, yang menurut legenda Klasik dapat ditangkap seorang perawan jika ia menyandarkan kepala di pangkuannya, menjadi simbol ganda yang melambangkan juga Kristus—sebagai Anak Tunggal Allah—diperanakkan kembali melalui rahim Maria.

      Alegori, sebagai rangkaian simbol, menurut Bede, dapat membangkitkan semangat, menjiwai ekspresi, dan menjadi ornamen yang sangat bergaya. Dalam penggunaan simbol, terdapat upaya terus-menerus untuk menyatukan yang alami dan yang supernatural. Misalnya ular melambangkan keutamaan kehati-hatian, namun juga dapat melambangkan Kejahatan. Hal ini adalah polifoni tanda. Tentang ini Huizinga mengatakan: “Tentang setiap gagasan, gagasan lain mengelompokkan dirinya sendiri, membentuk sosok simetris, seperti dalam kaleidoskop.”

      Sementara menurut Thomas Aquinas, ide utama pemikiran bahwa alam semesta mengungkapkan Tuhan pencipta melalui keindahannya, dan penampilan keindahan adalah tanda dari keindahan yang tak terlihat–adalah sebab dari orang buta huruf yang tidak dapat membaca Alkitab tetap dapat terhubung dengan Tuhan melalui alam. Simbol, terutama, memang diciptakan untuk hal demikian. Sebab Tuhan menciptakan segala sesuatu sesuai citra-Nya, hal ini berarti aspek keberadaan-Nya dapat dilihat melalui pandangan simbolis dari hal-hal yang ada di dunia. Contoh penerapan estetika simbol ini adalah ketiga jendela Katedral Edessa yang melambangkan Tritunggal Maha Kudus dan atapnya melambangkan langit.

      Para pemikir Abad Pertengahan jumlahnya sangat banyak, yang utama adalah Santo Agustinus, Pseudo-Dionysius, Santo Thomas Aquinas. Sedangkan para pemikir lain, yang juga sebenarnya menyumbangkan banyak hal penting, di antaranya adalah Boethius, Vincent dari Beauvais, Bede, Grosseteste, Bonaventura, Hugo dari Biara Santo Viktor, John dari Salisbury, Alcuin,  Suger, Albertino Mussato.

      ESTETIKA DAN RIWAYAT SANTO AGUSTINUS

      Aurelius Augustinus atau sering disebut Agustinus dari Hippo lahir 13 November 354 di Tagaste, Afrika, yang kini menjadi wilayah Aljazair. Ia menerima pendidikan Romawi klasik dan melanjutkannya ke Kartago. Ia mempelajari filsafat Cicero. Dan kemudian menjadi penganut Manikean. Ia menjalin hubungan dengan seorang wanita hingga mempunyai seorang anak.

      Agustinus mengajar tata bahasa di Kartago, dan kemudian pergi ke Roma untuk mendirikan sekolah. ia berubah pendirian pada usia 31 tahun karena kekecewaannya pada salah satu uskup Manikean. Ia kemudian masuk Kristen di bawah pengaruh studinya saat itu tentang Neoplatonisme dan beberapa kawan. Ia menjadi pengagum Uskup Milan, yakni Ambrosius, karena retorikanya. Dari uskup ini ia mempelajari cara spiritual yang berbeda dalam membaca Kitab Suci. Ibunya mengatur agar ia berpisah dari kekasihnya dan menikah dengan seorang wanita muda. Namun Agustinus justru memutuskan menjadi imam selibat. Ia kemudian mendirikan biara di rumah peninggalan ibunya dan menulis. Karena kecerdasannya, ia kemudian menjadi uskup hingga akhir hayatnya di tahun 430.

      Agustinus menyusun sekitar 350 catatan semasa hidupnya. Confessions adalah otobiografi spiritualnya yang menceritakan perjalanannya memeluk iman Kristen. Ia sering menulis  melawan bidah Manikean yang menolak Perjanjian lama, dan mengkaji Kitab Kejadian untuk mengubah absurditas pembacaan literal dalam The Literal Meaning of Genesis.

      Ia sempat mengikuti aliran Pelagius dalam Gereja, yang mengklaim bahwa manusia dengan kehendak bebasnya dapat melakukan perbuatan baik untuk keselamatannya. Klaim ini kemudian dibantah oleh Agustinus dengan mengatakan bahwa tidak ada perbuatan baik yang dapat dilakukan tanpa rahmat Tuhan. Inilah yang melatarbelakangi bukunya yang paling terkenal, De Civitate Dei atau Kota Tuhan, yang membahas mengenai Tuhan, kemartiran, filosofi-filosofi Kristen, dan hubungan agama Kristiani dengan agama dan filosofi lainnya.

      De Pulchro et Apto (“Tentang Yang Indah dan Yang Pantas”) adalah risalah pendek yang menjadi awal dari Confessions. Di dalam Confessions, Agustinus menulis:

      “Akankah kita mencintai yang tidak indah? Lantas apa itu keindahan (pulchrum) dan apa itu indah (pulchritudo)? Apakah yang memikat dan mempersatukan kita pada hal-hal yang kita cintai kecuali ada keanggunan dan kecantikan di dalamnya … . Saya memperhatikan bahwa dalam tubuh sendiri terdapat keindahan yang muncul dari pembentukan keseluruhan (totum), dan dari kecocokan yang pantas (apte accomodateur), seperti antara anggota tubuh dengan keseluruhannya, atau antara sepatu dan kaki.” (Confessions IV, xiiii)

      Kutipan di atas juga menunjukkan pengaruh Tradisi Klasik, yakni ciri proporsional keindahan dan ciri fungsional keindahan.

      Agustinus, seperti pemikiran Yunani Kuno, memahami keindahan sebagai keselarasan antar bagian (summetria, proportio) yang membentuk keseluruhan “seperti antara anggota tubuh dengan keseluruhannya”. Dan dalam fungsi keindahan, ia memahami bahwa sesuatu yang indah niscaya memiliki kecocokan yang pantas (aptum dan accodomatum) dengan tujuan keberadaan sesuatu tersebut, seperti “antara sepatu dan kaki”.

      Dan dalam sendi ketiga estetika Klasik, yakni bahwa seni bercorak mimetik, Agustinus pun dipengaruhi.

      Pemikiran baru yang berasal dari Agustinus adalah pendekatan yang digunakannya dalam memposisikan perihal keindahan. Ia meneruskan pendekatan matematis Plato sampai pada tahap yang belum pernah digunakan oleh pemikir sebelumnya. Keindahan baginya adalah tentang proporsi. Sebuah karya seni menjadi indah bila bagian-bagiannya tersusun secara proporsional. Karena kesenian berkaitan dengan penataan berdasar proporsi atau rasio, maka setiap seni pada dasarnya bersifat rasional. Hal ini, menurut Agustinus, berlaku pada seni yang menampilkan proporsi secara jelas seperti arsitektur dan seni rupa, tetapi juga dalam kesusastraan dan seni tari.

      Rasio adalah hubungan matematis antar dua atau lebih kuantitas. Karena proporsi sebagai hakikat keindahan merupakan hubungan matematis, maka hakikat keindahan pun terletak pada hubungan matematis antar bilangan. Dalam risalahnya tentang kehendak bebas, De Libero Arbitrio, Agustinus menyatakan bahwa bilangan adalah landasan segala sesuatu (On the Free Choice of the Will). Hubungan antar bilangan merupakan struktur dasar dari seluruh kenyataan, termasuk kenyataan estetis. Visi matematis Agustinus membentang dari kenyataan hingga tahap abstraksi yang belum pernak dicoba seorang pemikir sebelumnya: seluruh kenyataan pada dasarnya adalah bilangan.

      “Suatu hal menjadi indah karena menyenangkan, atau hal itu menyenangkan karena indah? Hal itu menyenangkan karena indah.” Hal ini termaktub dalam karyanya, On True Religion, untuk mengungkapkan keindahan sebuah karya merupakan dasar perasaan senang yang ditimbulkan dari karya tersebut.

      “Kau tidak mungkin menerima atau menolak apa yang berhubungan dengan indra badanimu kecuali kau memiliki sejenis hukum dalam dirimu, melalui apa kau dapat membandingkan setiap hal indah yang kau indrai.” Pernyataan lanjutannya ini mengungkapkan adanya “indra seni” dalam diri manusia, yang berfungsi sebagai “hakim dalam diri” yang memungkinkan seseorang mengenali proporsi dalam musik dan seni lainnya dalam kemampuan matematis atau rasio yang dimilikinya sejak lahir. Dari pengalaman inilah dihasilkan pengetahuan “hukum keindahan”.

      “Hukum keindahan itu ibarat standar ukuran yang sempurna, yang mampu mengukur apa saja. Standar ukuran semacam itu, tentu saja, tinggal dan tetap. Sebab, apabila tidak demikian, maka standar tersebut tidak akan bisa menjadi patokan. Tidak mungkin, misalnya, sebuah ukuran waktu dapat digunakan untuk mengukur tahun tetapi tidak bisa mengukur bulan. Standar itu pastilah tinggal dan tetap.”

      Dan Agustinus memasukkan peran Tuhan sebagai asal dari hukum keindahan yang tunggal dan tetap. Tuhan, sebagai yang abadi dan mengatasi semesta fisik yang berubah terus menerus, adalah asal dari adanya proporsi kodrati benda-benda fisik. Dan dari-Nya juga asal aturan bagi karya seni yang hendak menggambarkan benda-benda fisik. Maka, pengalaman estetis sesungguhnya terletak pada pengalaman religius (Beardsley, 1985).

      Selain mengikuti konsep Cicero tentang penginderaan seni, Agustinus juga menggunakan konsep kesatuan yang menyeluruh dari Plotinus. Setiap benda adalah bagian dari suatu kesatuan yang menyeluruh, dan karena itulah, yang terburuk sekalipun sesungguhnya juga mengandung unsur keindahan. Alam semesta ini indah bila dilihat secara keseluruhan, segala sesuatunya tersusun secara proporsional. Dan setiap hal yang menyusun semesta dapat dikatakan berpartisipasi dalam keindahan keseluruhan. Dan keindahan ini, tidak lain adalah berkat penyelenggaraan Ilahi. Tentang ini ia mengatakan:

      “Seperti halnya warna hitam dalam lukisan menjadi indah sebagai bahan dari keseluruhan, demikian juga penyelenggaraan Ilahi menyusun tampilan kehidupan ini sebagai keseluruhan yang paling selaras. Sebab ada berbagai peran yang diberikan bagi mereka yang kalah, pesaing, pemenang, penonton, dan pendiam yang tujuan utamanya adalah untuk merenungkan Tuhan. Di antara semua ini tidak ada yang jahat, kecuali dosa.” (On True Religion)

      Demikianlah, dua hal yang menjadi pola standar estetik Abad Pertengahan diperoleh dari transformasi wacana estetika ke dalam wacana religius ala Agustinus. Yang pertama adalah mendefiniskan ulang wacana keindahan sebagai proporsionalitas ke dalam wacana matematis tentang bilangan. Yang kedua, menjangkarkan wacana matematis tersebut pada pertimbangan teologis tentang Tuhan sebagai asal dari struktur matematis formal dari keseluruhan kenyataan.

      ESTETIKA DAN RIWAYAT SANTO THOMAS AQUINAS

      Tommaso d’Aquino atau Thomas Aquino lahir tahun 1225 di sebuah kastil di Roccaseca, Kerajaan Sisilia, yang kini merupakan sebuah wilayah di Italia. Pada usia 5 tahun, ia diketahui sudah mempunyai perhatian besar untuk merenungkan firman Tuhan. Pada usia ini ia memulai pendidikannya. Tahun 1239, ia masuk studium generale (universitas) di Napoli. Di sanalah ia mempelajari filsafat Aristoteles, Averroes, dan Maimonides. Ia kemudian tertarik untuk masuk ke dalam Ordo Dominikan, sebuah ordo yang beranggotakan biarawan pengkhotbah yang hidup sederhana. Ini membuat pertentangan dan penahanannya dalam penjara di kastil keluarganya sendiri. Hal ini dikarenakan secara garis keluarga seharusnya ia menjadi pemimpin biara. Akhirnya, saudara perempuannya membantu mempertemukannya dengan pimpinan Ordo Dominikan di Roma.

      Di Roma, Thomas kemudian belajar kepada Albertus Magnus, yang sangat mempengaruhi pemikirannya terutama tentang objek dan keindahan. Di antara teman-temannya, Thomas dikenal pendiam dan terkesan lamban. Namun, Albertus mengatakan bahwa kelak pengajaran Thomas akan didengar seluruh dunia. Thomas kemudian mengajar mahasiswa di Cologne tentang Perjanjian Lama sambil menulis, dan menjadi profesor di usia 31 tahun. Ia menjadi teolog kepausan Roma pada usia 40 tahun.

      Ia banyak berdiskusi menentang ajaran-ajaran yang dianggapnya keliru dan terus menulis. Dan mendirikan sekolahnya sendiri di Napoli ketika mengambil cuti dari hiruk pikuk kehidupan akademis di Paris, sambil terus mengajar beragam topik keagamaan dan menulis bagian ketiga dari karyanya terbesarnya, Summa Theologica.

      Suatu kali, temannya melihat bahwa ia terangkat ke udara saat khusyuk berdoa di depan salib. Sejak itu ia perlahan berubah menjadi pendiam. Ia juga berhenti mendiktekan kelanjutan dari Summa-nya kepada asistennya. Ia berkata, “ … aku tidak dapat, karena semua yang telah kutuliskan tampak seperti jerami bagiku.”

      Thomas meninggal tanggal 7 Maret 1274 ketika sedang membacakan tafsir Kitab Kidung Agung. Jumlah karya yang ia tinggalkan berjumlah ribuan. Summa Theologica, yang merupakan karya terbesarnya dan sangat penting untuk pengembangan keteguhan iman, diletakkan di samping Alkitab saat Konsili Terente.

      Estetika Abad Pertengahan Thomas Aquinas

      Definisi keindahan Thomas Aquinas adalah bahwa keindahan merupakan sesuatu yang memberikan kesenangan ketika dilihat (Summa Theologica I—II, 27). Pengertian “dilihat”, atau “melihat” ini merujuk pada aktivitas pemahaman. Misalnya ketika seseorang melihat bunga, bentuk yang sama dengan bunga akan timbul dalam pikiran sebagai sebuah pengetahuan dan pengenalan akan keindahannya. Proses ini terdiri dari dua macam pengetahuan, yakni pengetahuan pasif dan aktif. Hal ini menjadi penanda bahwa pemahaman keindahan adalah hasil dari kognisi.

      Menurut Aquinas, keindahan sebagai hasil kognisi yang sifatnya objektif, mempunyai beberapa kriteria. Hal ini meliputi aktualitas, proporsi, pancaran, dan integritas (Summa Theologica I, 39.8c). Kriteria ini dambil berdasar hubungan dalam Tritunggal Maha Kudus. Di mana Putra memiliki integritas kepada Bapa seperti diungkapkan: “ … memiliki dalam diri-Nya sendiri secara benar dan sempurna sifat Bapa.” Putra juga proporsi sebagaimana Ia adalah gambaran langsung dari Bapa, dan memiliki pancaran (serta kejernihan atau kecerahan) sebagai Firman seperti dikatakan: “ … yang merupakan terang dan kemegahan kecerdasan.”

      Aktualitas terdiri dari tiga poin penting, yakni keberadaan, bentuk, dan tindakan (Armand Maurer). Keberadaan obyek yang sebenarnya adalah syarat keindahan. Aquinas mengungkapkan hubungan antara kebaikan dengan bentuk dalam keberadaan dalam Summa Theologica I, 5.5. Tindakan yang melengkapi aktualitas bentuk dan keberadaan dapat dicontohkan dengan pengertian aksi seorang penari.

      Dalam Summa Theologica, disebutkan tentang proporsi:

      “Proporsi ada dua. Pertama berarti hubungan tertentu dari satu kuantitas ke kuantitas lainnya, sebagaimana double, treble, dan equal adalah macam-macam bentuk dari proporsi. Dalam pengertiannya yang lain, setiap hubungan antara satu hal dengan hal lainnya disebut proporsi. Dalam pengertian terakhir ini misalnya proporsi makhluk dengan Tuhan, sebagaimana ia terkait dengan-Nya sebagai akibat dari penyebabnya, dan sebagai potensi untuk tindakannya; dan dalam cara inilah daya akal budi mahkluk dapat menjadi proporsional untuk mengenal Tuhan.”

      Umberto Eco (1998) menulis bahwa proporsi versi Aquinas merupakan hubungan kualitas dan hubungan kuantitas. Hubungan kuantitas bersifat matematis, dan hubungan kualitas lebih pada kebiasaan, yang dijelaskannya sebagai berikut: “Referensi atau analogi timbal balik, atau semacam kesepakatan di antara keduanya yang sesuai dengan kriteria atau aturan umum.” Hubungan inilah yang menjadi salah satu materi untuk membentuk, sebab akibat, dan Pencipta untuk menciptakan (Summa Contra Gentiles II, 16.8 dan 80-81.7).

      Mengenai pancaran, dikatakan mengenai cahaya: “Cahaya adalah milik yang dianggap tepat sebagai indah, yaitu yang berada dalam wujud yang menarik perhatian mata, atau telinga, atau pikiran, dan membuat kita ingin melihatnya lagi” (Gilson, 2000). Radians menandakan kecemerlangan yang terpancar dari objek yang indah. Sebagai contoh, di Abad Pertengahan, pada galeri lukisan, pemadaman lampu dianggap membuat hilang sebagian keindahan lukisan.

      Dalam hal integritas, atau keutuhan, Aquinas menjelaskan bahwa integritas bersifat eksistensial. Hal itu mengungkapkan kesempurnaan primal dari sesuatu, yang ditemukan dalam keberadaannya. Di sisi lain, sesuatu menjadi integral ketika ia sempurna dalam aksinya. Atau dikatakan: “Keutuhan menuntut kesempurnaan dalam wujud dan tindakan” (Maurer). Aquinas menjelaskan:

      “Kesempurnaan pertama-tama adalah yang menurutnya sesuatu itu pada dasarnya sempurna, dan kesempurnaan ini adalah bentuk keseluruhan; yang merupakan hasil bentuk dari keseluruhan dan bagian-bagiannya secara lengkap” (Summa Theologica I, 73).

      Keindahan Transendental

      Keindahan sejak era Plato kerap diasosiasikan dengan kebaikan dan kebenaran. Dan Aquinas dalam sistematika estetikanya menjelaskan dalam Quaestiones Disputatae de Veritate  tentang tiga modus transendental keberadaan dari asosiasi tersebut. Modus transendental keberadaan adalah sifat-sifat dasar segala yang ada (ens). Segala sesuatu, sejauh ada, mengandung modus tersebut. Tiga modus tersebut yaitu:

      Segala yang ada mempunyai sifat dan kualitas ketunggalan. Ketunggalan adalah wujud dari keseluruhan dan juga merupakan kesatuan, seperti yang tertulis pada Summa Theologica I,73.

      Segala yang ada mengandung sifat kebenaran. Kebenaran adalah hubungan kesesuaian (adequatio) antara pikiran dan keberadaan. Artinya, kebenaran berada pada sisi pikiran objek maupun sisi objek yang dipikirkan.

      Segala yang ada mengandung sifat kebaikan. Kebaikan adalah hubungan kesesuaian antara hasrat dan keberadaan. Dan segala yang ada, sejauh sebagai objek yang dihasrati secara sesuai, memuat sifat kebaikan.

      Aquinas menunjukkan kesamaan ontologis/hakikat antara kebaikan dengan keindahan (pulchrum) dalam Summa-nya:

      “Keindahan dan kebaikan suatu hal adalah identik secara mendasar, sebab keduanya berlandasan pada hal yang sama, yakni bentuk. Karena itu, kebaikan dipuji sebagai keindahan. Namun keduanya berbeda secara logis. Kebaikan berkenaan dengan hasrat (kebaikan adalah apa yang dihasrati oleh semuanya) sehingga kebaikan mengandung aspek tujuan (sebab hasrat adalah sejenis gerak menuju hal yang dihasrati). Di lain pihak, keindahan berkenaan dengan fakultas kognitif sebab hal-hal yang indah adalah hal-hal menyenangkan bila dilihat.”

      Contohnya adalah lukisan pemandangan dikatakan indah karena mempunyai proporsi tertentu yang menimbulkan kesan menyenangkan ketika dipersepsi secara visual. Lukisan tersebut dikatakan baik karena dihasrati oleh banyak orang. Jadi, keindahan dan kebaikan adalah dua aspek dari satu realitas yaitu lukisan pemandangan.

      Dengan demikian, Aquinas telah menambahkan satu transendentalia/modus transenden keberadaan yaitu keindahan (pulchrum).

      Analogi Keindahan

      Dalam kerangka pikir teologis Aquinas, keempat kategori transendental terutama dilekatkan pada sosok Tuhan. Membedakan ketunggalan, kebenaran, kebaikan, dan keindahan Tuhan dari benda ciptaan dilakukan dengan hierarki semantik. Hierarki semantik adalah pelapisan makna suatu kata. Hierarki ini mencerminkan hierarki ontologis yang berarti pelapisan derajat hakikat kenyataan. Inilah analogi entis atau analogi keberadaan.

      Penjelasannya adalah sebagai berikut. Seekor kucing, sebuah katedral Gothik dan juga Tuhan dapat diberi predikat “indah”. Predikat transendental (indah, baik, benar, dan tunggal) yang dilekatkan bersifat analog. Artinya ada kesamaan sekaligus perbedaan makna dari predikat-predikat itu yang muncul dari penerapannya pada tiap-tiap kasus. Misalnya keindahan Tuhan berbeda dengan keindahan katedral Gothik, tetapi keduanya “indah” dalam arti berbeda; Tuhan ada seperti halnya seekor kucing, tetapi keduanya “ada” dalam arti yang berbeda.

      Hal tersebut berbeda dengan pelekatan predikat yang bersifat univok dan ekuivok. Univok adalah makna yang sama diperoleh dari pelekatan sebuah predikat pada semua kasus. Contohnya “seekor kucing makan ikan”, predikatnya mempunyai makna sama dengan pernyataan “seorang pria makan di warteg”. Sedangkan ekuivok adalah makna yang berbeda diperoleh dari pelekatan sebuah predikat pada semua kasus. Contohnya “kontras warna dalam lukisan itu tajam sekali”, predikatnya mempunyai makna yang berbeda dengan pernyataan “nada itu terdengar tajam”.

      Perihal “indah” dan “ada” pada predikat analog di atas, hierarki semantiknya mengungkapkan bahwa makna “ada” dan “indah” dalam pernyataan tentang Tuhan adalah lebih tinggi daripada makna “ada” dan “indah” dalam pernyataan tentang kucing dan katedral Gothik. Dan hierarki ontologisnya adalah bahwa keberadaan dan keindahan Tuhan lebih tinggi dari keberadaan dan keindahan kucing maupun katedral Gothik.

      Pengertian hierarkis tentang makna predikat dan hakikat kenyataan inilah yang dimaksud dengan analogi keberadaan atau analogia entis, yaitu bahwa predikat-predikat transendental harus diterapkan sesuai proporsinya. Aquinas menulis dalam Summa Theologica:

      “Peneraan predikat secara univok tidak dimungkinkan terhadap Tuhan dan makhluk ciptaan. … Kata “bijak” yang dikenakan pada manusia dalam arti tertentu mencakup keseluruhan hal yang ditandainya. Tidak demikian halnya ketika kata itu dikenakan pada Tuhan. kata itu menyisakan hal yang masih belum tercakup dalam Tuhan dan melampaui makna nama tersebut. Karena itu  jelas bahwa kata “bijak” tidak bisa diterapkan dalam cara yang sama pada Tuhan dan manusia. Sebaliknya, nama-nama juga tidak dapat diterakan pada Tuhan dan makhluk ciptaan dalam arti yang sepepnuhnya ekuivok, seperti yang dikatakan orang-orang. Sebab jika demikian halnya, maka keberadaan Tuhan tidak bisa disimpulkan sama sekali dari keberadaan mahkluk. … Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nama-nama ini menandai Tuhan dan makhluk-makhluk ciptaan dalam arti yang analog, yakni sesuai dengan proporsi. … Dalam analogi, makna tidaklah sama seperti dalam univok, tetapi juga tidak sepenuhnya lain seperti dalam ekuivok, tetapi sebuah kata digunakan dalam makna yang beragam mengikuti beragam proporsi terhadap satu hal.”

      Beberapa pendapat lainnya dari Thomas Aquinas yang menjadi bagian diskusi estetika dari para pemikir Abad Pertengahan adalah sebagai berikut.

      Bagi Aquinas, cahaya adalah kualitas aktif yang berasal dari bentuk substansial matahari. Benda transparan memiliki kemampuan menerima dan memancarkan kembali cahaya sebagai sesuatu yang baru.

      Mengenai keindahan musikal, di tengah penolakan para mistik terhadap ornamen-ornamen yang menakjubkan dalam gereja atau liturgi (seperti simbol sosok mistis centaurus, unicorn, logam atau batu mulia), Aquinas mengkritik untuk meniadakan musik instrumental dalam Liturgi, karena dapat merangsang kesenangan yang berlebihan dan mengalihkan perhatian umat untuk beribadah. Namun ia menyarankan untuk lagu kontemplatif, sesuatu yang sebenarnya sama risikonya.

      Demikian juga pendapat Aquinas mengenai mimetik dalam seni puitik. Namun, meskipun berhati-hati terhadap penggunaan segala hal yang mengandung keindahan supaya tidak menyesatkan pandangan umat dalam beribadah, ia menulis: “Tanda seni puitis menunjukkan kebenaran segala sesuatu melalui berbagai keserupaan yang ditemukan.”

      Dua ranah nilai, yakni kebaikan dan keindahan yang manunggal dalam estetika Aquinas dan para pemikir Abad Pertengahan ini jelas bukan disebabkan oleh kurangnya pemahaman kritis mereka, namun karena kesatuan tanggapan moral dan estetika mereka terhadap berbagai hal. Bagi mereka, kehidupan tampak sebagai yang sepenuhnya terintegrasi. Hal yang menjadi sesuatu yang telah usang bagi kita, tetapi setidaknya paradigmanya menjadi sumber wawasan yang berharga, di mana doktrin estetika yang mereka hasilkan merupakan landasan bagi pemikiran filsafat selanjutnya.

      Aquinas mengembangkan objektifitas keindahan dari Albertus Magnus, yang menganggap keindahan secara objektif hadir dalam segala hal tanpa bantuan atau hambatan manusia, menjadi objektifitas keindahan yang lain, yakni yang menganggap keindahan sebagai properti transendental dan diungkapkan dalam hubungannya dengan subjek yang mengetahuinya. Jenis objektifitas ini mengarah ke humanisme.

      Aquinas mengembangkan teori-teorinya dengan cara mengumpulkan dan menyerap semua doktrin tradisional, lalu memberikan komentar pribadinya secara tertulis, antara lain dalam Summa-nya. Sistem yang dimiliki Aquinas membuat Summa karyanya sebanding dengan komputer di Abad Pertengahan, di mana semua data dimasukkan dan setiap pertanyaan mendapat jawaban lengkap. Jawabannya tentu dalam batas-batas logika  dan cara tertentu untuk memahami berbagai hal, seperti konsepsi matematika tentang keindahan, metafisika estetika cahaya, psikologi penglihatan tertentu, dan konsepsi bentuk sebagai penyebab dan pancaran kesenangan.

      Pengaruh Thomas Aquinas sangat besar, terutama dalam pengajaran agama Kristiani. Thomisme adalah aliran filsafat yang muncul dari karya dan pemikirannya, yang kemudian berusaha diperbarui oleh Vatikan menjadi Neo-Thomisme yang kritis dan berfungsi sebagai peneguh ajaran Gereja. Dalam sastra, dikenal dua karya besar yang juga dipengaruhi olehnya, yakni Roman de la Rose karya Guillaume dan Jean de Meun dan Divine Comedy karya Dante Aleghieri.

      DAFTAR PUSTAKA

      1. Suryajaya, Martin.2016. Sejarah Estetika. Jakarta: Penerbit Gang Kabel.
      2. Eco, Umberto. 1989. On the Medieval Theory of Signs. John Benjamin BV.
      3. Figg, Kristen Mossler.2005. Arts Humanities Through the Eras Medieval Europe.Thomson Gale.
      4. Ruud, Jay.2006.Encyclopedia of Medieval Literature.Jay Ruud.
      5. Suryajaya, Martin.2016.Selayang Pandang Estetika Abad Pertengahan.(www.martinsuryajaya.com). 5/10/2020.
      6. Eco, Umberto. 2002. Art and Beauty in the Middle Ages. USA: Yale University.
      7. Spicher, Michael.Medieval Theories of Aesthetic.(iep.utm.edu).13/10/2020.
      8. Anonim.Estetika Abad Pertengahan.(id.m.wikipedia.org).4/10/2020.
      9. Anonim.Agustinus Dari Hippo.(id.m.wikipedia.org).6/10/2020.
      10. Anonim.Abad Pertengahan.(id.m.wikipedia.org).4/10//2020.
      11. Anonim.Thomas Aquinas.(id.m.wikipedia.org).4/10/2020.
      12. Anonim.Thomisme.(id.m.wikipedia.org).15/10/2020.

    • Leonardo da Vinci Assignment

      Leonardo da Vinci [b] (15 April 1452 – 2 Mei 1519) adalah seorang polymath Italia dari High Renaissance yang aktif sebagai pelukis, juru gambar , insinyur, ilmuwan, ahli teori, pematung dan arsitek.  Sementara ketenarannya pada awalnya bertumpu pada prestasinya sebagai pelukis, ia juga menjadi terkenal karena buku catatannya , di mana ia membuat gambar dan catatan tentang berbagai mata pelajaran, termasuk anatomi, astronomi, botani, kartografi, lukisan, dan paleontologi . Kejeniusan Leonardo melambangkan cita-cita humanis Renaisans ,  dan karya kolektifnyamenulis kontribusi untuk generasi seniman selanjutnya yang hanya cocok dengan karya kontemporernya yang lebih muda, Michelangelo . 

      Lahir di luar nikah dari seorang notaris yang sukses dan seorang wanita kelas bawah di, atau dekat, Vinci , ia dididik di Florence oleh pelukis dan pematung terkenal Italia Andrea del Verrocchio . Dia memulai karirnya di kota, tetapi kemudian menghabiskan banyak waktu untuk melayani Ludovico Sforza di Milan. Kemudian, ia bekerja di Florence dan Milan lagi, serta sebentar di Roma , sambil menarik banyak pengikut dan siswa. Atas undangan Fransiskus I , ia menghabiskan tiga tahun terakhirnya di Prancis, di mana ia meninggal pada tahun 1519. Sejak kematiannya, belum pernah ada waktu di mana prestasinya, minatnya yang beragam, kehidupan pribadinya, dan pemikiran empiris telah gagal untuk membangkitkan minat dan kekaguman,  membuatnya menjadi senama dan subjek dalam budaya .

      Leonardo adalah salah satu pelukis terbesar dalam sejarah seni dan sering dianggap sebagai pendiri High Renaissance.  Meskipun memiliki banyak karya yang hilang dan kurang dari 25 yang dikaitkan dengan karya-karya besar — termasuk banyak karya yang belum selesai — ia menciptakan beberapa lukisan paling berpengaruh dalam seni Barat .  Nya magnum opus , yang Mona Lisa , yang terbaik adalah karyanya dikenal dan sering dianggap sebagai lukisan paling terkenal di dunia. The Last Supper adalah lukisan religi yang paling banyak direproduksi sepanjang masa dan gambar Vitruvian Man -nya juga dianggap sebagaiikon budaya . Pada tahun 2017, Salvator Mundi , yang sebagian atau seluruhnya dikaitkan dengan Leonardo,  dijual di lelang seharga US$450,3 juta , membuat rekor baru untuk lukisan termahal yang pernah dijual di lelang publik.

      Dipuji karena kecerdikan teknologinya , ia mengonsep mesin terbang, sejenis kendaraan tempur lapis baja , tenaga surya terkonsentrasi, mesin tambahan, [6] dan lambung ganda. Relatif sedikit dari desainnya yang dibangun atau bahkan layak selama masa hidupnya, karena pendekatan ilmiah modern untuk metalurgi dan teknik hanya dalam masa pertumbuhan selama Renaissance . Beberapa penemuannya yang lebih kecil, bagaimanapun, memasuki dunia manufaktur tanpa diketahui, seperti penggulung gelendong otomatis dan mesin untuk menguji kekuatan tarik kawat. Dia membuat penemuan substansial dalam anatomi , teknik sipil , hidrodinamika , geologi, optik , dan tribologi , tetapi dia tidak mempublikasikan temuannya dan mereka memiliki sedikit atau tidak ada pengaruh langsung pada sains berikutnya. 

      Kehidupan awal (1452–1472)

      Kelahiran dan latar belakang

      Kemungkinan tempat kelahiran dan rumah masa kecil Leonardo di Anchiano , Vinci , Italia

      Leonardo da Vinci, [b] dengan tepat bernama Leonardo di ser Piero da Vinci (Leonardo, putra ser Piero dari Vinci), [c] lahir pada 15 April 1452 di, atau dekat, bukit Tuscan kota Vinci ; Florence adalah 20 mil jauhnya. [11] [d] Ia lahir di luar nikah untuk Ser Piero da Vinci  [ fr ] (Ser Piero di Antonio di Ser Piero di Ser Guido da Vinci; 1426-1504),  Florentine notaris hukum ,  dan Caterina  [ itu ]( c.  1434 – 1494), dari kelas bawah.  Masih belum pasti di mana Leonardo dilahirkan; catatan tradisional, dari tradisi lisan lokal yang dicatat oleh sejarawan Emanuele Repetti ,  adalah bahwa ia lahir di Anchiano , sebuah dusun pedesaan yang akan menawarkan privasi yang cukup untuk kelahiran tidak sah, meskipun masih mungkin ia lahir di sebuah rumah di Florence yang hampir pasti dimiliki Ser Piero. [19] [a]Kedua orang tua Leonardo menikah secara terpisah setahun setelah kelahirannya. Caterina—yang kemudian muncul dalam catatan Leonardo hanya sebagai "Caterina" atau "Catelina"—biasanya diidentifikasi sebagai Caterina Buti del Vacca yang menikah dengan seniman lokal Antonio di Piero Buti del Vacca, dijuluki "L'Accattabriga" ("yang suka bertengkar ").  Teori lain telah diajukan, terutama sejarawan seni Martin Kemp , yang mengusulkan Caterina di Meo Lippi, seorang yatim piatu yang menikah dengan bantuan Ser Piero dan keluarganya. [e] [f] Ser Piero menikah dengan Albiera Amadori—telah bertunanganpadanya tahun sebelumnya—dan setelah kematiannya pada tahun 1462, ia melanjutkan untuk memiliki tiga pernikahan berikutnya. [g] Dari semua pernikahan, Leonardo akhirnya memiliki 12 saudara tiri yang jauh lebih muda dari dia (yang terakhir lahir ketika Leonardo berusia 40 tahun) dan dengan siapa dia memiliki kontak yang sangat sedikit. [H]

      Sangat sedikit yang diketahui tentang masa kanak-kanak Leonardo dan banyak yang diselimuti mitos, sebagian karena biografinya dalam Lives of the Most Excellent Painters, Sculptors, and Architects (1550) dari sejarawan seni abad ke-16 Giorgio Vasari .  Catatan pajak menunjukkan bahwa setidaknya pada tahun 1457 ia tinggal di rumah kakek dari pihak ayah, Antonio da Vinci,  tetapi ada kemungkinan bahwa ia menghabiskan tahun-tahun sebelumnya dalam perawatan ibunya di Vinci , baik Anchiano atau Campo Zeppi di paroki San Pantaleone. [29] Ia diduga dekat dengan pamannya, Francesco da Vinci, tapi ayahnya kemungkinan besar berada di Florence hampir sepanjang waktu.  Ser Piero, yang merupakan keturunan dari garis panjang notaris, mendirikan kediaman resmi di Florence setidaknya pada tahun 1469 dan memimpin karier yang sukses.  Terlepas dari sejarah keluarganya, Leonardo hanya menerima pendidikan dasar dan informal dalam menulis, membaca dan matematika ( bahasa daerah ), mungkin karena bakat seninya dikenali sejak dini, sehingga keluarganya memutuskan untuk memusatkan perhatian mereka di sana. 

      Di kemudian hari, Leonardo mencatat ingatannya yang paling awal, sekarang di Codex Atlanticus . [30] Saat menulis tentang burung yang terbang, ia mengingat saat masih bayi ketika layang - layang datang ke tempat lahirnya dan membuka mulutnya dengan ekornya; komentator masih memperdebatkan apakah anekdot itu adalah memori yang sebenarnya atau fantasi. [31]

      Bengkel Verrocchio

      Pembaptisan Kristus (1472–1475) oleh Verrocchio dan Leonardo, Galeri Uffizi

      Pada pertengahan 1460-an, keluarga Leonardo pindah ke Florence, yang pada saat itu merupakan pusat pemikiran dan budaya Humanis Kristen .  Sekitar usia 14,  ia menjadi garzone (studio boy) di bengkel Andrea del Verrocchio , yang merupakan pelukis dan pematung Florentine terkemuka pada masanya.  Ini adalah tentang waktu kematian master Verrocchio, pematung besar Donatello . [i] Leonardo menjadi magang pada usia 17 dan tetap dalam pelatihan selama tujuh tahun. [34] Pelukis terkenal lainnya yang magang di bengkel atau terkait dengannya termasuk Ghirlandaio ,Perugino , Botticelli , dan Lorenzo di Credi .  Leonardo mendapat pelatihan teoretis dan berbagai keterampilan teknis,  termasuk penyusunan, kimia, metalurgi, pengerjaan logam, pengecoran plester, pengerjaan kulit, mekanik, dan pengerjaan kayu, serta seni keterampilan menggambar, melukis, memahat, dan membuat model. [j]

      Leonardo sezaman dengan Botticelli, Ghirlandaio dan Perugino, yang semuanya sedikit lebih tua darinya.  Ia akan bertemu mereka di bengkel Verrocchio atau di Akademi Plato dari Medici .  Florence dihias oleh karya seniman seperti Masaccio sezaman dengan Donatello , yang lukisan dinding figuratifnya dipenuhi dengan realisme dan emosi, dan Ghiberti , yang Gerbang Surganya , berkilauan dengan daun emas , menampilkan seni menggabungkan komposisi figur kompleks dengan detail latar belakang arsitektur. Piero della Francesca telah membuat studi rinci tentangperspektif , [40] dan merupakan pelukis pertama yang membuat studi ilmiah tentang cahaya. Studi-studi ini dan risalah Leon Battista Alberti , De pictura , memiliki efek mendalam pada seniman muda dan khususnya pada pengamatan dan karya seni Leonardo sendiri. [41]

      Sebagian besar lukisan di bengkel Verrocchio dikerjakan oleh asistennya. Menurut Vasari, Leonardo berkolaborasi dengan Verrocchio dalam karyanya The Baptism of Christ , melukis malaikat muda yang memegang jubah Yesus dengan cara yang jauh lebih unggul dari tuannya sehingga Verrocchio meletakkan kuasnya dan tidak pernah melukis lagi, [‡ 1] meskipun ini diyakini sebagai cerita apokrif.  Pemeriksaan dekat mengungkapkan area pekerjaan yang telah dicat atau disentuh di atas tempera , menggunakan teknik cat minyak baru , termasuk lanskap, bebatuan yang terlihat melalui aliran gunung cokelat, dan banyak dari sosok Yesus , menjadi saksi tangan Leonardo. Leonardo mungkin telah menjadi model untuk dua karya Verrocchio: patung perunggu David di Bargello , dan Archangel Raphael di Tobias and the Angel . 

      Vasari menceritakan kisah Leonardo sebagai seorang pria yang sangat muda: seorang petani lokal membuat dirinya sendiri perisai bundar dan meminta Ser Piero melukisnya untuknya. Leonardo, yang terinspirasi oleh kisah Medusa , menanggapinya dengan lukisan monster yang menyemburkan api yang begitu mengerikan sehingga ayahnya membeli perisai yang berbeda untuk diberikan kepada petani dan menjualnya kepada seorang pedagang seni Florentine seharga 100 dukat , yang pada gilirannya menjualnya. itu ke Duke of Milan . [‡ 2]

      Periode Florentine Pertama (1472–c. 1482)

      Pemujaan Orang Majus c.  1478–1482 , [d 1] Uffizi , Florence

      Pada 1472, pada usia 20 tahun, Leonardo memenuhi syarat sebagai master di Persekutuan Saint Luke , serikat seniman dan dokter kedokteran, [k] tetapi bahkan setelah ayahnya mengaturnya di bengkelnya sendiri, keterikatannya dengan Verrocchio sedemikian rupa sehingga dia terus berkolaborasi dan tinggal bersamanya.  Karya kuno Leonardo yang paling awal diketahui adalah gambar dengan pena dan tinta tahun 1473 dari lembah Arno . [44] [l] Menurut Vasari, Leonardo muda adalah orang pertama yang menyarankan agar sungai Arno menjadi saluran yang dapat dilayari antara Florence dan Pisa . 

      Pada Januari 1478, Leonardo menerima komisi independen untuk melukis altar untuk Kapel St. Bernard di Palazzo Vecchio , [46] indikasi kemerdekaannya dari studio Verrocchio. Seorang penulis biografi awal anonim, yang dikenal sebagai Anonimo Gaddiano , mengklaim bahwa pada 1480 Leonardo tinggal bersama Medici dan sering bekerja di taman Piazza San Marco, Florence , di mana akademi seniman, penyair, dan filsuf Neoplatonik yang diselenggarakan oleh Medici bertemu. [m] Pada bulan Maret 1481, ia menerima komisi dari para biarawan San Donato di Scopeto untuk Pemujaan Orang Majus . Tak satu pun dari komisi awal ini diselesaikan, ditinggalkan ketika Leonardo pergi untuk menawarkan jasanya kepada Adipati Milan Ludovico Sforza . Leonardo menulis surat kepada Sforza yang menggambarkan beragam hal yang bisa dia capai di bidang teknik dan desain senjata, dan menyebutkan bahwa dia bisa melukis.  Dia membawa serta alat musik petik perak —baik kecapi maupun kecapi —dalam bentuk kepala kuda. 

      Dengan Alberti, Leonardo mengunjungi rumah Medici dan melalui mereka mengenal para filsuf Humanis yang lebih tua di antaranya Marsiglio Ficino , pendukung Neoplatonisme ; Cristoforo Landino , penulis komentar tentang tulisan-tulisan Klasik, dan John Argyropoulos , guru bahasa Yunani dan penerjemah Aristoteles adalah yang terkemuka. Juga terkait dengan Akademi Platonis Medici adalah kontemporer Leonardo, penyair muda yang brilian dan filsuf Pico della Mirandola . [41]  Pada tahun 1482, Leonardo dikirim sebagai duta besar oleh Lorenzo de' Medici ke Ludovico il Moro , yang memerintahMilan antara 1479 dan 1499. 

      • Madonna dari Anyelir , c.  1472–1478 , Alte Pinakothek , Munich

      •  
      • Lanskap Lembah Arno (1473)

      •  
      • Ginevra de' Benci , c.  1474–1480 , Galeri Seni Nasional , Washington DC

      •  
      • Benois Madonna , c.  1478–1481 , Pertapaan , Saint Petersburg

      •  
      • Sketsa gantung Bernardo Bandini Baroncelli , 1479

      Periode Milan pertama (c. 1482–1499)

      Perawan Batu , c.  1483–1493 , [d 2] Versi Louvre

      Leonardo bekerja di Milan dari 1482 sampai 1499. Dia ditugaskan untuk melukis Perawan Batu untuk Persaudaraan Dikandung Tanpa Noda dan Perjamuan Terakhir untuk biara Santa Maria delle Grazie .  Pada musim semi 1485, Leonardo melakukan perjalanan ke Hongaria atas nama Sforza untuk bertemu raja Matthias Corvinus , dan ditugaskan olehnya untuk melukis Madonna . [51] Leonardo dipekerjakan di banyak proyek lain untuk Sforza, termasuk persiapan kendaraan hias dan kontes untuk acara-acara khusus, menggambar dan model kayu untuk kompetisi merancang kubah untukKatedral Milan (yang ia tarik),  dan model monumen berkuda besar untuk pendahulu Ludovico, Francesco Sforza . Ini akan melampaui ukuran hanya dua patung berkuda besar dari Renaisans, Donatello 's Gattamelata di Padua dan Verrocchio's Bartolomeo Colleoni di Venesia, dan dikenal sebagai Gran Cavallo .  Leonardo menyelesaikan model untuk kuda dan membuat rencana rinci untuk casting ,  tetapi pada bulan November 1494, Ludovico memberikan perunggu kepada saudara iparnya untuk digunakan sebagai meriam untuk mempertahankan kota dariCharles VIII dari Prancis . 

      Salaì , atau Il Salaino ("Si Kecil Yang Tidak Bersih," yaitu, iblis), memasuki rumah tangga Leonardo pada tahun 1490 sebagai asisten. Setelah hanya satu tahun, Leonardo membuat daftar pelanggarannya, menyebutnya "pencuri, pembohong, keras kepala, dan pelahap," setelah dia kabur dengan uang dan barang berharga setidaknya lima kali dan menghabiskan banyak uang untuk pakaian. [53] Namun demikian, Leonardo memperlakukannya dengan sangat memanjakan, dan ia tetap tinggal di rumah Leonardo selama tiga puluh tahun berikutnya.  Salaì mengeksekusi sejumlah lukisan atas nama Andrea Salaì, tetapi meskipun Vasari mengklaim bahwa Leonardo "mengajarinya banyak hal tentang melukis", [‡ 3] karyanya umumnya dianggap kurang artistik dibandingkan karya-karya Leonardo lainnya. murid,Marco d'Oggiono dan Boltraffio .

      Periode Florentine Kedua (1500–1508)

      Ketika Ludovico Sforza digulingkan oleh Prancis pada tahun 1500, Leonardo melarikan diri dari Milan ke Venesia , ditemani oleh asistennya Salaì dan temannya, ahli matematika Luca Pacioli .  Di Venesia, Leonardo dipekerjakan sebagai arsitek dan insinyur militer, merancang metode untuk mempertahankan kota dari serangan angkatan laut.  Sekembalinya ke Florence pada tahun 1500, ia dan keluarganya adalah tamu dari para biarawan Servite di biara Santissima Annunziata dan diberi bengkel di mana, menurut Vasari, Leonardo membuat kartun The Virgin and Child dengan St. Anne dan St. Yohanes Pembaptis, sebuah karya yang sangat dikagumi sehingga "pria [dan] wanita, tua dan muda" berbondong-bondong untuk melihatnya "seolah-olah mereka pergi ke festival yang khidmat." [‡ 3] [n]

      Di Cesena pada tahun 1502, Leonardo memasuki layanan Cesare Borgia , putra Paus Alexander VI , bertindak sebagai arsitek dan insinyur militer dan bepergian ke seluruh Italia dengan pelindungnya.  Leonardo membuat peta benteng Cesare Borgia, sebuah rencana kota Imola untuk memenangkan perlindungannya. Setelah melihatnya, Cesare mempekerjakan Leonardo sebagai kepala insinyur dan arsitek militernya . Belakangan di tahun itu, Leonardo menghasilkan peta lain untuk pelindungnya, salah satu Lembah Chiana, Tuscany, untuk memberi pelindungnya hamparan tanah yang lebih baik dan posisi strategis yang lebih besar. Dia membuat peta ini bersama dengan proyeknya yang lain untuk membangun bendungan dari laut ke Florence, untuk memungkinkan pasokan air untuk menopang kanal selama semua musim.

      Leonardo telah meninggalkan layanan Borgia dan kembali ke Florence pada awal 1503,  mana ia bergabung kembali dengan Persekutuan Saint Luke pada 18 Oktober tahun itu. Pada bulan yang sama, Leonardo mulai mengerjakan potret Lisa del Giocondo , model untuk Mona Lisa , [59] [60] yang akan terus ia kerjakan sampai usia senjanya. Pada Januari 1504, ia menjadi bagian dari komite yang dibentuk untuk merekomendasikan di mana patung Daud karya Michelangelo harus ditempatkan. [61] Dia kemudian menghabiskan dua tahun di Florence merancang dan melukis mural Pertempuran Anghiari untuk Signoria, dengan Michelangelo merancang karya pendampingnya, The Battle of Cascina . [Hai]

      Pada 1506, Leonardo dipanggil ke Milan oleh Charles II d'Amboise , penjabat gubernur Prancis di kota tersebut.  Di sana, Leonardo mengambil murid lain, Pangeran Francesco Melzi , putra seorang bangsawan Lombardia , yang dianggap sebagai murid favoritnya.  The Council of Florence berharap Leonardo untuk kembali segera untuk menyelesaikan Pertempuran Anghiari , tapi ia diberi cuti atas perintah Louis XII , yang dianggap komisioning seniman untuk membuat beberapa potret.  Leonardo mungkin telah memulai proyek untuk sosok berkuda d'Amboise; [65] model lilin bertahan dan, jika asli, adalah satu-satunya contoh patung Leonardo yang masih ada. Leonardo dinyatakan bebas untuk mengejar kepentingan ilmiahnya.  Banyak murid Leonardo yang paling terkemuka mengenal atau bekerja dengannya di Milan,  termasuk Bernardino Luini , Giovanni Antonio Boltraffio , dan Marco d'Oggiono . Pada tahun 1507, Leonardo berada di Florence untuk menyelesaikan perselisihan dengan saudara-saudaranya mengenai harta warisan ayahnya, yang telah meninggal pada tahun 1504.

      • Perawan dan Anak dengan Saint Anne , c.  1501–1519 , Louvre, Paris

      •  
      • Peta Imola Leonardo , dibuat untuk Cesare Borgia , 1502

      •  
      •  
      •  

      Periode Milan kedua (1508-1513)

      Pada 1508, Leonardo kembali ke Milan, tinggal di rumahnya sendiri di Porta Orientale di paroki Santa Babila. 

      Pada tahun 1512, Leonardo sedang mengerjakan rencana untuk monumen berkuda untuk Gian Giacomo Trivulzio , tetapi ini dicegah oleh invasi konfederasi pasukan Swiss, Spanyol dan Venesia, yang mengusir Prancis dari Milan. Leonardo tinggal di kota, menghabiskan beberapa bulan pada tahun 1513 di vila Vaprio d'Adda Medici . 

      Roma dan Prancis (1513-1519)

      Banjir apokaliptik yang digambar dengan kapur hitam oleh Leonardo menjelang akhir hidupnya (bagian dari seri 10, dipasangkan dengan deskripsi tertulis di buku catatannya) 

      Pada bulan Maret 1513, putra Lorenzo de' Medici, Giovanni, mengambil alih kepausan (sebagai Leo X); Leonardo pergi ke Roma pada bulan September itu, di mana ia diterima oleh saudara paus, Giuliano .  Dari September 1513 hingga 1516, Leonardo menghabiskan sebagian besar waktunya tinggal di Belvedere Courtyard di Istana Apostolik , di mana Michelangelo dan Raphael sama-sama aktif.  Leonardo diberi tunjangan 33 dukat sebulan, dan menurut Vasari, menghiasi kadal dengan sisik yang dicelupkan ke dalam air raksa . Paus memberinya komisi melukis dengan subjek yang tidak diketahui, tetapi membatalkannya ketika sang seniman mulai mengembangkan jenis pernis baru . [p] Leonardo jatuh sakit, yang mungkin merupakan serangan pertama dari beberapa pukulan yang menyebabkan kematiannya.  Ia berlatih botani di Taman Kota Vatikan , dan ditugaskan untuk membuat rencana pengeringan Rawa Pontine yang diusulkan oleh paus . [70] Dia juga membedah mayat , membuat catatan untuk risalah tentang pita suara ; [71] ini dia berikan kepada seorang pejabat dengan harapan mendapatkan kembali dukungan paus, tetapi tidak berhasil.

      Pada Oktober 1515, Raja Francis I dari Prancis merebut kembali Milan.  Leonardo hadir pada pertemuan 19 Desember Francis I dan Leo X, yang berlangsung di Bologna. [72] [73] Pada tahun 1516, Leonardo memasuki dinas Francis, diberi penggunaan rumah bangsawan Clos Lucé , dekat kediaman raja di kerajaan Château d'Amboise . Karena sering dikunjungi oleh Francis, ia menggambar rencana untuk sebuah kota kastil besar yang ingin didirikan raja di Romorantin , dan membuat singa mekanis, yang selama kontes berjalan menuju raja dan—setelah dipukul dengan tongkat—membuka dadanya untuk mengungkapkan sekelompok bunga lili. [‡ 3][q] Leonardo selama ini ditemani oleh teman dan muridnya Francesco Melzi, dan didukung oleh pensiunan sebesar 10.000  scudi .  Pada titik tertentu, Melzi menggambar potret Leonardo ; satu - satunya orang lain yang diketahui dari masa hidupnya adalah sketsa oleh asisten tak dikenal di belakang salah satu studi Leonardo ( c.  1517 ) [76] dan gambar oleh Giovanni Ambrogio Figino menggambarkan Leonardo tua dengan lengan kanannya diredakan oleh kain. [77] [r] Yang terakhir, selain catatan kunjungan Louis d'Aragon Oktober 1517, [s]menegaskan laporan tangan kanan Leonardo menjadi lumpuh pada usia 65, [80] yang mungkin menunjukkan mengapa ia meninggalkan karya seperti Mona Lisa yang belum selesai. [78] [81] [82] Dia terus bekerja pada kapasitas tertentu sampai akhirnya jatuh sakit dan terbaring di tempat tidur selama beberapa bulan. [80]

      Kematian

      Gambar Château d'Amboise ( c.  1518 ) yang dikaitkan dengan Francesco Melzi

      Leonardo meninggal di Clos Lucé pada 2 Mei 1519 pada usia 67 tahun, kemungkinan karena stroke. [83] [82] [84] Francis I telah menjadi teman dekat. Vasari menggambarkan Leonardo sebagai meratap di ranjang kematiannya, penuh pertobatan, bahwa "dia telah tersinggung terhadap Tuhan dan manusia dengan gagal untuk mempraktekkan seni seperti yang seharusnya dia lakukan." [85] Vasari menyatakan bahwa di hari-hari terakhirnya, Leonardo mengirim seorang imam untuk membuat pengakuannya dan menerima Sakramen Suci . [‡ 4] Vasari juga mencatat bahwa raja memegang kepala Leonardo di lengannya saat ia meninggal, meskipun cerita ini mungkin legenda daripada fakta. [t] [u]Sesuai dengan wasiatnya, enam puluh pengemis membawa lancip mengikuti peti mati Leonardo. [v] Melzi adalah pewaris dan pelaksana utama, menerima, serta uang, lukisan, peralatan, perpustakaan, dan barang pribadi Leonardo. Murid dan teman lama Leonardo lainnya, Salaì, dan pelayannya Baptista de Vilanis, masing-masing menerima setengah dari kebun anggur Leonardo .  Saudara-saudaranya menerima tanah, dan wanita pelayannya menerima jubah berlapis bulu. Pada 12 Agustus 1519, jenazah Leonardo dikebumikan di Gereja Collegiate Saint Florentin di Château d'Amboise. [88]

      Salaì memiliki Mona Lisa pada saat kematiannya pada tahun 1524, dan dalam wasiatnya itu dinilai pada 505 lira, penilaian yang sangat tinggi untuk potret panel kecil. [89] Sekitar 20 tahun setelah kematian Leonardo, Francis dilaporkan oleh pandai emas dan pematung Benvenuto Cellini mengatakan: "Tidak pernah ada orang lain yang lahir di dunia yang tahu sebanyak Leonardo, tidak begitu banyak tentang lukisan, patung dan arsitektur. , karena dia adalah seorang filsuf yang sangat hebat." [90]

      Kehidupan pribadi

      Artikel utama: Kehidupan pribadi Leonardo da Vinci

      Terlepas dari ribuan halaman yang ditinggalkan Leonardo di buku catatan dan manuskrip, dia jarang mengacu pada kehidupan pribadinya. 

      Dalam masa hidup Leonardo, kekuatan penemuannya yang luar biasa, "keindahan fisik yang luar biasa" dan "rahmat yang tak terbatas", seperti yang dijelaskan oleh Vasari , [‡ 5] serta semua aspek lain dalam hidupnya, menarik keingintahuan orang lain. Salah satu aspek tersebut adalah kecintaannya pada hewan, kemungkinan termasuk vegetarianisme dan menurut Vasari, kebiasaan membeli burung yang dikurung dan melepaskannya. [91] [‡ 6]

      Leonardo memiliki banyak teman yang sekarang terkenal baik di bidangnya maupun karena signifikansi historisnya. Mereka termasuk ahli matematika Luca Pacioli ,  dengan siapa dia berkolaborasi pada buku Divina Proporsione pada 1490-an. Leonardo tampaknya tidak memiliki hubungan dekat dengan wanita kecuali persahabatannya dengan Cecilia Gallerani dan dua saudara perempuan Este, Beatrice dan Isabella . [93] Saat dalam perjalanan yang membawanya melalui Mantua , ia menggambar potret Isabella yang tampaknya telah digunakan untuk membuat potret yang dilukis, sekarang hilang. 

      Di luar persahabatan, Leonardo merahasiakan kehidupan pribadinya. Seksualitasnya telah menjadi subjek sindiran, analisis, dan spekulasi. Tren ini dimulai pada pertengahan abad ke-16 dan dihidupkan kembali pada abad ke-19 dan ke-20, terutama oleh Sigmund Freud dalam karyanya Leonardo da Vinci, A Memory of His Childhood . [94] Hubungan paling intim Leonardo mungkin dengan murid-muridnya Salaì dan Melzi. Melzi, menulis untuk memberi tahu saudara-saudara Leonardo tentang kematiannya, menggambarkan perasaan Leonardo terhadap murid-muridnya sebagai cinta dan gairah. Telah diklaim sejak abad ke-16 bahwa hubungan ini bersifat seksual atau erotis. Catatan pengadilan tahun 1476, ketika dia berusia dua puluh empat tahun, menunjukkan bahwa Leonardo dan tiga pemuda lainnya didakwa melakukan sodomi dalam sebuah insiden yang melibatkan seorang pelacur pria terkenal. Tuduhan dibatalkan karena kurangnya bukti, dan ada spekulasi bahwa karena salah satu terdakwa, Lionardo de Tornabuoni, terkait dengan Lorenzo de' Medici, keluarga menggunakan pengaruhnya untuk mengamankan pemecatan.  Sejak tanggal itu banyak yang telah ditulis tentang dugaan homoseksualitasnya [96] dan perannya dalam seninya, khususnya dalamandrogini dan erotisme diwujudkan dalam Santo Yohanes Pembaptis dan Bacchus dan lebih eksplisit dalam sejumlah gambar erotis. [97]

      Lukisan

      Lihat juga: Daftar karya Leonardo da Vinci

      Terlepas dari kesadaran dan kekaguman Leonardo baru-baru ini sebagai ilmuwan dan penemu, selama empat ratus tahun, ketenarannya bertumpu pada prestasinya sebagai pelukis. Beberapa karya yang diautentikasi atau dikaitkan dengannya telah dianggap sebagai salah satu karya agung. Lukisan-lukisan ini terkenal dengan berbagai kualitas yang telah banyak ditiru oleh mahasiswa dan dibahas panjang lebar oleh para penikmat dan kritikus. Pada 1490-an Leonardo sudah digambarkan sebagai pelukis "Ilahi". 

      Di antara kualitas yang membuat karya Leonardo unik adalah teknik inovatifnya untuk meletakkan cat; pengetahuan rinci tentang anatomi, cahaya, botani dan geologi; minatnya pada fisiognomi dan cara manusia mencatat emosi dalam ekspresi dan gerak tubuh; penggunaan inovatif bentuk manusia dalam komposisi kiasan; dan penggunaan gradasi nada yang halus. Semua kualitas ini menyatu dalam karya lukisnya yang paling terkenal, Mona Lisa , Perjamuan Terakhir , dan Perawan Batu . [99]

      Karya awal

      Leonardo pertama kali mendapat perhatian untuk karyanya tentang Pembaptisan Kristus , yang dilukis bersama dengan Verrocchio. Dua lukisan lain muncul dari masanya di bengkel Verrocchio, keduanya adalah Annunciations . Salah satunya berukuran kecil, panjangnya 59 sentimeter (23 inci) dan tinggi 14 cm (5,5 inci). Ini adalah " predella " untuk pergi di dasar komposisi yang lebih besar, sebuah lukisan oleh Lorenzo di Credi dari mana ia telah menjadi terpisah. Yang lainnya adalah karya yang jauh lebih besar, panjangnya 217 cm (85 in).  Dalam kedua Annunciations, Leonardo menggunakan pengaturan formal, seperti dua gambar terkenal oleh Fra Angelico dari subjek yang sama, dari Perawan Mariaduduk atau berlutut di sebelah kanan gambar, didekati dari kiri oleh seorang malaikat dalam profil, dengan pakaian yang mengalir, sayap terangkat dan membawa bunga bakung. Meskipun sebelumnya dikaitkan dengan Ghirlandaio, karya yang lebih besar sekarang umumnya dikaitkan dengan Leonardo. 

      Dalam lukisan yang lebih kecil, Maria mengalihkan pandangannya dan melipat tangannya dalam gerakan yang melambangkan penyerahan diri pada kehendak Tuhan. Maria tidak tunduk, bagaimanapun, dalam bagian yang lebih besar. Gadis itu, yang disela dalam bacaannya oleh utusan yang tak terduga ini, meletakkan jarinya di dalam Alkitab untuk menandai tempat itu dan mengangkat tangannya sebagai isyarat formal untuk menyapa atau memberi kejutan.  Wanita muda yang tenang ini tampaknya menerima perannya sebagai Bunda Allah , bukan dengan pasrah tetapi dengan percaya diri. Dalam lukisan ini, Leonardo muda menampilkan wajah humanis Perawan Maria, mengakui peran manusia dalam inkarnasi Tuhan.

      Lukisan tahun 1480-an

      Pada 1480-an, Leonardo menerima dua komisi yang sangat penting dan memulai pekerjaan lain yang sangat penting dalam hal komposisi. Dua dari tiga tidak pernah selesai, dan yang ketiga memakan waktu sangat lama sehingga harus melalui negosiasi panjang untuk penyelesaian dan pembayaran.

      Salah satu lukisan ini adalah Saint Jerome in the Wilderness , yang dikaitkan Bortolon dengan masa sulit kehidupan Leonardo, sebagaimana dibuktikan dalam buku hariannya: "Saya pikir saya sedang belajar untuk hidup; saya hanya belajar untuk mati."  Meskipun lukisannya baru saja dimulai, komposisinya dapat dilihat dan sangat tidak biasa. [w] Jerome , sebagai peniten , menempati bagian tengah gambar, diatur sedikit diagonal dan dilihat agak dari atas. Bentuk berlututnya mengambil bentuk trapesium, dengan satu tangan direntangkan ke tepi luar lukisan dan pandangannya melihat ke arah yang berlawanan. J. Wasserman menunjukkan hubungan antara lukisan ini dan studi anatomi Leonardo. Di latar depan membentangkan simbolnya, seekor singa besar yang tubuh dan ekornya membentuk spiral ganda melintasi dasar ruang gambar. Fitur luar biasa lainnya adalah lanskap samar bebatuan terjal di mana sosok itu menjadi siluet.

      Tampilan berani dari komposisi figur, elemen lanskap dan drama pribadi juga muncul dalam mahakarya besar yang belum selesai, Adoration of the Magi , sebuah komisi dari Monks of San Donato a Scopeto. Ini adalah komposisi yang kompleks, sekitar 250 x 250 sentimeter. Leonardo melakukan banyak gambar dan studi persiapan, termasuk yang terperinci dalam perspektif linier dari arsitektur klasik yang hancur yang merupakan bagian dari latar belakang. Pada 1482 Leonardo pergi ke Milan atas perintah Lorenzo de' Medici untuk memenangkan hati Ludovico il Moro, dan lukisan itu ditinggalkan. 

      Karya penting ketiga pada periode ini adalah Virgin of the Rocks , yang ditugaskan di Milan untuk Confraternity of the Immaculate Conception. Lukisan itu, yang akan dikerjakan dengan bantuan saudara-saudara de Predis , akan mengisi sebuah altar besar yang kompleks .  Leonardo memilih untuk melukiskan momen apokrif dari masa bayi Kristus ketika bayi Yohanes Pembaptis , dalam perlindungan seorang malaikat, bertemu dengan Keluarga Kudus di jalan menuju Mesir. Lukisan itu menunjukkan keindahan yang menakutkan saat sosok anggun berlutut dalam pemujaan di sekitar bayi Kristus di lanskap liar batu berjatuhan dan air yang berputar. [104] Meskipun lukisannya cukup besar, sekitar 200x120 sentimeter, itu tidak serumit lukisan yang dipesan oleh para biarawan St Donato, hanya memiliki empat angka daripada sekitar lima puluh dan lanskap berbatu daripada detail arsitektur. Lukisan itu akhirnya selesai; sebenarnya, dua versi lukisan itu selesai: satu tetap di kapel Persaudaraan, sementara Leonardo membawa yang lain ke Prancis. Brothers tidak mendapatkan lukisan mereka, bagaimanapun, atau de Predis pembayaran mereka, sampai abad berikutnya. 

      Potret Leonardo yang paling luar biasa pada periode ini adalah Lady with an Ermine , yang dianggap sebagai Cecilia Gallerani ( c.  1483–1490 ), kekasih Ludovico Sforza. [105] [106] Lukisan ini dicirikan oleh pose sosok dengan kepala menghadap ke sudut yang sangat berbeda dengan batang tubuh, tidak biasa pada tanggal ketika banyak potret masih kaku di profil. Cerpelai dengan jelas membawa makna simbolis, berkaitan dengan pengasuh, atau dengan Ludovico yang termasuk dalam Ordo Ermine yang bergengsi . [105]

      Lukisan tahun 1490-an

      Lukisan Leonardo yang paling terkenal pada tahun 1490-an adalah The Last Supper , ditugaskan untuk ruang makan Biara Santa Maria della Grazie di Milan. Ini mewakili perjamuan terakhir yang dibagikan oleh Yesus dengan murid-muridnya sebelum penangkapan dan kematiannya, dan menunjukkan saat ketika Yesus baru saja mengatakan "salah satu dari kamu akan mengkhianati Aku", dan ketakutan yang disebabkan oleh pernyataan ini. 

      Penulis Matteo Bandello mengamati Leonardo di tempat kerja dan menulis bahwa beberapa hari dia akan melukis dari fajar hingga senja tanpa berhenti untuk makan dan kemudian tidak melukis selama tiga atau empat hari sekaligus.  Ini di luar pemahaman prior biara, yang memburunya sampai Leonardo meminta Ludovico untuk campur tangan. Vasari menggambarkan bagaimana Leonardo, yang terganggu dengan kemampuannya untuk menggambarkan wajah Kristus dan pengkhianat Yudas , mengatakan kepada sang duke bahwa dia mungkin diwajibkan untuk menggunakan prior sebagai modelnya. [‡ 7]

      Lukisan itu diakui sebagai mahakarya desain dan karakterisasi, [‡ 8] tetapi rusak dengan cepat, sehingga dalam seratus tahun digambarkan oleh seorang penonton sebagai "hancur total."  Leonardo, alih-alih menggunakan teknik fresco yang andal, telah menggunakan tempera di atas tanah yang sebagian besar gesso , sehingga permukaannya mudah berjamur dan mengelupas.  Meskipun demikian, lukisan itu tetap menjadi salah satu karya seni yang paling banyak direproduksi; salinan yang tak terhitung jumlahnya telah dibuat dalam berbagai media.

      Tercatat bahwa pada tahun 1492, Leonardo, dengan asistennya melukis Sala delle Asse di Kastil Sforza di Milan, dengan trompe-l'œil yang menggambarkan pepohonan, dengan labirin daun dan simpul yang rumit di langit-langit. [110]

      Lukisan abad ke-16

      Mona Lisa atau La Gioconda c.  1503–1516 , [ h 8] Louvre , Paris

      Pada tahun 1505 Leonardo ditugaskan untuk melukis Pertempuran Anghiari di Salone dei Cinquecento (Aula Lima Ratus) di Palazzo Vecchio , Florence. Leonardo merancang komposisi dinamis yang menggambarkan empat pria menunggangi kuda perang yang mengamuk terlibat dalam pertempuran untuk memiliki standar, pada Pertempuran Anghiari pada tahun 1440. Michelangelo ditugaskan di dinding yang berlawanan untuk menggambarkan Pertempuran Cascina . Lukisan Leonardo memburuk dengan cepat dan sekarang dikenal dari salinan oleh Rubens . [111]

      Di antara karya-karya yang dibuat oleh Leonardo pada abad ke-16 adalah potret kecil yang dikenal sebagai Mona Lisa atau La Gioconda , yang tertawa. Di era sekarang, ini bisa dibilang lukisan paling terkenal di dunia. Ketenarannya terletak, khususnya, pada senyum yang sulit dipahami di wajah wanita itu, kualitasnya yang misterius mungkin karena sudut mulut dan mata yang samar sehingga sifat pasti dari senyum itu tidak dapat ditentukan. Kualitas bayangan yang membuat karya itu terkenal kemudian disebut " sfumato ", atau asap Leonardo. Vasari menulis bahwa senyum itu "sangat menyenangkan sehingga tampak lebih ilahi daripada manusia, dan itu dianggap sebagai hal yang menakjubkan bahwa senyum itu semarak senyum asli yang hidup." [‡ 9]

      Ciri lain dari lukisan itu adalah gaun tanpa hiasan, di mana mata dan tangan tidak memiliki persaingan dari detail lainnya; latar belakang lanskap yang dramatis, di mana dunia tampak dalam keadaan berubah-ubah; pewarnaan yang lembut; dan sifat alami dari teknik melukis yang sangat halus, menggunakan minyak yang dioleskan seperti tempera , dan dicampur di permukaan sehingga sapuan kuas tidak dapat dibedakan.  Vasari menyatakan bahwa kualitas lukisan itu bahkan akan membuat "master yang paling percaya diri ... putus asa dan putus asa." [‡ 10] Kondisi pelestarian yang sempurna dan fakta bahwa tidak ada tanda perbaikan atau pengecatan berlebih jarang terjadi pada lukisan panel pada tanggal ini. 

      Dalam lukisan Virgin and Child with St. Anne , komposisinya kembali mengambil tema figur dalam lanskap, yang digambarkan Wasserman sebagai "sangat indah"  dan kembali ke gambar St Jerome dengan figur yang diatur miring sudut. Apa yang membuat lukisan ini tidak biasa adalah bahwa ada dua sosok yang dipasang miring. Maria duduk di atas lutut ibunya, St Anne. Dia mencondongkan tubuh ke depan untuk menahan Anak Kristus saat dia bermain kasar dengan seekor domba, tanda pengorbanannya sendiri yang akan datang.  Lukisan ini, yang disalin berkali-kali, memengaruhi Michelangelo, Raphael, dan Andrea del Sarto ,  dan melalui mereka Pontormo dan Correggio. Tren komposisi diadopsi secara khusus oleh pelukis Venesia Tintoretto dan Veronese .

      Gambar

      Dianggap potret diri Leonardo (c. 1510) di Royal Library of Turin , Italia.

      Leonardo adalah seorang juru gambar yang produktif, membuat jurnal penuh sketsa kecil dan gambar rinci merekam segala macam hal yang menarik perhatiannya. Selain jurnal terdapat banyak penelitian untuk lukisan, beberapa di antaranya dapat diidentifikasi sebagai persiapan untuk karya-karya tertentu seperti The Adoration of the Magi , The Virgin of the Rocks dan The Last Supper . [116] Gambarnya yang paling awal adalah Lanskap Lembah Arno , 1473, yang menunjukkan sungai, pegunungan, Kastil Montelupo dan lahan pertanian di luarnya dengan sangat rinci. [116] [x] Beberapa sarjana, termasuk sejarawan seni Ludwig Heydenreich, telah mengutip gambar sebagai lanskap pertama dalam seni, [44] meskipun contoh sebelumnya diketahui. [118] [119]

      Di antara gambarnya yang terkenal adalah Vitruvian Man , sebuah studi tentang proporsi tubuh manusia; yang Kepala Malaikat , untuk The Virgin of the Rocks di Louvre ; studi botani Star of Betlehem ; dan sebuah gambar besar (160×100 cm) dengan kapur hitam di atas kertas berwarna The Virgin and Child bersama St. Anne dan St. John the Baptist di National Gallery, London. [116] Gambar ini menggunakan teknik bayangan sfumato yang halus , seperti Mona Lisa . Diperkirakan bahwa Leonardo tidak pernah membuat lukisan darinya, kemiripan yang paling dekat adalah The Virgin and Child dengan St. Annedi Louvre. 

      Prajurit antik di profil , c.  1472

      Gambar menarik lainnya termasuk banyak penelitian yang umumnya disebut sebagai "karikatur" karena, meskipun dibesar-besarkan, tampaknya didasarkan pada pengamatan model hidup. Vasari menceritakan bahwa Leonardo akan mencari wajah-wajah menarik di depan umum untuk digunakan sebagai model untuk beberapa karyanya. [‡ 7] Ada banyak penelitian tentang pria muda yang cantik, sering dikaitkan dengan Salaì, dengan fitur wajah yang langka dan banyak dikagumi, yang disebut "profil Yunani". [y] Wajah-wajah ini sering dikontraskan dengan wajah seorang pejuang. [116]Salaì sering digambarkan dalam kostum kostum. Leonardo diketahui telah merancang set untuk kontes yang mungkin terkait dengan ini. Gambar-gambar lain, yang seringkali sangat teliti, menunjukkan studi tentang gorden. Perkembangan yang nyata dalam kemampuan Leonardo untuk menggambar gorden terjadi pada karya-karya awalnya. Gambar lain yang sering direproduksi adalah sketsa mengerikan yang dibuat oleh Leonardo di Florence pada 1479 yang menunjukkan tubuh Bernardo Baroncelli , digantung sehubungan dengan pembunuhan Giuliano, saudara laki-laki Lorenzo de' Medici, dalam konspirasi Pazzi . [116] Dalam catatannya, Leonardo mencatat warna jubah yang dikenakan Baroncelli saat dia meninggal.

      Seperti dua arsitek kontemporer Donato Bramante (yang merancang Belvedere Courtyard) dan Antonio da Sangallo the Elder , Leonardo bereksperimen dengan desain untuk gereja yang direncanakan secara terpusat, beberapa di antaranya muncul dalam jurnalnya, baik sebagai rencana dan pandangan, meskipun tidak ada yang pernah direalisasikan. . 

      Jurnal dan catatan

      Lihat juga: Daftar karya Leonardo da Vinci Manuscripts

      Humanisme Renaisans tidak mengakui polaritas yang saling eksklusif antara sains dan seni, dan studi Leonardo dalam sains dan teknik terkadang dianggap sama mengesankan dan inovatifnya dengan karya seninya.  Studi-studi ini dicatat dalam 13.000 halaman catatan dan gambar, yang memadukan seni dan filsafat alam (pendahulu ilmu pengetahuan modern). Mereka dibuat dan dipelihara setiap hari sepanjang hidup dan perjalanan Leonardo, saat dia melakukan pengamatan terus-menerus terhadap dunia di sekitarnya. Catatan dan gambar Leonardo menampilkan berbagai macam minat dan keasyikan, beberapa sama biasa saja seperti daftar belanjaan dan orang-orang yang berutang uang kepadanya dan beberapa sama menariknya dengan desain sayap dan sepatu untuk berjalan di atas air. Ada komposisi untuk lukisan, studi detail dan tirai, studi wajah dan emosi, hewan, bayi, pembedahan, studi tanaman, formasi batuan, pusaran air, mesin perang, mesin terbang, dan arsitektur. 

      Buku catatan ini—awalnya kertas-kertas lepas dengan berbagai jenis dan ukuran—sebagian besar dipercayakan kepada murid Leonardo dan pewaris Francesco Melzi setelah kematian sang master.  Ini akan diterbitkan, tugas kesulitan luar biasa karena ruang lingkup dan tulisan istimewa Leonardo. [123] Beberapa gambar Leonardo disalin oleh seorang seniman Milan anonim untuk risalah yang direncanakan pada seni c.  1570 . [124] Setelah kematian Melzi pada tahun 1570, koleksi tersebut diberikan kepada putranya, pengacara Orazio, yang awalnya tidak terlalu tertarik pada jurnal.  Pada tahun 1587, seorang guru rumah tangga Melzi bernama Lelio Gavardi membawa 13 manuskrip ke Pisa; di sana, arsitek Giovanni Magentamencela Gavardi karena telah mengambil manuskrip secara ilegal dan mengembalikannya ke Orazio. Memiliki lebih banyak karya seperti itu, Orazio menghadiahkan jilid-jilid itu kepada Magenta. Penyebaran berita tentang karya-karya Leonardo yang hilang ini, dan Orazio menemukan tujuh dari 13 manuskrip, yang kemudian ia berikan kepada Pompeo Leoni untuk diterbitkan dalam dua jilid; salah satunya adalah Codex Atlanticus . Enam karya lainnya telah dibagikan kepada beberapa orang lainnya. [125] Setelah kematian Orazio, ahli warisnya menjual sisa barang milik Leonardo, dan dengan demikian mulai menyebar. [126]

      Beberapa karya telah menjadi koleksi utama seperti Perpustakaan Kerajaan di Kastil Windsor , Louvre , Biblioteca Nacional de España , Museum Victoria dan Albert , Biblioteca Ambrosiana di Milan, yang menyimpan 12 jilid Codex Atlanticus, dan British Library di London, yang telah menempatkan pilihan dari Codex Arundel (BL Arundel MS 263) secara online. [127] Karya juga telah di Holkham Hall , Metropolitan Museum of Art , dan di tangan pribadi John Nicholas Brown I dan Robert Lehman .  TheCodex Leicester adalah satu-satunya karya ilmiah besar milik pribadi Leonardo; itu dimiliki oleh Bill Gates dan ditampilkan setahun sekali di berbagai kota di seluruh dunia.

      Sebagian besar tulisan Leonardo berada di kursif bayangan cermin . [44] [128] Karena Leonardo menulis dengan tangan kirinya, mungkin lebih mudah baginya untuk menulis dari kanan ke kiri. [129] [z] Leonardo menggunakan berbagai steno dan simbol, dan menyatakan dalam catatannya bahwa ia bermaksud mempersiapkannya untuk diterbitkan. [128] Dalam banyak kasus, satu topik dibahas secara rinci dalam kata-kata dan gambar pada satu lembar, bersama-sama menyampaikan informasi yang tidak akan hilang jika halaman-halamannya diterbitkan secara tidak berurutan. [132] Mengapa mereka tidak diterbitkan selama masa hidup Leonardo tidak diketahui. 

      Sains dan penemuan

      Artikel utama: Sains dan penemuan Leonardo da Vinci

      Pendekatan Leonardo terhadap sains adalah observasional: dia mencoba memahami suatu fenomena dengan menggambarkan dan menggambarkannya secara sangat rinci dan tidak menekankan eksperimen atau penjelasan teoretis. Karena ia tidak memiliki pendidikan formal dalam bahasa Latin dan matematika, para sarjana kontemporer kebanyakan mengabaikan Leonardo sang ilmuwan, meskipun ia belajar sendiri bahasa Latin. Pengamatannya yang tajam di banyak bidang dicatat, seperti ketika ia menulis "Il sole non si move." ("Matahari tidak bergerak.") [133]

      Pada 1490-an ia belajar matematika di bawah Luca Pacioli dan menyiapkan serangkaian gambar benda padat beraturan dalam bentuk kerangka untuk diukir sebagai pelat untuk buku Pacioli Divina Proporsione , diterbitkan pada 1509.  Saat tinggal di Milan, ia belajar cahaya dari puncak Monte Rosa .  Tulisan ilmiah dalam buku catatannya tentang fosil dianggap berpengaruh pada paleontologi awal . [134]

      Isi jurnalnya menunjukkan bahwa dia sedang merencanakan serangkaian risalah tentang berbagai mata pelajaran. Sebuah risalah yang koheren tentang anatomi dikatakan telah diamati selama kunjungan sekretaris Kardinal Louis d'Aragon pada tahun 1517. [135] Aspek karyanya pada studi anatomi, cahaya dan lanskap dikumpulkan untuk diterbitkan oleh Melzi dan akhirnya diterbitkan sebagai A Treatise on Painting di Prancis dan Italia pada 1651 dan Jerman pada 1724,  dengan ukiran berdasarkan gambar oleh pelukis Klasik Nicolas Poussin . Menurut Arasse, risalah, yang di Prancis masuk ke 62 edisi dalam lima puluh tahun, menyebabkan Leonardo dilihat sebagai "pendahulu pemikiran akademis Prancis tentang seni." 

      Sementara eksperimen Leonardo mengikuti metode ilmiah, analisis terbaru dan menyeluruh tentang Leonardo sebagai ilmuwan oleh Fritjof Capra berpendapat bahwa Leonardo adalah jenis ilmuwan yang berbeda secara fundamental dari Galileo , Newton dan ilmuwan lain yang mengikutinya dalam hal itu, sebagai " Manusia Renaisans ", teori dan hipotesisnya mengintegrasikan seni dan khususnya lukisan.  [ halaman diperlukan ]

      Anatomi dan fisiologi

      Studi anatomi lengan ( c.  1510 )

      Leonardo mulai studinya di anatomi dari tubuh manusia di bawah magang dari Verrocchio, yang menuntut agar murid-muridnya mengembangkan pengetahuan yang mendalam tentang subjek. [138] Sebagai seorang seniman, ia dengan cepat menjadi ahli anatomi topografi , menggambar banyak studi tentang otot , tendon dan fitur anatomi lain yang terlihat.

      Sebagai seniman yang sukses, Leonardo diberi izin untuk membedah mayat manusia di Rumah Sakit Santa Maria Nuova di Florence dan kemudian di rumah sakit di Milan dan Roma. Dari tahun 1510 hingga 1511 ia berkolaborasi dalam studinya dengan dokter Marcantonio della Torre . Leonardo membuat lebih dari 240 gambar detail dan menulis sekitar 13.000 kata untuk risalah tentang anatomi. [139] Hanya sedikit materi tentang anatomi yang diterbitkan dalam Risalah Leonardo tentang lukisan . [123] Selama Melzi memesan materi ke dalam bab-bab untuk publikasi, mereka diperiksa oleh sejumlah ahli anatomi dan seniman, termasuk Vasari, Cellini danAlbrecht Dürer , yang membuat sejumlah gambar dari mereka. [123]

      Gambar anatomi Leonardo mencakup banyak studi tentang kerangka manusia dan bagian-bagiannya, serta otot dan urat. Dia mempelajari fungsi mekanik kerangka dan kekuatan otot yang diterapkan padanya dengan cara yang mendahului ilmu biomekanik modern . [140] Dia menggambar jantung dan sistem vaskular , organ seks dan organ internal lainnya, membuat salah satu gambar ilmiah pertama janin dalam kandungan . [116] Gambar dan notasinya jauh lebih maju dari zamannya, dan jika diterbitkan pasti akan memberikan kontribusi besar bagi ilmu kedokteran. [139]

      Sketsa fisiologis otak dan tengkorak manusia Leonardo ( c.  1510 )

      Leonardo juga mengamati dengan cermat dan mencatat efek usia dan emosi manusia pada fisiologi, mempelajari khususnya efek kemarahan. Dia menggambar banyak sosok yang memiliki kelainan bentuk wajah yang signifikan atau tanda-tanda penyakit. [116] Leonardo juga mempelajari dan menggambar anatomi banyak hewan, membedah sapi, burung, monyet, beruang, dan katak, dan membandingkan struktur anatomi mereka dengan manusia dalam gambarnya. Dia juga membuat sejumlah studi tentang kuda. [116]

      Pembedahan Leonardo dan dokumentasi otot, saraf, dan pembuluh darah membantu menggambarkan fisiologi dan mekanika gerakan. Dia berusaha mengidentifikasi sumber 'emosi' dan ekspresinya. Dia merasa sulit untuk menggabungkan sistem dan teori humor tubuh yang berlaku , tetapi akhirnya dia meninggalkan penjelasan fisiologis fungsi tubuh ini. Dia membuat pengamatan bahwa humor tidak terletak di ruang otak atau ventrikel . Dia mendokumentasikan bahwa humor tidak terkandung dalam jantung atau hati, dan bahwa jantunglah yang menentukan sistem peredaran darah. Dia adalah orang pertama yang mendefinisikan aterosklerosis dan sirosis hati. Dia menciptakan model ventrikel serebral dengan menggunakan lilin cair dan membangun aorta kaca untuk mengamati sirkulasi darah melalui katup aorta dengan menggunakan air dan biji rumput untuk mengamati pola aliran. Vesalius menerbitkan karyanya tentang anatomi dan fisiologi di De humani corporis fabrica pada tahun 1543. [141]

      Rekayasa dan penemuan

      Selama hidupnya, Leonardo juga dihargai sebagai seorang insinyur. Dengan pendekatan rasional dan analitis yang sama yang menggerakkannya untuk mewakili tubuh manusia dan untuk menyelidiki anatomi, Leonardo mempelajari dan merancang banyak mesin dan perangkat. Dia menggambar "anatomi" mereka dengan penguasaan yang tak tertandingi, menghasilkan bentuk pertama dari gambar teknis modern, termasuk teknik "tampilan meledak" yang disempurnakan, untuk mewakili komponen internal. Studi dan proyek yang dikumpulkan dalam kodeksnya memenuhi lebih dari 5.000 halaman. [142] Dalam sebuah surat tahun 1482 kepada penguasa Milan Ludovico il Moro, dia menulis bahwa dia bisa membuat segala macam mesin baik untuk perlindungan kota maupun untuk pengepungan. Ketika dia melarikan diri dari Milan ke Venesia pada tahun 1499, dia mendapatkan pekerjaan sebagai seorang insinyur dan merancang sistem barikade yang dapat dipindahkan untuk melindungi kota dari serangan. Pada 1502, ia membuat skema untuk mengalihkan aliran sungai Arno, sebuah proyek yang juga dikerjakan oleh Niccolò Machiavelli . [143] [144] Dia terus merenungkan kanalisasi dataran Lombardy sementara di perusahaan Louis XII  dan Loire dan anak-anak sungainya di perusahaan Francis I.  Jurnal Leonardo mencakup sejumlah besar penemuan, baik praktis dan tidak praktis. Mereka termasukalat musik , ksatria mekanik , pompa hidrolik, mekanisme engkol reversibel, cangkang mortir bersirip, dan meriam uap . 

      Gambar Leonardo tentang kereta bersabit dan kendaraan tempur .

      Leonardo terpesona oleh fenomena penerbangan untuk sebagian besar hidupnya, menghasilkan banyak penelitian, termasuk Codex tentang Penerbangan Burung ( c.  1505 ), serta rencana untuk beberapa mesin terbang, seperti ornithopter yang mengepak dan mesin dengan rotor heliks .  Sebuah film dokumenter 2003 oleh stasiun televisi Inggris Channel Four , berjudul Leonardo's Dream Machines , berbagai desain oleh Leonardo, seperti parasut dan panah raksasa , ditafsirkan dan dibangun. [146] [147] Beberapa dari desain tersebut terbukti berhasil, sementara yang lain bernasib kurang baik saat diuji.

      Penelitian yang dilakukan oleh Marc van den Broek mengungkapkan prototipe yang lebih tua untuk lebih dari 100 penemuan yang dianggap berasal dari Leonardo. Kesamaan antara ilustrasi dan gambar Leonardo dari Abad Pertengahan dan dari Yunani Kuno dan Roma, Kekaisaran Cina dan Persia, dan Mesir menunjukkan bahwa sebagian besar penemuan Leonardo telah disusun sebelum masa hidupnya. Inovasi Leonardo adalah menggabungkan fungsi yang berbeda dari draf yang ada dan mengaturnya menjadi adegan yang menggambarkan kegunaannya. Dengan menyusun kembali penemuan teknis, dia menciptakan sesuatu yang baru. [148]

      Dalam buku catatannya, Leonardo pertama kali menyatakan 'hukum' gesekan geser pada tahun 1493. [149] Inspirasinya untuk menyelidiki gesekan muncul sebagian dari studinya tentang gerak abadi , yang ia simpulkan dengan benar tidak mungkin.  Hasilnya tidak pernah dipublikasikan dan hukum gesekan tidak ditemukan kembali sampai tahun 1699 oleh Guillaume Amontons , dengan nama yang sekarang biasanya dikaitkan. [149] Untuk kontribusi ini, Leonardo dinobatkan sebagai yang pertama dari 23 "Men of Tribology" oleh Duncan Dowson . [151]

      Warisan

      Patung di luar Uffizi , Florence, oleh Luigi Pampaloni (1791–1847)

      Ketenaran Leonardo dalam hidupnya sendiri sedemikian rupa sehingga Raja Prancis membawanya pergi seperti piala, dan diklaim telah mendukungnya di usia tuanya dan memeluknya saat dia meninggal. Ketertarikan pada Leonardo dan karyanya tidak pernah berkurang. Orang banyak masih mengantri untuk melihat karya seninya yang paling terkenal, kaus oblong masih memuat gambarnya yang paling terkenal, dan penulis terus memujinya sebagai seorang jenius sambil berspekulasi tentang kehidupan pribadinya, serta tentang apa yang sebenarnya diyakini oleh orang yang begitu cerdas. 

      Kekaguman berkelanjutan yang diperintahkan Leonardo dari pelukis, kritikus, dan sejarawan tercermin dalam banyak penghargaan tertulis lainnya. Baldassare Castiglione , penulis Il Cortegiano ( The Courtier ), menulis pada tahun 1528: "...Seorang pelukis terhebat di dunia ini memandang rendah seni ini di mana ia tidak ada bandingannya..." [152] sedangkan penulis biografinya dikenal sebagai "Anonimo Gaddiano" menulis, c.  1540 : "Kejeniusannya sangat langka dan universal sehingga dapat dikatakan bahwa alam melakukan keajaiban atas namanya..." [153] Vasari, dalam karyanya Lives of the Artists (1568), membuka babnya tentang Leonardo: [‡ 11]

      Dalam peristiwa normal, banyak pria dan wanita dilahirkan dengan bakat luar biasa; tetapi kadang-kadang, dengan cara yang melampaui alam, satu orang secara menakjubkan diberkahi oleh Surga dengan keindahan, anugerah, dan bakat dalam kelimpahan sedemikian rupa sehingga dia meninggalkan orang lain jauh di belakang, semua tindakannya tampak terinspirasi dan memang semua yang dia lakukan jelas-jelas berasal dari Tuhan. daripada dari keterampilan manusia. Semua orang mengakui bahwa ini benar tentang Leonardo da Vinci, seorang seniman dengan kecantikan fisik yang luar biasa, yang menunjukkan keanggunan tak terbatas dalam segala hal yang dia lakukan dan yang mengembangkan kejeniusannya dengan sangat cemerlang sehingga semua masalah yang dia pelajari dia selesaikan dengan mudah.

      Kematian Leonardo da Vinci , oleh Ingres , 1818 [u]

      Abad ke-19 membawa kekaguman khusus untuk kejeniusan Leonardo, menyebabkan Henry Fuseli menulis pada tahun 1801: "Begitulah awal seni modern, ketika Leonardo da Vinci muncul dengan kemegahan yang menjauhkan keunggulan sebelumnya: terdiri dari semua elemen yang membentuk esensi jenius..." [154] Hal ini digaungkan oleh AE Rio yang menulis pada tahun 1861: "Dia menjulang di atas semua seniman lain melalui kekuatan dan kemuliaan bakatnya." [155]

      Pada abad ke-19, ruang lingkup buku catatan Leonardo diketahui, serta lukisannya. Hippolyte Taine menulis pada tahun 1866: "Mungkin tidak ada di dunia ini contoh kejeniusan lain yang begitu universal, begitu tidak mampu memenuhi, begitu penuh kerinduan akan yang tak terbatas, begitu halus secara alami, begitu jauh di depan abadnya sendiri dan abad-abad berikutnya. ." [156] Sejarawan seni Bernard Berenson menulis pada tahun 1896: "Leonardo adalah satu-satunya seniman yang dapat dikatakan dengan literal yang sempurna: Tidak ada yang dia sentuh tetapi berubah menjadi sesuatu yang indah abadi. Baik itu penampang tengkorak, struktur rumput liar, atau studi tentang otot, dia, dengan perasaannya terhadap garis dan cahaya dan bayangan, selamanya mengubahnya menjadi nilai-nilai yang mengkomunikasikan kehidupan." [157]

      Ketertarikan pada kejeniusan Leonardo terus berlanjut; para ahli mempelajari dan menerjemahkan tulisannya, menganalisis lukisannya menggunakan teknik ilmiah, berdebat tentang atribusi dan mencari karya yang telah direkam tetapi tidak pernah ditemukan. [158] Liana Bortolon, menulis pada tahun 1967, mengatakan: "Karena banyaknya minat yang mendorongnya untuk mengejar setiap bidang pengetahuan...Leonardo dapat dianggap, cukup tepat, sebagai jenius universal par excellence, dan dengan semua nada menggelisahkan yang melekat dalam istilah itu. Manusia hari ini sama tidak nyamannya, dihadapkan dengan seorang jenius, seperti pada abad ke-16. Lima abad telah berlalu, namun kita masih memandang Leonardo dengan kagum."  The Elmer Belt Perpustakaan Vinciana adalah koleksi khusus diUniversitas California, Los Angeles . [159]

      Penulis abad kedua puluh satu Walter Isaacson mendasarkan sebagian besar biografinya tentang Leonardo  pada ribuan entri buku catatan, mempelajari catatan pribadi, sketsa, notasi anggaran, dan renungan orang yang dianggapnya sebagai inovator terbesar. Isaacson terkejut menemukan sisi "menyenangkan dan menggembirakan" dari Leonardo selain rasa ingin tahunya yang tak terbatas dan kejeniusan kreatifnya. [160]

      Pada peringatan 500 tahun kematian Leonardo, Louvre di Paris menyelenggarakan pameran tunggal terbesar karyanya, yang disebut Leonardo , antara November 2019 dan Februari 2020. Pameran ini mencakup lebih dari 100 lukisan, gambar, dan buku catatan. Sebelas lukisan yang diselesaikan Leonardo dalam hidupnya dimasukkan. Lima di antaranya dimiliki oleh Louvre, tetapi Mona Lisa tidak dimasukkan karena sangat diminati oleh pengunjung umum Louvre; itu tetap dipajang di galerinya. Vitruvian Man , bagaimanapun, dipajang setelah pertempuran hukum dengan pemiliknya, Gallerie dell'Accademia di Venesia. Salvator Mundi [aa]juga tidak disertakan karena pemilik Saudi tidak setuju untuk menyewakan pekerjaan tersebut. [163] [164]

      The Mona Lisa , dianggap Leonardo magnum opus , sering dianggap sebagai potret paling terkenal yang pernah dibuat.  Perjamuan Terakhir adalah lukisan religi yang paling banyak direproduksi sepanjang masa, [166] dan lukisan Vitruvian Man karya Leonardo juga dianggap sebagai ikon budaya . [167]

      Lebih dari satu dekade analisis silsilah genetik Leonardo , yang dilakukan oleh Alessandro Vezzosi dan Agnese Sabato, sampai pada kesimpulan pada pertengahan 2021. Ditentukan bahwa artis memiliki 14 kerabat laki-laki yang masih hidup. Pekerjaan itu juga dapat membantu menentukan keaslian sisa-sisa yang dianggap milik Leonardo. [168]

      Lokasi peninggalan

      Makam di kapel Saint Hubert di Château d'Amboise di mana sebuah plakat menggambarkannya sebagai situs dugaan peninggalan Leonardo.

      Sementara Leonardo pasti dimakamkan di gereja perguruan tinggi Saint Florentin di Château d'Amboise pada 12 Agustus 1519, lokasi jenazahnya saat ini tidak jelas. [169]  Sebagian besar Château d'Amboise rusak selama Revolusi Prancis , yang menyebabkan pembongkaran gereja pada tahun 1802. [169] Beberapa kuburan dihancurkan dalam proses tersebut, menyebarkan tulang-tulang yang dikebumikan di sana dan dengan demikian meninggalkan keberadaannya sisa-sisa Leonardo dapat diperdebatkan; seorang tukang kebun bahkan mungkin mengubur beberapa di sudut halaman. [169]

      Pada tahun 1863, inspektur jenderal seni rupa Arsène Houssaye menerima komisi kekaisaran untuk menggali situs tersebut dan menemukan kerangka yang sebagian lengkap dengan cincin perunggu di satu jari, rambut putih, dan pecahan batu bertuliskan "EO", "AR", " DUS", dan "VINC"—diartikan membentuk "Leonardus Vinci". [88] [169] [171] Tengkorak delapan gigi sesuai dengan seseorang dari sekitar usia yang sesuai dan perisai perak ditemukan di dekat tulang menggambarkan Francis I berjanggut , sesuai dengan penampilan raja selama waktu Leonardo di Prancis. [171]

      Houssaye mendalilkan bahwa tengkorak yang luar biasa besar itu merupakan indikator kecerdasan Leonardo; penulis Charles Nicholl menggambarkan ini sebagai " deduksi frenologis yang meragukan ." [169] Pada saat yang sama, Houssaye mencatat beberapa masalah dengan pengamatannya, termasuk bahwa kaki diputar ke arah altar tinggi , sebuah praktik yang umumnya diperuntukkan bagi orang awam , dan bahwa kerangka 1,73 meter (5,7 kaki) tampak terlalu pendek. [171] Sejarawan seni Mary Margaret Heaton menulis pada tahun 1874 bahwa ketinggian akan sesuai untuk Leonardo.  Tengkorak itu diduga diserahkan kepada Napoleon IIIsebelum dikembalikan ke Château d'Amboise, di mana mereka dikebumikan kembali di kapel Saint Hubert pada tahun 1874. [171] [173] Sebuah plakat di atas makam menyatakan bahwa isinya hanya dianggap milik Leonardo. 

      Sejak itu telah berteori bahwa melipat lengan kanan kerangka di atas kepala mungkin sesuai dengan kelumpuhan tangan kanan Leonardo. [77] [83] [171] Pada tahun 2016, diumumkan bahwa tes DNA akan dilakukan untuk menentukan apakah atribusi itu benar. [173] DNA jenazah akan dibandingkan dengan sampel yang dikumpulkan dari karya Leonardo dan keturunan saudara tirinya Domenico; [173] itu juga dapat diurutkan . [174]

      Pada 2019, dokumen diterbitkan mengungkapkan bahwa Houssaye telah menyimpan cincin dan seikat rambut. Pada tahun 1925, cicitnya menjual ini kepada seorang kolektor Amerika. Enam puluh tahun kemudian, seorang Amerika lain memperolehnya, yang kemudian dipamerkan di Museum Leonardo di Vinci mulai 2 Mei 2019, peringatan 500 tahun kematian seniman tersebut. [88] [175]

      Catatan

      Umum

      1. ^ Melompat ke:b LihatNicholl (2005, hlm. 17–20) danBambach (2019, hlm. 24) untuk informasi lebih lanjut tentang perselisihan dan ketidakpastian seputar tempat kelahiran Leonardo yang sebenarnya.
      2. ^ Melompat ke:b Inggris: / ˌ ə n ɑːr oʊ ə v ɪ tʃ i , ˌ  -, ˌ eɪ oʊ - / ; LEE -ə- NAR -doh də VIN -chee, LEE -oh-, LAY -oh-
      3. ^ Italia:  [leonardo di sɛr pjɛːro da (v) vintʃi] (  )
         Dimasukkannya judul 'ser' (memperpendek Italia Messer atau Messere , judul courtesy diawali dengan nama pertama) menunjukkan bahwa ayah Leonardo adalah seorang pria.
      4. ^ Buku harian kakek dari pihak ayah, Ser Antonio, menyampaikan kisah yang tepat: "Dilahirkan bagi saya seorang cucu, putra Ser Piero  [ fr ] , pada 15 April, hari Sabtu, pada jam ketiga malam."  Ser Antonio mencatat Leonardo dibaptis pada hari berikutnya oleh Piero di Bartolomeo di paroki dari Santa Croce  [ itu ] . [14]
      5. ^ Lihat Nicholl (2005 , hlm. 26–30) untuk informasi lebih lanjut tentang ibunda Leonardo dan Antonio di Piero Buti del Vacca.
      6. ^ Ada anggapan bahwa Caterina mungkin adalah budak dari Timur Tengah "atau setidaknya, dari Mediterania" atau bahkan keturunan Cina. Menurut kritikus seni Alessandro Vezzosi , kepala Museum Leonardo di Vinci , ada bukti bahwa Piero memiliki seorang budak bernama Caterina. [21]Rekonstruksi salah satu sidik jari Leonardo menunjukkan pola yang cocok dengan 60% orang asal Timur Tengah, menunjukkan kemungkinan bahwa Leonardo mungkin memiliki darah Timur Tengah. Klaim ini dibantah oleh Simon Cole, profesor kriminologi, hukum, dan masyarakat di University of California di Irvine: "Anda tidak dapat memprediksi ras seseorang dari insiden semacam ini, terutama jika hanya melihat satu jari". Baru-baru ini, sejarawan Martin Kemp , setelah menggali melalui arsip dan catatan yang diabaikan di Italia, menemukan bukti bahwa ibu Leonardo adalah seorang wanita muda lokal yang diidentifikasi sebagai Caterina di Meo Lippi. [22]
      7. ^ Lihat Kemp & Pallanti (2017 , hlm. 65–66) untuk tabel terperinci tentang pernikahan Ser Piero.
      8. ^ Dia juga tidak pernah menulis tentang ayahnya, kecuali catatan kematiannya di mana dia melebih-lebihkan usianya tiga tahun.  Saudara-saudara Leonardo menyebabkan dia kesulitan setelah kematian ayahnya dalam perselisihan tentang warisan mereka. 
      9. ^ Pengaruh humanis dari Donatello's David dapat dilihat dalam lukisan-lukisan terakhir Leonardo, khususnya John the Baptist . 
      10. ^ "Seni yang beragam" dan keterampilan teknis dari lokakarya Abad Pertengahan dan Renaisans dijelaskan secara rinci dalam teks abad ke-12 On Divers Arts oleh Theophilus Presbyter dan dalam teks awal abad ke-15 Il Libro Dell'arte O Trattato Della Pittui olehCennino Cennini .
      11. ^ Bahwa Leonardo bergabung dengan serikat pada saat ini disimpulkan dari catatan pembayaran yang dilakukan ke Compagnia di San Luca dalam daftar perusahaan, Libro Rosso A, 1472-1520, Accademia di Belle Arti. 
      12. ^ Di bagian belakang ia menulis: "Saya, tinggal bersama Anthony, saya bahagia," mungkin mengacu pada ayahnya.
      13. ^ Leonardo kemudian menulis di margin jurnal, "The Medici membuat saya dan Medici menghancurkan saya." 
      14. ^ Pada tahun 2005, studio ini ditemukan kembali selama restorasi sebagian bangunan yang ditempati selama 100 tahun oleh Departemen Geografi Militer. [57]
      15. ^ Kedua karya hilang. Seluruh komposisi lukisan Michelangelo diketahui dari salinan oleh Aristotole da Sangallo, 1542. [62] Lukisan Leonardo hanya diketahui dari sketsa persiapan dan beberapa salinan bagian tengah, yang paling terkenal, dan mungkin paling tidak akurat, adalah dengan Peter Paul Rubens . 
      16. ^ Paus Leo X dikutip mengatakan, "Orang ini tidak akan pernah mencapai apa pun! Dia memikirkan akhir sebelum awal!" 
      17. ^ Tidak diketahui untuk alasan apa singa mekanik itu dibuat, tetapi diyakini telah menyapa raja saat masuk ke Lyon dan mungkin digunakan untuk pembicaraan damai antara raja Prancis dan Paus Leo X di Bologna. Sebuah rekreasi dugaan singa telah dibuat dan dipajang di Museum Bologna. [75]
      18. ^ Diidentifikasi melalui kemiripannya dengan potret diri Leonardo yang diduga [78]
      19. ^ "... Messer Lunardo Vinci [ sic ] ...jenggot abu-abutua lebih dari 70 tahun ... menunjukkan Yang Mulia tiga gambar ... dari siapa, sejak itu ia mengalami kelumpuhan tertentu pada tangan kanan, orang tidak dapat mengharapkan pekerjaan yang lebih baik lagi." 
      20. ^ Adegan ini digambarkan dalam lukisan romantis karya Ingres , Ménageot dan seniman Prancis lainnya, serta Angelica Kauffman .
      21. ^ Melompat ke:b Pada hari kematian Leonardo, sebuah dekrit kerajaan dikeluarkan oleh raja diSaint-Germain-en-Laye, perjalanan dua hari dari Clos Lucé. Ini telah diambil sebagai bukti bahwa Raja Francis tidak mungkin hadir di ranjang kematian Leonardo, tetapi dekrit itu tidak ditandatangani oleh raja. [86]
      22. ^ Masing-masing dari enam puluh orang miskin telah diberikan penghargaan sesuai dengan wasiat Leonardo. 
      23. ^ Lukisan itu, yang pada abad ke-18 milik Angelica Kauffman , kemudian dipotong. Dua bagian utama ditemukan di toko barang rongsokan dan toko tukang sepatu dan disatukan kembali.  Ada kemungkinan bahwa bagian luar komposisi hilang.
      24. ^ Karya ini sekarang ada dalam koleksi Uffizi , Drawing No. 8P.
      25. ^ "Profil Yunani" memiliki garis lurus terus menerus dari dahi ke ujung hidung, batang hidung yang sangat tinggi. Ini adalah fitur dari banyakpatung Yunani Klasik .
      26. ^ Dia juga menggambar dengan tangan kiri, itu menetas stroke "miring ke bawah dari kiri ke-kanan stroke yang alami dari artis kidal".  Ia juga terkadang menulis secara konvensional dengan tangan kanannya. [131]
      27. Salvator Mundi , lukisan karya Leonardo yang menggambarkan Yesus memegang bola, terjual dengan rekor dunia US$450,3 juta dilelang Christie's di New York, 15 November 2017. [161] Harga jual tertinggi yang diketahui untuk karya seni apa pun sebelumnya adalah US$300 juta , untuk Willem de Kooning 's Interchange , yang dijual secara pribadi pada bulan September 2015. [162] harga tertinggi sebelumnya dibayar untuk sebuah karya seni di lelang adalah untuk Pablo Picasso ' s Les Femmes d'Alger , yang dijual seharga US $ 179.400.000 pada Mei 2015 di Christie's New York. [162]

      Sumber : //en.wikipedia.org/wiki/Leonardo_da_Vinci

    • Michelangelo Assignment

      Michelangelo di Lodovico Buonarroti Simoni ( Italia:  [mikelandʒelo di lodoviːko ˌbwɔnarrɔːti Simoni] ; 6 Maret 1475 - 18 Februari 1564), dikenal hanya sebagai Michelangelo ( bahasa Inggris: / ˌ aɪ əl æ dʒ ə  , ˌ ɪ k -/ [1] ), adalah seorang pematung, pelukis, arsitek, dan penyair Italia dari Renaisans Tinggi yang lahir di Republik Florence , yang memberikan pengaruh yang tak tertandingi pada perkembangan seni Barat. Keserbagunaan artistiknya sangat tinggi sehingga ia sering dianggap sebagai penantang gelar pria Renaisans yang tipikal , bersama dengan saingannya dan sezamannya, Leonardo da Vinci . [2] Beberapa sarjana telah menggambarkan Michelangelo sebagai seniman terbesar seusianya dan bahkan sebagai seniman terbesar sepanjang masa. [3] [4]

      Sejumlah karya seni lukis , patung, dan arsitektur Michelangelo termasuk yang paling terkenal. [2] Outputnya di bidang ini luar biasa; mengingat banyaknya korespondensi, sketsa, dan kenang-kenangan yang masih ada, dia adalah seniman terbaik abad ke-16 yang terdokumentasi. Dia memahat dua karyanya yang paling terkenal, Pietà dan David , sebelum usia tiga puluh tahun. Meskipun berpendapat rendah tentang lukisan, ia juga menciptakan dua lukisan dinding paling berpengaruh dalam sejarah seni Barat: adegan dari Kejadian di langit - langit Kapel Sistine di Roma, dan Penghakiman Terakhir di dinding altarnya. Desain nyaPerpustakaan Laurentian memelopori arsitektur Mannerist . [5] Pada usia 74, ia menggantikan Antonio da Sangallo Muda sebagai arsitek Basilika Santo Petrus . Dia mengubah rencananya sehingga ujung barat selesai dengan desainnya, seperti kubahnya, dengan beberapa modifikasi, setelah kematiannya.

      Michelangelo adalah seniman Barat pertama yang biografinya diterbitkan saat dia masih hidup. [2] Faktanya, dua biografi diterbitkan selama masa hidupnya. Salah satunya, oleh Giorgio Vasari , mengusulkan agar karya Michelangelo melampaui karya seniman mana pun yang hidup atau mati, dan "tertinggi bukan hanya dalam satu seni saja tetapi dalam ketiganya". [6]

      Dalam masa hidupnya, Michelangelo sering disebut Il Divino ("yang ilahi"). [7] sezaman-Nya sering dikagumi nya terribilità kemampuan -Tinjauan untuk menanamkan rasa kagum. Upaya seniman berikutnya untuk meniru gaya [8] Michelangelo yang sangat pribadi menghasilkan Mannerisme , gerakan besar berikutnya dalam seni Barat setelah High Renaissance.

      Kehidupan awal, 1475–1488

      Michelangelo lahir pada 6 Maret 1475 [a] di Caprese , yang sekarang dikenal sebagai Caprese Michelangelo, sebuah kota kecil yang terletak di Valtiberina, [9] dekat Arezzo , Tuscany . [10] Selama beberapa generasi, keluarganya menjadi bankir skala kecil di Florence ; tetapi bank itu gagal, dan ayahnya, Ludovico di Leonardo Buonarroti Simoni, sempat menduduki jabatan pemerintah di Caprese, tempat lahirnya Michelangelo. [2] Pada saat kelahiran Michelangelo, ayahnya adalah administrator yudisial kota dan podestà atau administrator lokal Chiusi della Verna. Ibu Michelangelo adalah Francesca di Neri del Miniato di Siena. [11] Buonarrotis mengklaim sebagai keturunan dari Countess Mathilde dari Canossa —sebuah klaim yang masih belum terbukti, tetapi diyakini oleh Michelangelo. [12]

      Beberapa bulan setelah kelahiran Michelangelo, keluarganya kembali ke Florence, tempat ia dibesarkan. Selama ibunya sakit berkepanjangan, dan setelah kematiannya pada tahun 1481 (ketika dia berusia enam tahun), Michelangelo tinggal bersama seorang pengasuh dan suaminya, seorang pemotong batu, di kota Settignano , di mana ayahnya memiliki sebuah tambang marmer dan sebuah tanah pertanian. [11] Di sana ia mendapatkan cintanya pada marmer. Seperti kutipan Giorgio Vasari :

      Jika ada kebaikan dalam diri saya, itu karena saya lahir di atmosfer halus negara Arezzo Anda. Seiring dengan susu perawat saya, saya menerima keahlian menangani pahat dan palu, yang dengannya saya membuat gambar saya. [10]

      Magang, 1488-1492

      Sebagai seorang anak muda, Michelangelo dikirim ke Florence untuk belajar tata bahasa di bawah Humanis Francesco da Urbino. [10] [13] [b] Namun, ia tidak menunjukkan minat pada sekolahnya, lebih memilih untuk menyalin lukisan dari gereja dan mencari perusahaan pelukis lain. [13]

      Kota Florence pada waktu itu adalah pusat seni dan pembelajaran terbesar di Italia. [14] Seni disponsori oleh Signoria (dewan kota), serikat pedagang, dan pelindung kaya seperti Medici dan rekan perbankan mereka. [15] The Renaissance , pembaruan Klasik beasiswa dan seni, memiliki berbunga pertama di Florence. [14] Pada awal abad ke-15, arsitek Filippo Brunelleschi , setelah mempelajari sisa-sisa bangunan Klasik di Roma, telah menciptakan dua gereja, San Lorenzo's dan Santo Spirito , yang mewujudkan ajaran Klasik. [16] PematungLorenzo Ghiberti telah bekerja selama lima puluh tahun untuk menciptakan pintu perunggu Baptistry , yang digambarkan Michelangelo sebagai "Gerbang Surga". [17] Relung eksterior Gereja Orsanmichele berisi galeri karya pematung Florence yang paling terkenal: Donatello , Ghiberti, Andrea del Verrocchio , dan Nanni di Banco . [15] Interior gereja-gereja tua ditutupi dengan lukisan dinding (kebanyakan di Abad Pertengahan Akhir, tetapi juga dalam gaya Renaisans Awal), dimulai oleh Giotto dan dilanjutkan oleh Masaccio di Kapel Brancacci, keduanya karya Michelangelo dipelajari dan disalin dalam gambar. [18]

      Selama masa kecil Michelangelo, sebuah tim pelukis telah dipanggil dari Florence ke Vatikan untuk menghiasi dinding Kapel Sistina . Di antaranya adalah Domenico Ghirlandaio , seorang master lukisan fresco, perspektif, gambar figur dan potret yang memiliki bengkel terbesar di Florence. [15] Pada 1488, pada usia 13, Michelangelo magang ke Ghirlandaio. [19] Tahun berikutnya, ayahnya membujuk Ghirlandaio untuk membayar Michelangelo sebagai seorang seniman, yang langka untuk seseorang dari empat belas. [20] Ketika pada tahun 1489, Lorenzo de' Medici , penguasa de facto Florence, meminta Ghirlandaio untuk dua murid terbaiknya, Ghirlandaio mengirim Michelangelo dan Francesco Granacci .[21]

      Dari 1490 hingga 1492, Michelangelo menghadiri Akademi Platonis , sebuah akademi Humanis yang didirikan oleh Medici. Di sana, karya dan pandangannya dipengaruhi oleh banyak filsuf dan penulis paling terkemuka saat itu, termasuk Marsilio Ficino , Pico della Mirandola, dan Poliziano . [22] Pada saat ini, Michelangelo memahat relief Madonna of the Steps (1490–1492) dan Battle of the Centaur (1491–1492), [18] yang terakhir berdasarkan tema yang disarankan oleh Poliziano dan ditugaskan oleh Lorenzo de' Medici . [23] Michelangelo bekerja untuk sementara waktu dengan pematung Bertoldo di Giovanni. Ketika dia berusia tujuh belas tahun, murid lain, Pietro Torrigiano , memukul hidungnya, menyebabkan cacat yang mencolok dalam potret Michelangelo. [24]

      Bologna, Florence dan Roma, 1492–1499

      Piet , Basilika Santo Petrus (1498–99)

      Kematian Lorenzo de' Medici pada 8 April 1492 membawa pembalikan keadaan Michelangelo. [25] Michelangelo meninggalkan keamanan istana Medici dan kembali ke rumah ayahnya. Pada bulan-bulan berikutnya ia mengukir Salib kayu polikrom (1493), sebagai hadiah kepada pemimpin gereja Santo Spirito di Florentine, yang memungkinkannya untuk melakukan beberapa studi anatomi mayat dari rumah sakit gereja. [26] Ini adalah yang pertama dari beberapa contoh selama karirnya bahwa Michelangelo belajar anatomi dengan membedah mayat. [27] [28]

      Antara 1493 dan 1494 ia membeli sebongkah marmer, dan mengukir patung Hercules yang lebih besar dari aslinya , yang dikirim ke Prancis dan kemudian menghilang sekitar abad ke-18. [23] [c] Pada tanggal 20 Januari 1494, setelah hujan salju lebat, pewaris Lorenzo, Piero de Medici , menugaskan patung salju, dan Michelangelo kembali memasuki istana Medici. [29]

      Pada tahun yang sama, Medici diusir dari Florence sebagai akibat dari kebangkitan Savonarola . Michelangelo meninggalkan kota sebelum akhir pergolakan politik, pindah ke Venesia dan kemudian ke Bologna . [25] Di Bologna, ia ditugaskan untuk mengukir beberapa figur kecil terakhir untuk penyelesaian Kuil St. Dominikus , di gereja yang didedikasikan untuk santo itu. Saat ini Michelangelo mempelajari relief kokoh yang diukir oleh Jacopo della Quercia di sekitar portal utama Basilika St Petronius , termasuk panel The Creation of Eve , yang komposisinya akan muncul kembali di langit-langit Kapel Sistina.. [30] Menjelang akhir tahun 1495, situasi politik di Florence lebih tenang; kota, yang sebelumnya di bawah ancaman Prancis, tidak lagi dalam bahaya karena Charles VIII telah menderita kekalahan. Michelangelo kembali ke Florence tetapi tidak menerima komisi dari pemerintah kota baru di bawah Savonarola. [31] Dia kembali bekerja di Medici. [32] Selama setengah tahun yang dia habiskan di Florence, dia mengerjakan dua patung kecil, seorang anak St. John the Baptist dan Cupid yang sedang tidur . Menurut Condivi, Lorenzo di Pierfrancesco de' Medici , untuk siapa Michelangelo telah memahat St. John the Baptist, meminta Michelangelo "memperbaikinya sehingga tampak seolah-olah telah dikubur" sehingga dia dapat "mengirimnya ke Roma ... menyebarkannya sebagai] sebuah karya kuno dan ... menjualnya jauh lebih baik." Baik Lorenzo dan Michelangelo tanpa disadari ditipu oleh seorang perantara. Kardinal Raffaele Riario , kepada siapa Lorenzo telah menjualnya, menemukan bahwa itu adalah penipuan, tetapi sangat terkesan dengan kualitas patung itu sehingga dia mengundang seniman itu ke Roma. [33] [d] Keberhasilan nyata dalam menjual patungnya ke luar negeri serta situasi Florentine yang konservatif mungkin telah mendorong Michelangelo untuk menerima undangan prelatus itu. [32] Michelangelo tiba di Roma pada 25 Juni 1496 [34]pada usia 21 tahun. Pada tanggal 4 Juli di tahun yang sama, ia mulai mengerjakan sebuah komisi untuk Kardinal Riario, sebuah patung dewa anggur Romawi Bacchus yang berukuran lebih besar . Setelah selesai, pekerjaan itu ditolak oleh kardinal, dan kemudian dimasukkan ke dalam koleksi bankir Jacopo Galli, untuk kebunnya.

      Pada November 1497, duta besar Prancis untuk Tahta Suci, Kardinal Jean de Bilhères-Lagraulas , menugaskannya untuk mengukir Pietà , sebuah patung yang menunjukkan Perawan Maria berduka atas tubuh Yesus. Subjek, yang bukan merupakan bagian dari narasi Alkitab tentang Penyaliban, adalah umum dalam patung religius Abad Pertengahan Eropa Utara dan akan sangat akrab dengan Kardinal. [35] Kontrak tersebut disepakati pada bulan Agustus tahun berikutnya. Michelangelo berusia 24 tahun pada saat penyelesaiannya. [35]Itu segera dianggap sebagai salah satu mahakarya seni pahat terbesar di dunia, "pengungkapan semua potensi dan kekuatan seni patung". Pendapat kontemporer diringkas oleh Vasari: "Tentu saja merupakan keajaiban bahwa sebongkah batu tak berbentuk dapat direduksi menjadi kesempurnaan yang hampir tidak dapat diciptakan oleh alam dalam daging." [36] Sekarang terletak di Basilika Santo Petrus .

      Firenze, 1499–1505

      Artikel utama: David (Michelangelo)

      The Patung Daud , diselesaikan oleh Michelangelo pada 1504, adalah salah satu karya yang paling terkenal dari Renaissance.

      Michelangelo kembali ke Florence pada 1499. Republik berubah setelah jatuhnya pemimpinnya, pendeta anti-Renaisans Girolamo Savonarola , yang dieksekusi pada 1498, dan kebangkitan gonfaloniere Piero Soderini . Michelangelo diminta oleh konsul Guild of Wool untuk menyelesaikan proyek yang belum selesai yang dimulai 40 tahun sebelumnya oleh Agostino di Duccio : patung marmer Carrara raksasa yang menggambarkan David sebagai simbol kebebasan Florentine untuk ditempatkan di atap pelana Katedral Florence . [37] Michelangelo menanggapi dengan menyelesaikan karyanya yang paling terkenal, patung David, pada tahun 1504. Karya agung itu secara definitif mengukuhkan keunggulannya sebagai pematung dengan keterampilan teknis yang luar biasa dan kekuatan imajinasi simbolis. Sebuah tim konsultan, termasuk Botticelli , Leonardo da Vinci , Filippino Lippi , Pietro Perugino , Lorenzo di Credi , Antonio dan Giuliano da Sangallo , Andrea della Robbia , Cosimo Rosselli , Davide Ghirlandaio , Piero di Cosimo , Andrea Sansovino dan teman baik Michelangelo Francesco Granacci, dipanggil bersama untuk memutuskan penempatannya, akhirnya Piazza della Signoria, di depan Palazzo Vecchio . Sekarang berdiri di Academia sementara replika menempati tempatnya di alun-alun. [38] Pada periode yang sama menempatkan David , Michelangelo mungkin telah terlibat dalam pembuatan profil pahatan pada fasad Palazzo Vecchio yang dikenal sebagai Importuno di Michelangelo . Hipotesis [39] tentang kemungkinan keterlibatan Michelangelo dalam pembuatan profil didasarkan pada kemiripan yang kuat dari yang terakhir dengan profil yang digambar oleh seniman, yang berasal dari awal abad ke-16, sekarang disimpan di Louvre .[40]

      Dengan selesainya Daud datanglah tugas lain. Pada awal 1504 Leonardo da Vinci telah ditugaskan untuk melukis Pertempuran Anghiari di ruang dewan Palazzo Vecchio, menggambarkan pertempuran antara Florence dan Milan pada 1440. Michelangelo kemudian ditugaskan untuk melukis Pertempuran Cascina . Kedua lukisan itu sangat berbeda: Leonardo menggambarkan tentara yang bertempur di atas kuda, sementara Michelangelo memiliki tentara yang disergap saat mereka mandi di sungai. Tidak ada pekerjaan yang selesai dan keduanya hilang selamanya ketika ruangan itu diperbaharui. Kedua karya tersebut sangat dikagumi, dan salinannya tetap ada, karya Leonardo telah disalin oleh Rubens dan karya Michelangelo olehBastiano da Sangallo . [41]

      Juga selama periode ini, Michelangelo ditugaskan oleh Angelo Doni untuk melukis " Keluarga Suci " sebagai hadiah untuk istrinya, Maddalena Strozzi. Itu dikenal sebagai Doni Tondo dan tergantung di Galeri Uffizi dalam bingkai aslinya yang megah, yang mungkin telah dirancang oleh Michelangelo. [42] [43] Ia juga mungkin melukis Madonna dan Anak dengan Yohanes Pembaptis , yang dikenal sebagai Madonna Manchester dan sekarang di Galeri Nasional , London. [44]

      Makam Julius II, 1505-1545

      Artikel utama: Makam Paus Julius II

      Makam Julius II , 1505-1545

      Pada tahun 1505 Michelangelo diundang kembali ke Roma oleh Paus Julius II yang baru terpilih dan ditugaskan untuk membangun makam Paus , yang mencakup empat puluh patung dan selesai dalam lima tahun. [45] Di bawah perlindungan paus, Michelangelo mengalami gangguan terus-menerus pada pekerjaannya di makam untuk menyelesaikan banyak tugas lainnya. Meskipun Michelangelo bekerja di makam selama 40 tahun, itu tidak pernah selesai untuk kepuasannya. [45] Hal ini terletak di Gereja San Pietro di Vincoli di Roma dan paling terkenal dengan tokoh sentral Musa , selesai pada tahun 1516. [46] Dari patung-patung lain yang ditujukan untuk makam, dua, yang dikenal sebagaiBudak Pemberontak dan Budak Sekarat , sekarang ada di Louvre . [45]

      Langit-langit Kapel Sistina, 1505-1512

      Artikel utama: Langit-langit Kapel Sistina

      Michelangelo melukis langit-langit Kapel Sistina ; pekerjaan memakan waktu sekitar empat tahun untuk menyelesaikan (1508-1512)

      Perbandingan antara sketsa sketsa arsitektur langit-langit Sistine karya Michelangelo (Archivio Buonarroti, XIII, 175v) dan pemandangan dari bawah langit-langit. Perbandingan oleh Adriano Marinazzo (2013). [47] [48]

      Selama periode yang sama, Michelangelo melukis langit-langit Kapel Sistina, [49] yang membutuhkan waktu sekitar empat tahun untuk menyelesaikannya (1508-1512). [46] Menurut catatan Condivi, Bramante , yang sedang mengerjakan pembangunan Basilika Santo Petrus , membenci komisi Michelangelo untuk makam paus dan meyakinkan paus untuk menugaskannya di media yang tidak dikenalnya, agar ia dapat gagal dalam tugas. [50] Michelangelo awalnya ditugaskan untuk melukis Dua Belas Rasul pada liontin segitiga yang menopang langit-langit, dan untuk menutupi bagian tengah langit-langit dengan ornamen. [51]Michelangelo membujuk Paus Julius II untuk memberinya kebebasan dan mengusulkan skema yang berbeda dan lebih kompleks, [47] [48] mewakili Penciptaan , Kejatuhan Manusia , Janji Keselamatan melalui para nabi, dan silsilah Kristus . Karya tersebut merupakan bagian dari skema dekorasi yang lebih besar di dalam kapel yang mewakili banyak doktrin Gereja Katolik. [51]

      Komposisi membentang lebih dari 500 meter persegi langit-langit [52] dan berisi lebih dari 300 angka. [51] Di tengahnya terdapat sembilan episode dari Kitab Kejadian , dibagi menjadi tiga kelompok: ciptaan Tuhan di bumi; ciptaan Tuhan atas umat manusia dan kejatuhan mereka dari kasih karunia Tuhan; dan terakhir, keadaan kemanusiaan yang diwakili oleh Nuh dan keluarganya. Pada liontin yang menopang langit-langit dicat dua belas pria dan wanita yang menubuatkan kedatangan Yesus, tujuh nabi Israel, dan lima Sibyl , wanita kenabian dari dunia Klasik. [51] Di antara lukisan paling terkenal di langit-langit adalah The Creation of Adam ,Adam dan Hawa di Taman Eden , Air Bah , Nabi Yeremia , dan Sibyl Cumaean .

      Florence di bawah Paus Medici, 1513 – awal 1534

      Pada tahun 1513, Paus Julius II meninggal dan digantikan oleh Paus Leo X , putra kedua Lorenzo de' Medici. [46] Dari tahun 1513 hingga 1516 Paus Leo berhubungan baik dengan kerabat Paus Julius yang masih hidup, sehingga mendorong Michelangelo untuk melanjutkan pekerjaan di makam Julius, tetapi keluarga tersebut menjadi musuh lagi pada tahun 1516 ketika Paus Leo mencoba merebut Kadipaten Urbino dari keponakan Julius Francesco Maria I della Rovere . [53] Paus Leo kemudian meminta Michelangelo berhenti mengerjakan makam tersebut, dan menugaskannya untuk merekonstruksi fasad Basilika San Lorenzo di Florencedan menghiasinya dengan patung. Dia menghabiskan tiga tahun membuat gambar dan model untuk fasad, serta mencoba membuka tambang marmer baru di Pietrasanta khusus untuk proyek tersebut. Pada tahun 1520 pekerjaan itu tiba-tiba dibatalkan oleh pelanggannya yang kekurangan keuangan sebelum kemajuan nyata dibuat. Basilika tidak memiliki fasad sampai hari ini. [54]

      Pada tahun 1520, Medici kembali ke Michelangelo dengan proposal besar lainnya, kali ini untuk sebuah kapel pemakaman keluarga di Basilika San Lorenzo. [46] Untuk anak cucu, proyek ini, yang menduduki artis selama sebagian besar tahun 1520-an dan 1530-an, lebih direalisasikan sepenuhnya. Michelangelo menggunakan kebijaksanaannya sendiri untuk membuat komposisi Kapel Medici , yang menampung makam besar dua anggota keluarga Medici yang lebih muda, Giuliano, Adipati Nemours, dan Lorenzo, keponakannya. Ini juga berfungsi untuk memperingati pendahulu mereka yang lebih terkenal, Lorenzo the Magnificent dan saudaranya Giuliano, yang dimakamkan di dekatnya. Makam menampilkan patung dua Medici dan tokoh alegoris yang mewakili Malam dan Siang , danSenja dan Fajar . Kapel ini juga berisi Medici Madonna karya Michelangelo. [55] Pada tahun 1976 sebuah koridor tersembunyi ditemukan dengan gambar-gambar di dinding yang berhubungan dengan kapel itu sendiri. [56] [57]

      Paus Leo X meninggal pada tahun 1521 dan digantikan sebentar oleh Adrian VI yang keras , dan kemudian oleh sepupunya Giulio Medici sebagai Paus Klemens VII . [58] Pada tahun 1524 Michelangelo menerima komisi arsitektur dari Paus Medici untuk Perpustakaan Laurentian di Gereja San Lorenzo. [46] Ia mendesain interior perpustakaan itu sendiri dan ruang depan, sebuah bangunan yang menggunakan bentuk arsitektur dengan efek dinamis yang dipandang sebagai cikal bakal arsitektur Barok . Itu diserahkan kepada asisten untuk menafsirkan rencananya dan melakukan konstruksi. Perpustakaan tidak dibuka sampai tahun 1571, dan ruang depan tetap tidak lengkap sampai tahun 1904. [59]

      Pada tahun 1527, warga Florentine, didorong oleh pemecatan Roma , membuang Medici dan memulihkan republik. Pengepungan kota terjadi, dan Michelangelo pergi membantu Florence tercinta dengan mengerjakan benteng kota dari tahun 1528 hingga 1529. Kota itu jatuh pada tahun 1530, dan Medici dikembalikan ke kekuasaan. [46]Michelangelo tidak disukai oleh Alessandro Medici muda, yang telah dilantik sebagai Duke of Florence pertama. Khawatir akan hidupnya, ia melarikan diri ke Roma, meninggalkan asisten untuk menyelesaikan kapel Medici dan Perpustakaan Laurentian. Terlepas dari dukungan Michelangelo terhadap republik dan perlawanan terhadap aturan Medici, dia disambut oleh Paus Clement, yang mengembalikan tunjangan yang sebelumnya dia berikan kepada artis itu dan membuat kontrak baru dengannya atas makam Paus Julius. [60]

      Roma, 1534–1546

      Penghakiman Terakhir (1534-1541)

      Di Roma, Michelangelo tinggal di dekat gereja Santa Maria di Loreto . Pada saat inilah dia bertemu dengan penyair Vittoria Colonna , marchioness dari Pescara , yang menjadi salah satu teman terdekatnya sampai kematiannya pada tahun 1547. [61]

      Sesaat sebelum kematiannya pada tahun 1534, Paus Clement VII menugaskan Michelangelo untuk melukis lukisan The Last Judgment di dinding altar Kapel Sistina. Penggantinya, Paus Paulus III , berperan penting dalam melihat bahwa Michelangelo memulai dan menyelesaikan proyek, yang dikerjakannya dari tahun 1534 hingga Oktober 1541. [46] Lukisan itu menggambarkan Kedatangan Kedua Kristus dan Penghakimannya atas jiwa-jiwa. Michelangelo mengabaikan konvensi artistik yang biasa dalam menggambarkan Yesus, menunjukkan dia sebagai sosok besar, berotot, muda, berjanggut dan telanjang. [62] Ia dikelilingi oleh orang-orang kudus, di antaranya Santo Bartholomewmemegang kulit terkulai terkulai, menyandang rupa Michelangelo. Orang mati bangkit dari kubur mereka, untuk diasingkan ke Surga atau Neraka. [62]

      Setelah selesai, penggambaran Kristus dan Perawan Maria telanjang dianggap asusila, dan Kardinal Carafa dan Monsignor Sernini ( duta Mantua ) berkampanye agar lukisan itu dihapus atau disensor, tetapi Paus menolak. Pada Konsili Trente , sesaat sebelum kematian Michelangelo pada tahun 1564, diputuskan untuk mengaburkan alat kelamin dan Daniele da Volterra , seorang murid Michelangelo, ditugaskan untuk membuat perubahan. [63] Sebuah salinan uncensored asli, oleh Marcello Venusti , adalah di Capodimonte Museum of Naples . [64]

      Michelangelo mengerjakan sejumlah proyek arsitektur saat ini. Mereka termasuk desain untuk Bukit Capitoline dengan piazza trapesium yang menampilkan patung perunggu kuno Marcus Aurelius . Dia mendesain lantai atas Palazzo Farnese dan interior Gereja Santa Maria degli Angeli , di mana dia mengubah interior berkubah dari pemandian Romawi Kuno. Karya arsitektur lainnya termasuk San Giovanni dei Fiorentini , Kapel Sforza (Capella Sforza) di Basilica di Santa Maria Maggiore dan Porta Pia . [65]

      Basilika Santo Petrus, 1546–1564

      Artikel utama: Basilika Santo Petrus Arsitektur

      Kubah Basilika Santo Petrus

      Saat masih mengerjakan Penghakiman Terakhir , Michelangelo menerima komisi lain untuk Vatikan. Ini untuk lukisan dua lukisan dinding besar di Cappella Paolina yang menggambarkan peristiwa penting dalam kehidupan dua orang suci terpenting Roma, Pertobatan Santo Paulus dan Penyaliban Santo Petrus . Seperti Penghakiman Terakhir , kedua karya ini adalah komposisi kompleks yang mengandung banyak tokoh. [66] Mereka selesai pada tahun 1550. Pada tahun yang sama, Giorgio Vasari menerbitkan Vita- nya , termasuk biografi Michelangelo. [67]

      Pada tahun 1546, Michelangelo diangkat sebagai arsitek Basilika Santo Petrus , Roma. [46] Proses penggantian basilika Konstantinus dari abad ke-4 telah berlangsung selama lima puluh tahun dan pada tahun 1506 fondasi telah diletakkan pada rencana Bramante. Arsitek berturut-turut telah mengerjakannya, tetapi hanya sedikit kemajuan yang dicapai. Michelangelo dibujuk untuk mengambil alih proyek tersebut. Dia kembali ke konsep Bramante, dan mengembangkan idenya untuk gereja yang direncanakan secara terpusat, memperkuat struktur baik secara fisik maupun visual. [68] Kubahnya, tidak selesai sampai setelah kematiannya, telah disebut oleh Banister Fletcher , "ciptaan terbesar dari Renaisans". [69]

      Saat konstruksi sedang berlangsung di St Peter's, ada kekhawatiran bahwa Michelangelo akan meninggal sebelum kubah itu selesai. Namun, begitu pembangunan dimulai di bagian bawah kubah, cincin pendukung, penyelesaian desain tidak dapat dihindari.

      Pada tanggal 7 Desember 2007, sketsa kapur merah untuk kubah Basilika Santo Petrus, mungkin yang terakhir dibuat oleh Michelangelo sebelum kematiannya, ditemukan di arsip Vatikan. Ini sangat jarang, karena dia menghancurkan desainnya di kemudian hari. Sketsa tersebut adalah sebagian denah untuk salah satu kolom radial dari kubah gendang Santo Petrus. [70]

      Kehidupan pribadi

      Lukisan dinding Ignudo dari tahun 1509 di langit-langit Kapel Sistina

      Iman

      Michelangelo adalah seorang Katolik yang taat yang imannya diperdalam di akhir hidupnya. [71] Puisinya mencakup baris penutup berikut dari apa yang dikenal sebagai puisi 285 (ditulis tahun 1554); "Baik lukisan maupun patung tidak akan bisa lagi menenangkan jiwaku, sekarang beralih ke cinta ilahi yang membuka tangan-Nya di kayu salib untuk membawa kita masuk." [72] [73]

      kebiasaan pribadi

      Michelangelo sangat berhati-hati dalam kehidupan pribadinya, dan pernah memberi tahu muridnya, Ascanio Condivi : "Betapapun kayanya saya, saya selalu hidup seperti orang miskin." [74] Condivi mengatakan dia acuh tak acuh terhadap makanan dan minuman, makan "lebih karena kebutuhan daripada kesenangan" [74] dan bahwa dia "sering tidur dengan pakaian dan ... sepatu botnya." [74] Penulis biografinya Paolo Giovio mengatakan, "Sifatnya sangat kasar dan tidak sopan sehingga kebiasaan rumah tangganya sangat jorok, dan membuat semua murid yang mengikutinya kehilangan keturunan." [75] Ini, bagaimanapun, mungkin tidak mempengaruhi dia, karena dia pada dasarnya adalah orang yang menyendiri dan melankolis, bizzarro e fantastico, seorang pria yang "menarik diri dari kelompok manusia." [76]

      Hubungan dan puisi

      Mustahil untuk mengetahui dengan pasti apakah Michelangelo memiliki hubungan fisik ( Condivi menganggapnya sebagai "kesucian seperti biarawan"); [77] spekulasi tentang seksualitasnya berakar pada puisinya. [78] Dia menulis lebih dari tiga ratus soneta dan madrigals . Urutan terpanjang, menampilkan perasaan romantis yang mendalam, ditulis kepada Tommaso dei Cavalieri ( c.  1509–1587 ), yang berusia 23 tahun ketika Michelangelo bertemu dengannya pada tahun 1532, pada usia 57 tahun. Ini membentuk urutan puisi besar pertama dalam bahasa modern mana pun yang ditujukan oleh satu orang kepada orang lain; mereka mendahului 50 tahun Shakespeare 's soneta untuk pemuda yang adil:

      Saya merasa seperti dinyalakan oleh api, wajah yang dingin
      Itu membakar saya dari jauh dan membuat dirinya tetap dingin;
      Sebuah kekuatan yang saya rasakan dua lengan yang indah untuk diisi
      Yang tanpa gerak menggerakkan setiap keseimbangan.

      — (Michael Sullivan, terjemahan)

      Cavalieri menjawab: "Aku bersumpah untuk membalas cintamu. Tidak pernah aku mencintai seorang pria lebih dari aku mencintaimu, tidak pernah aku menginginkan sebuah persahabatan lebih dari yang kuharapkan untukmu." Cavalieri tetap setia kepada Michelangelo sampai kematiannya. [79]

      Pada tahun 1542, Michelangelo bertemu Cecchino dei Bracci yang meninggal hanya setahun kemudian, menginspirasi Michelangelo untuk menulis 48 epigram pemakaman . Beberapa objek kasih sayang Michelangelo, dan subjek puisinya, mengambil keuntungan darinya: model Febo di Poggio meminta uang sebagai tanggapan atas puisi cinta, dan model kedua, Gherardo Perini , mencuri darinya tanpa malu-malu. [79]

      Apa yang oleh beberapa orang ditafsirkan sebagai sifat puisi yang tampaknya homoerotik telah menjadi sumber ketidaknyamanan bagi generasi selanjutnya. Cucu laki-laki Michelangelo , Michelangelo Buonarroti yang Muda , menerbitkan puisi-puisi tersebut pada tahun 1623 dengan jenis kelamin kata ganti yang diubah, [80] dan baru setelah John Addington Symonds menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris pada tahun 1893, jenis kelamin asli dipulihkan. Di zaman modern beberapa sarjana bersikeras bahwa, meskipun pemulihan kata ganti, mereka mewakili "pembayangan ulang tanpa emosi dan elegan dari dialog Platonis, di mana puisi erotis dilihat sebagai ekspresi kepekaan yang halus". [79]

      Di akhir hidupnya, Michelangelo memupuk cinta platonis yang besar untuk penyair dan janda bangsawan Vittoria Colonna , yang dia temui di Roma pada tahun 1536 atau 1538 dan yang berusia akhir empat puluhan pada saat itu. Mereka menulis soneta untuk satu sama lain dan berhubungan secara teratur sampai dia meninggal. Soneta ini sebagian besar berhubungan dengan masalah spiritual yang menyibukkan mereka. [81] Condivi ingat ucapan Michelangelo bahwa satu-satunya penyesalan dalam hidup adalah bahwa dia tidak mencium wajah janda itu dengan cara yang sama seperti saat dia memegang tangannya. [61]

      Perseteruan dengan artis lain

      Dalam sebuah surat dari akhir tahun 1542, Michelangelo menyalahkan ketegangan antara Julius II dan dirinya sendiri [ yang mana? ] pada kecemburuan Bramante dan Raphael , mengatakan yang terakhir, "semua yang dia miliki dalam seni, dia dapatkan dari saya". Menurut Gian Paolo Lomazzo , Michelangelo dan Raphael bertemu sekali: yang pertama sendirian, sedangkan yang terakhir ditemani oleh beberapa orang lain. Michelangelo berkomentar bahwa dia pikir dia telah bertemu dengan kepala polisi dengan kumpulan seperti itu, dan Raphael menjawab bahwa dia pikir dia telah bertemu dengan seorang algojo, karena mereka biasa berjalan sendirian. [82]

      Pekerjaan

      Artikel utama: Daftar karya Michelangelo

      Madonna dan Anak

      The Madonna dari langkah-langkah adalah awal kerja diketahui Michelangelo di marmer. Ini diukir dalam relief dangkal, teknik yang sering digunakan oleh pematung ahli dari awal abad ke-15, Donatello, dan lainnya seperti Desiderio da Settignano . [83] Sementara Madonna di profil, aspek termudah untuk relief dangkal, anak menampilkan gerakan memutar yang menjadi karakteristik karya Michelangelo. The Taddei Tondo dari 1502 menunjukkan Kristus Anak ketakutan oleh Bullfinch , simbol Penyaliban. [42] Bentuk hidup anak itu kemudian diadaptasi oleh Raphael di Bridgewater Madonna . The Bruges Madonnapada saat penciptaannya, tidak seperti patung-patung lain yang menggambarkan Perawan dengan bangga mempersembahkan putranya. Di sini, Anak Kristus, yang ditahan oleh genggaman tangan ibunya, akan melangkah ke dunia. [84] The Doni Tondo , yang menggambarkan Keluarga Kudus , memiliki unsur-unsur dari ketiga karya sebelumnya: dekorasi tokoh di latar belakang memiliki penampilan rendah lega, sedangkan melingkar bentuk bentuk dan dinamis echo Taddeo Tondo. Gerakan memutar yang hadir di Bruges Madonna ditekankan dalam lukisan itu. Lukisan itu menandai bentuk, gerakan, dan warna yang akan digunakan Michelangelo di langit-langit Kapel Sistina. [42]

      Sosok laki-laki

      Malaikat yang berlutut adalah karya awal, salah satu dari beberapa karya Michelangelo sebagai bagian dari skema dekoratif besar untuk Arca di San Domenico di gereja yang didedikasikan untuk santo itu di Bologna. Beberapa seniman lain telah mengerjakan skema tersebut, dimulai dengan Nicola Pisano pada abad ke-13. Pada akhir abad ke-15, proyek ini dikelola oleh Niccolò dell'Arca . Malaikat yang memegang kandil, oleh Niccolò, sudah berada di tempatnya. [85]Meskipun kedua malaikat membentuk pasangan, ada kontras yang besar antara dua karya, yang menggambarkan seorang anak halus dengan rambut mengalir mengenakan jubah Gotik dengan lipatan dalam, dan Michelangelo menggambarkan seorang pemuda yang kuat dan berotot dengan sayap elang, berpakaian pakaian gaya Klasik. Segala sesuatu tentang malaikat Michelangelo itu dinamis. [86] Bacchus karya Michelangelo adalah sebuah komisi dengan subjek tertentu, Dewa Anggur yang masih muda . Patung itu memiliki semua atribut tradisional, karangan bunga anggur, secangkir anggur, dan rusa, tetapi Michelangelo menyerap suasana realitas ke dalam subjek, menggambarkannya dengan mata buram, kandung kemih bengkak, dan sikap yang menunjukkan bahwa dia tidak stabil. kaki. [85]Meskipun karya ini jelas-jelas terinspirasi oleh patung Klasik, karya ini inovatif karena gerakannya yang berputar dan kualitas tiga dimensi yang kuat, yang mendorong penonton untuk melihatnya dari setiap sudut. [87]

      Dalam apa yang disebut Dying Slave , Michelangelo sekali lagi menggunakan sosok dengan contrapposto bertanda untuk menunjukkan keadaan manusia tertentu, dalam hal ini bangun dari tidur. Dengan Budak Pemberontak , itu adalah salah satu dari dua tokoh sebelumnya untuk Makam Paus Julius II , sekarang di Louvre, yang dibawa pematung ke keadaan hampir selesai. [88] Kedua karya ini memiliki pengaruh besar pada seni pahat di kemudian hari, melalui Rodin yang mempelajarinya di Louvre . [89] The Atlas Slave adalah salah satu tokoh kemudian untuk makam Paus Julius'. Karya-karya tersebut, yang secara kolektif dikenal sebagai The Captives, masing-masing menunjukkan sosok yang berjuang untuk membebaskan diri, seolah-olah dari ikatan batu tempat ia bersarang. Karya-karya tersebut memberikan wawasan unik tentang metode pahatan yang digunakan Michelangelo dan caranya mengungkapkan apa yang dia rasakan di dalam batu. [90]

      Langit-langit Kapel Sistina

      Artikel utama: Langit-langit Kapel Sistina

      Langit-langit Kapel Sistina dicat antara tahun 1508 dan 1512. [46] Langit-langitnya adalah kubah barel datar yang ditopang oleh dua belas liontin segitiga yang menjulang dari antara jendela kapel. Tugas tersebut, seperti yang direncanakan oleh Paus Julius II , adalah untuk menghiasi liontin dengan tokoh-tokoh dari dua belas rasul. [91] Michelangelo, yang enggan untuk mengambil pekerjaan itu, membujuk Paus untuk memberinya kebebasan dalam komposisi. [92] Skema dekorasi yang dihasilkan membuat kagum orang-orang sezamannya dan telah mengilhami seniman lain sejak saat itu. [93] Skema ini terdiri dari sembilan panel yang menggambarkan episode dari Kitab Kejadian, diatur dalam bingkai arsitektur. Pada pendentives, Michelangelo menggantikan Rasul diusulkan dengan Nabi dan Sibyls yang menggembar-gemborkan kedatangan Mesias . [92]

      Plafon Kapel Sistina (1508-1512)

      Michelangelo mulai melukis dengan episode-episode selanjutnya dalam narasi, gambar-gambar termasuk detail lokasi dan kelompok tokoh, Pemabuk Nuh menjadi yang pertama dari kelompok ini. [92] Dalam komposisi selanjutnya, dicat setelah perancah awal telah dihapus, Michelangelo membuat angka lebih besar. [92] Salah satu gambar utama, The Creation of Adam adalah salah satu karya paling terkenal dan paling banyak direproduksi dalam sejarah seni. Panel terakhir, yang menunjukkan Pemisahan Cahaya dari Kegelapan adalah yang terluas dalam gaya dan dicat dalam satu hari. Sebagai model Sang Pencipta, Michelangelo telah menggambarkan dirinya dalam aksi melukis langit-langit. [92]

      •  
      •  
      •  

      Sebagai pendukung adegan-adegan yang lebih kecil, Michelangelo melukis dua puluh pemuda yang secara beragam ditafsirkan sebagai malaikat, sebagai renungan, atau hanya sebagai hiasan. Michelangelo menyebut mereka sebagai "ignudi". [94] Sosok yang direproduksi dapat dilihat dalam konteks gambar di atas tentang Pemisahan Cahaya dari Kegelapan . Dalam proses pengecatan langit-langit, Michelangelo membuat studi untuk tokoh-tokoh yang berbeda, di mana beberapa, seperti The Libyan Sibyl telah bertahan, menunjukkan perawatan yang dilakukan oleh Michelangelo secara rinci seperti tangan dan kaki. [95] Nabi Yeremia , merenungkan kejatuhan Yerusalem, adalah gambaran dari seniman itu sendiri.

      • Studi untuk The Libyan Sibyl

      •  
      •  
      •  

      Komposisi gambar

      Relief Michelangelo tentang Pertempuran Centaur , dibuat saat ia masih muda yang terkait dengan Akademi Medici, [96] adalah relief yang luar biasa rumit karena menunjukkan sejumlah besar tokoh yang terlibat dalam perjuangan yang penuh semangat. Kekacauan figur yang rumit seperti itu jarang terjadi dalam seni Florentine, di mana biasanya hanya ditemukan dalam gambar yang menunjukkan Pembantaian Orang-Orang Tak Bersalah atau Siksaan Neraka. Perlakuan relief, di mana beberapa tokoh dengan berani memproyeksikan, mungkin menunjukkan keakraban Michelangelo dengan relief sarkofagus Romawi dari koleksi Lorenzo Medici, dan panel marmer serupa yang dibuat oleh Nicola dan Giovanni Pisano, dan dengan komposisi figuratif di Pintu Baptis Ghiberti . [ rujukan? ]

      Komposisi Pertempuran Cascina diketahui secara keseluruhan hanya dari salinan, [97] karena kartun aslinya, menurut Vasari, sangat dikagumi sehingga memburuk dan akhirnya hancur berkeping-keping. [98] Ini mencerminkan kelegaan sebelumnya dalam energi dan keragaman sosok, [99] dengan banyak postur berbeda, dan banyak yang dilihat dari belakang, saat mereka berbalik ke arah musuh yang mendekat dan bersiap untuk pertempuran. [ rujukan? ]

      Dalam The Last Judgment dikatakan bahwa Michelangelo mendapat inspirasi dari lukisan dinding karya Melozzo da Forlì di Santi Apostoli Roma . Melozzo telah menggambarkan sosok dari sudut yang berbeda, seolah-olah mereka mengambang di Surga dan dilihat dari bawah. Sosok Kristus yang agung dari Melozzo, dengan jubah yang tertiup angin, menunjukkan tingkat pemendekan dari sosok yang juga pernah digunakan oleh Andrea Mantegna , tetapi tidak biasa dalam lukisan dinding pelukis Florentine. Dalam Penghakiman Terakhir Michelangelo memiliki kesempatan untuk menggambarkan, pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya, tokoh-tokoh dalam aksi naik ke surga atau jatuh dan diseret ke bawah. [ rujukan? ]

      Dalam dua lukisan dinding Kapel Pauline, Penyaliban Santo Petrus dan Pertobatan Saulus , Michelangelo telah menggunakan berbagai kelompok tokoh untuk menyampaikan narasi yang kompleks. Dalam Penyaliban Petrus, para prajurit sibuk dengan tugas mereka masing-masing untuk menggali lubang tiang dan mengangkat salib sementara berbagai orang melihat dan mendiskusikan peristiwa itu. Sekelompok wanita yang ketakutan berkerumun di latar depan, sementara kelompok Kristen lainnya dipimpin oleh seorang pria jangkung untuk menyaksikan peristiwa tersebut. Di latar depan kanan, Michelangelo berjalan keluar dari lukisan dengan ekspresi kecewa. [ rujukan? ]

      Arsitektur

      Komisi arsitektur Michelangelo termasuk sejumlah yang tidak direalisasikan, terutama fasad untuk Gereja San Lorenzo Brunelleschi di Florence, di mana Michelangelo memiliki model kayu yang dibangun, tetapi tetap sampai hari ini batu bata kasar yang belum selesai. Di gereja yang sama, Giulio de' Medici (kemudian Paus Klemens VII) menugaskannya untuk merancang Kapel Medici dan makam Giuliano dan Lorenzo Medici. [100] Paus Clement juga menugaskan Perpustakaan Laurentian, di mana Michelangelo juga merancang ruang depan yang luar biasa dengan kolom-kolom tersembunyi ke dalam relung, dan tangga yang tampak keluar dari perpustakaan seperti aliran lava, menurut Nikolaus Pevsner , ".. . mengungkapkan Mannerisme dalam bentuk arsitekturnya yang paling luhur."[101]

      Pada 1546 Michelangelo menghasilkan desain ovoid yang sangat kompleks untuk trotoar Campidoglio dan mulai merancang lantai atas untuk Istana Farnese . Pada tahun 1547 ia mengambil pekerjaan menyelesaikan Basilika Santo Petrus, mulai desain oleh Bramante, dan dengan beberapa desain menengah oleh beberapa arsitek. Michelangelo kembali ke desain Bramante, mempertahankan bentuk dan konsep dasar dengan menyederhanakan dan memperkuat desain untuk menciptakan keseluruhan yang lebih dinamis dan menyatu. [102] Meskipun ukiran akhir abad ke-16 menggambarkan kubah memiliki profil setengah bola, kubah model Michelangelo agak bulat telur dan produk akhir, seperti yang diselesaikan oleh Giacomo della Porta , lebih dari itu. [102]

      •  
      • Desain ulang Michelangelo dari Capitoline Hill kuno termasuk trotoar spiral yang kompleks dengan bintang di tengahnya.

      •  
      • Desain Michelangelo untuk St Peter's sangat besar dan berisi, dengan sudut di antara lengan apsidal Salib Yunani diisi oleh proyeksi persegi.

      •  
      • Eksterior dikelilingi oleh susunan pilaster raksasa yang mendukung cornice terus menerus. Empat kubah kecil mengelompok di sekitar kubah.

      Tahun-tahun terakhir

      Di usia tuanya, Michelangelo menciptakan sejumlah Piets di mana ia tampaknya merenungkan kematian. Mereka digembar-gemborkan oleh Kemenangan , mungkin dibuat untuk makam Paus Julius II tetapi dibiarkan belum selesai. Dalam kelompok ini, pemenang muda mengatasi sosok berkerudung yang lebih tua, dengan ciri-ciri Michelangelo.

      The Pietà dari Vittoria Colonna adalah gambar kapur dari jenis digambarkan sebagai "gambar presentasi", karena mereka mungkin diberikan sebagai hadiah oleh seorang seniman, dan belum tentu studi terhadap sebuah karya dicat. Dalam gambar ini, tangan Maria yang terangkat dan tangan yang terangkat menunjukkan peran kenabiannya. Aspek frontal mengingatkan pada fresco Masaccio tentang Tritunggal Mahakudus di Basilika Santa Maria Novella , Florence.

      Dalam Florentine Piet , Michelangelo kembali menggambarkan dirinya, kali ini sebagai Nikodemus yang sudah tua menurunkan tubuh Yesus dari salib ke dalam pelukan Maria ibunya dan Maria Magdalena. Michelangelo menghancurkan lengan kiri dan kaki sosok Yesus. Muridnya Tiberio Calcagni memperbaiki lengan dan mengebor lubang untuk memperbaiki kaki pengganti yang kemudian tidak dipasang. Ia juga menggarap sosok Maria Magdalena. [103] [104]

      Patung terakhir yang dikerjakan Michelangelo (enam hari sebelum kematiannya), Rondanini Pietà tidak akan pernah bisa diselesaikan karena Michelangelo mengukirnya sampai tidak ada cukup batu. Kaki dan lengan yang terlepas tetap dari tahap pekerjaan sebelumnya. Karena tetap, patung itu memiliki kualitas abstrak, sesuai dengan konsep patung abad ke-20. [105] [106]

      Michelangelo meninggal di Roma pada tahun 1564, pada usia 88 (tiga minggu sebelum ulang tahunnya yang ke-89). Jenazahnya dibawa dari Roma untuk dimakamkan di Basilika Santa Croce , memenuhi permintaan terakhir sang maestro untuk dimakamkan di Florence tercinta . [107]

      Pewaris Michelangelo, Lionardo Buonarroti, menugaskan Giorgio Vasari untuk merancang dan membangun Makam Michelangelo, sebuah proyek monumental yang menelan biaya 770 scudi , dan membutuhkan waktu lebih dari 14 tahun untuk menyelesaikannya. [108] Marmer untuk makam dipasok oleh Cosimo I de' Medici , Adipati Tuscany yang juga menyelenggarakan pemakaman kenegaraan untuk menghormati Michelangelo di Florence. [108]

      • Potret diri seniman sebagai Nikodemus

      •  
      • Patung Kemenangan (1534), Palazzo Vecchio, Florence

      •  
      • The Pietà dari Vittoria Colonna (c. 1540)

      •  
      • The Rondanini Pietà (1552-1564)

      Dalam budaya populer

      Film

      Warisan

      Michelangelo, bersama Leonardo da Vinci dan Raphael, adalah salah satu dari tiga raksasa Renaisans Tinggi Florentine . Meskipun nama mereka sering disebut bersama, Michelangelo lebih muda dari Leonardo pada 23 tahun, dan lebih tua dari Raphael oleh delapan. Karena sifatnya yang tertutup, dia tidak banyak berhubungan dengan salah satu artis dan hidup lebih lama dari keduanya selama lebih dari empat puluh tahun. Michelangelo mengambil beberapa siswa patung. Dia mempekerjakan Francesco Granacci , yang merupakan sesama murid di Akademi Medici, dan menjadi salah satu dari beberapa asisten di langit-langit Kapel Sistina. [51]Michelangelo tampaknya telah menggunakan asisten terutama untuk tugas-tugas yang lebih manual dalam mempersiapkan permukaan dan menggiling warna. Meskipun demikian, karya-karyanya memiliki pengaruh besar pada pelukis, pematung dan arsitek untuk banyak generasi yang akan datang.

      Sementara David karya Michelangelo adalah pria telanjang paling terkenal sepanjang masa dan sekarang menghiasi kota-kota di seluruh dunia, beberapa karyanya yang lain mungkin memiliki dampak yang lebih besar pada jalannya seni. Bentuk memutar dan ketegangan dari Victory , Bruges Madonna dan Medici Madonna membuat mereka menjadi pelopor seni Mannerist . Raksasa yang belum selesai untuk makam Paus Julius II memiliki efek mendalam pada pematung akhir abad ke-19 dan ke-20 seperti Rodin dan Henry Moore .

      Serambi Michelangelo di Perpustakaan Laurentian adalah salah satu bangunan paling awal yang menggunakan bentuk-bentuk Klasik dengan cara yang plastis dan ekspresif. Kualitas dinamis ini kemudian menemukan ekspresi utamanya di St Peter's yang direncanakan secara terpusat oleh Michelangelo, dengan tatanan raksasanya , cornice yang beriak dan kubah runcingnya yang meluncur ke atas. Kubah St Peter's mempengaruhi pembangunan gereja selama berabad-abad, termasuk Sant'Andrea della Valle di Roma dan Katedral St Paul , London, serta kubah sipil di banyak gedung publik dan ibu kota negara bagian di seluruh Amerika.

      Seniman yang secara langsung dipengaruhi oleh Michelangelo termasuk Raphael, yang perlakuan monumentalnya terhadap sosok di Sekolah Athena dan Pengusiran Heliodorus dari Kuil berutang banyak kepada Michelangelo, dan yang lukisan dinding Yesaya di Sant'Agostino sangat mirip dengan nabi-nabi guru yang lebih tua. [116] Seniman lain, seperti Pontormo , menggambar bentuk-bentuk Penghakiman Terakhir yang menggeliat dan lukisan dinding Capella Paolina. [117]

      Langit-langit Kapel Sistina adalah karya keagungan yang belum pernah ada sebelumnya, baik karena bentuk arsitekturnya, yang ditiru oleh banyak pelukis langit-langit Barok , dan juga karena kekayaan penemuannya dalam mempelajari angka. Vasari menulis:

      Karya itu telah terbukti menjadi mercusuar sejati bagi seni kita, manfaat yang tak ternilai bagi semua pelukis, memulihkan cahaya ke dunia yang selama berabad-abad telah jatuh ke dalam kegelapan. Memang, para pelukis tidak perlu lagi mencari penemuan baru, sikap baru, figur berpakaian, cara berekspresi yang segar, aransemen yang berbeda, atau subjek yang luhur, karena karya ini mengandung segala kesempurnaan yang mungkin ada di bawah judul-judul itu. [98]

      Lihat juga

      • portal Italia
      • portal biografi
      • Portal seni visual

      A. ^ Ayah Michelangelo menandai tanggal sebagai 6 Maret 1474 dalam gaya Florentine ab Incarnatione . Namun, dalam cara Romawi, ab Nativitate , itu adalah tahun 1475.B. ^ Sumber tidak setuju tentang berapa usia Michelangelo ketika dia berangkat ke sekolah. De Tolnay menulis bahwa saat itu berusia sepuluh tahun, sementara Sedgwick mencatat dalam terjemahannya tentang Condivi bahwa Michelangelo berusia tujuh tahun.C. ^ Keluarga Strozzi memperoleh patung Hercules . Filippo Strozzi menjualnya kepada Francis I pada tahun 1529. Pada tahun 1594, Henry IV memasangnya di Jardin d'Estang di Fontainebleau di mana ia menghilang pada tahun 1713 ketika Jardin d'Estange dihancurkan.D. ^ Vasari tidak menyebutkan episode ini dan Paolo Giovio 's Life of Michelangelo menunjukkan bahwa Michelangelo mencoba untuk melewati patung off sebagai antik sendiri.

      Referensi

      1. Wells, John (3 April 2008). Kamus Pengucapan Longman (edisi ke-3). Pearson Longman. ISBN 978-1-4058-8118-0.
      2. ^ Melompat ke:d MichelangelodiEncyclopædia Britannica
      3. ^ Symonds, John (9 Januari 2019). Kehidupan Michelangelo . BukuRix. ISBN 9783736804630 – melalui Google Buku.
      4. ^ Vasari, Giorgio (14 Agustus 2008). Kehidupan Para Seniman . Pers Universitas Oxford. ISBN 9780199537198 – melalui Google Buku.
      5. ^ Hughes, A., & Elam, C. (2003). "Michelangelo". Oxford Seni Daring . Diakses pada 14 April 2018, dari //www.oxfordartonline.com
      6. ^ Smithers, Tamara. 2016. Michelangelo di Milenium Baru: Percakapan tentang Praktik Artistik, Perlindungan dan Kekristenan . Boston: Brill. P. vii. ISBN 978-90-04-31362-0 . 
      7. ^ Emison, Patricia. Sebuah (2004). Menciptakan "Artis Ilahi": dari Dante hingga Michelangelo . brilian. ISBN 978-90-04-13709-7.
      8. ^ Seni dan Ilusi, EH Gombrich, ISBN 978-0-691-07000-1 
      9. ^ Unione Montana dei Comuni della Valtiberina Toscana , www.cm-valtiberina.toscana.it
      10. ^ Melompat ke:c J. de Tolnay,Pemuda Michelangelo, hal. 11
      11. ^ Melompat ke:b C. Clément,Michelangelo, hal. 5
      12. ^ A. Condivi, Kehidupan Michelangelo , hal. 5
      13. ^ Melompat ke:b A. Condivi,Kehidupan Michelangelo, hal. 9
      14. ^ Melompat ke:b Coughlan, Robert; (1978),Dunia Michelangelo, Waktu-Hidup; hlm. 14–15
      15. ^ Melompat ke:c Coughlan, hlm. 35–40
      16. ^ Giovanni Fanelli, (1980) Brunelleschi , Becocci Firenze, hlm. 3–10
      17. ^ H. Gardner, hal. 408
      18. ^ Melompat ke:b Coughlan, hlm. 28–32
      19. ^ R. Liebert, Michelangelo: A Psychoanalytic Study of his Life and Images , hal. 59
      20. ^ C. Clément, Michelangelo , hal. 7
      21. ^ C. Clément, Michelangelo , hal. 9
      22. ^ J. de Tolnay, Pemuda Michelangelo , hlm. 18–19
      23. ^ Melompat ke:b A. Condivi,Kehidupan Michelangelo, hal. 15
      24. ^ Coughlan, hal. 42
      25. ^ Melompat ke:b J. de Tolnay,Pemuda Michelangelo, hlm. 20–21
      26. ^ A. Condivi, Kehidupan Michelangelo , hal. 17
      27. ^ Laurenzo, Domenico (2012). Seni dan Anatomi di Renaissance Italia: Gambar dari Revolusi Ilmiah . Museum Seni Metropolitan. P. 15. ISBN 1588394565 . 
      28. ^ Zeybek, A.; zkan, M. (Agustus 2019). "Michelangelo dan Anatomi". Anatomi: Jurnal Internasional Anatomi Eksperimental & Klinis . 13 (Tambahan 2): S199.
      29. ^ Coughlan, Robert (1966). Dunia Michelangelo: 1475–1564 . dkk. Buku Waktu-Hidup. P. 67 .
      30. ^ Bartz dan König, hal. 54
      31. ^ Miles Unger, Michelangelo: a Life in Six Masterpieces , ch. 1
      32. ^ Melompat ke:b J. de Tolnay,Pemuda Michelangelo, hlm. 24–25
      33. ^ A. Condivi, The Life of Michelangelo , hlm. 19–20
      34. ^ J. de Tolnay, Pemuda Michelangelo , hlm. 26–28
      35. ^ Melompat ke:b Hirst and Dunkerton hlm. 47–55
      36. ^ Vasari, Kehidupan para pelukis: Michelangelo
      37. ^ Paoletti dan Radke, hlm. 387–89
      38. ^ Goldscheider, hal. 10
      39. ^ Marinazzo, Adriano (2020). "Una nuova kemungkinan attribuzione a Michelangelo. Il Volto Misterioso" . Seni dan Berkas . 379 : 76–81.
      40. "Avant Banksy et Invader, Michel-Ange pionnier du seni jalanan dans les rues de Florence" . LEFIGARO (dalam bahasa Prancis) . Diakses pada 11 April 2021 .
      41. ^ Paoletti dan Radke, hlm. 392–93
      42. ^ Melompat ke:c Goldscheider, hal. 11
      43. ^ Hirst dan Dunkerton, hal. 127
      44. ^ Hirst and Dunkerton, hlm. 83–105, 336–46
      45. ^ Melompat ke:c Goldscheider, hlm. 14–16
      46. ^ Melompat ke:i Bartz dan König, hal. 134
      47. ^ Melompat ke:b Marinazzo, Adriano (2013). "Ipotesi su un disegno michelangiolesco del foglio XIII, 175 v, dell'Archivio Buonarroti". Komentar d'arte. 52–53: 108–110.
      48. ^ Melompat ke:b Crow, Kelly (11 Januari 2014). "Ditemukan? Sketsa Sistine Michelangelo". Jurnal Wall Street. ISSN0099-9660. Diakses pada 1 Maret 2021. 
      49. ^ Marinazzo, Adriano (2018). "La Tomba di Giulio II e l'architettura dipinta della volta della Sistina" . Seni dan Berkas . 357 : 46–51. ISSN 0394-0179 . 
      50. ^ Coughlan, hal. 112
      51. ^ Melompat ke:e Goldscheider, hlm. 12–14
      52. ^ Bartz dan König, hal. 43
      53. ^ Miles Unger, Michelangelo: a Life in Six Masterpieces , ch. 5
      54. ^ Coughlan, hlm. 135–36
      55. ^ Goldscheider, hlm. 17–18
      56. ^ Peter Barenboim, Sergey Shiyan, Michelangelo: Misteri Kapel Medici , SLOVO, Moskow, 2006 . ISBN 5-85050-825-2 
      57. ^ Peter Barenboim, "Michelangelo Drawings – Key to the Medici Chapel Interpretation", Moskow, Letny Sad, 2006, ISBN 5-98856-016-4 
      58. ^ Coughlan, hlm. 151–52
      59. ^ Bartz dan König, hal. 87
      60. ^ Coughlan, hlm. 159–61
      61. ^ Melompat ke:b A. Condivi (ed. Hellmut Wohl),Kehidupan Michelangelo, hal. 103, Phaidon, 1976.
      62. ^ Melompat ke:b Bartz dan König, hlm. 100–02
      63. ^ Bartz dan König, hlm. 102, 109
      64. ^ Goldscheider, hlm. 19–20
      65. ^ Goldscheider, hlm. 8, 21, 22
      66. ^ Bartz dan Kŏnig, hal. 16
      67. ^ Ilan Rachum, The Renaissance, an Illustrated Encyclopedia , Octopus (1979) ISBN 0-7064-0857-8 
      68. ^ Gardner, hlm. 480–81
      69. ^ Banister Fletcher, edisi ke-17. P. 719
      70. "Michelangelo 'sketsa terakhir' ditemukan" . Berita BBC . 7 Desember 2007 . Diakses pada 9 Februari 2009 .
      71. "Penyaliban oleh Michelangelo, lukisan dengan kapur hitam" . Museum Inggris . Diarsipkan dari versi asli pada 15 Oktober 2015 . Diakses tanggal 24 Oktober 2018 .
      72. "Michelangelo, Puisi Terpilih" (PDF) . Universitas Kolombia . P. 20 . Diakses tanggal 24 Oktober 2018 .
      73. "Puisi Michelangelo" . Galeri Michelangelo . Diterjemahkan oleh Longfellow, HW Studio of the South . Diakses tanggal 24 Oktober 2018 .
      74. ^ Melompat ke:c Condivi,Kehidupan Michelangelo, hal. 106.
      75. ^ Paola Barocchi (ed.) Scritti d'arte del cinquecento , Milan, 1971; jilid Aku p. 10.
      76. ^ Kondivi, hal. 102.
      77. ^ Hughes, Anthony, "Michelangelo", hal. 326. Phaidon, 1997.
      78. ^ Scigliano, Eric: "Michelangelo's Mountain; The Quest for Perfection in the Marble Quarries of Carrara" Diarsipkan 30 Juni 2009 di Wayback Machine , Simon and Schuster, 2005. Diakses tanggal 27 Januari 2007
      79. ^ Melompat ke:c Hughes, Anthony: "Michelangelo", hal. 326. Phaidon, 1997.
      80. ^ Rictor Norton, "Mitos Homoseksual Modern", hal. 143. Cassell, 1997.
      81. ^ Vittoria Colonna, Soneta untuk Michelangelo. A Bilingual Edition diedit dan diterjemahkan oleh Abigail Brundin, The University of Chicago Press 2005. ISBN 0-226-11392-2 , hlm. 29. 
      82. Salmi, Mario ; Becherucci, Luisa; Marabottini, Alessandro; Tempesti, Anna Forlani; Marchini, Giuseppe; Becatti, Giovanni ; Castagnoli, Ferdinando ; Golzio, Vincenzo (1969). Karya Lengkap Raphael . New York: Reynal and Co., William Morrow and Company . hal.587, 610.
      83. ^ Bartz dan König, hal. 8
      84. ^ Bartz dan König, hal. 22
      85. ^ Melompat ke:b Goldscheider, hal. 9
      86. ^ Hirst dan Dunkerton, hlm. 20–21
      87. ^ Bartz dan König, hlm. 26–27
      88. ^ Bartz dan König, hlm. 62–63
      89. ^ Yvon Taillandier, Rodin , New York: Crown Trade Paperbacks, (1977) ISBN 0-517-88378-3 
      90. ^ Coughlan, hlm. 166–67
      91. ^ Goldscieder hal. 12
      92. ^ Melompat ke:e Paoletti dan Radke, hlm. 402–03
      93. ^ Vasari, dkk.
      94. ^ Bartz dan König
      95. ^ Batuk
      96. ^ J. de Tolnay, Pemuda Michelangelo , hal. 18
      97. ^ Goldscheider, hal. 8
      98. ^ Melompat ke:b Giorgio Vasari,Kehidupan Seniman: Michelangelo
      99. ^ J. de Tolnay, Pemuda Michelangelo , hal. 135
      100. ^ Goldscheider
      101. ^ Nikolaus Pevsner, Garis Besar Arsitektur Eropa , Pelican, 1964
      102. ^ Melompat ke:b Gardner
      103. ^ Maiorino, Giancarlo, 1990. Pikiran Cornukopian dan Kesatuan Seni Barok . Pers Negara Bagian Penn. P. 28. ISBN 0-271-00679-X . 
      104. ^ Di Cagno, Gabriella. 2008. Michelangelo . Oliver Pers. P. 58. ISBN 1-934545-01-5 . 
      105. ^ Tolnay, Charles de. 1960. Michelangelo.: V, Periode Terakhir: Penghakiman Terakhir.Lukisan dinding Kapel Pauline. Pietas Princeton Terakhir: Princeton Univ. Tekan. P. 154.OCLC 491820830 . 
      106. ^ Crispina, Enrica. 2001. Michelangelo . Firenze: Giunti. P. 117. ISBN 88-09-02274-2 . 
      107. ^ Coughlan, hal. 179
      108. ^ Melompat ke:b "Makam Michelangelo: lima fakta menarik yang mungkin belum Anda ketahui". Florentina. 12 Oktober 2017. Diakses pada 20 Mei 2021.
      109. "Vita di Michelangelo" . imdb.com . Diakses pada 29 November 2019 .
      110. ^ Batu, Irving (1961). Penderitaan dan Ekstasi: Sebuah Novel Biografi Michelangelo . ISBN 0451171357.
      111. ^ Ken Tucker (15 Maret 1991). "Sebuah Musim Raksasa (1991)" . Hiburan Mingguan . Diakses tanggal 11 Juli 2014 .
      112. ^ Hal Erickson (2014). "Sebuah Musim Raksasa (1991)" . Departemen Film & TV The New York Times . Diarsipkan dari versi asli pada 16 Juli 2014 . Diakses tanggal 11 Juli2014 .
      113. ^ VV.AA. (Maret 1994). Berbagai Ulasan Televisi, 1991-1992 . Taylor & Francis, 1994. ISBN 0824037960.
      114. "Michelangelo - Tak Berujung" . filmitalia.org . Diakses pada 29 November 2019 .
      115. "Il Peccato, 2019" (dalam bahasa Rusia). kinopoisk.ru . Diakses pada 29 November2019 .
      116. ^ Ettlinger, Leopold David, dan Helen S. Ettlinger. 1987. Rafael . Oxford: Phaidon. hlm. 91, 102, 122. ISBN 0-7148-2303-1 . 
      117. ^ Acidini Luchinat, Cristina. 2002. Medici, Michelangelo, dan Seni Florence Akhir Renaissance . New Haven: Yale University Press bekerja sama dengan Institut Seni Detroit. P. 96. ISBN 0-300-09495-7 . 

      Sumber

      • Bartz, Gabriele; Eberhard König (1998). Michelangelo . Könemann. ISBN 978-3-8290-0253-0.
      • Clement, Charles (1892). Michelangelo. Universitas Harvard: S. Low, Marston, Searle, & Rivington, ltd.: London. michelangelo.
      • Condivi, Ascanio ; Alice Sedgewick (1553). Kehidupan Michelangelo . Pers Universitas Negeri Pennsylvania. ISBN 978-0-271-01853-9.
      • Goldscheider, Ludwig (1953). Michelangelo: Lukisan, Patung, Arsitektur . Phaidon.
      • Goldscheider, Ludwig (1953). Michelangelo: Gambar . Phaidon.
      • Gardner, Helen ; Fred S. Kleiner, Christin J. Mamiya, Seni Gardner Sepanjang Zaman . Thomson Wadsworth, (2004) ISBN 0-15-505090-7 . 
      • Hirst, Michael dan Jill Dunkerton. (1994) Michelangelo Muda: Seniman di Roma 1496–1501 . London: Publikasi Galeri Nasional, ISBN 1-85709-066-7 
      • Liebert, Robert (1983). Michelangelo: Studi Psikoanalitik tentang Kehidupan dan Gambarnya . New Haven dan London: Yale University Press. ISBN 978-0-300-02793-8.
      • Paoletti, John T. dan Radke, Gary M., (2005) Seni di Renaissance Italia , Laurence King, ISBN 1-85669-439-9 
      • Tolnay, Charles (1947). Pemuda Michelangelo . Princeton, NJ: Pers Universitas Princeton.

      Bacaan lebih lanjut

      • Ackerman, James (1986). Arsitektur Michelangelo . Pers Universitas Chicago. ISBN 978-0-226-00240-8.
      • Baldini, Umberto; Liberto Perugi (1982). Patung Michelangelo . Rizoli. ISBN 978-0-8478-0447-4.
      • Barenboim, Peter (bersama Shiyan, Sergey). Michelangelo di Medici Chapel: Genius in details(dalam bahasa Inggris & Rusia), LOOM, Moscow, 2011. ISBN 978-5-9903067-1-4 
      • Barenboim, Peter (bersama Heath, Arthur). Momen Michelangelo: British Museum Madonna , LOOM, Moskow, 2018.
      • Barenboim, Peter (bersama Heath, Arthur). 500 tahun Sakristi Baru: Michelangelo di Kapel Medici , LOOM, Moskow, 2019. ISBN 978-5-906072-42-9 
      • Einem, Herbert von (1973). Michelangelo . Trans. Ronald Taylor. London: Metuen.
      • Robert W. Garden. Michelangelo - Catatan hidupnya seperti yang diceritakan dalam surat dan makalahnya sendiri . Polisi & perusahaan Ltd, London 1913.
      • Gilbert, Creighton (1994). Michelangelo di dalam dan di luar Sistine Ceiling . New York: George Braziller.
      • Hartt, Frederick (1987). David oleh Tangan Michelangelo—Model Asli Ditemukan , Abbeville, ISBN 0-89659-761-X 
      • Hibbard, Howard (1974). Michelangelo . New York: Harper & Row.
      • Neret, Gilles (2000). Michelangelo . Taschen. ISBN 978-3-8228-5976-6.
      • Pietrangeli, Carlo, dkk. (1994). Kapel Sistina: Restorasi Mulia . New York: Harry N. Abrams
      • Sala, Charles (1996). Michelangelo: Pematung, Pelukis, Arsitek . Edisi Pierre Terrail. ISBN 978-2-87939-069-7.
      • Saslow, James M. (1991). Puisi Michelangelo: Terjemahan Beranotasi . New Haven dan London: Yale University Press.
      • Rolland, Romain (2009). Michelangelo . BiblioLife. ISBN 978-1-110-00353-2.
      • Seymour, Charles, Jr. (1972). Michelangelo: Langit-langit Kapel Sistina . New York: WW Norton.
      • Batu, Irving (1987). Penderitaan dan Ekstasi . Stempel. ISBN 978-0-451-17135-1.
      • Summers, David (1981). Michelangelo dan Bahasa Seni . Pers Universitas Princeton.
      • Tolnay, Charles de. (1964). Seni dan Pemikiran Michelangelo . 5 jilid New York: Buku Pantheon.
      • Wallace, William E. (2011). Michelangelo: Artis, Pria dan Waktunya . Pers Universitas Cambridge. ISBN 978-1-107-67369-4.
      • Wilde, Johannes (1978). Michelangelo: Enam Kuliah . Oxford: Clarendon Press.

      Sumber: //en.wikipedia.org/wiki/Michelangelo

    • TINJAUAN KRITIS TERHADAP EPISTEMOLOGI IMMANUEL KANT (1724-1804) Assignment

      Lailiy Muthmainnah 

      Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada 

      Email:  

      Abstrak 

      Latar belakang artikel ini adalah problem metafisika yang muncul dalam pemikiran Immanuel Kant dalam karyanya Critique of Pure Reason. Melalui pendekatan hermeneutik artikel ini bertujuan untuk menganalisis problem metafisika yang muncul dalam pemikiran epistemologi Immanuel Kant. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemisahan secara tegas antara fenomena dan noumena akan menyebabkan manusia tidak akan pernah sampai pada pengetahuan yang Transenden, begitupun dengan moral dan estetika. Hal ini disebabkan karena pengetahuan tersebut hanya dapat diperoleh dengan melalui partisipasiku sebagai Subjek melalui proses eksistensi secara terus menerus dan lebih merupakan undangan pribadi. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa sifat pengetahuan yang analog merupakan pemaknaan atas multidimensionalitas kehidupan manusia. Hal ini membawa konsekuensi pada perlunya dialog intersubjektif dan keterbukaan secara terus menerus. Pengetahuan adalah sesuatu hal yang tidak berbatas, pengetahuan manusia karenanya tidak akan pernah sampai pada ujung perjalanan melainkan hanya terus menerus diperluas cakrawalanya. Kata kunci: Immanuel Kant, epistemologi, fenomena, noumena, analog.

    • Irfan Noor 

      Dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari Jl. Sei. Andai Komp. PWI Blok F No. 40 RT. 40 Banjarmasin 

      Email: . HP: 081331336942 

      Diterima 10 Nopember 2009/Disetujui 15 Desember 2009 

      Abstract 

      In modern philosophy, the discourse on the border of knowledge has developed, especially when positivism has become a dominant paradigm. In fact the roots of its epistemological problems can be found in Immanuel Kant’s theory of knowledge. Kant’s view of the conditions of possibility of human mind eventually leads to a dogma that what can be investigated is only the phenomena. This dogma has become the basis for positivism to establish the knowledge border. 

      Kata kunci: teori pengetahuan kritis, inderawi, rasio, intelek, batas ilmu

    • Ujian Tengah Semester Assignment

      1. Sebutkan 3 (tiga) orang tokoh Filsuf Yunani kuno, beserta pemikirannya !

      2. Beberapa jenis nilai yang mempengaruhi kehidupan manusia ?

      3. Jelaskan pandangan pribadi saudara terkait keindahan dan seni setelah zaman Junani  Klasik !

      4. Bagaimana seni dan keindahan dalam pemikiran Agustinus sampai Thomas Aquinas ?

      5. Bagaimana pandangan Saudara terkait konsep, pemikiran serta karya-karya Leonardo da Vinci dan Michelangelo ?

    • SENI YANG ABSOLUT MENURUT G.W.F. HEGEL (1770-1831) Assignment

      SENI YANG ABSOLUT MENURUT G.W.F. HEGEL (1770-1831) 

      Sunarto

      Jurusan Pendidikan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang  

      Abstrak 

      Ungkapan Hegel “yang benar itu yang menyeluruh (absolut)” berlaku juga dalam seni. Seni mengungkapkan seluruh realitas yang fenomena, suatu kesatuan rasional dan realitas, kesatuan bentuk dan materi. Persepsi Hegel tentang seni tidak lepas dari konsep historisitas. Hegel memperlihatkan realitas sejarah seni dalam suatu tiga garis besar historis: Seni Timur (yang memperlihatakan kesan simbolis); Seni Klasik (seni Yunani dan Romawi, yang menampilkan suatu harmoni dan keseimbangan antara bentuk dan materi); Seni Romantik (kondisi seni ketika zaman Hegel, di sini Hegel mengatakan bahwa apa yang tersembunyi [batin] mempunyai kekuatan lebih daripada yang tampak [lahir]). Hegel memberikan contoh: Seni Timur yang simbolis diperlihatkan dalam bentuk arsitektur; Seni Klasik menampilkan keseimbangan bentuk dan materi yang tertuang dalam karya lukis; dan puncak dari itu semua adalah Seni Romantik, yang diperlihatkan dalam musik. 

      Kata Kunci: Hegel, filsafat, Seni, Absolut 

      Abstract 

      Hegel’s statement saying that “the right is absolute” can also be aplicable in art, too. Art expresses the whole phenomenal reality, a unity of rationality and reality, or a form and material unity. Thus, it can be said that art is an absolute unity. It shows the beauty comprehensively, that is the natural reality. Hegel’s perception about art could not be separated from the historical concept. Hegel shows art history in the three big lines of history: east art, showing symbolic impression; classic art (Gracee and roman), showjng a certain harmony and balance between form and material; and romantic art, showing that something hidden (inner) has more power than something visible (external). Hegel gave examples of how the symbolic east art is shown in the form of architecture, how the classic art shows the balance between the forms and the materials in paintings, and above all how romatic art is shown in music. 

      Keywords : Hegel, Philosophy, art, absolute


    • DIALEKTIKA HEGEL Assignment

      Sejarah merupakan peristiwa atau kejadian pada masa lampau. Inilah pengertian yang biasa kita ketahui sejak kita mulai mengenal sejarah. Namun, apabila kita memandang sejarah bukanlah hanya masa lampau saja, tetapi sejarah pun menjadi unsur  perubahan dari masa ke masa. Sejarah merupakan salah satu pencerminan perubahan dalam kehidupan yang lebih baik. Tidak hanya itu, sejarah juga dapat menjadi sebagai subjek kajian dalam aktivitas manusia dan sesuatu yang signifikan terhadap sosial melalui sejarah dari sudut pandang filasafat, yang mana disebut dengan fisafat sejarah.Filsafat sejarah adalah komponen yang secara umum tidak dapat dipisahkan dari rangkaian keilmuan filsafat. Karena kajian sejarah yang dipahami merupakan bagian integral dari sudut pandang filsafat itu sendiri.

      Abad ke-19 adalah abad ketika filsafat sejarah metafisika yang paling kaya warna mampu berkembang sepenuhnya dan membawa seluruh hasil yang dipetik teori-teori besar tentang hakikat perkembangan sejarah dan nasib manusia.Pada abad ini filsafat menjadi sesuatu yang semarak, eksplosif, dan revolusioner dalam pemikiran formal sejak terjadi benturan antara rasionalisme dan kristianitas tradisional. Pada masa ini,terjadi pembongkaran secara sistematis atas metode dan pandangan filsafat tradisional. Meskipun demikian, karakteristik filsafat pada abad ke-19 yang cenderung mengangkat filsafat-filsafat besar tentang sejarah dan hukum-hukum perkembangan sejarah.

      Dalam filsafat sejarah ini bertujuan memperjelas dan menganalisis gagasan-gagasan tentang sejarah. .Dengan demikian, beberapa tokoh bermunculan dari ranah filsafat sejarah, dan Hegel adalah salah satu yang termasuk didalamnya. Untuk selanjutnya kita akan membahas tentang Hegel, filsafat yang berkaitan dengan sejarah.

      Bagi Hegel, Roh yang memikirkan dirinya sendiri adalah realitas yang terdapat proses pengenalan diri yang terjadi melalui kesadaran diri manusia. Filsafat hegel umumnya dianggap titik puncak perkembangan idealism pasca Kantian di Jerman. Filsafatnya jelas merupakan salah satu dari sistem-sistem pemikiran yang paling berpengaruh pada abad ke-19. Tanpa Hegel, Marxisme tak akan terbayangkan. Karena itu, tanpanya konflik-konflik ideologi pada zaman sekarang pun akan sulit dibayangkan. Selain itu, Hegel juga telah menimbulkan banyak pengaruh lain yang luas jangkauannya terhadap pemikiran modern, yang bukan hanya mencakup filsafat, namun juga teori sosial, sejarah dan hukum.

      BIOGRAFI

      Tokoh Filsafat Dialektika Georg Wilhelm Friedrich Hegel  adalah seorang filsuf idealis Jerman yang lahir di Stuttgart, Wurttemberg. Pengaruhnya sangat luas terhadap para penulis dari berbagai posisi, termasuk para pengagumnya antara lain F. H. Bradley, Sartre, Hans Kung, Bruno Bauer, Max Stirner, Karl Marx, dan yang menentangnya antara lain, Kierkegaard, Schopenhauer, Nietzsche, Heidegger, Schelling. Dapat dikatakan bahwa dialah yang pertama kali memperkenalkan gagasan dalam filsafat, bahwa Sejarah dan hal yang konkret adalah penting untuk bisa keluar dari lingkaran philosophia perennis, yakni  masalah-masalah abadi dalam filsafat. Ia juga menekankan pentingnya yang lain dalam proses pencapaian kesadaran diri. Hegel dilahirkan di Stuttgart pada 27 Agustus 1770. Di masa kecilnya, ia suka membaca literatur, surat kabar, esai filsafat, dan tulisan-tulisan tentang berbagai topik lainnya. Masa kanak-kanaknya yang rajin membaca,disebabkan oleh ibunya yang luar biasa progresif  dan  aktif mengasuh perkembangan intelektual anak-anaknya. Keluarga Hegel adalah sebuah keluarga kelas menengah yang mapan di Stuttgart. Ayahnya seorang pegawai negeri dalam administrasi pemerintahan di Wurttemberg. Hegel adalah seorang anak yang sakit-sakitan dan hampir meninggal dunia karena cacar sebelum mencapai usia enam tahun. Hubungannya dengan kakak perempuannya, Christiane, sangat erat, dan tetap akrab sepanjang hidupnya. Hegel dikenal sebagai filsuf yang menggunakan dialektika sebagai metode berfilsafat. Dialektika menurut Hegel adalah dua hal yang dipertentangkan lalu didamaikan, atau biasa dikenal dengan tesis (pengiyaan), antitesis (pengingkaran) dan sintesis (kesatuan kontradiksi). Pengiyaan harus berupa konsep pengertian yang empiris indrawi. Pengertian yang terkandung di dalamnya berasal dari kata-kata sehari-hari, spontan, bukan reflektif, sehingga terkesan abstrak, umum, statis, dan konseptual. Pengertian tersebut diterangkan secara radikal agar dalam proses pemikirannya kehilangan ketegasan dan mencair. Pengingkaran adalah konsep pengertian pertama (pengiyaan) dilawan artikan, sehingga muncul konsep pengertian kedua yang kosong, formal, tak tentu, dan tak terbatas. Menurut Hegel, dalam konsep kedua sesungguhnya tersimpan pengertian dari konsep yang pertama. Konsep pemikiran kedua ini juga diterangkan secara radikal agar kehilangan ketegasan dan mencair. Kontradiksi merupakan motor dialektika (jalan menuju kebenaran) maka kontradiksi harus mampu membuat konsep yang bertahan dan saling mengevaluasi. Kesatuan kontradiksi menjadi alat untuk melengkapi dua konsep pengertian yang saling berlawanan agar tercipta konsep baru yang lebih ideal. Karya utama : Phenomenology of Spirit pada tahun 1807. Dan contoh masalah yang dihadapi Hegel adalah ketika para penerjemah Inggris dari buku Phanomenologie des Geistes tidak pasti apakah mereka harus menerjemahkan “Geist” dengan “Roh” atau “Pikiran”, meskipun istilah “Roh” dan “Pikiran” sangat berbeda dalam bahasa Inggris.Dan karya lainnya adalah Science of Logic pada tahun 1812–1816,  Encyclopedia of the Philosophical Sciences pada tahun 1817–1830, Elements of the Philosophy of Right pada tahun 1821.

      PEMIKIRAN

      Karya-karya pemikirannya menunjukkan ketajaman serta keseimbangan daya berpikir yang luar biasa. Bagi Hegel tugas utama filsafat adalah memahami kenyataan sebagaimana adanya. Dia berkeyakinan bahwa kebenaran secara menyeluruh atau bagian-bagian dari kebenaran dapat ditelaah melalui penalaran yang wajar serta dimengerti.

      Pemikiran Hegel tidak bisa dilepaskan dalam dialektika antara tesis, antitesis dan sintesis. Dalam bukunya Philosphy of Right, negara dan masyarakat sipil ditempatkan dalam kerangka dialektika itu yaitu keluarga sebagai tesis, masyarakat sipil sebagai antitesis dan negara sebagai sintesis.

      Dialektika itu bertolak dari pemikiran Hegel bahwa keluarga merupakan tahap pertama akan adanya kehendak obyektif. Kehendak obyektif dalam keluarga itu terjadi karena cinta berhasil mempersatukan kehendak. Konsekuensinya, barang atau harta benda yang semula milik dari masing-masing individu menjadi milik bersama. Akan tetapi, keluarga mengandung antitesis yaitu ketika individu-individu (anak-anak) dalam keluarga telah tumbuh dewasa, mereka mulai meninggalkan keluarga dan masuk dalam kelompok individu-individu yang lebih luas yang disebut dengan masyarakat sipil (Civil Society). Individu-individu dalam masyarakat sipil ini mencari penghidupannya sendiri-sendiri dan mengejar tujuan hidupnya sendiri-sendiri. Negara sebagai institusi tertinggi mempersatukan keluarga yang bersifat obyektif dan masyarakat sipil yang bersifat subyektif.

      Meskipun logika pemikiran Hegel nampak bersifat linear, namun Hegel tidak bermaksud demikian. Hegel memaksudkan bahwa dalam kerangka dialektika antara tesis, antitesis dan sintesis. Dalam kerangka teori dialektikanya ini, Hegel menempatkan masyarakat sipil di antara keluarga dan negara. Dengan kata lain, masyarakat sipil terpisah dari keluarga dan dari negara.

      Masyarakat sipil bagi Hegel digambarkan sebagai masyarakat pasca Revolusi Perancis yaitu masyarakat yang telah diwarnai dengan kebebasan, terbebas dari belenggu feodalisme. Dalam penggambaran Hegel ini, Civil Society adalah sebuah bentuk masyarakat dimana orang-orang di dalamnya bisa memilih hidup apa saja yang mereka suka dan memenuhi keinginan mereka sejauh mereka mampu. Negara tidak memaksakan jenis kehidupan tertentu kepada anggota Civil Society seperti yang terjadi dalam masyarakat feodal karena negara dan Civil Society terpisahkan. Masyarakat sipil adalah masyarakat yang terikat pada hukum. Hukum diperlukan karena anggota masyarakat sipil memiliki kebebasan, rasio dan menjalin relasi satu sama lain dengan sesama anggota masyarakat sipil itu sendiri dalam rangka pemenuhan kebutuhan mereka. Hukum merupakan pengarah kebebasan dan rasionalitas manusia dalam hubungan dengan sesama anggota masyarakat sipil. Tindakan yang melukai anggota masyarakat sipil merupakan tindakan yang tidak rasional.

      Dibawah ini merupakan peta pemikiran Hegel, diantaranya:

      METAFISIKA DAN RUH ABSOLUT

      Filsafat Hegel sering disebut sebagai puncak idealisme Jerman. Filsafatnya banyak diinspirasikan oleh Imanuel Kant dengan filsafat ilmunya ( filsafat dualisme), Kant melakukan pengkajian terhadap kebuntuan perseteruan antara Empirisme dan Rasionalisme, keduanya bagi Kant terlalu ekstrem dalam mengklaim sumber pengetahuan. “Revolusi Kantian” kemudian berhasil menemukan jalan keluarnya.

      Hegel yang pada awalnya sangat terpengaruh oleh filsafat Kant tersebut kemudian menemukan jalan keluarnya melalui kontemplasi yang terus menerus. Ketertarikan Hegel sejak awal pada metafisika, meyakinkannya bahwa ada ketidak jelasan bagian dunia, bagi Bertrand Russell pemikirannya kemudian merupakan Intelektualisasi dari wawasan metafisika

      Pada dasarnya filsafat Hegel mematahkan anggapan kaum empiris seperti John Lock, Barkeley dan David Hame. Mereka ( kaum empiris ) mengambil sikap tegas pada metafisika, bagi Lock metafisika tidak mampu menjelaskan basis fundamental filsafat atau Epistimologi ( bagaimana realitas itu dapat diketahui ) dan tidak dapat mencapai realitas total, pendapat ini diteruskan kembali oleh David Hume bahwa metafisika tidaklah berharga sebagai ilmu dan bahkan tidak mempunyai arti., baginya metafisika hanya merupakan ilusi yang ada diluar batas pengertian manusia.

      Dengan metafisika kemudian Hegel mencoba membangun suatu sistem pemikiran yang mencakup segalanya baik Ilmu Pengetahuan, Budaya, Agama, Konsep Kenegaraan, Etika, Sastra, dll. Hegel meletakkan ide atau ruh atau jiwa sebagai realitas utama, dengan ini ia akan menyibak kebenaran absolut dengan menembus batasan-batasan individual atau parsial. Kemandirian benda-benda yang terbatas bagi Hegel dipandang sebagai ilusi, tidak ada yang benar nyata kecuali keseluruhan (The Whole).

      Hegel memandang Realitas bukanlah suatu yang sederhana, melainkan suatu sistem yang rumit. Ia membangun filsafat melalui metafora pertumbuhan biologis dan perubahan perkembangan atau bisa disebut dengan organisme. Pengaruh konsep organisme pada diri Hegel, membuatnya memandang bahwa organisme merupakan model untuk memahami kepribadian manusia, masyarakat, institusi, filsafat dan sejarah. Dalam hal ini organisme dipandang sebagai suatu hirarki, kesatuan yang saling membutuhkan dan masing-masing bagian memiliki peran dalam mempertahankan suatu keseluruhan.

      Segala sesuatu yang nyata adalah rasional dan segala sesuatu yang rasional adalah nyata (all that is real is rational and all that is rational is real) adalah merupakan dalil yang menegaskan bahwa luasnya ide sama dengannya luasnya realitas. Dalil ini berbeda dengan yang dinyatakan oleh keum empiris tentang realitas, “yang nyata” bagi kaum empiris secara tegas ditolak oleh Hegel, sebab baginya itu tidaklah rasional, hal tersebut terlihat rasional karena merupakan bagian dari aspek keseluruhan.

      Hegel meneruskan bahwa keseluruhan itu bersifat mutlak dan yang mutlak itu bersifat spiritual yang lambat laun menjadi sadar akan dirinya sendiri. Jadi realitas pada kesendiriannya bukanlah hal yang benar-benar nyata, tetapi yang nyata pada dirinya adalah partisipasinya pada keseluruhan.

      Dalam bukunya Phenomenologi of Mind (1807), Hegel menggambarkan tentang “yang mutlak” sebagai bentuk yang paling sempurna dari ide yang selanjutnya menjadi ide absolut. Ide absolut menurut Bertrand Russell adalah pemikiran murni, artinya adalah bahwa ide absolut merupakan kesempurnaan fikiran atau jiwa yang hanya dapat memikirkan dirinya sendiri. Pikirannya dipantulkan kedalam dirinya sendiri melalui kesadaran diri.

      DIALEKTIKA

      Dialektika merupakan metode yang dipakai Hegel dalam memahami realitas sebagai perjalanan ide menuju pada kesempurnaan. Menelusuri meteri baginya adalah kesia-siaan sebab materi hanyalan manifestasi dari perjalanan ide tersebut. Dengan dialektika, memahami ide sebagai realitas menjadi dimungkinkan. Dialektika dapat dipahami sebagai “The Theory of the Union of opposites” (teori tentang persatuan hal-hal yang bertentangan). Terdapat tiga unsur atau konsep dalam memahami dialektika yaitu pertama, tesis, kedua sebagai lawan dari yang pertama disebut dengan antitesis. Dari pertarungan dua unsur ini lalu muncul unsur ketiga yang memperdamaikan keduanya yang disebut dengan sinthesis. Dengan demikian, dialektika dapat juga disebutsebagai proses berfikir secara totalitas yaitu setiap unsur saling bernegasi (mengingkari dan diingkari), saling berkontradiksi (melawan dan dilawan), serta saling bermediasi (memperantarai dan diperantarai).

      Untuk memahami proses triadic itu (thesis, Antitesis, dan sithesis), Hegel menggunakan kata dalam bahsa Jerman yaitu aufheben Kata ini memiliki makna “menyangkal”, “menyimpan” dan “mengangkat”. Jadi dialektika bagi Hegel bukanlah penyelesaian kontradiksi dengan meniadakan salah satunya tetapi lebihdari itu. Proposi atau tesis dan lawannya antitesis memiliki kebenaran masing-masing yang kemudian diangkat menjadi kebenaran yang lebih tinggi. Tj. Lavine menerangkan proses ini sebagai berikut:

      1. Menunda klonflik antara tesis dan antitesis.

      2. Menyimpan elemen kebenaran dari tesis dan antitesis.

      3. Memgungguli perlawanan dan meninggikan konflik hingga mencapai kebenaran yang lebih tinggi.

      Hegel memberikan contoh sebagai berikut “yang mutlak adalah yang berada murni (pure being)” yang tidak memiliki kualitas apapun. Namun yang berada murni tanpa kualitas apapun adalah “yang tiada (nothing)” ini merupakan regasi dari proposi atau tesis, oleh sebab itu kita terarah pada antitesis “yang mutlak adalah yang tiada”. Penyatuan antara tesis dan antitsis tersebut menjadi sinthesis yaitu apa yang disebut menjadi (becoming) maka “yang mutlak adalah yang menjadi”, sinthesis inilah kebenaran yang lebih tinggi.

      Dialektika Hegel merupakan alternatif tradisional yang mengasumsikan bahwa proposi haruslah terdiri dari subjek dan predikat. Logika seperti ini bagi Hegel tidaklah memadai. Berikut contoh yang bisa sedikit menerangkan tentang hal tersebut, dalam logika tradisional terdapat proposi sebagai berikut Heru adalah seorang paman”, kata paman disini merupakan predikat yang dinyatakan begitu saja benar (benar dengan sendirinya), Heru tidak perlu mengetahui keberadaannya sebagai paman, maka dalam hal ini logika tradisional mengandung cacat. Hegel menggantinya dengan dialektika untuk menuju pada kebenaran mutlak, paman bagi Hegel tidaklah benar dengan sendirinya, sebab eksistensinya sebagai paman juga membutuhkan eksistensi orang lain sebagai keponakan. Dari perseteruan antara paman sebagai tesis dan keponakan sebagai antitsis maka tidaklah memungkinkan kebenaran parsial atau individual, kesimpulannya adalah kebenaran terdiri dari paman dan keponakan. Jika dialektika ini diteruskan akan mencap[ai kebenaran absolut yang mencakup keseluruhan.

      Tidak ada kebenaran absolut tanpa melalui keseluruhan dialektika. Setiap tahap yang belakangan mengandung semua tahap terdahulu. Sebagaimana larutan, tak satupun darinya yang secara keseluruhan digantikan, tetapi diberi tempat sebagai suatu unsur pokok di dalam keseluruhan.

      FILSAFAT SEJARAH

      Setelah Hegel menyatakan bahwa yang sejati adalah rasional dan kemudian menerangkan tentang dialektika yang membawa ruh kepada titik absolut, maka kita kemudian akan di bawa pada pemahaman hakekat sejarah. Sejarah bagi Hegel dapat dipahami sebagai proses dialektika ruh. Filsafat sejarah Hegel merupakan perwujudan atau pengejewantahan dari ide universal menuju pada absolutisme dengan menjelaskan semua yang terjadi sebagai proses.

      Bagi Hegel, sejarah berlaku pada kelompok bukan dalam individu. Searah berkaitan dengan jiwa manusia dan seluruh budayanya bukan dengan Ilmu dan tekhnologi seperti yang di jelaskan oleh para pemikir pencerahan. Hegel mengangap sejarah tidakah bergerak secara lurus terhadap kemajuan, namun ia bergerak secara dialektis melalui jalan melingkar.

      Dalam The Philosophy of History Hegel mengatakan bahwa Esensi dari ruh adalah kebebasan, maka kebebasan adalah tujuan dari sejarah. Sejarah baginya merupakan gerak kearah rasionalitas dan kebebasan yang semakin besar. Hegel kemudian merumuskan perkembangan historis ruh, yang terbagi dalam tiga tahap: Pertama, Timur. Kedua, Yunani dan Romawi dan Ketiga, Jerman. Pada fase pertama kita akan temui bahwa yang bebas hanyalah satu orang, seperti yang kita lihat dalam monarki Cina dan Timur Tengah , lalu sejarah bergerak pada masa Yunani Kuno dan Romawi dimana yang bebas menjadi beberapa orang sebab masih ada pembedaan antara tuan dan budak maka bentuk yang sempurna adalah Jerman dimana yang bebas adalah semuanya Pemikiran Hegel mengarahkan kita pada pemahaman bahwa sejarah merupakan pergerakan penuh tujuan atas cita-cita Tuhan untuk kemanusiaan. Hegel pun memahami bahwa sejarah memang merupakan meja pembantaian dimana kesengsaraan, kematian , ketidakadilan dan kejahatan menjadi bagian dari panggung dunia. Namun Filsafat sejarah merupakan teodisi atau usaha untuk membenarkan tuhan dan mensucikan tuhan data tuduhan bahwa tuhan membiarkan kejahatan berkuasa di dunia. Dia menunjukkan anggapan yang salah tentang sejarah di sebabkan karena merekan hanya melihat permukaanya saja, tetapi mereka tidak melihat aspek Laten serta potensial dalam sejarah yaitu jiwa absolut dan esensi jiwa yaitu kebebasan.

      NEGARA

      Negara merupakan tema sentral dalam pembahasan tentang kehidupan dalam masyarakat politik. Sebagai seorang filosof, Hegel kemudian merumuskan bentuk negara ideal baginya, pandangannya tentang negara tersebut dapat dilihat pada dua karyanya yaitu The Philosopy of History dan The Philosopy of Law. Tentu saja pandangannya tentang negara tidak lepas dari sistem filsafat yang dibangunnya.

      Hegel menunjukkan bahwa hakekat manusia dimasukkan dan diwujudkan dalam kehidupan negara-bangsa. Menurutnya, negara-bangsa merupakan totalitas organik (kesatuan organik) yang mencakup pemerintahan dan institusi lain yang ada dalam negara termasuk keseluruhan budayanya. Hegel juga menyatakan bahwa totalitas dari budaya bangsa dan pemerintahannya merupakan individu sejati. “Individu sejarah dunia adalah negara-bangsa”, maksudnya negara merupakan individu dalam sejarah dunia.

      Negara merupakan manifestasi dari ide universal. Sedangkan individu (orang per orang) merupakan penjelmaan dari ide partikular yang tidak utuh, dan merupakan bentuk kepentingan yang sempit. Negara memperjuangkan kepentingan yang lebih besar, memperjuangkan/merealisasikan ide besar. keinginan negara merupakan keinginan umum untuk kebaikan semua orang, karenanya negara harus dipatuhi dan negara dapat memaksakan keinginannya pada warganya. Negara adalah “penjelmaan dari kemerdekaan rasional, yang menyatakan dirinya dalam bentuk objektif”.

      Karena itulah negara yang dibentuk Hegel adalah absolut. Negara baginya bukan apa yang di gambarkan John Lock atau teoritisi-teoritisi kontrak sosial yang dibentuk dari kesepakatan bersama dari rakyatnya, Hegel berpendapat sebaliknya ,negaralah yang membentuk rakyatnya. Hegel memang mensakralkan negara sampai ia menganggap bahwa sepak terjang negara di dunia ini sebagai “derap langkah Tuhan di bumi.

      Dalam perspektif ini individu tidaklah dimungkinkan untuk menjadi oposisi negara sebab ia membawa kepentingan parsial. Negara adalah sumber budaya, kehidupan institusional dan moralitas. Hegel menyatakan dalam Reason of History: segala yang ada pada manusia, dia menyewa pada negara, hanya dalam negara dia mendapatkan jati dirinya. Maka tidak seorang pun bisa melangkah di belakang negara, dia mungkin bisa memisahkan diri dari individu lain namun tidak dari jiwa manusia.

      Lalu dimanakah existensi individu ketika ia tidak lagi memiliki kekuasaan dan kebebasan? Hegel menjawabnya dengan membedakan kebebasan formal dan kebebasan substansial. Berikut ini penjelasanya:

      1. Kebebasan formal merupakan kebebasan yang diasumsikan oleh kaum atomis di masa pencerahan, dimana individu terisolasi, kebebasan ini diraih dari sifat alamiah seperti: kehidupan, kebebasan dan properti (hak milik), kebebasan ini bersifat abstrak dan negatif. Bagi Hegel, inilah kebebasan dari penguasa yang menindas.

      2. Kebebasan substansial adalah merupakan kebebasan ideal bagi Hegel, hal ini cita-cita moral masyarakat yang berasal dari kehidupan spiritual masyarakat tertentu. Kebebasan ini hanya dapat diraih dari negara, di sinilah cita-cita etika dan jiwa fundamental orang-orang dalam hukum-hukum dan institusi-institusinya dapat dicapai.

      Dalam pandangan Hegel, jika kita membenci budaya kita dan tidak sependapat dengan cita cita dan institusi masyarakat kita maka kita berada dalam keterasingan. Keterasingan merupakan terdiri dari banyak komponen yaitu: perasaan menjadi asing diri, terputus dari perasaan sendiri ataupun identitasnya sendiri; perasaan tidak memiliki norma; tidak memiliki arti; lemah dan lain lain.Keterasingan yang dipahami Hegel merupakan kegagalan kehendak individu untuk beradaptasi dengan yang lebih besar yaitu kemauan masyarakat. Keterasingan merupakan kondisi dimana seseorang tidak bisa mengidentifikasikan diri dengan moralitas publik dan institusi masyarakat

      PENUTUP

      Filsafat ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam tentang sesuatu sampai ke akar-akarnya. Sesuatu dapat berarti terbatas dan dapat pula berarti tidak terbatas. filsafat membahas segala sesuatu yang ada di alam ini yang sering dikatakan filsafat umum. sementara itu filsafat yang terbatas ialah filsafat ilmu, filsafat pendidikan, filsafat seni, filsafat agama, dan sebagainya.

      Dalam filsafat hegel, kebenaran hakiki pelan-pelan akan terkuak seiring rentang evolusi sejarah perjalanan pemikiran filsafat.

      Demikian pembahasan tokoh filsafat Hegel dalam makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

      DAFTAR PUSTAKA

      Ari Yuana, Kumara. 2010. The Greatest Philosophers. Jogyakarta:Andi Offset.

      D.Aiken, Henry. 2009. Abad Ideologi. Jogjakarta:Relief.

      Hadiwiyono, Sari Harun.2005.Sejarah Filsafat Barat 2.Yogyakarta: Kanisius.


    • Pemikiran Filosofis Nietzsche Assignment

      Pemikiran filosofis bersifat konseptual yaitu berpikir dalam filsafat tidak hanya sekedar berpikir, tapi mempunyai konsep secara umum. Konsepsi (rencana kerja) merupakan hasil kerja pengumuman dan abstraksi dari pengalaman tentang berbagai hal dan proses individual. Filsafat merupakan pemikiran tentang hal dan proses dalam hubungan yang umum. Seorang filsuf tidak hanya membicarakan dunianya sendiri ataupun dunia sekitarnya, melainkan juga mengenai perbuatan berpikir itu sendiri. Melalui ciri ini maka berpikir kefilsafatan melampaui batas-batas pengalaman hidup sehari-hari. Agar dapat berpikir filosofis seseorang harus mengubah mindset atau pola berpikirnya. Ia tidak segan bahkan berani untuk mempertanyakan keyakinannya. Keyakinan yang dimaksud tidak hanya soal agama tetapi hal-hal yang sebelumnya sudah dianggap benar oleh dirinya dan masyarakat umum. Hal ini yang dilakukan oleh orang-orang seperti Nietzsche dan Descartes. Bagi seorang filosof tidak ada keyakinan yang tidak dipertanyakan. Semua keyakinan dipertanyakan secara serius dan dicari pembuktiannya. Tujuannya bukan untuk membebaskan seseorang atau masyarakatterbebas dari nilai-nilai. Namun, agar keyakinan tersebut dapat dibuktikan kebenarannya, atau memiliki validitas secara logis. Intinya, segala pertanyaan yang mendasar harus sampai kepada sebuah jawaban yang menyeluruh. Dalam filsafat terdapat tujuan agar kita dapat menjelaskan berbagai pertanyaan tersebut hingga pada hal yang mendasar serta berlaku untuk fenomena keseluruhannya. Berpikir secara filosofis tidak hanya cukup dibuktikan dengan data-data semata, melainkan juga seorang filosof harus mampu berpikir secara spekulatif, bahkan menciptakan konsep-konsep yang bersifat secara abstrak untuk menjelaskan realitas secara total. Segala pertanyaan ini dijawab tidak dengan mengaitkan dengan kekuatan mistik atau mitos-mitos, melainkan dengan nalar (Sipayung, 2010:35-39). Friedrich Nietzsche hidup pada tahun 1844 dan meninggal pada tahun 1900 Masehi. Nietzsche mulai mempelajari filsafat setelah ia membaca uraian-uraian Schopenhauer. Schopenhauer memang memiliki pengaruh yang kuat terhadap pandangan filsafat Nietzsche. Keduanya, Schopenhauer dan Nietzsche mempunyai pandangan filsafat yang sama. Keduanya mendasarkan filsafat pada kehendak. Meskipun demikian terdapat pula perbedaan antara keduanya, bila Schopenhauer mendasarkan pandangan filsafatnya pada kehendak untuk hidup (Wille zum Leben), sedangkan Nietzsche mendasarkan pada kehendak untuk berkuasa (Wille zur Macht) (Sunardi, 2012:3-23).

      Pengetahuan merupakan salah satu wujud nyata dari kehendak untuk berkuasa. Nietzsche menyatakan bahwa pengetahuan merupakan suatu alat untuk mencapai kekuasaan. Kehendak untuk mendapatkan pengetahuan, atau kehendak untuk tahu, tergantung akan besar kecilnya kehendak untuk berkuasa. Tujuan mendapatkan pengetahuan bukanlah semata-mata untuk tahu, dalam arti menguasai kebenaran dari suatu ilmu, tetapi juga untuk tujuan kebenaran. Antara tahun 1800-an hingga 1900 Masehi negara-negara Barat sedang mengalami puncak revolusi. Revolusi yang terjadi di negara-negara Barat ditandai dengan perkembangan teknologi yang berkembang dengan pesat, sehingga wajar apabila pada tahun-tahun ini disebut dengan era modern. Ketika era modern berlangsung, filsafat berkembang mengarah pada kekuatan rasio. Hampir seluruh filsuf Barat mendewakan rasio sebagai dalil-dalil dalam filsafatnya. Nietzsche adalah tokoh pertama yang sudah menyatakan ketidakpuasannya terhadap dominasi atau pendewaan rasio pada tahun 1880-an. Melihat dari pernyataan ketidakpuasannya terhadap pendewaan rasio maka Nietzsche dikatakan sebagai tokoh pertama filsafat dekonstruksi dan karena Nietzsche mengkritik teori-teori filsafat modern, maka Nietzsche juga dikenal dengan tokoh atau filsuf Postmodern. Kritik filsafat postmodern yang diungkapkan Nietzsche terhadap filsafat modern terungkap dalam istilah dekonstruksi. Dekonstruksi yang dilakukan oleh Nietzsche ialah merombak kegairahan orang akan rasionalisme ketika itu.

      Mengapa filsafat Rasionalisme perlu didekonstruksi? Karena ia merupakan filsafat yang keliru dan juga keliru cara menggunakannya. Kekeliruan ini muncul dari suatu warisan kultural renaissans yang mencerminkan kelemahan manusia modern. Kelemahan manusia modern nampak pada sikap mendewakan rasio secara berlebihan. Pendewaan ini mengakibatkan adanya kecenderungan untuk menyisihkan nilai dan norma dalam memandang kenyataan kehidupan. Manusia modern yang mewarisi sikap positivistik ini cenderung menolak keterkaitan antara substansi jasmani dan substansi rohani manusia. Mereka juga menolak adanya hari akhirat. Manusia terasing tanpa batas, kehilangan orientasi,sebagai konsekuensinya lahir trauma kejiwaan dan ketidakstabilan hidup. Akibat rasionalisme seperti inilah dan kekeliruan dalam menggunakan rasionalisme budaya Barat hancur (Tafsir, 2009:258).

      Filsafat Nietzsche adalah filsafat cara memandang 'kebenaran'atau dikenal dengan istilah filsafat perspektivisme dari sisi lain. Nietzsche mendasarkan kehendak untuk berkuasa sebagai titik pusat etika. Disebabkan pandangan etikanya Nietzsche menjadi terkenal sebagai ahli filsafat. Nietzsche juga dikenalsebagai "sang Pembunuh Tuhan" dalam Also Sprach Zarathustra. Ia memprovokasi dan mengkritik kebudayaan Barat di zamannya (dengan peninjauan ulang semua nilai dan tradisi) yang sebagian besar dipengaruhi oleh pemikiran Plato dan tradisi kekristenan. Keduanya mengacu kepada paradigma kehidupan setelah kematian, sehingga menurutnya paradigma tersebut ialah paradigma yang anti dan pesimis terhadap kehidupan (Aiken, 1960:253-282). Nietzsche juga sangatterkenal dengan Nihilismenya. Tuhan sudah mati (bahasa Jerman: "Der Gott ist tot") adalah sebuah ungkapan yang sangat terkenal dari Nietzsche. Hal ini menyebabkan Nietzsche disebut sebagai sang Pembunuh Tuhan dan dikenal sebagai orang yang ateis. Ungkapan ini pertama kali muncul dalam The Gay Science, juga ditemukan dalam The Madman dan menjadi salah satu tema mayor dalam buku Also Sprach Zarathustra. Dalam The  Madman dinyatakan sebagai berikut:"Tuhan sudah mati. Tuhan tetap mati. Dan kita telah membunuhnya. Bagaimanakah kita, pembunuh dari semua pembunuh, menghibur diri kita sendiri? Yang paling suci dan paling perkasa dari semua yang pernah dimiliki dunia telah berdarah hingga mati di ujung pisau kita sendiri. Siapakah yang akan menyapukan darahnya kita? Dengan air apakah kita dapat menyucikan diri kita? Pesta-pesta penebusan apakah, apa perlu permainan-permainan suci yang perlu kita ciptakan? Bukankah kebesaran dari perbuatan ini terlalu besar bagi kita? Tidakkah seharusnya kita sendiri menjadi tuhan-tuhan semata supaya layak akan hal itu [pembunuh Tuhan]"? (Kaufmann, 1974 : 125) Dalamkonteks ini, Tuhan sudah mati tidak boleh ditanggapi secara harfiah, bahwa Tuhan kini secara fisik sudah mati; atau sebaliknya, inilah cara Nietzsche mengatakan bahwa gagasan tentang Tuhan tidak lagi mampu untuk berperan sebagai sumber dari semua aturan moral atau teleologi. Nietzsche mengakui krisis yang diwakili oleh kematian Tuhan bagi pertimbangan-pertimbangan moral yang ada, karena ketika seseorang melepaskan iman Kristen, ia mencabut hak terhadap moralitas Kristen dari bawah "kaki"nya. Moralitas ini sama sekali tidak terbukti dengan sendirinya. Dengan menghancurkan sebuah konsep utama dari kekristenan, iman kepada Tuhan, orang menghancurkan keseluruhannya, tak ada satupun yang tinggal di tangannya. Inilah sebabnya mengapa dalam buku Also Sprach Zarathustra diceritakan mengenai seorang nabi Zarathustra yang menyebarkan ajarannya. Karena masalahnya ialah bagaimana mempertahankan sistem nilai apa pun di tengah ketiadaan tatanan Ilahi. Kematian Tuhan adalah sebuah cara untuk mengatakan bahwa manusia tidak lagi mampu memercayai tatanan kosmis apa pun yang seperti itu karena mereka sendiri tidak lagi mengakuinya. Kematian Tuhan, kata Nietzsche, akan membawa bukan hanya kepada penolakan terhadap keyakinan kosmis atau tatanan fisik, tetapi juga kepada penolakan terhadap nilai-nilai mutlak itu sendiri kepada penolakan terhadap keyakinan akan suatu hukum moral yang objektif dan universal, yang mengikat semua individu. Tuhan yang dibunuh Nietzsche bukanlah Tuhan dalam pemahaman yang spiritualis, transedental, absolute, melainkan Tuhan yang menjerumuskan manusia pada dehumanitas seperti Tuhan-tuhan pagan yang dikerangkeng dalam kotak-kotak dikomotis, termasuk model keagamaan monoteisme-politeistik mayoritas kita. Dalam porsi ini Nietzsche jelas berbeda dengan ateisme Barat sebagaimana Sartre, Kant, Camus dan Armstrong yang membangun paradigm eksistensialis hanya dalam rangka eksplorasi kebebasan manusia, bukan indterminisme dari eksistensi Tuhan. Nietzsche tidak pernah menampik Tuhan dalam pemahamannya yang inheren dan koheren dengan dimensi ini (Levine, 2002: x-xii). Cara pemahaman Nietzsche mengenai Tuhan ini membawa kita pada nihilisme, dan inilah yang diusahakan Nietzsche untuk menemukan suatu pemecahan dengan mengevaluasi kembali dasar-dasar dari nilai-nilai manusia. Bagi Nietzsche, hal ini berarti mencari dasar-dasar yang jauh lebih dalam daripada nilai-nilai Kristen. Kebanyakan orang menolak untuk mencari lebih jauh daripada nilai-nilai ini. Walaupun demikian, dengan kematian Tuhan berikut paradigma kehidupan setelah kematian tersebut, filosofi Nietzsche tidak menjadi sebuah filosofi nihilisme. Justru sebaliknya yaitu sebuah filosofi untuk menaklukan nihilisme (Überwindung der Nihilismus) dengan mencintai utuh kehidupan (Lebensbejahung) dan memosisikan manusia sebagai manusia purna Übermensch dengan kehendak untuk berkuasa (der Wille zur Macht) (Maksum, 2008 : 169). Pemahaman "Kehendak" pertama kali didapat Nietzsche ketika ia membaca buku karya Schopenhauer. Dalam buku karya Schopenhauer disebutkan kehendak untuk hidup(der Wille zum Leben). Dari sinilah Nietzsche menemukan bahwa unsur essensial dari diri manusia (Das Ding an Sich) yang hadir ketika berada di manapun adalah "Kehendak". Kemudian ia menyempurnakan "Kehendak" dari Schopenhauer yang semula hanya kehendak untuk hidup(der Wille zum Leben) menjadi kehendak untuk berkuasa (der Wille zur Macht) sehingga dalam pengertian ini orang-orang yang dapat menggunakan kehendaknya tidak hanya orang kuat atau orang yang berkuasa, tetapi orang lemah atau tidak memiliki kuasa dapat menggunakan kelemahannya untuk mengendalikan orang yang berkuasa (Tafsir, 2010 : 171). Pengertian kehendak untuk berkuasa bermula daripenegasan Nietzsche mengenai wujud (Sein). Ia menegaskan hal ini dengan menggunakan pandangan eksistensialis bahwa tindakan manusia benar-benar nyata, dan dari setiap tindakan yang terjadi kita memasukkan sebuah diri fiksional sebagai penyebabnya, sehinggahal ini berarti bahwa sebuah kebaikan atau keburukan tidak akan terjadi pada manusia tersebut jika ia tidak melakukan suatu tindakan yang mengundang kebaikan atau membawa keburukan. Inti dari pandangan ini, segala yang terjadi dalam kehidupan ini bergantung pada pilihan yang kemudian dilakukan oleh manusia itu sendiri (Levine, 2002 : 9). Paham-paham Nietzsche merupakan suatu produk dari pemikirannya. Pemikiran Nietzsche begitu erat dengan pengalaman hidupnya. Hampir tak ada filsuf yang riwayat hidupnya dikaitkan begitu erat dengan pemikirannya seperti halnya Nietzsche. Riwayat hidup Nietzshe begitu sarat dengan berbagai pengalaman dan kesepian yang akhirnya memberikan corak khas pada seluruh pemikirannya. Sesungguhnya Nietzsche ingin menjadi seperti ayahnya, menjadi pendeta. Tetapi keputusannya ini mendapat perlawanan keras dari hidupnya. Pada umur empat belas tahun, Nietzsche pindah ke sekolah sekaligus asrama yang bernama Pforta. Sekolah ini dikenal cukup keras dan ketat. Selama di Pforta Ia belajar bahasa Yunani dan Latin secara intensif. Di Pforta inilah Nietzsche mulai merasa kagum terhadap karya-karya klasik Yunani dan kejeniusan para pengarang Yunani. Pada tahun-tahun terakhir di Pforta, Nietzsche sudah menunjukkan sikap jalangnya. Dalam tulisannya, Ohne Heimat(Tanpa Kampung Halaman), ia mengungkapkan gejolak hatinya yang ingin bebas dan minta dipahami. Pemikiran Nietzsche juga banyak dipengaruhi oleh pendidikan dari sekolahnya, Pforta. Pola pemikiran Nietzsche mengikuti suatu pola yang secara kasar dapat diringkas dalam lima tahap (Levine, 2002:7):(1) Historisisme, atau pengakuan terhadap keragaman nilai-nilai dan ide-ide tentang waktu, (2) Historisisme-Weltanschauung,atau kepercayaan bahwa kompleksitas organik dari ide-ide dan nilai-nilai menjadi dasar setiap kebudayaan, yang menentukan perjalanan kehidupan dan pemikiran manusia, (3) relativisme atau teori bahwa ide-ide hanya benar dan atau baik di dalam Weltanschauung khusus, (4)nihilisme atau kehilangan semua ide tentang kebaikan dan kejahatan, kebenaran dan kekeliruan; kemudian proposisi relativisme berubah melawan dirinya-bahkan relativismesemata-mata bersifat relatif, (5) filsafat Dionysian, atau perjalanan kreatif melampaui kebudayaan dan rasionalitas. Pola pemikiran ini terbukti dalam awal sejarah ide-ide Nietzsche, kemudian tertuang pada buku-buku yang terpublikasikan. Ketika buku The Birth of Tragedy selesai ditulis oleh Nietzsche, pemikirannya telah sampai pada tahap yang terakhir, karena Nietzsche bergerak melampaui tahap relativisme di dalam belajar bahasa Yunani dan Latin secara intensif. Di Pforta inilah Nietzsche mulai merasa kagum terhadap karya-karya klasik Yunani dan kejeniusan para pengarang Yunani. Pada tahun-tahun terakhir di Pforta, Nietzsche sudah menunjukkan sikap jalangnya. Dalam tulisannya, Ohne Heimat(Tanpa Kampung Halaman), ia mengungkapkan gejolak hatinya yang ingin bebas dan minta dipahami.Pemikiran Nietzsche juga banyak dipengaruhi oleh pendidikan dari sekolahnya, Pforta. Pola pemikiran Nietzsche mengikuti suatu pola yang secara kasar dapat diringkas dalam lima tahap (Levine, 2002:7):(1) Historisisme, atau pengakuan terhadap keragaman nilai-nilai dan ide-ide tentang waktu, (2) Historisisme-Weltanschauung,atau kepercayaan bahwa kompleksitas organik dari ide-ide dan nilai-nilai menjadi dasar setiap kebudayaan, yang menentukan perjalanan kehidupan dan pemikiran manusia, (3) relativisme atau teori bahwa ide-ide hanya benar dan atau baik di dalam Weltanschauungkhusus, (4)nihilisme atau kehilangan semua ide tentang kebaikan dan kejahatan, kebenaran dan kekeliruan; kemudian proposisi relativisme berubah melawan dirinya-bahkan relativismesemata-mata bersifat relatif, (5) filsafat Dionysian, atau perjalanan kreatif melampaui kebudayaan dan rasionalitas.Pola pemikiran ini terbukti dalam awal sejarah ide-ide Nietzsche, kemudian tertuang pada buku-buku yang terpublikasikan. Ketika buku The Birth of Tragedyselesai ditulis oleh Nietzsche, pemikirannya telah sampai pada tahap yang terakhir, karena Nietzsche bergerak melampaui tahap relativisme di dalam belajar bahasa Yunani dan Latin secara intensif. Di Pforta inilah Nietzsche mulai merasa kagum terhadap karya-karya klasik Yunani dan kejeniusan para pengarang Yunani. Pada tahun-tahun terakhir di Pforta, Nietzsche sudah menunjukkan sikap jalangnya. Dalam tulisannya, Ohne Heimat(Tanpa Kampung Halaman), ia mengungkapkan gejolak hatinya yang ingin bebas dan minta dipahami.Pemikiran Nietzsche juga banyak dipengaruhi oleh pendidikan dari sekolahnya, Pforta. Pola pemikiran Nietzsche mengikuti suatu pola yang secara kasar dapat diringkas dalam lima tahap (Levine, 2002:7):(1) Historisisme, atau pengakuan terhadap keragaman nilai-nilai dan ide-ide tentang waktu, (2) Historisisme-Weltanschauung,atau kepercayaan bahwa kompleksitas organik dari ide-ide dan nilai-nilai menjadi dasar setiap kebudayaan, yang menentukan perjalanan kehidupan dan pemikiran manusia, (3) relativisme atau teori bahwa ide-ide hanya benar dan atau baik di dalam Weltanschauungkhusus, (4)nihilisme atau kehilangan semua ide tentang kebaikan dan kejahatan, kebenaran dan kekeliruan; kemudian proposisi relativisme berubah melawan dirinya-bahkan relativismesemata-mata bersifat relatif, (5) filsafat Dionysian, atau perjalanan kreatif melampaui kebudayaan dan rasionalitas.Pola pemikiran ini terbukti dalam awal sejarah ide-ide Nietzsche, kemudian tertuang pada buku-buku yang terpublikasikan. Ketika buku The Birth of Tragedyselesai ditulis oleh Nietzsche, pemikirannya telah sampai pada tahap yang terakhir, karena Nietzsche bergerak melampaui tahap relativisme di dalam karyanya. Walau tidak sepenuhnya benar menyebutnya seorang relativis, meskipun dia tentu menginginkan menggunakan alasan-alasan relativis untuk melawan dogma-dogma masa lalu. Tetapi juga tidak benar mengatakan bahwa dia mempertahankan sebuah keyakinan terhadap Weltanschauung, karena semua konsep metafisika semacam ini tidak sesuai dengan pandangankritis yang diwakili oleh tahap nihilisme (Levine, 2002:7-8).Teori bahwa masing-masing kebudayaan yang memiliki 'Pandangan Dunia'nya sendiri, ungkap Nietzsche, teori tersebut hanya produk arbitrerdari 'Pandangan Dunia' kebudayaannya. Namun demikian, Nietzsche tergantung kepada konsep Weltanschauungpada tahap awal perkembangannya; tanpa tahap ini, tidak akan berlanjut ke tahap-tahap berikutnya. Dari sudut pandang filsafat Dionysian, langkah-langkah yang dimulai dari Historisisme, Historisisme-Weltanschauunghingga Relativisme yang telah menyebabkan Nietzsche melampaui akal, moral dan kebudayaan yang sekarang tampak tidak berdaya dan bersifat arbitrer, semata-mata produk kontingen dari kebudayaan Eropa abad kesembilan belas. Namun demikian, langkah-langkahini adalah tahap menuju nihilisme aktif yang telah dicapai Nietzsche. Kemudian pemikiran Nietzsche mengarah pada kesimpulan yang tidak begitu saja membuat premis-premisnya sendiri. Nietzsche membuat klaim historis: dia menganggap bahwa penemuan Barat terhadap relativisme kultural adalah menentukan kepercayaan terhadap kebenaran objektif yang mengantarkan pada tempat pertamanya. Pola pemikiran inilah yang membuat Nietzsche menjadi seorang kritikus tangguh dan berpengaruh terhadap ilmu-ilmu humaniora modern (Levine, 2002 : 9). Di sisi lain Nietzsche mengungkapkan sebuah pengakuan terhadap nihilisme. Yang dimaksud nihilisme olehnya yakni adalah suatu peristiwa membebaskan orang-orang yang mempunyai kekuatan untuk bertindak secara kreatif meskipun mereka mengetahui bahwa tidak ada kebenaran dan kekeliruan, kebaikan dan kejahatan. Nietzsche menyebut masyarakat semacam ini Übermensch. Seperti Manusia Terakhir, Übermenschmelampaui kebudayaan, tetapi mereka mampu menggali kebudayaan sebagai suatu faedah. Misalnya, Nietzsche merasakan bahwa nihilisme telah membebaskannya dari penyempitan rasional konvensional dan memberikannya izin untuk menciptakan filsafat baru dan ahistoris yang dengan sendirinya tidak sesuai dengan temuan-temuan ahli filologi. Filsafat ini mewakili penegasan übermenschlichnya, sebuah perjuangan nihilistik secara aktif melawan nihilisme Manusia Terakhir yang pasif (Levine, 2002 : 6-7). Pengalaman membaca buku karya Schopenhauer dan buku berjudul Geschichte des Materialismus und Kritik seinerBedeutung in der Gegenwartkarya Friedrich Albert Lange adalah salah satu peristiwa terpenting dalam kehidupan intelektualnya. Persahabatannya dengan Richard Wagner juga memberi warna terhadap pemikirannya. Wagner juga seorang pengagum Schopenhauer, sejakitu Nietzsche menggabungkan antara Wagner dengan Schopenhauer , menjadi agama barunya.Tema dasar gagasan atau filsafat Nietzsche ditemukan dalam opus magnum yang direncanakannya, yaitu Der Wille zur Macht: Versuch einer Umwertung aller Werte(The Will toPower: Attempt at a Revolution of All Values; Kehendak untuk Berkuasa: Suatu Usaha Transvaluasi Semua Nilai). Dalam buku itu, ia dengan ambisius mau mengadakan penelitian dan kritik tentang nilai. Lebih dari separuh buku ini dipakai untuk membahas nilai-nilai yang diajukan oleh agama, moral, dan filsafat. Kritik ini berakhir dengan apa yang disebut dengan nihilisme. Kedudukan nihilisme dalam pemikiran Nietzsche begitu penting. Apa itu nihilisme? Secara singkat dan sederhana nihilisme dapat diartikan sebagai runtuhnya nilai-nilai tertinggi dan kegagalan manusia menjawab persoalan "untuk apa"? Dengan runtuhnya nilai-nilai, orang dihadapkan pada persoalan bahwa segalanya menjadi tak bermakna dan tak ternilai. Setelah mengajukan persoalan nihilisme, Nietzsche mengajukan prinsip-prinsip untuk mengevaluasi seluruh nilai supaya dapat melihat nilai baru.Sejak awal karya-karyanya memperlihatkan minatnya pada bidang seni sebagai pengganti bidang moral yang selama ini membelenggu manusia. Belenggu yang kedua datang dari kesadaran yang berlebihan akan sejarah. Nietzsche ingin membebaskan orang dari beban moral dan beban sejarah.

      Sumber : //eprints.uny.ac.id/21530/1/Nurita%20Meliana%2007203241006.pdf, hal 37 - 47

    • MANUSIA DAN HISTORISITASNYA MENURUT MARTIN HEIDEGGER Assignment

      MANUSIA DAN HISTORISITASNYA

      MENURUT MARTIN HEIDEGGER

      Oleh: Sindung Tjahyadi1

      Abstract

      Heidegger viewed “freedom” and “transcendence”

      (retrospective consciousness) as the element that determines “the

      way of human existence” and also the human understanding of

      “history” radically. Philosophy of history is the main point of

      Heidegger’s philosophy. It is showed by his most fundamental

      concept of “temporality”. Heidegger so far developed the basic

      characteristic of relationship of “Being” (reality) and “time”

      (horizon) as a dialectical relationship. Because of his “poetic” 

      nuance, Heidegger often makes someone confused for his called for 

      “Being” as a “person”, e.g., it as “the giver of blessing”. 

      Heidegger brings to the “true” understanding that all philosophical 

      inquiries start and end in the understanding of human being. 

      Keywords: the way of being, being, history, human being 

      A. Pendahuluan

      Martin Heidegger lahir pada tanggal 26 September 1889 di

      sebuah kota kecil Messkirch (Bertens, 1981: 141). Keluarganya

      merupakan keluarga sederhana, dan ayahnya bekerja sebagai koster 

      pada Gereja Katolik Santo Martinus di kota kecil tersebut. Ia 

      menjalani sekolah menengah di Konstanz dan Freiburg im

      Breisgrau. Pada tahun 1909 ia masuk Fakultas Teologi di

      Universitas Freiburg, walau tidak bertahan lama. Setelah empat

      semester ia beralih perhatian dan mengarahkan diri kepada studi

      filsafat dan mengikuti kuliah tentang ilmu alam dan ilmu

      kemanusiaan.

      Heidegger memperoleh gelar "doktor filsafat" pada tahun

      1913 dengan desertasi tentang "Die Lehre vom Urteil im

      Psycologismus" (Ajaran tentang Putusan dalam Psikologisme). Dua

      tahun kemudian, ia mempertahankan "Habilitationsschrift"-nya 

      yang berjudul "Die Kategorein und Bedeutungslehere des Duns 

      Scotus" (Ajaran Duns Scotus tentang Kategori dan Makna), yang

      1 Dosen Fakultas Filsafat UGM.


    • Martin Heidegger File

    • DUA AURA PADA KARYA SENI Assignment

      DUA AURA PADA KARYA SENI: 

      PEMBACAAN AWAL KONSEP AURA KARYA SENI MENURUT WALTER BENJAMIN 

      Berto Tukan | ruangrupa - Jurnal Karbon 

      Abstrak 

      Pemikiran Walter Benjamin tentang “Karya Seni di Masa Kemungkinan Reproduksi Teknisnya” (“The Work of Art in the Age of Its Technological Reproducibility” merupakan pemikirannya di periode kedua. Kemunculan “Karya Seni” berlandaskan pada dua hal yakni pertama, perubahan material dari karya seni itu sendiri dan kedua, keadaan politik Eropa di zaman itu. Dua hal ini memicu perdebatan Benjamin dengan Adorno serta mewarnai perubahan-perubahan atas tulisan itu sendiri yang terdiri dari tiga versi yang perubahannya dipicu oleh polemik dan perdebatan Benjamin dengan para koleganya kala itu serta perkembangan politik. ‘Aura’, merupakan konsep penting Benjamin dalam hal seni dan budaya. Media baru yang dibawa oleh perkembangan teknologi berkemampuan mengubah aparatus kognisi manusia persis karena ia punya kemampuan menghilangkan ‘aura’ tersebut. Aura adalah medium sehingga ia tidak melekat pada sebuah presentasi karya tertentu tetapi terletak pada ada subyek (pemirsa) dan obyek (karya seni). Aura, tidak terletak terutama pada tradisi tetapi hantu masa lalu yang terproyeksikan ke masa kini. Dengan demikian tentulah tidak serta merta karya seni reproduksi mekanis, yang menghilangkan batas-batas presentasinya yang kaku, menghilangkan unsur historis yang bisa digali dari sebuah karya seni. Disimpulkan bahwa ada dua jenis aura; katakanlah aura singular dan aura partikular. 

      Kata Kunci : aura, subyek, obyek, singular, partikular 

      Abstract 

      Walter Benjamin’s idea of “The Work of Art in the Age of Its Technological Reproducibility” was his second period of thought. The emergence of “Artwork” is based on two things: first, the material change of the artwork itself and secondly, the political state of Europe at the time. These two things sparked Benjamin’s debate with Adorno and colored the changes to the writing itself consisting of three versions whose changes were sparked by the polemic and debate of Benjamin with his colleagues at the time and the political development. ‘Aura’ is an important concept of Benjamin in terms of art and culture. The new media brought about by technological development is capable of altering the apparatus of human cognition precisely because it has the ability to eliminate the ‘aura’. Aura is the medium so that it is not attached to a particular presentation of the work but lies in the subject (audience) and object (artwork) Aura, is not located primarily in tradition but the ghost of the past projected into the present. Thus surely not necessarily a mechanical reproduction art, which removes the limits of rigid presentation, removes the historical elements that can be extracted from a work of art. It is concluded that there are two types of auras; a singular aura and a particular aura. 

      Keywords : aura, subject, object, singular, particular


    • Walter Benjamin File

    • Evaluasi Pertemuan ke 13 Assignment

      Buatlah ringkasan dari artikel di atas !

    • Estetika berkembang melalui serangkaian proses panjang dari estetika klasik, estetika modern sampai kepada estetika postmodern. Nyoman Kutha Ratna memberikan ulasan perkembangan itu dalam karyanya Estetika Sastra Dan Budaya (2007)Estetika postmodern ditandai dengan pementingan kembali pembaca. Jika estetika klasik menekankan dimensi mimesis (sastra sebagai cerminan realitas) dan estetika modern menekankan dimensi subyek kreator, maka estetika postmodern menekankan kebebasan, kemerdekaan, dan kreativitas pembaca atau penikmat karya sastra.

      Pemusatan terhadap dimensi pembaca itu tidak lepas dari semangat postmodernisme, sebagai respon terhadap modernisme. Postmodernisme, menurut Ratna (2007: 94-96), menghilangkan batas-batas dan hierarki budaya populer dan budaya elit, juga budaya massa dan budaya elit serta pergeseran dari kedalaman menuju ke permukaan dan permainan. Kualitas estetis karya sastra ditentukan semata oleh tanda sebagai sistem komunikasi.  Estetika postmodern terwujud secara intelektual dalam poststrukturalisme karena berbagai pemikiran postmodern secara umum berkisar pada hilangnya konteks stabil dan universal bagi teks dalam budaya postmodern (Lindsay, 1991: 33).

      Postmodernisme dan poststrukturalisme di sini hampir tidak terbedakan, sebagaimana dikemukakan pula oleh Madan Sarup dan George Ritzer. Sarup menekankan banyaknya persamaan antara postmodernisme dan poststrukturalisme sehingga tidak mudah untuk membuat pembedaan di antara keduanya. Semangat postmodernisme adalah kritik terhadap modernisme, yang ditandai oleh 1) pengembangan ilmu yang obyektif, 2) moralitas dan hukum universal, dan 3) seni yang otonom yang menjadikan budaya modern didomimasi oleh prinsip ketidakterbatasan pengungkapan diri dan tuntutan pengalaman diri yang otentik (Sarup 1993: 143-144).

      Sementara Hal senada dikemukakan oleh Ritzer. Ritzer mengungkapkan bahwa tidak mudah untuk menarik batas jelas antara poststrukturalisme dan postmodernisme karena postmodernisme bisa dipandang sebagai perluasan dan pembesaran terhadap poststrukturalisme (Ritzer 1996: 469). Postmodernisme perlu dipahami melalui modernisme dengan menempatkannya sebagai antitesis kecenderungan modernisme. Kecenderungan modernitas, menurut tokoh-tokoh yang dikutip oleh Ritzer, adalah ekonomi kapitalis (Marx), ekspansi rasionalitas formal (Weber), dan solidaritas organik yang diikuti oleh pelemahan kesadaran kolektif dan krisis moralitas umum (Durkheim).

      Ritzer mengemukakan tiga cara untuk memahami isu modernitas, yaitu hiperasionalitas, McDonalisasi, dan Amerikanisasi. Hiperasionalitas  adalah penguatan eran rasionalitas formal, yaitu rasionalitas yang membentuk pentingnya struktur birokrasi yang membatasi orang untuk bertindak sesuai dengan cara yang rasional untuk mencapai tujuan. Hiperasionalitas mengandung empat dimensi, yaitu efisiensi, prediktabilitas, penekanan pada kuantitas, dan penggantian teknologi manusia oleh teknologi nonmanusia. Sistem rasional ini menekankan kepada jumlah dibandingkan kualitas.

      McDonalisasi mengandung pengertian makanan cepat saji yang merepresentasikan berlakunya paradigma rasionalitas formal. McDonalisasi sebagai perwujudan birokrasi moden yang menekankan kepada kuantitas dibandingkan kualitas dan penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin. Rasionalisasi dalam proses di warung cepat saji melahirkan ancaman dehumanisasi dan demistifikasi.

      Amerikanisasi, yaitu sebagai kelanjutan proses McDonalisasi. Amerikanisasi mengacu kepada representasi paradigma rasionalitas formal, yaitu suatu birokrasi. Amerikanisasi adalah pusat dari modernitas dan terlibat dalam ekspor modernitas ke penjuru dunia (Ritzer 1996: 440-444).

      Akibat modernisme adalah institusionalisasi ilmu pengetahuan, moral, dan seni. Semua domain tersebut kemudian menjadi otonom dan terpisah dari dunia nyata. Semua domain itu berada dalam kontrol para ahli di bidangnya (Sarup 1993: 143). Seni modern disebut Peter L. Berger sebagai seni borjuis, yaitu seni yang terlepas dari praxis kehidupan, dan menjadi medan pakar individual, akibat adanya pembagian kerja.  Lahirlah kemudian estetisisme, yang menjadikan seni identik dengan isi itu sendiri.

      Poststrukturalisme dan postmodernisme merupakan respon atas modernisme dan strukturalisme. Di Eropa, Era Pencerahan melahirkan disintegrasi masyarakat. Modernisasi dicurigai sebagai perjalanan menuju disintegrasi total. Modernitas dengan segala agen, ilmu, dan teknologinya, dipandang sebagai restorasi totaliterianisme, meskipun di negara-negara berkembang modernisasi dipandang sebagai jalan keselamatan. Pemikiran Barat kontemporer melahirkan dua posisi, yaitu yang pertama mendukung modernitas sebagai tujuan universal masyarakat dan, sebaliknya, yang kedua meninggalkan modernitas (Hardiman, 2003: 150-151).

      Postmodernisme dan poststrukturalisme berada pada posisi kedua. Derrida dan Foucault berupaya untuk membongkar kuasa dan kebenaran tunggal. Derrida melakukan dekonstruksi terhadap bahasa dan pranata sosial. Ia menegaskan bahwa bahasa tidaklah stabil dan teratur akibat konteks yang berbeda-beda sehingga bahasa tidak mungkin bisa mengungkung manusia. Ia menentang logosentrisme, yaitu pencarian sistem berpikir universal mengenai baik, indah, dan benar, yang mendominasi dunia Barat. Derrida menawarkan decentering, yaitu pemindahan teater dari pusatnya (penulis dan otoritas) kepada aktor untuk memainkan peran lebih bebas. Ia menolak center yang ia pandang mematikan permainan dan perbedaan. Baginya, tidak ada jawaban tunggal karena jawaban tunggal merusak dan memperbudak.

      Pendekatan Derrida tersebut dikenal dengan sebutan dekonstruksi. Pembacaan dekonstruksi dilakukan melalui dua tahap, yaitu pembalikan oposisi biner dan penyingkiran pemikiran yang didekte oleh oposisi biner. Decentering di atas adalah perwujudan dari pembalikan oposisi biner. Pemikiran berlandas oposisi biner selalu mengasumsikan pertentangan dua hal dan memberikan penekanan atau prioritas atas salah satunya sebagai pusat atau center. Sebaliknya, decentering justru membalik cencer menjadi peripheral dan peripheral menjadi center. Setelah proses pertama berhasil, selanjurnya adalah menyingkirkan oposisi biner sehingga tidak ada lagi pemikiran yang berlandas oposisi biner (Hardiman, 2015: 279-280).

      Foucault melakukan analisis terhadap sistem yang membentuk kekuasaan dan penindasan. Sistem tersebut lahir dari disiplin dan penguasaan manusia oleh manusia lainnya. Bagi Foucault semua sistem penindasan dan kontrol tersebut lahir dari kuasa pengetahuan, yang melahirkan infrsatruktur penilaian dan hukuman terhadap hal-hal yang dipandang tidak normal. Minat besar Foucault adalah menemukan arkeologi pengetahuan atau arkeologi pembentukan diskursus. Arkeologi pengetahuan adalah pendekatan untuk menelisik aparat kelembagaan yang dibentuk untuk menormalkan subyektivitas dan untuk melakukan analisis historisitas kelembagaan itu berhadapan dengan penggalian aturan-aturan dalam produksi wacana. Foucault sendiri mencurigai bahwa struktur ekonomi-politik masih menjadi faktor dalam jejaring hermeneutik (Chaput, 2009: 93).

      Dari kalangan Postmodernis muncul Jeans-Francois Lyotard. Lyotard mengumandangkan perang melawan totalitas dan narasi tunggal dan, sebaliknya, mendorong perbedaan. Ia menyukai narasi kecil dan lokal, dibandingkan grand-narasi. Dalam gagasan kaum postmodernis dan postrukturalis, gagasan ide absolut (Hegel) atau determinisme sejarah (Marx) dikecam sebagai akar dari totaliterian dan kontrol terhadap kebebasan individu. Oleh karena itu, Lyotard menolak metafisika tradisional, yang mengasumsikan gagasan stabil dan absolut mengenai realitas. Melalui penelahan mencari kesenangan (libidinal) dan instink kematian, ia berusaha untuk membuka topeng metafisika tradisional yang ia sebut sebagai teatrikal. Wacana filsafat, ilmu, dan teori beroperasi menurut teatrikalitas tersebut, dengan mengklaim kebenaran, namun nyatanya hanya mengikuti sekenario libidinalnya saja (Lindsay, 1991: 35-36).

      Dalam bidang estetika, postrukturalisme menolak diri yang otentik dan identitas pribadi dalam karya sastra. Estetika postmodernisme dibangun di atas gagasan bahwa tidak ada kebenaran tunggal (sehingga tidak mungkin lahir klaim kebenaran), adanya heterogenitas permainan bahasa, dan penolakan terhadap pertanyaan etik dan politik dari realitas kebenaran dan kepalsuan. Karena tidak ada pusat dari kebenaran dan keindahan, maka keindahan adalah milik pembaca. Pembacaan adalah proses kreatif dan produktif yang unik. Tidak ada pembacaan yang paling benar karena tidak ada pusat kebenaran maupun otoritas dalam keindahan.

      Pengarang boleh menjadi peletak tanda bahasa dalam karya sastra, namun makna tanda bahasa itu bukan lagi milik pengarang atau hak istimewa otoritas sastra mana pun. Semuanya hak pembacaan adalah milik pembaca, yang akan membaca sastra sesuai dengan kekhasan masing-masing. Pembacalah yang melakukan produksi terhadap makna dan keindahan karya sastra itu. Setelah karya sastra diterbitkan, pengarang pun mati, demikian pula kuasa yang mengungkung kebebasan pembaca untuk memperoleh keindahan menurut versinya masing-masing.

      Namun estetika postmodern memiliki kelemahan-kelemahan. Pertama, penolakan terhadap stabilitas acuan dan konteks sastra akan menghasilkan individualisme sebagaimana individualiasme akibat modernisasi yang dikritik oleh postmodernisme itu sendiri. Kedua, bacaan postmodern akan menghasilkan krisis moral, sebagaimana perubahan yang terjadi akibat modernisasi. Krisis moral yang ditimbulkan oleh postmodernisme bisa lebih parah karena acuan standar bagi pengetahuan dan norma itu dinihilkan, sedangkan dalam masyarakat klasik atau modern acuan itu ada. Ketiga, prostmodernisme dengan kecurigaan besar terhadap dorongan libidinal dan kekuasaan atas semua wacana, akan menghilangkan kepercayaan dan keyakinan terhadap kebajikan yang menjadi etos estetika klasik, bahkan dalam individualisme estetika modern.

      Semua kelemahan itu menunjukkan bahwa estetika postmodern menolak kepastian demi kebebasan, namun kebebasan itu sendiri tampak utopis jika dasarnya adalah semata pembongkaran, tanpa konstruksi ulang. Estetika postmodern akan menggiring anarkisme pengetahuan dan acuan tindakan. Sebagai satu penghayatan dan perenungan sastrawi yang terjadi pada level individu, pembacaan postmodern memberikan sudut pandang yang membebaskan. Namun ketika penghayatan itu diletakkan dalam konteks penciptaan konsensus dan pembentukan nilai dasar, maka postmodernisme bukan jawaban yang menjanjikan.

      Daftar Pustaka

      Chaput, Catherine. 2009. “Regimes of Truth, Disciplined Bodies, Secured Population: an Overview of Michael Foucault.”  Science Fiction Film and Television Vol. 2 (1): p. 91-104

      Hardiman, F. Budi. 2003. Melampaui Positivisme dan Modernitas: Diskursus Filosofis tentang Metode Ilmiah dan Problem Modernitas. Yogyakarta: Kanisius

      Hardiman, F. Budi. 2015. Seni Memahami Hermeneutik, dari Scheilermacher sampai Derrida. Yogyakarta: Penerbit PT Kanisius

      Lindsay, Cecile. 1991. “Lyotard and The Prostmodern Body.” L’Esprit Creature, Vol. 31 (1) Spring: pp. 33-47

      Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Estetika, Sastra, dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

      Ritzer, George. 1996. Modern Sociological Theory. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.

      Sarup, Madan. 1993. An Introduction Guide to Post-Structuralisme and Postmodernism. New York:  Harvester Wheatsheaf


    • JAQUES DERRIDA : TEORI DEKONSTRUKSI Assignment

      JAQUES DERRIDA : TEORI DEKONSTRUKSI 

      PENDAHULUAN 

      Jika dilihat dari periodesasi perkembangan sejarah filsafat Ada tiga babakan dalam filsafat yang umum, yaitu filsafat pada masa Yunani kuno yang didominasi oleh rasionalisme, abad tengah didominasi agama Kristen dan filsafat abad modern didominasi oleh rasionalisme. Ketika itu sudah ada muncul jenis filsafat baru yaitu disebut sebagai filsafat kontemporer (contemporary philosophy). Periode keempat ini disebut filsafat pasca modern (postmodern philosophy), juga dikenal dengan sebutan filsafat postmo. Problematika dunia filsafat kontemporer sering dikatakan masuk dalam era postmodern meliputi beberapa persoalan besar seperti klaim bahwa bahwa filasafat telah berakhir, rasionalitas tunggal universal tunggal tidak mungkin lagi dan epistimologi tidak perlu lagi.[1] Lahirnya berbagai gerakan filsafat era postmodern ini dipicu dari ketidak mampuan narasi besar sains dan sistem kapitalisme yang bertahan sejak diinspirasikan oleh Descrates dan mampu membawa manusia pada kemajuan teknologi yang mengancam.[2] Sebagai gambaran atas problematika hasil pemikiran filsafat modern pertama pandangan dualistiknya yang memandang keseluruhan subjek dan objek, spiritual dan material manusia dan dunia mengakibatkan ekspoitasi kekayaan alam atas pemenuhan kebutuhan individu golongan bahkan bangsa. Kedua pandangan dualistik dan positivistik akhirnya menjadikan manusia sebagai objek dan masyarakat dijadikan sebagai mesin ketiga moderenisasi ilmuilmu menjadi standarisasi tertinggi kebenaran. Ke empat materialism yang melahirkan persaingan bebas dan kelima militerisme Dan bangkitnya tribalisme.[3] Demikian beberapa konsekwensi negative dari hasil pemikiran modern yang oleh Bambang Sugiarto[4] memicu gerakan filsafat kontemporer atau postmodern yang ia klasifikasikan mejadi 3 katagori aliran filsafat kontemporer. Pertama pemikiran yang cenderung merevisi filsafat modern kearah pramodern mereka dikenal dengan sebutan filosof metafisika new age. Mereka muncul diwilayah fisika baru dengan sebutan “holism”. Beberapa tokohnya diantaranya F. Capra, J. Lovelock, Garry Zukav, Prigogin dll. Kedua segala pemikiran yang hendak merevisi modernisme dengan tidak menolak secara total moderenisme itu sendiri, ia hanya merubah premis-premis modern. misalnya mereka tidak menolak sains pada dirinya sendiri melainkan sains hanya merupakan sebuah ideologi dimana kebenaran ilmiahlah dianggap yang paling sohih. Salah satu kelompok yang terkuat dalam dalam mengengembangkan gerakakn ini adalah A.N Whietehead diikuti oleh David Ray Grifin, J.Cobbnya, Jr. David Bohm dll. Ketiga pemikiran-pemikiran yang terikat pada dunia sastra dan banyak yang membahas persoalan linguistik dimana kelompok ini memperkenalkan pemikirannya dengan kata kunci dekonstruksi. Pada awalnya strategi dekonstruksi ini untuk mencegah totaliterisme pada segala sistem namun akhirnya jatuh kedalam relativisme dan nihilism, beberapa tokoh pengusung dekonstruski ini adalah Derrida, Focoult, Vatimo, lyotard dll. Melihat dari kecenderungan perkembangan gerakan filsafat diatas, penulis tertarik untuk mengkaji dimana sebenarnya filsafat rasionalitas kontemporer barat dan kemana arah pemikiran filsafat kontemporer ?.Dalam makalah ini penulis tertarik untuk mengkaji filsafat kontemporer lebih dekat lagi dengan salah satu tokohnya yakni Jaques Derrida. 

      SEKILAS BIOGRAFI DERRIDA 

      Jacques Derrida lahir di Aljazair pada tangggal 15 Juli 1930. Pada tahun 1949 ia berpindah kePerancis, di mana ia tinggal sampai akhir hayatnya. Ia mengajar di École Normale Supérieure diParis. Orang tuanya yang bernama Aimé Derrida dan Georgette Sultana Esther Safar, menikah pada tahun 1923 dan pindah ke St.Agustinus di Aljazair pada tahun 1925. Pada tahun yang sama Rene Derrida (anak Aimé dan Georgette) lahir dan empat tahun kemudian Paul Derrida (adik Rene) lahir. Namun tiga bulan kemudian Paul meninggal. Pada tahun 1930 Jackie Derrida lahir. Di kemudian hari ia menyebut dirinya “Jacques”.Sepanjang hidupnya ia curiga bahwa ia hanya menjadi pengganti atau pelengkap ketiadaan Paul, kakaknya. Derrida adalah seorang keturunan Yahudi. Ia pernah mendapat gelar doctor honoris causa di Universitas Cambridge. Pada tanggal 9 Oktober 2004, ia meninggal dunia di usia 74 tahun karena penyakit kanker.[5] Sedangkan latarbelakang pemikiran Derrida sangat dipengaruhi oleh filsuf Edmund Husserl dan ahli bahasa Ferdinand de Saussure. Buku pertama Derrida adalah menerjemahkan karya Husserl yang berjudul The Origin of Geometry. Di dalam bukunya yang berjudul Of Grammatology, Derrida menyampaikan pandangannya terhadap pemikiran Saussuremengenai definisi bahasa. Ia mengatakan bahwa Saussure memberikan esensi manusia kepada bahasa. Logosentrisme dan fonosentrisme adalah paham yang berusaha dikritik Derrida. Menurutnya kelemahan logosentrisme adalah menghapus dimensi material bahasa, dan kelemahan fonosentrisme adalah menomorduakan tulisan karena memprioritaskan ucapan.[6] Pada tahun 1987 Derrida mengeluarkan kumpulan esainya dalam teks yang berjudul Pshyche. Dasar dari risalat ini adalah untuk menyatakan seberapa besar kemungkinan untuk membicarakan (yang Lain). Menurut Derrida, sikap yang tepat terhadap (yang Lain) adalah menunggu, menginginkan, dan bersiap bagi masa depan, yaitu dari mana (yang lain) itu berasal (Yang Lain) tidak berasal dari masa kini. Untuk menjelaskan mengenai sikap menunggu dan bersiap, Derrida kembali mengutip dari tulisan sebelumnya yang berjudul structure dan Sign and Play. (Yang Lain) itu datang sebagai bencana, tidak peduli baik atau buruk, kedatangannya akan terlalu asing untuk dihasilkan oleh realita.[7] 

      SEKILAS PERKEMBANGAN FILSAFAT BARAT 

      Dalam hubungannya dengan filsafat barat, istilah modern-kontemporer, bertitik tolak dari kritik Immanuel Kant (1724-1804 M.) terhadap pengetahuan atau ilmu pengetahuan. Dialah filsuf pertama yang secara sistematis telah melakukan kritik atas pengetahuan, dia hendak juga meninggalkan penggunaan akal secara dogmatis tanpa kritis. Dengan imbas terjadi dikotomi antara ilmu pengetahuan dan filsafat. Dengan ini ilmu pengetahuan dapat dikembangkan dengan terbuka-bebas sesuai fungsionalnya tanpa harus pulang pada sang induk, filsafat. Demikian halnya filsafat, tumbuh-berkembang dengan sangat cepat serta mengalami pergeseran dan modifikasi. Hingga sekarang kita bisa melihat dengan mata telanjang warna-warni aliran-aliran filsafat di Barat, yang dominan pengaruhnya untuk rujukan primer, guna melanjutkan masyarakat mereka itu. Pada era “modern”—dilewati bangsa Barat pasca Immanuel Kant, dua setengah abad yang lalu—bangsa Barat hidup dengan konsep sistem nilai baru, struktur sosial-budaya pun sama, dengan sebelumnya pra-syarat Rasional, juga dengan ciri-cirinya yang orisinil. Sejauh yang terkait pemikiran filsafat barat kontemporer secara periodik, ada beberapa aliran pemikiran yang dominan yang semarak. Namun yang paling menonjol diantaranya ada tiga aliran : Pertama, tipologi strukturalisme. Tipologi ini memusatkan perhatiannya pada masyarakat sebagai sistem, di mana fenomena-fenommena tertentu menggambarkan “suatu kenyataan sosial yang menyeluruh.”, atau pada landasan epistemologi (canguilhen) akan menggeser inti bahasan dari pemikiran esensialis tentang masyarakat dan pengetahuan kepada wacana yang melihatnya sebagai ciri-ciri struktural fenomena ini, baik ciri differensial atau pun relasional. Oleh sebab itu, sejarah ilmu tidak lagi merupakan ungkapan pemikiran; akan tetapi, melalui suatu konfigurasi epistemologis, sejarah membangun kerangka intelektual dengan maksud memaham pemikiran ini. Selain itu, perubahan empiris masa kini dari masyarakat atau individu bisa mengubah makna masa lalu. Masa lalu tidak bisa dipahami melalui pengertian yang dimilikinya sendiri sebab di era sekarang, masa lalu itu dipahami dengan menggunakan pengertian-pengertian masa sekarang. Tipologi ini diwakili oleh Gaston Bachelard, seorang ahli epistemologi, ahli filsafat ilmu dan teoritisasi tentang imajinasi. Dia adalah tokoh kunci dari generasi strukturalis dan postsrukturalis di era sesudah perang. George Canguilhem, pelopor sebuah filsafat pengetahuan, rasionalitas dan tentang konsep-filsafat dengan landasan yang lebih kental. Menurut Foucault, di sisi lain, pemikir berkarakter rendah hati dan low profil ini sangat memiliki pengaruh pada pendekatan struktural terhadap sejarah, marxisme dan psikoanalis. Selanjutnya, bapak psikoanalis, Sigmund Freud (1856-1939 M.) merupakan sosok yang amat kontroversial dengan hipotesanya yang amat mengerikan. Khususnya bagi kaum teolog- yang melihat frued hanya sebagai ateis, materialis dan pan-sexualis. Meskipun begitu, dunia berhutang atas kecermelangannya dalam menemukan psikoanalis melalui analisis terhadap gejala-gejala, yang sampai pada saat itu (masa hidup frued), dianggap sebagai hal yang teranalis seperti mimpi dan selip lidah (igau). Selain para pemikir di atas, masih dapat kita jumpai para pemikir semisal al-Thuser (1918-1990 M.), Pierre Bourdieu (1930-1982 M.), Jacques Lacan (1901 M.), dan masih banyak lagi tokoh structuralis lainnya. Tipologi kedua, post-marxisme. Tipologi ini merupakan elaborasi lebih lanjut dari marxisme dengan karakter dan corak pemikiran yang sangat berbeda. Mereka menggunakan Marx untuk untuk mengembangkan sebuah strategi kritik yang sebenarnya bersifat emansipatoris, tepatnya di tujukan kepada ‘kapitalisme modern’. Dalam hal ini, Marx dipresentasikan dengan lebih elegan, bahkan sesekali mereka mengecam tanpa santun kepada pendahulunya itu. Mereka menganggap bahwa marxisme awal telah gagal, kacau balau, menafsirkan “Rasionalitas Sistem” dan “Rasionalitas aksi”, sebagai bukti konkrit tidak selarasnya antar sistem dan kehidupan. Post-marxisme menerima dengan sadar keterlibatan politik Marx, tetapi menolak mentahmentah penekanan Marx bahwa ekonomi adalah yang paling menentukan untuk suatu kesejahteraan. Statement ini, menurut mereka sudah tidak relevan, harus dikembangkan lebih jauh-luas secara konkrit melalui stabilitas politik, ekonomi, keamanan dan sosial-budaya dengan merujuk pada ruh emansipatoris di dalamnya. Tipologi ketiga, Post-Strukturalisme. Pada fase ini, pemikiran diwarnai dengan varietas pemahaman dalam berbagai segi, sekaligus meninjau tulisan sebagai sumber subjektivitas dan kultur yang bersifat paradoks, yang sebelumnya merupakan hal yang bersifat sekunder. Ketidakpuasan Sausure akan pra-anggapan tertentu tentang subjektifitas dan bahasa (misalnya, pengutamaan wicara dibanding dengan tulisan) menuntut akan munculnya pemikiran ini. Tentang “Yang lain” dan hubungan antara subjek dan objek, mendapat posisi tersendiri dalam post-strukturalisme yang notabene-nya terwarisi oleh konsep Nietzche (1844-1900 M.) sebagai salah satu orang yang mewakili tipologi post-structural, seorang filsuf destruktif. Dengan bangga ia menyebut filsafatnya sebagai filsafat destruktif. Selanjutnya adalah Michel Foucault (1926-1984 M.), seorang sejarawan, psikolog dan sexolog yang paling cemerlang pada masanya. Foucault juga seorang Nietzchean dan Fruedian. Tidak berselang jauh darinya adalah Jacques Derida (1930-2003 M.). Seorang filsuf asal al-Jazair dan pemikir garda depan tentang kajian-kajian filsafat dekonstruktif. Melalui karya magnum opus-nya, of gramatology atau dalam versi arab berjudul fi Ilmi alKitabah. George Batailk, Roland Barthes, Uberto Uco dan banyak lagi filsuf-filsuf poststrukturalis yang tidak mungkin penulis sebutkan secara detail pada kesempatan ini. 

      ISU KONTEMPORER FILSAFAT BARAT 

      Dalam tulisanya Bambang Sugiharto membahas tiga persoalan besar yang dihadapi filsafat kontemporer yaitu isu tentang berakhirnya Filsafat, pluralisme dalam hal rasionalitas dan permainan bahasa dan kematian epistimologi.[8] Persoalan pertama dalam filsafat tentang berakhirnya filsafat atau matinya filsafat dalam pandangan Derrida bertolak dari ketidak mampuan filsafat dalam menjelaskan persoalan sain dan ilmu pengetahuan. Teori dekonstruki yang dipopulerkan oleh Derrida pada awalnya istilah tersebut digunakan oleh Heidegger ketika ia berkata bahwa , …Konstruksi dalam filsafat itu dengan sendirinya harus serentak destruksi yaitu dekonstruksi konsep-konsep traditional dengan cara yaitu kembali ke tradisi…”.[9] Menurut Sugiharto dekonstruksi biasanya dirumuskan sebagai cara atau metode membaca teks unsur terpenting dari kerangka filosofis yang oleh beliau dipahami sebagai cara atau metode membaca secara dekontruktuf.[10] Pemahaman tersebut sejalan dengan teori dekontruktif Derrida dari sebuah karyanya Margin of Philosophy yang mengatakan bahwa “ dibalik teks filosofis yang terdapat bukanlah kekosongan melainkan sebuah teks lain, suatu jaringan kekuatan-kekuatan yang pusat referensinya tak jelas”.[11] Dalam karya yang lain “positions” secara skematik teori dekonstruksi Derrida terdiri dari 3 langkah, pertama mengidentifikasi hierraki oposisi dalam teks yang biasanya terdapat peristilahan yang diistimewakan secara sistematik. Kedua oposisi-oposisi tersebut dibalik dengan menunjukan adanya saling ketergantungan diantara yang saling berlawanan itu sekaligus mengusulkan privilese secara terbalik. Ketiga memperkenalkan sebuah istilah atau gagasan baru yang tidak bisa dimasukan dalam katagori lama.[12] Sampai disini nampak bahwa menurut pemahaman Derrida bahwa persoalan Filsafat selalu berkaitan dengan dengan suatu sistem metafor ini terungkap dari perkataannya, “bila saja orang bisa mereduksi segala metaphor kedalam metafor “pokok” maka tak akan ada lagi metafor benar selain metafor pokok itu sendiri”.[13] Namun dalam pandangan Richard Rorty gagasan Derrida tentang pemilahan tersebut mirip dengan pemilahan hubungan inferensial antar kalimat di satu pihak dan asosiasi non inferensial antara kata dipihak lain. Yang pertama meletakan kunci makna pada kalimat, sedangkan yang ke dua meletakannya pada satuan kata.[14] Permasalahan yang menajdi isu filsafat kontemporer yang berupaya mencari argumentatif yang mampu mencari syarat-syarat mendasar dari sebuah pemikiran akhirnya bertumpu pada paradox dan merupakan sebuah tantangan dalam filsafat itu sendiri. Kedua persoalan yang menjadi focus dari kajian filasafat Derrida tentang rasionalitas dan pluralism. Pernyataan tentang berkhirnya filsafat pada gilirannya mengandaikan kritik mendasar atas konsep tentang rasionalitas itu sendiri zaman Imanuel Kant. Rasionalitas kekinian cenderung dianggap amat terkait dengan bahasa.Rasionalitas kini tidak bersifat mutlak dan universal melainkan bersiafat sementara dan konvensional.[15] Pluralitas permainan bahasa dan bentuk kehidupan (budaya) diangap sebagai landasan titik berangkat pemikiran post modern. keadaan seperti ini sebagaimana pandangan Lyotard tentang moderenisme adalah tendensi untuk melegitimasikan tiap bentuk pengetahuan melalui meta wacana atau narasi besar seperti kemajuan, kebebasan akal, emansifasi. Post modernism sebaliknya menyarankan untuk kembali kepada pragmatika bahasa ala Wittgenstein yakni dengan mengakui bahwa kini kita hidup dalam berbagai permainan bahasa yang sulit berkomunikasi secara adil dan bebas.[16] Namun demikian sekalipun antara Rorty dan Lyotard sama dalam memahami pluralistik bahasa sebagai problem filsafat namun keduanya bebeda dalam memberikan pemaknaannya, dalam hal ini bagi Lyotar prinsip dasar yang berlaku bukanlah universalitas akal atau kesepakatan namun justru kebutuhan untuk memongkar kesepakan-kesepakatan yang telah mapan (narasi besar) untuk memberikan penghargaan terhadap narasi kecil (lokal) untuk tampil dalam percaturan bahasa. Namun bagi Rorty sekalipun mempunyai kesamaan ingin melepaskan diri dari narai besar atau meta-wacana namun perbedaan budaya dan bahasa tidak ditempatkan dalam ruang antagonistik dan tidak terjembatani.[17] Namun sampai sini ia pun belum mampu memberikan secara jelas bagaimana secara jelas permainan bahasa tersebut dapat melahirkan universalitas bahasa. Ketiga pernyataan filsafat kontemporer tentang tumbangnya efistimology dalam mengetahui hakikat pengetahuan pada dasarnya berangkat dari kritik atas rasionalitas dan keterukuran (commensurability) yang menempatkan keterbatasan manusia yang ditempatkan sebagai subjek dalam hubungannya dengan dunia yang membawa konsekwensi tentang Kebenaran. [18] Kritik terhadap konsep efistimologi sebagai kebenaran yang diistilahkan oleh Rorty sebagai fondasinalisme akhirnya jatuh pada pragmatism yakni memandang bahwa kebenaran adalah hanyalah sebuah nama untuk ciri yang dimiliki oleh semua pernyataan yang benar.[19] Jadi dalam pandangannya kebenaran adalah sebuah alat pengesahan bagi keyakinan yang terbukti berguna dan tidak membutuhkan pengesahan yang lain. Lain halnya dengan Heideggerian yang menyatakan bahwa kebenaran bukan sesuatu konsep yang sesuai dan kenyataan obyektif melainkan tersingkapnya Sang Ada (lichtung der sein) yaitu peristiwa dimana hakikat segala sesuatu itu muncul tiba-tiba muncul menampilkan diri dan itulah kebenaran[20] Bagi Merleau-Ponty kebenaran bukan kenyataan sesuatuatu yang benar-benar terjadi namun lebih dipahami sebagai kemasukakalan (reasonableness) segala upaya untuk mencari kesepakatan melalui dialog yang bebas.[21] Berbeda dengan Heidegger Dan Merleau-Ponty, Michel Foucault melihat sisi lain dari kebenaran sebagai kekuasan. Baginya kebenaran itu pada dasarnya selalu terkait rumit dengan keinginan dan kekuasaan.[22] Kekuasaan adalah suatu jaraingan atau medan hubungan-hubungan dimana subjek merupakan produk sekaligus agen kekuasaan. Dari penolakan terhadap efistimologi modern tersebut melahirkan berbagai macam pandangan tentang kebenaran ada yang melihat kebenaran sebagai pragmatism sesuatu kebaikan aktual yang memungkinkan aktualisasi yang lebih baik lagi, ada yang secara hermeunetik yakni tersingkapnya makna terdalam dari realitas atau sebagai jaringan kekuasaan . 

      JAQUES DERRIDA DAN TEORI DEKONSTRUKSI 

      Dari beberara diskursus diatas nampaknya kajian filsafat kontemporer banyak tertarik pada tema-tema bahasa seperti semilogi, strukturalisme, post strukturalisme, filsafat bahasa seharihari, teori speech-act atau hermenetika, dimana seratus tahun yang lalu kunci dari kajian filsafat tidak terlepas dari akal, roh, pengalaman dan kesadaran.[23] Secara perlahan-lahan bahasa berkembang menjadi tema sentral dapat dilihat dari tematis logis (bukan historis kronologis). Pertama pada masa Frege, Husserl, Wittgenstein dan Carnap bahasa meminjam istilah Derrida dijadikan sebgai logosentris yakni dimensi-dimensi dasar bahasa diangap hanya tampil dalam fungsi-fungsi logisnya misalnya dalam penilaian (baik dan buruk), pernyataan (salah –benar) dan representasi (etika politik sebagai tanggung jawab). Kedua dalam tahun 50-han Wittgenstein memunculkan filsafat bahasa sehari-hari (Speech-Act). Ketiga filsafat yang terpengaruh oleh perkembangan di luar filsafat itu sendiri yaitu diwilayah susastera dan kritik teks, bahasa dilihat dari nilai instrintiknya dikaji ulang hakikat dan fungsinya.[24] Dari kajian tematik ketiga ini yang diperkenalkan oleh Heidegger, Derrida dan Ricoeur menjadi kajian yang banyak menarik perhatian untuk mengkaji filsafat kontemporer pada mulanya berpokus pada logika kemudian pada kehidupan dan akhirnya pada susastera dan bidang metafor.[25] Dari Heideggerl-ah kemudian Derrida terinspirasi untuk menarik metafor sebagai kajian filsafat kontemporer ke titik radikalnya yaitu mendestabilisaskan segala bentuk skema katagori dan konseptual dengan menggali segala bentuk permaianan dan pemilahan yang tersembunyi dibalik teks.[26] Dalam salah satu essaynya “White Mythologi dan “Retrait Of Metaphor” Derrida tidak mengaitkan bahasa pada “Ada” seperti halnya Heiddegger melainkan pada permainan perbedaan. Permainan ini seallu ada dalam setiap teks karena menurutnya setiap teks senantiasa dibangun dalam permaian perbedaan.[27] Lebih jauh Derrida menyatakan metafor adalah konsep metafisik yaitu perbedaan antara yang literal dengan yang metaforis bersandar pada sebuah anggapan bahwa pada dasarnya terdapat arti baku bagi setiap kata dan terdapat perbedaan antara yang indrawi dan non indrawi. Jika metafor ini terkait erat dengan metafisika maka untuk mendekonstruksikannya kita harus menghancurkan anggapan metafor itu dari metafisikanya sendiri maka yang rasional menurutnya adalah transpormasi diri penulisan filsafat itu sendiri.[28] Didalam essaynya “White Mythology” Derrida memperlihatkan bahwa metafor sebetulnya dibentuk oleh keseluruhan jaringan konsep dan assosiasi yang digunakan dalam wacana. Heidegger mensyaratkan bahwa kita senantiasa tinggal dalam bahasa tetapi Derrida sebaliknya bahwa kita senantiasa bergerak dalam bahasa yang tidak stabil, karena menurutnya baik metafor atau bukan metafor akhirnya hanya merupakan pasangan-pasangan lawan kata secara semantik.[29] Sedangkan dalam “The Retrait of Metaphor”, Derrida menafsirkan gagasan Heidegger tentang Metafor yang mengartikan membaca teks dengan menangkap arti teks dengan teks lainnya dan seterusnya menanarik semua teks tersebut kearah istilah kunci.[30] Konsep pemaknaan ini terkena Derrida menjelaskan dekonstruksi dengan kalimat negasi. Menurutnya dekonstruksi bukan suatu analisis dan bukan kritik, bukan suatu metode, bukan aksi maupun operasi. Singkatnya,dekonstruksi bukanlah suatu alat penyelesaian dari “suatu subjek individual atau kolektif yang berinisiatif dan menerapkannya pada suatu objek, teks, atau tema tertentu”. Dekonstruksiadalah suatu peristiwa yang tidak menunggu pertimbangan, kesadaran, atau organisasi dari suatu subjek, atau bahkan modernitas.[31] Derrida mengadaptasi kata dekonstruksi dari kata destruksi dalam pemikiran Heidegger. Kata dekonstruksi bukan secara langsung terkait dengan kata destruksi melainkan terkait kata analisis yang secara etimologis berarti “untuk menunda”-sinonim dengan kata mendekonstruksi. Terdapat tiga poin penting dalam dekonstruksi Derrida, yaitu: pertama,dekonstruksi, seperti halnya perubahan terjadi terus-menerus, dan ini terjadi dengan cara yang berbeda untuk mempertahankan kehidupan; kedua, dekonstruksi terjadi dari dalam sistem-sistem yang hidup, termasuk bahasa dan teks; ketiga, dekonstruksi bukan suatu kata, alat, atau teknik yang digunakan dalam suatu kerja setelah fakta dan tanpa suatu subyek interpretasi. Dalam teori dekonstruksinya Derrida menunjukkan kelemahan dari ucapan untuk mengungungkapkan makna dengan menggunakan kata difference dengan kata differance berasal dari kata difference yang mencakup tiga pengertian, yaitu [32] 1. to differ– untuk membedakan, atau tidak sama sifat dasarnya; 2. differe (Latin)– untuk menyebarkan, mengedarkan; 3. to defer– untuk menunda. Dalam pengucapannya tidak terdengar perbedaan tetapi perbedaan pemakaian huruf ‘a’ untuk mengganti huruf ‘e’ hanya terlihat dalam tulisan. Ini dilakukan Derrida untuk menunjukkan peleburan makna dari tiga pengertian dalam kata difference yang tidak dapat dilakukan olehlogosentrisme dan fonosentrisme. Melalui tulisan terjadi otonomisasi teks.Dekonstruksi adalah suatu peristiwa yang tidak menunggu pertimbangan, kesadaran, atau organisasi dari suatu subjek, atau bahkan modernitas Menurut Derrida bahasa bersumber pada teks atau “Tulisan”. Tulisan adalah bahasa yang maksimal karena tulisan tidak hanya terdapat dalam pikiran manusia, tetapi konkret di atas halaman.Tulisan memenuhi dirinya sendiri karena Tulisan terlepas dari penulisnya begitu ia berada di ruang halaman. Ketika dibaca, Tulisan langsung terbuka untuk dipahami oleh pembacanya. Demikianlah Derrida menempatkan kajian bahasa pada titik yang lebih radikal yang menurut dimana menurut Sugiharto menghantarkan pemahaman kita pada suatu pemahaman bahasa yang pada akhirnya hanya sebagai teori transcendental tentang hakikat tekstualitas. Sedangkan dari kubu pragmatism yang memandang persoalan metafor diwakili oleh Rorty sebagai pseudo problem alias persoalan palsu yakni hanya persoalan verbal belaka.[33] Namun demikian nampaknya teori dekontruksi yang ditawarkan Derrida layak juga ditempatkan pada suatu tempat yang memberikan jalan alternative dari pengembaraan filsafat ataupun suatu keterkungkungan rasionalitas bahkan kepastian efistimologi sekalipun dengan menampilkan keagungan bahasa yang mencari makna tedalamnya dengan caranya sendiri. 

      KESIMPULAN 

      Memahami tiga isu kontemporer dalam dunia filsafat barat nampaknya problem yang terpenting yang dihadapi filsafat barat adalah ketidakmampuan rasionalitas manusia dalam menjabarkan problemnya sendiri dari keterbatasan bahasa konseptual dan logika faktual yang tak biasa di jabarkan melalui bahasa literal maupun metaforis oleh sebab itu konsep dekonstruksi Derrida nampaknya hanya dapat membantu memberikan pengungkapan tabir kematian filsafat, kearifan rasionalitas serta ketegangan efistimologi. 

      ---------------

      Sumber : //eprints.dinus.ac.id/14393/1/[Materi]_JAQUES_DERRIDA_-_TEORI_DEKONSTRUKSI.pdf

      [1] Bambang Sugiharto, Postmodernisme Tantangan Bagi Filsafat, hlm, 18 [2] Ibid, hlm 29 [3] Ibid, hlm, 30 [4] Ibid., [5] http//wikipedia,. com [6] Ibid [7] ibid [8] Bambang, hlm 43 [9] Ibid [10] Ibid., hlm, 44 [11] Ibid.hlm , 45 [12] Ibid, hlm , 46 [13] Ibid [14] Bambang Sugiarto, 49-50 [15] Ibid, hlm, 58 [16] ibid [17] Ibid, hlm 59 [18] Ibid, hlm 67 [19] Ibid, hlm 74 [20] Ibid, hlm 75 [21] Ibid, hlm 76 [22] Ibid [23] Ibid, hlm, 80 [24] Ibid, hlm, 81 [25] ibid [26] Ibid, hlm, 83 [27] Ibid, hlm, 131 [28] Ibid, hlm, 132 [29] Ibid, hlm, 132 [30] Ibid,. [31] http//wikipedia,. com 

      [33] Bambang  Sugiharto, hlm 133,

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA