Sahabat yang pertama kali membenarkan peristiwa isra miraj adalah

Ilustrasi Isra Miraj 2021 Ini doa, keutamaan dan amalan memperingati Isra Miraj 1442 Hijriah /Pixabay/Free-Photos/

PORTAL PASURUAN - Peristiwa Isra' Mi'raj yang dialami Nabi Muhammad SAW membuat kaum kafir mengolok-olok Rasulullah, karena menganggap cerita itu kebohongan yang besar.

Mereka, para musuh-musuh kaum muslim berpikir bahwa, bagaimana mungkin perjalanan yang pada zaman itu membutuhkan waktu sebulan untuk pergi dan sebulan untuk pulang, ditempuh hanya dalam satu malam saja.

Bahkan sebagian umat Rasulullah yang telah beriman, menjadi murtad karena peristiwa yang tidak masuk akal itu. 

Baca Juga: Sejarah Singkat Peristiwa Isra' Mi'raj dan Bagaimana Umat Muslim Memperingatinya

Kisah Isra' Mi'raj pun akhirnya terdengar oleh Sayyidina Abu Bakar, salah satu sahabat utama Nabi yang menjadi khalifah pertama sepeninggal Rasulullah SAW.

>

Namun tidak seperti kebanyakan orang, Abu Bakar malah mempercayai sepenuhnya terhadap kisah yang dialami Rasulullah. Ia menemui Nabi dan menanyakan apa saja yang dilihat dan dialami selama Isra' Mi’raj.

Baca Juga: West Ham Vs Leeds United, Rice: Kami Masih Lebih Baik Saat Melawan Manchester City

Rasullullah menjelaskan secara rinci, kemudian Sahabat Abu Bakar membenarkan dengan berkata “Rasulullah, saya percaya”. Beliau mengaku pernah mendatangi Baitul Maqdis di Yerusalem.

Baca Juga: River Where The Moon Rises Ji Soo Resmi Digantikan Na In Woo, Tuduhan Bullying Bukan yang Pertama Kali

Ilustrasi sahabat nabi. Foto: Shutterstock

Dedikasi Abu Bakar Ash Shiddiq terhadap Islam menjadikannya sebagai salah satu manusia yang dijamin masuk surga. Beliau termasuk assabiqunal awwalun atau golongan orang yang pertama masuk Islam. Sejak memeluk Islam, beliau tidak pernah sekalipun meragukan Nabi Muhammad SAW dan ajaran yang dibawanya.

Itu sebabnya mengapa Abu Bakar diberi gelar Ash Shiddiq yang artinya "yang membenarkan" atau “yang berkata benar”. Maksudnya beliau adalah orang yang paling awal dalam membenarkan Islam dan Isra Miraj. Beliau juga dipercaya untuk menjadi khalifah pertama pengganti Rasulullah SAW dalam memimpin umat Islam.

Muslim yang taat sepatutnya mempelajari kisah Rasulullah dan para sahabat agar dapat mengambil hikmah. Berikut ini adalah kisah Abu Bakar Ash Shiddiq yang dapat dijadikan suri tauladan.

Abu Bakar Ash Shiddiq, Pria yang Terhormat

Ilustrasi sholat di padang pasir. Foto: istock

Mengutip Kepemimpinan Abu Bakar Ash Shiddiq dan Nilai-nilai Pendidikan Islam yang Terkandung di Dalamnya tulisan Hermanto (2014), sebagian ulama berpendapat Abu Bakar lahir tiga tahun setelah tahun gajah, ada pula yang mengatakan dua tahun beberapa bulan setelahnya.

Beliau tumbuh sebagai pemuda berakhlak mulia. Bahkan Abu Bakar telah menjadi orang terpercaya dan terhormat sebelum Islam hadir dalam kehidupannya.

Imam Nawawi menjelaskan bahwa Abu Bakar adalah pemimin kaum Quraisy di masa Jahiliyah dan selalu dilibatkan dalam musyawarah dan dicintai kaumnya. Meski demikian beliau tidak pernah meminum khamr dan menyembah berhala seperti yang dilakukan oleh banyak orang pada waktu itu.

Mengutip buku Biografi Abu Bakar Ash Shiddiq tulisan Ali Muhammad Ash-Shalabi (2013), Abu Bakar berkata, “Aku sama sekali tidak pernah menyembah berhala, bahkan sampai aku mulai menginjak akil baligh”.

Dalam buku Abu Bakar Ash Shiddiq Sebuah Biografi tulisan Muhammad Husain Haekal (2003: 4) Abu Bakar tinggal di kampung yang sama dengan Khadijah bin Khuwailid. Karena bertetangga, beliau menjadi akrab dengan Nabi Muhammad yang kala itu belum diangkat menjadi Rasul.

Ilustrasi Alquran. Foto: Pixabay

Usia yang sebaya serta persamaan watak diperkirakan berpengaruh pada persahabatan mereka. Inilah yang membuat beliau yakin begitu Rasulullah mengabarkan tentang wahyu yang diterimanya. Rasulullah SAW berkata:

"Tak seorang pun yang pernah kuajak memeluk Islam yang tidak tersendat-sendat dengan begitu berhati-hati dan ragu, kecuali Abu Bakar bin Abi Quhafah. la tidak menunggu-nunggu dan tidak ragu ketika kusampaikan kepadanya."

Maka sejak saat itu, Abu Bakar mengabdikan hidupnya untuk Islam. Setelah Nabi Muhammad wafat tahun 632, beliau diangkat menjadi khalifah pertama. Bahkan ketika diberi kekuasaan, Abu Bakar tetap bersikap rendah hati. Mengutip buku Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah tulisan Syaikh Muhammad Sa’id Mursi (2007:8), beliau mengatakan:

“Aku diangkat menjadi pemimpin kalian, bukan berarti aku orang terbaik dari kalian. Kalau aku memimpin dengan baik, maka bantulah aku. Jika aku salah, maka hendaklah kalian meluruskanku. Kejujuran adalah amanat dan kebohongan adalah khianat”

Abu Bakar Ash Shiddiq Membenarkan Isra Miraj

Isra Miraj merupakan peristiwa di mana Nabi Muhammad SAW menempuh perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, hingga naik ke Sidratul Muntaha dalam satu malam. Peristiwa ini berada di luar nalar manusia sehingga menjadi tantangan keimanan umat Islam pada waktu itu.

Mengutip Muhammad Husain Haekal (2003: 10), ketika Rasul menceritakan kisah tersebut ke penduduk Mekkah, orang-orang musyrik mengoloknya. Bahkan sebagian orang yang telah memeluk Islam pun menjadi ragu.

Masjidil Aqsa di Yerusalem, Palestina. Foto: Pixabay

Mereka kemudian menemui Abu Bakar dan menceritakan kisah tersebut. Mulanya Abu Bakar mengira orang-orang yang menemuinya mengada-ada. Meski demikian, beliau menyatakan akan percaya jika memang Rasulullah mengatakannya.

“Dan kalaupun itu yang dikatakannya, tentu ia mengatakan yang sebenarnya. Dia mengatakan kepadaku bahwa ada berita dari Tuhan, dari langit ke bumi, pada waktu malam atau siang. Aku percaya. Ini lebih lagi dari yang kamu herankan”.

Abu Bakar kemudian bergegas menemui Rasulullah dan mendengarkan Nabi menggambarkan keadaan di Baitulmukadas. Abu Bakar yang pernah mengunjungi kota tersebut menyimaknya. Beliau kemudian berkata, “Rasulullah, saya percaya”.

Sejak saat itu Nabi Muhammad memanggil Abu Bakar dengan "as-Shiddiq". Sebab sifat jujur dan benar telah menjadi bagian dirinya.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA