Pola lantai yang digunakan dalam tari piring adalah

Tari piring adalah tarian tradisional Minangkabau yang menampilkan atraksi menggunakan piring. Para penari mengayunkan piring di tangan mengikuti gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa satu pun piring terlepas dari tangan. Gerakannya diambil dari langkah-langkah dalam silat Minangkabau atau silek.

Pola Lantai Tari Piring Sumatera Barat

Pola lantai yang dipergunakan dalam tari piring adalah lingkaran besar dan kecil, berbaris, spiral, horizontal, dan vertikal serta penempatan level bawah, level sedang serta level atas ditambah dengan pembagian beberapa kelompok.

Baca juga : PERBEDAAN ANTARA PRIVATE CLOUD COMPUTING DAN PUBLIC CLOUD COMPUTING

gambar pola lantai tari piring,sebutkan pola lantai yang digunakan dalam tari pendet,bagaimana pola lantai tari pendet,makna pola lantai tari piring,tari piring menggunakan pola lantai a vertikal b. horizontal c. diagonal d. melingkar,pola lantai garis lengkung dapat dijumpai pada tari randai dari,pola lantai tari piring dan tari pendet,pola lantai tari jaipong

Di Perguruan Tinggi dan kursus tari, masih banyak seniman yang mengajarkan tari piring ini. Tentu saja fenomena ini sangatlah menari ditengah terpaan budaya seni yang datang dari asing. Sialnya, banyak remaja Indonesia saat ini lebih cendrung belajar tentang gerakan kesenian asing dari pada tarian daerahnya sendiri. Kejadian ini harus ditanggapi dengan serius. Pola lantai tari piring sangat berbeda dengan tari pada umumnya. Pada tari piring terdapat pola lantai yang kompleks. Hal ini karena gerakan tari Piring yang tidak sama dengan gerakan tari Saman.

Pola Lantai Tari Piring Yang Kompleks

Pola lantai digunakan dalam tari piring ini ialah spiral, berbaris, lingkaran besar dan kecil, vertikal, dan horizontal. Dari jawaban diatas paling tidak ada 6 pola lantai yang digunakan pada tari piring. Pola lantai spiral memberikan kesan lembut. Kemudian masing – masing penari juga ditugaskan untuk membentuk lingkaran besar dan lingkaran kecil pada tari piring.

Kemudian bergerak keatas dan kebawah berdasarkan pola lantai vertikal dan bergerak kesamping berdasarkan pola lantai horizontal. Semua memberikan makna pola lantai tari piring kepada kita. Makna yang terkandung memberikan nilai dari filosopi kearifan lokal.

Baca Juga : Contoh Rok Kebaya bahan Wiron dan Padadan Pada Kain Batik

Memang betul kalau tarian tradisional tersebut akan memakai peeling sebagai media utama pada waktu menari. Piring adalah alat yang menjadikan tarian tradisional ini cukup berbeda kalau dibandingkan dengan tarian daerah lainnya. Tentu saja dengan penggunaan piring pada tarian tersebut mempunyai makna bersejarah.

Piring yang akan dipakai akan diletakkan di atas kedua telapak tangan para penari dengan cara digenggam.

Kemudian para penari pun akan menggerakkan tangan dengan cara memutar serta diayunkan yang gerakannya mengikuti irama iringan musik.

Baca Juga : Cara Memperbaiki Lampu Led Redup Berkedip

Inilah salah satu alasan mengapa banyak orang yang kagum dengan tari piring sebab piring yang dipakai tak pernah jatuh waktu dimainkan.

Memang betul kalau tari piring ini akan diiringi oleh bermacam macam alat musik seperti halnya rebana, saluang, gong, talempong dan bermacam macam alat musik lainnya.

Biasanya lagu takhian sai tiusuang dan juga lagu takhian pingping khua belas yang akan dipakai waktu pementasan tari piring.

Baca Juga : Tipe Cloud Computing Berdasarkan Modelnya

Bukan hanya mempunyai gerakan yang cukup unik tapi musik yang dipakai untuk mengiringi tarian memang terbilang cukup unik sebab akan di padu padakan dengan bermacam macam alat.

Baca Juga : Pola Lantai Tari Merak dan Jenis Gerakannya

Keunikan yang lainnya pada tari piring ini pada waktu iringan musik adalah ada suara dentingan cincin. Tentu saja dengan adanya suara dentingan tersebut akan menambah kesan unik serta indah pada tari tradisional tersebut. Bahkan dendingan dari cincin itu bisa dengan mudah menyatu dengan suara alat musik yang mengiringi tari piring.

Yang terakhir adalah keunikan yang tidak akan bisa Anda temui saat melihat pertunjukan tari tradisional lainnya. Tari piring ini di saat akhir pertunjukan para penari akan melemparkan dirinya ke lantai lalu para penari itu akan menari diatas pecahan piring yang sudah mereka lempar.

Baca Juga : Google Cloud Cara Memasang Hosting Gratis

Tari Piring. Foto: Wikipedia

Tari Piring adalah seni tari tradisional Minangkabau yang menggunakan piring sebagai properti utama atraksinya. Belakangan, tari piring menjadi sorotan setelah mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengunggah video dirinya sedang menari di atas pecahan piring ketika berkunjung ke Bukittinggi pada 15 November lalu.

Melansir laman Kemendikbud, Tari Piring diperkirakan telah ada sejak abad ke-12. Kala itu, masyarakat Minangkabau masih menyembah dewa-dewa. Tari Piring diperuntukkan sebagai tarian persembahan bagi dewa atas hasil panen yang berlimpah.

Setelah Islam masuk ke Nusantara, Tari Piring tidak ditinggalkan begitu saja. Fungsinya bergesar, dari yang sebelumnya sebagai persembahan untuk dewa, kini banyak dipertontonkan sebagai hiburan.

Tari Piring. Foto: Wikipedia

Tari Piring memang memiliki keunikannya sendiri. Tarian ini biasanya ditampilkan oleh penari yang berjumlah ganjil, yakni tiga hingga tujuh orang. Mereka mengenakan pakaian bernuansa merah dan keemasan.

Saat mementasikan Tari Piring, penari pria akan mengenakan destar. Destar adalah penutup kepala berbentuk segitiga yang terbuat dari kain songket.

Sedangkan penari perempuan akan mengenakan penutup kepala dari kain songket yang bentuknya mirip seperti tanduk, yaitu tikuluak tanduak balapak.

Musik yang mengiringi Tari Piring berasal dari berbagai instrumen, seperti rebana, saluang, talempong, dan lain-lain. Tempo alunan musik awalnya lembut, kemudian lama-kelamaan berubah menjadi lebih cepat.

Gerakan dasar Tari Piring adalah meletakkan piring di telapak tangan, kemudian penari mengayunkan piring dalam gerakan yang cepat mengikuti irama musik. Sesekali, penari juga mendentingkan piring dengan cincin yang tersemat di jari mereka.

Gerakan Tari Piring kebanyakan menggambarkan proses pertanian, seperti gerak pasambahan, singajuo lalai, gerak mencangkul, gerak menyiang, mengantar juadah, dan lain-lain.

Seperti tarian pada umumnya, Tari Piring harus dilakukan dengan pola lantai atau pola garis lintasan tarian. Terdapat paling tidak enam pola lantai yang digunakan dalam Tari Piring, yakni spiral, berbaris, lingkaran besar dan kecil, vertikal, dan horizontal.

Desain spiral yang menggunakan lebih dari satu garis lingkaran yang searah pada anggota badan memberikan kesan lembut. Kemudian masing-masing penari juga membentuk lingkaran besar dan lingkaran kecil.

Mereka juga bergerak maju dan mundur berdasarkan pola lantai vertikal, serta bergerak ke samping berdasarkan pola lantai horizontal. Pola lantai ini menampilkan kesan sederhana tapi kuat.

Kemudian pada akhir pertunjukan, para penari akan melempar piringnya ke lantai hingga pecah, lalu berjalan di atas pecahan piring yang tajam tanpa terluka. Inilah keunikan Tari Piring yang tidak ditemui di tarian tradisional lainnya.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA