Perjanjian Renville terjadi di atas kapal perang milik

Kapal USS Renville yang menepi pada di perairan Indonesia pada Desember 1947. © Nationaalarchief.nl

Pada 17 Januari 1948, Indonesia dan Belanda yang sedang berseteru atas kekuasaan wilayah, sepakat menandatangani perjanjian di atas geladak kapal perang Amerika Serikat, USS Renville, yang kemudian hari peristiwa itu disebut dengan nama Perjanjian Renville.

Perjanjian Renville merupakan jalan tempuh atas penyelesaian perselisihan atas Perjanjian Linggarjati tahun 1946.

Adapun perjanjian ini berisi batas antara wilayah Indonesia dengan Belanda yang kemudian disebut Garis van Mook.

Saat itu, perjanjian dihadiri oleh delegasi dari Indonesia, yakni Amir Syarifudin, Ali Sastroamijoyo, H Agus Salim, Dr. Coatik Len, serta Nasrun.

Sementara itu delegasi Belanda diwakili oleh R Abdul Kadir Wijoyoatmojo, Dr PJ Koets, dan Mr Dr Chr Soumokil.

Turut hadir pula pihak penengah dari PBB yang sebelumnya hadir di Perundingan Kaliurang, yaitu Frank Graham, Paul van Zeeland, dan Richard Kirby.

Termaktub dalam perjanjian tersebut Belanda hanya mengakui Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sumatra sebagai bagian wilayah Republik Indonesia.

Kemudian, disetujui pula sebuah garis demarkasi yang memisahkan wilayah Indonesia dan daerah pendudukan Belanda. Terakhir, TNI harus ditarik mundur dari daerah daerah kantongnya di wilayah pendudukan di Jawa Barat dan Jawa Timur.

Lihat Foto

Wikimedia Commons

Delegasi Indonesia dalam Perjanjian Renville. Dari kiri ke kanan: Johannes Latuharhary, Ali Sastroamidjojo, Agus Salim, Johannes Leimena, Setiadjit Soegondo, Amir Syarifuddin (Wikimedia Commons).

KOMPAS.com - Perjanjian Renville (1948) tercatat sebagai salah satu peristiwa sejarah dalam usaha memperjuangkan kedaulatan bangsa Indonesia.

Perjanjian Renville diambil setelah Belanda tak kunjung menepati hasil Perjanjian Linggarjati (1947) yaitu mengakui kedaulatan Indonesia secara de facto.

Baca juga: Perjanjian Linggarjati: Latar Belakang, Isi, dan Dampaknya

Belanda terus melanggar perjanjian dengan berusaha menguasai wilayah Negara Republik Indonesia Serikat (RIS)

Baca juga: Tokoh Perjanjian Linggarjati

Sementara Indonesia juga merasa bahwa Perjanjian Linggarjati tidak menguntungkan karena wilayah yang diakui sangatlah sempit.

Baca juga: Mengapa Perjanjian Renville Merugikan Indonesia?

Kronologi Perjanjian Renville

Agresi Militer Belanda I yang dimulai sejak 21 Juli 1947 tak hanya menimbulkan reaksi di tanah air namun juga dunia Internasional.

Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) kemudian membentuk Komisi Tiga Negara (KTN) yang terdiri atas Australia, Belgia, dan Amerika Serikat.

Indonesia memilih Australia yang diwakili oleh Richard Kirby sementara Belanda memilih Belgia yang diwakili oleh Paul van Zeeland.

Kemudian Australia dan Belgia bersepakat memilih Amerika Serikat yang diwakili oleh Frank Porter Graham.

Dalam perundingan tersebut, Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin dan pihak Belanda diwakili oleh R. Abdulkadir Wijoyoatmojo.

Pada 8 Desember 1947 hingga 17 Januari 1948 Perjanjian Renville disepakati di atas kapal perang Amerika Serikat USS Renville sebagai tempat netral.

Lihat Foto

Wikimedia Commons

Delegasi Indonesia dalam Perjanjian Renville. Dari kiri ke kanan: Johannes Latuharhary, Ali Sastroamidjojo, Agus Salim, Johannes Leimena, Setiadjit Soegondo, Amir Syarifuddin

KOMPAS.com - Hari ini 75 tahun yang lalu, tepatnya 17 Januari 1948, naskah dari sebuah perjanjian penting di masa pasca kemerdekaan Republik Indonesia ditandatangani.

Perjanjian itu adalah Perjanjian Renville.

Disebut Renville karena sesuai dengan lokasi perundingan yang dilakukan di atas geladak Kapal USS Renville.

Kapal ini adalah kapal milik Angkatan Laut Amerika Serikat yang ketika itu tengah berlabuh di Tanjung Priok, Jakarta. Dipilih, karena dianggap sebagai tempat yang netral.

Baca juga: Perjanjian Renville: Latar Belakang, Isi, dan Kerugian bagi Indonesia

Sejarah perjanjian Renville

Berdasarkan laman Museum Perumusan Naskah Proklamasi, perumusan itu mulai dilakukan antara Indonesia dan Belanda pada 8 Desember 1947.

Delegasi Indonesia terdiri dari:

  1. Amir Sjarifuddin sebagai Perdana Menteri
  2. Mr. Ali Sastroamidjojo dan Agus Salim sebagai Wakil
  3. Dr. Leimena, Mr. Latuharhary, juga Kolonel T.B. Simatupang sebagai anggota.

Sementara itu, delegasi Belanda dipimpin oleh Raden Abdul Kadir Widjojoatmodjo.

Pokok utama yang dibicarakan dalam perundingan itu terkait dengan wilayah kedaulatan Republik Indonesia.

Dalam kesempatan 8 Desember itu, selain ada perwakilan Indonesia dan Belanda sebagai dua pihak yang terlibat langsung, ada juga Komisi Tiga Negara (KTN) sebagai penengahnya.

KTN ini meliputi Amerika Serikat, Belgia, dan Australia.

mengapa tim tim berintegrasi dengan nkri pada masa orba​

Dalam rangka kembali kesatuan RI dibentuklah golongan.........#mohon bantuan nya kakak kakak​

Tuliskan hasil-hasil keputusan yang diambil dari setiap cara Perjuangan mempertahankan kemerdekaan Melalui strategi diplomasi​

Mengapa banyak ahli filsafat yg berasal dari Eropa kuno? ​

1.apa kandungan pertama surat al alaq? 2 . Sebutkan 3mukjizat nabi muhammad berupa aqwal/perbuatan

Tuliskan sejarah singkat kedatangan dari Muriel Stuart Walker, ketika menyebarkan perjuangan Indonesia lewat radio

berkembangnya kerajaan Islam meninggalkan beberapa peninggalan sejarah dan pengaruhnya bagi kehidupan masa kini​

3. bagaimana perekonomian indonesai zaman reformasi, jika disbanding dengan aman orde baru

Adalah wilayah di asia barat tempat lahirnya salah satu peradaban tertua di dunia. awal munculnya peradaban mesopotamia dengan adanya tumbuhnya perada … ban oleh bangsa sumeria ini. masyarakat sumeria hidup dengan cara bertani, mereka mengairi tanah garapan dengan membuat saluran air dari sungai eufrat dan tigris. bangsa sumeria membangun beberapa kota kuno yang terkenal, yaitu ur, ereck, kish. kehadiran seorang tokoh imperialistik dari bangsa lain yang juga mendiami kawasan mesopotamia, bangsa akkadia, dipimpin sargon agung, ternyata melakukan sebuah penaklukan politis, tetapi bukan penaklukan kultural. bahkan dalam berbagai hal budaya sumeria dan akkadia berakulturasi, sehingga era kepemimpinan ini sering disebut jilid (sumeria-akkadia). campur tangan sumeria tidak dapat diremehkan begitu saja, pada saat akkadia terdesak oleh bangsa gutti, bangsa sumeria yang mendukung akkadia, sehingga mereka masih dapat berkuasa di tanah antara dua sungai-sungai itu. hingga akhirnya masa peradaban ini runtuh dikarenakan sistem irigasi yang digunakan mesopotamia menyebabkan erosi pada tanag pertanian , bangsa persia berhasil menaklukan mesopotomia karena ternyata letaknya yang dapit dua sungai merupakan kelemahan dari segi defensif dan banyaknya suku suku di peradaban mesopotomia yang merebut kekuasaan.

siapa yang berhasil memporak porandakan Daulay Abbasiyah pada periode kelima​

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA