Salah satu yang harus diperhatikan dalam tata rias pentas adalah

Tata Teknik PentasTata PanggungTata pentas bisa disebut juga dengan scenery atau pemandangan latar belakang (Background) tempat memainkan lakon. Tata pentas dalam pengertian luas adalah suasana seputar gerak laku di atas pentas dan semua elemen-elemen visual atau yang terlihat oleh mata yang mengitari pemeran dalam pementasan. Tata pentas adalah semua latar belakang dan benda-benda yang ada dipanggung guna menunjang seorang pemeran memainkan lakon.Prinsip-prinsip dalam menata pentas adalah:a. Dapat memberi ruang kepada gerak-laku.b. Dapat memberi pernyataan suasana lakon.c. Dapat memberi pandangan yang menarik.d. Dapat dilihat dan dimengerti oleh penonton.e. Merupakan rancangan yang sederhanaf. Dapat bermanfaat terus menerus bagi pemeran atau pelakuh. Dapat membuat rancangan harus menunjukkan bahwa setiap elemen yang terdapat di dalam penampilan visual pentasnya memiliki hubungan satu sama lain.Teknik BusanaTata busana sangat berpengaruh terhadap penonton, karena sebelum seorang pemeran didengar dialognya terlebih dahulu diperhatikan penampilannya. Maka dari itu, kesan yang ditimbulkannya pada penonton mengenai diri pemeran tergantung pada yang tampak oleh mata penonton. Busana yang tampak pertama kali akan membantu menggariskan karakternya, kemudian dari busananya juga akan memperkuat kesan penonton. Agar busana pementasan memunyai efek yang diinginkan, maka busana harus menunaikan beberapa fungsi tertentu yaitu:a. Membantu menghidupkan perwatakan pelaku, artinya sebelum dia berdialog, busana yang dikenakan sudah menunjukkan siapa dia sesungguhnya, umurnya, kebangsaannya, status sosialnya, kepribadiannya.b. Membantu menunjukkan individualisasi peranan, artinya warna dan gaya tata busana harus dapat membedakan peranan yang satu dengan peranan yang lain.c. Membantu memberi fasilitas dan membantu gerak pelaku, artinya pelaku harus dapat melaksanakan laku atau akting perannya tanpa terganggu oleh busananya. Busana tidak harus dapat memberi bantuan kepada pelaku tetapi busana harus sanggup menambah efek visual gerak, menambah indah dan menyenangkan dilihat disetiap posisi yang diambil pelaku.Teknik RiasTata rias dalam pembahasan ini adalah tata rias pentas, jadi segala sesuatu harus ditujukan untuk membentuk artistik yang mendukung pemeran dalam sebuah pementasan lakon. Tata rias yaitu bagaimana cara menggunakan bahan-bahan kosmetik untuk mewujudkan wajah atau gambaran peran yang akan dimainkan. Sebagai contoh seorang pemeran dalam kehidupan sehari-hari mungkin dikenal sebagai seorang pelajar, tetapi dipanggung dia akan menjadi manusia lain, menjadi seorang pemeran yang digariskan oleh seorang penulis lakon. Tugas tata rias yaitu membantu memberikan dandanan atau perubahan- perubahan pada para pemain sehingga terbentuk dunia pentas dengan suasana yang kena dan wajar. Tugas ini dapat merupakan fungsi pokok, dapat pula sebagai fungsi bantuan. Sebagai fungsi pokok, misalnya tata rias ini mengubah seorang gadis belia menjadi nenek tua atau seorang wanita memainkan peranan sebagai seorang laki-laki atau sebaliknya. Sebagai fungsi bantuan, misalnya seorang gadis muda harus memainkan peranan sebagai gadis muda, tetapi masih harus memerlukan sedikit riasan muka atau rambut dan hal-hal kecil lainnya.Kegunaan Tata Riasa. Merias tubuh berarti mengubah hal yang alami menjadi hal yang berguna artinya dengan prinsip mendapatkan daya guna yang tepat. Bedanya dengan rias cantik adalah kalau rias cantik merubah hal yang jelek menjadi cantik sedangkan rias untuk teater adalah merubah hal yang alami menjadi hal yang dikehendaki.b. Mengatasi efek tata lampu yang kuat.c. Membuat wajah dan badan sesuai dengan peranan yang dimainkan atau dikehendaki.Tata CahayaTata cahaya yaitu pengaturan sinar atau cahaya lampu untuk menerangi dan menyinari arena permainan serta menimbulkan efek artistik. Tata cahaya sebelum menggunakan lampu-lampu listrik yang ada sekarang ini, maka pertunjukan masih memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber penerangannya. Setelah manusia mengenal api sebagai sumber pemanas dan penerang maka manusia memanfaatkan api sebagai alat penerang pementasan.Mula-mula manusia memakai api unggun sebagai alat penerangan dan sekaligus sebagai alat pemanas, kemudian setelah ditemukan minyak maka alat penerang berkembang menjadi obor, blencong, cempor dan lain sebagainya. Keterbatasan intensitas penerangan dari api, justru memberikan pengaruh yang indah terhadap gerak-laku pemeran bahkan mampu menimbulkan efek magis dan mungkin sulit didapat pada teater yang tidak menggunakan cahaya seperti itu. Goyang-goyang lidah api ditiup angin menimbulkan efek gelap-terang yang mengundang suasana yang artistik.Tujuan adanya tata cahaya adalah:a. Menerangi dan menyinari pentas dan pemeran Menerangi yaitu cara menggunakan lampu sekedar untuk memberi terang dan melenyapkan gelap. Jadi semua pentas dan barang-barang yang ada, baik yang penting maupun yang tidak penting semua diterangi. Menyinari yaitu cara menggunakan lampu untuk membuat bagian-bagian pentas sesuai dengan keadaan dramatik lakon. Jadi dengan menyinari daerah-daerah tertentu maka ada sesuatu atau suasana yang lebih yang hendak ditonjolkan agar tercapai efek dramatik.b. Mengingatkan efek cahaya alamiah. Maksudnya, menentukan keadaan jam, musim, cuaca, keadaan dengan menggunakan tata cahaya.c. Melukiskan dekor atau scenery dalam menambah nilai warna sehingga tercapai adanya sinar dan bayangan menonjolkan fungsi dekorasi.d. Membantu permainan lakon dengan cara membantu menciptakan suasana kejiwaan.Tata BunyiTata bunyi bisa diartikan sebagai cara untuk mengatur musik, efek bunyi maupun berbagai bunyi-bunyian yang mendukung terciptanya suasana sehingga muncul nuansa emosional yang tepat. Tata bunyi juga diharapkan membantu imajinasi penonton untuk lebih bisa membayangkan dan merasakan suasana kejadian dalam lakon.Hal yang perlu diperhatikan dalam tata bunyi yaitu: Dialog – Efek bunyi – Musik. Ketiganya bisa kita pergunakan bersama-sama, kadangkadang hanya dua atau hanya satu saja. Agar pertunjukan enak didengar dan dilihat kita harus memperhatikan volume dari ketiga bahan tersebut, artinya volume apa yang harus keras dan volume apa yang harus lemah. Disini volume berfungsi seperti spotlight maksudnya bunyi apa yang diutamakan dalam adegan tersebut, apa efek bunyi, musik atau dialog. Efek bunyi bisa dihasilkan dari alat musik, suara manusia atau benda-benda yang kita buat secara sederhana yang berfungsi untuk membantu penonton agar lebih dapat membayangkan apa yang terjadi didalam lakon. Penggunaan efek bunyi ini tidak bisa sembarang tetapi harus sesuai dan mempunyai tujuan.Cara sederhana membuat efek bunyi di antaranya sebagai berikut:a. Bunyi pintu, (bila pintu dibuka atau ditutup akan kedengaran bunyi gerendel dan benturan daun pintu) caranya kita buat pintu dalam kotak kecil yang dilengkapi dengan gerendel, jika ditempatkan di dekat mikropon maka bunyinya akan menyerupai bunyi yang sesungguhnya.b. Bunyi jam dengan menggunakan kotak logam dan pensil atau ballpoint yang digerakkan ke kiri dan ke kanan.c. Bunyi halilintar dengan menjatuhkan seng atau memukulinya.d. Bunyi tembakan dengan memecahkan balon atau memukul benda keras.e. Bunyi kapal terbang dengan merekam bunyi pesawat dilapangan atau lipatan karton tipis yang disentuhkan pada baling-baling kipas listrik dan dikeraskan dengan mikropon. Dan masih banyak lagi asal kita mau melakukan percobaan.Musik dalam teater mempunyai kedudukan yang penting karena penonton akan mudah untuk membayangkan atau mempengaruhi imajinasinya. Musik yang baik dan tepat bisa membantu pemeran membawakan warna dan emosi peran dalam adegan. Musik juga dapat dipakai sebagai awal dan penutup adegan atau sebagai jembatan antara  adegan yang satu dengan adegan yang lain.Sumber : buku k13 seni Budaya kelas IX

searchpengertian.com | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan kumpulan pengertian dari tata panggung/pentas, tata busana/kostum, tata rias, tata cahaya, dan tata suara dalam mata pelajaran seni budaya kelas VII revisi. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang pengertian dari tata panggung/pentas, tata busana/kostum, tata rias, tata cahaya, dan tata suara dalam mata pelajaran seni budaya.

Gambar: freepik.com

Fragmen merupakan cerita atau petikan cerita, lakon yang dipentaskan baik di atas panggung atau di depan kelas. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fragmen adalah cuplikan atau petikan (sebuah cerita, lakon, dan sebagainya). Umumnya fragmen memiliki durasi singkat ayng dipentaskan dipanggung maupun dihadapan penonton terbatas. Fragmen juga bisa disebut dengan drama mini. Fragmen memiliki jalan dan inti cerita yang cukup sederhana.

Meskipun sederhana fragmen dalam pertunjukan teater atau drama juga menggunakan naskah sebagai panduan cerita. Panduan cerita tersebut dibutuhkan oleh para lakon atau pemain drama yang akan pentas. Untuk mempersiapkan lakonnya, para pemain harus menguasai teknik bermain drama. Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), fragmen sering disebut juga sebuah pementasan teater dengan durasi yang singkat. Pementasannya hanya beberapa adegan inti dengan jalan cerita sederhana. Fragmen dapat dijadikan sebagai pentas sederhana pada sebuah pertunjukan teater.

1. Tata Panggung/Pentas


Penataan pentas merupakan seni mewujudkan segi unsur visual pentas yang spesifik. Oleh karena itu, dalam tata pentas selain aktivitas aktor yang terlihat dalam berakting, terdapat pula tatanan properti dan properti tangan ke semua unsur tersebut merupakan satu kesatuan. Tempat terjadinya pola dasar gerak dari suatu episode, suasana serta peristiwa disebut setting. Tata pentas disebut juga dengan scenery atau pemandangan latar belakang (backround) tempat memainkan lakon.

Tata pentas dalam pengertian luas merupakan suasana seputar gerak laku di atas pentas dan semua elemen-elemen visual atau yang terlihat oleh mata yang mengitari pemeran dalam pementasan. Sebuah lakon yang dibentuk oleh sutradara tentu ada keterangan di mana dan kapan kejadian yang dipentaskan itu terjadi. Oleh sebab itu, skenario juga bisa digunakan untuk mempermudah penonton dalam memahami sebuah pementasan fragmen.

2. Tata Busana


Tata busana merupakan pengaturan pakaian pemain, baik pemilihan bahan, model, maupun cara mengenakannya. Tata busana sebenarnya memiliki hubungan yang erat dengan tata rias. Oleh karena itu, orang yang bertugas sebagai penata busana dalam mengatur dan memilih pakaian pemain sering dirangkap oleh penata rias. Akan tetapi, tugas penata rias terkadang dipisahkan dengan tugas mengatur dan memilih pakaian untuk para pemain.

Artinya, tugas penata rias hanya merias wajah para pemain, sedangkan penata busana bertugas mengatur busana yang akan dipakai oleh para pemain. Meskipun demikian, penata rias dan penata busana harus bekerja sama saling memahami, saling menyesuaikan, dan saling membantu agar hasil akhirnya memuaskan. Penata rias dan penata busana harus mampu menafsirkan dan menyesuaikan tata rias dan busana yang akan digunakan oleh para pemain sesuai dengan tokoh yang akan dibawakan ke dalam pementasan fragmen.

Tata busana dalam fragmen memiliki fungsi yang lebih luas, yaitu mencitrakan keindahan penampilan, membedakan satu pemain dengan pemain yang lain, menggambarkan karakter tokoh, memberikan efek gerak pemain, dan memberikan efek dramatik. Kostum merupakan segala sandang yang digunakan oleh aktor di atas panggung. Pada dunia pertunjukan, kostum berguna untuk menentukan tingkat sosial aktor, tempat dan waktu kejadian lakon serta karakter dari seorang aktor.

3. Tata Rias

Tata rias merupakan bahan yang digunakan aktor untuk pencapaian karakter tokoh dalam segi fisik. Biasanya, tata rias pemain dibuat mencolok agar terlihat jelas di atas panggung. Tata rias juga digunakan sebagai penegas karakter tokoh yang dimainkan oleh aktor. Kostum merupakan segala sandang yang dipakai oleh tokoh panggung sebagai pendukung rai tokoh yang sedang diperankan.

Kostum juga mempunyai tujuan untuk memperjelas karakter tokoh peran mengenai ciri sosial. Tata rias berkaitan dengan kostum. Pentingnya penggunaan tata rias tersebut karena pribadi tokoh yang akan diperankan. Dengan kata lain, tata rias bertujuan mengubah wajah atau menciptakan tokoh yang baru. Tata rias juga dapat menciptakan kesan bagi para penonton.

4. Tata Cahaya


Tata cahaya merupakan unsur tata artistik yang penting dalam pertunjukan teater. Tanpa adanya tata cahaya, aktor yang ada di atas panggung tidak bisa dilihat dengan jelas oleh penonton. Pada zaman dahulu, cahaya bulan, obor, dan sumber penerangan yang lainnya digunakan sebagai pencahayaan dalam pementasan fragmen.

Seiring dengan berjalannya waktu, mulai digunakan lampu dengan berbagai jenis dan fungsi masing-masing untuk melengkapi tata cahaya dalam pementasan fragmen. Lampu adalah salah satu unsur rancangan yang sangat bernilai bagi seorang seniman. Bagi beberapa perancang panggung, lampu menempati urutan pertama. Melalui kemahiran dalam memainkan warna, cahaya terang dan gelap, lampu sangat kuat menyusun nada, garis-garis elemen adegan dan dengan demikian dapat menumbuhkan nilai dramatik.

5. Tata Suara

Tata suara atau musik juga termasuk unsur pendukung dalam sebuah pementasan fragmen. Musik yang digunakan bisa menggunakan musik live atau rekam. Fungsi dari musik, yaitu musik sebagai latar, musik efek, dan musik sebagai pendukung suasana. Musik dan sound effect hanya berperan untuk memberi efek psikologis dan menghidupkan adegan. Oleh sebab itu, musik dan penata suara harus mementingkan lakon atau musik dan suaranya.

Penataan suara dalam pementasan sering dihubungkan dengan penata lampu dan pemandangan atau properti panggung. Hal ini disebabkan oleh penggunaan berbagai peralatan elektrik yang saling berkaitan. Namun, dalam tata suara ada hal yang harus diperhatikan, diantaranya adalah penggunaan efek suara, baik dalam bentuk rekam maupun dalam bentuk langsung.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA