Pada gambar anggota keluarga yang paling pendek adalah

Berita 2021-08-10 | 09:44:48

PAUDPEDIA - Perbedaan stunted (pendek) dan stunting (gagal tumbuh) harus dipahami secara tepat oleh guru, orang tua murid, dan seluruh pemangku kepentingan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Stunting dan pendek memang sama-sama menghasilkan tubuh yang tidak terlalu tinggi. Namun stunting dan pendek adalah kondisi kesehatan berbeda, sehingga membutuhkan penanganan yang tidak sama. Pendek kata, stunting adalah pendek namun pendek belum tentu stunting.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi di seribu hari pertama kehidupan anak. Kondisi ini berefek jangka panjang hingga anak dewasa dan lanjut usia. Kekurangan gizi sejak dalam kandungan mengakibatkan pertumbuhan otak dan organ lain terganggu, yang mengakibatkan anak lebih berisiko terkena diabetes, hipertensi, dan gangguan jantung. Pertumbuhan otak yang tak maksimal juga menyulitkan anak bertanggung jawab atas hidupnya sendiri kelak.

Sementara, anak dengan tubuh yang pendek (short stature) belum tentu mengalami gagal tumbuh. Dikutip dari emedicinehealth, anak bertubuh pendek mengalami pertumbuhan fisik dan mental normal layaknya anak lain. Namun, tinggi badannya kurang dari rata-rata anak sesuainya sehingga terlihat mencolok. Anak dengan tubuh pendek tak mengalami peningkatan risiko mengalami penyakit degeneratif atau penurunan fungsi otak. Seiring waktu, anak yang bertubuh pendek bisa menyusul tinggi teman-temannya.

Stunting dan pendek memang sama-sama menghasilkan tubuh yang tidak terlalu tinggi. Namun stunting dan pendek adalah kondisi kesehatan berbeda, sehingga membutuhkan penanganan yang tidak sama. Pendek kata, stunting adalah pendek namun pendek belum tentu stunting. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi di seribu hari pertama kehidupan anak (1000 HPK). Kondisi ini berefek jangka panjang hingga anak dewasa dan lanjut usia.

Kekurangan gizi sejak dalam kandungan mengakibatkan pertumbuhan otak dan organ lain terganggu, yang mengakibatkan anak lebih berisiko terkena diabetes, hipertensi, dan gangguan jantung. Pertumbuhan otak yang tak maksimal juga menyulitkan anak bertanggung jawab atas hidupnya sendiri kelak.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Dr (H.C), dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengatakan “Stunted (pendek) itu yang diukur, di Indonesia masih menggunakan stunted. Sedangkan yang namanya stunting itu ada ikutan-ikutannya, ada sebab akibatnya maka dikatakan stunting dan bisa dikoreksi dalam 1000 hari kehidupan pertama karena potential growth tercipta di 1000 hari kehidupan pertama”.

Stunting sendiri adalah kondisi gagal tumbuh kembang anak balita akibat dari kekurangan gizi saat mereka dalam kandungan hingga dilahirkan kedunia, tetapi kondisi stunting terlihat setelah bayi berusia 2 Tahun. Adapun definisi stunting menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) adalah anak balita dengan nilai z-scorenya kurang dari -2.00 SD/standar deviasi (stunted) dan kurang dari – 3.00 SD (severely stunted)," ujar Hasto.

Sedangkan balita pendek (stunted) dan sangat pendek (severaly stunted) adalah balita dengan Panjang badan (PB/U) atau tinggi badan (TB/U) menurut umurnya kurang di banding dengan standar baku WHO multicentre growth reference study tahun 2006. Stunting pasti pendek (stunted) tetapi pendek belum tentu stunting.

Kepala BKKBN mengatakan “Di Posyandu sekarang hanya mengukur pertumbuhan panjang dan berat tanpa mengukur perkembangan sebagai pendekat”. Kepala BKKBN menambahkan bahwa apabila di kaji lebih ilmiah ukuran di Indonesia itu berbeda dengan standar Internasional, seperti stunted di Indonesia kurang dari 2 standar deviasi, tapi internasional juga berbeda dengan di Indonesia.

Sementara ini pendekatnya mengukur tinggi badan dengan perkembangan umur, seperti baru lahir tinggi badan kurang dari 48cm ini potensi stunting, potensi otak tidak bertumbuh baik, fisik tidak bertumbuh baik, kalau tidak dikoreksi dalam 1000 HPK, maka hari tuanya bisa menjadi pendek, beresiko penyakit cardiovaskuler, stroke dan diabetes. Jadi stunting arahnya mencegah stunting itu mencegah agar tidak cerdas, agar tidak pendek dan hari tua tidak terkena penyakit-penyakit.

Dikatakan, Pendek dan stunting bisa dibedakan dengan memperhatikan kondisi keluarganya. Anak dengan tubuh pendek biasanya terlahir dari orangtua yang tidak terlalu tinggi. Hal berbeda biasanya dijumpai pada anak stunting yang terus mengalami keterlambatan tumbuh. Anak stunting biasanya tumbuh lebih lambat sekitar 4 sentimeter tiap tahun di masa pra pubertas. Anak stunting juga mengalami keterlambatan masa puber yang biasanya di usia 15 tahun

Indonesia saat ini masih menghadapi permasalahan stunting yang membahayakan kehidupan anak. Sekitar empat dari 10 anak saat ini diperkirakan mengalami stunting, yang berpotensi merugikan negara secara finansial dan non materi. Stunting bisa dicegah bila orangtua menyadari pentingnya asupan gizi, serta merencanakan kehamilan dan pernikahan.

Penulis : Eko

Lihat Foto

DOK.Instagram Direktorat PAUD

Tangkapan layar Instagram Direktorat PAUD.

KOMPAS.com - Tempat pendidikan paling utama bagi anak ialah di dalam keluarga. Jika anak bisa nyaman bersama keluarga, maka dapat menimbulkan rasa sayang di antara satu sama lain.

Jadi, penting untuk mengenalkan anggota keluarga sejak dini terlebih kepada anak kecil. Harapannya, anak bisa lebih mengenal satu sama lain dan timbul rasa sayang.

Merangkum akun resmi Instagram Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Selasa (2/6/2020), berikut ini disampaikan hal-hal kecil yang bisa diajarkan orang tua pada anak usia dini.

Baca juga: Ini Manfaat Hidup Rukun bagi Anak Sekolah

Ini tulisan admin Instagram Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini:

Kali ini #paudpedia punya buku untuk #sobatpaud. Judulnya Aku Sayang Keluargaku karya Kak Agustina DR. Dengan mengenalkan anggota keluarga sejak dini maka akan timbul rasa sayang dan nyaman bagi si anak.

Ayo kita coba kenalkan anggota keluarga kita ke buah hati. Semoga dengan begitu anak akan mengenal ayah, bunda, adik, kakak, kakek, nenek, bude, pakde, om, tante, dan anggota keluarga yang lain.

#sobatpaud bisa juga menyusunnya menjadi pohon keluarga, sehingga anak akan semakin mudah mengenalinya.

Dalam buku cerita itu isinya:

Ada anggota keluarga yang di dalamnya berisi anak kecil, kakak, ayah, ibu, kakek, dan nenek.

Ayah suka menggendongku.
Ayah mengajakku bermain setelah pulang dari kantor.

Pengertian keluarga menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ibu dan bapak beserta anak-anaknya: seisi rumah. Keluarga menurut ajaran Gereja dan terutama dalam dokumen Konsili Vatikan II adalah ikatan antara orang-orang yang berusaha supaya cinta makin hari makin menghangatkan. Fungsi kelurga pada umumnya adalah membentuk kepribadian anak. Dalam keluaga anak dididik dan orangtua memberikan nilai-nilai (ajaran-ajaran) yang berguna dan anak menerima nilai-nilai yang diwariskan oleh orangtuanya demi perkembangan dirinya. Perkembangan kepribadian anak tidak dapat dipisahkan dari keadaan keluarga. Keluarga adalah tempat pertama anak bertumbuh dan berkembang.

Keluarga dikatakan harmonis bila antara anggota keluarga hidup penuh cinta dan saling mendukung. Orangtua dan anak saling mencintai satu sama lain. Tidak ada sikap egois dan mementingkan diri sendiri.

Aku dan Keluargaku Saling Bekerja Sama

Apa maksud kerja sama antara aku dan anggota keluargaku di sini? Apakah bekerja sama itu sama dengan bekerja secara bersama-sama, sama-sama bekerja atau bekerja di tempat yang sama? Bekerja sama adalah bekerja yang melibatkan hati dan pikiran, bekerja yang menyatukan persepsi dan konsep, bekerja yang berangkat dari  visi dan misi serta tujuan yang satu, bekerja yang melahirkan sikap seperjuangan, bekerja yang melahirkan simpul-simpul penyatuan antar pribadi. Di dalam kerja sama dibutuhkan sikap persaudaraan dan persahabatan sehingga di dalam niat akan tercipta rasa aman dan memperoleh dukungan antara aku dan keluargaku. Yang menjadi kerja sama adalah ketaatan dan kesetiaan kepada komitmen pribadi. Dalam keluarga akan tercipta suasana yang harmonis bila terjalin kerja sama yang baik antara semua anggota keluarga.

Keluarga adalah satu kesatuan yang utuh sehingga setiap anggota keluarga tidak dapat berjalan sendiri sesuai dengan keinginannya masing-masing. Orangtua hendaknya jangan lebih mementingkan kepentingan pribadi dan memaksakan kehendaknya untuk dilakukan anaknya tanpa melihat kemampuan anaknya. Demikian sebaliknya dengan seorang anak, janganlah melakukan sesuatu hal berdasarkan keinginan, selera, atau apa yang menyenangkan diriku. Orangtua dan anak seharusnya mempunyai visi yang sama dan saling mengerti dalam menjalankan visi tersebut. Orangtua harus tahu kemampuan anaknya dan sebaliknya anak juga harus mengerti yang diinginkan orangtua terhadap dirinya. Dalam mewujudkan suatu kerja sama yang baik di antara kita, sikap saling mengerti, seperasaan atau sehati sangat dibutuhkan.

Aku dan Kelurgaku selalu Hidup dalam Persaudaraan

Manusia diciptakan untuk hidup damai, tenteram, dan bahagia. Hal ini diperoleh, yaitu salah satunya dengan cara hidup dalam persaudaraan dengan sesama. Dasar hidup persaudaraan ini adalah cinta. Dalam keluarga, jika tidak ada cinta di antara anggota keluarga maka kehidupan keluarga tidak akan rukun, selalu berkelahi, atau tidak harmonis. Keluarga akan bahagia bila setiap anggota keluarga saling mencintai. Orangtua mencintai anaknya dan mendidiknya dengan penuh kasih dan sebaliknya anak-anak pun mencintai orangtua dan saudara-saudarinya. Cinta di sini bukanlah hanya sebatas sebuah ucapan, tetapi ditunjukkan dalam pengalaman kebersamaan anggota keluarga di tengah hidup keluarga. Setiap anggota keluarga harus saling mendukung, saling melengkapi, bekerja sama, memahami dan mengerti, percaya, serta jujur. Aku dan sesamaku selalu hidup dalam persaudaraan. Bagaimana mewujudkannya dalam keluarga kita bahwa kita selalu hidup dalam persaudaraan?. Caranya adalah cintailah orang lain(anggota keluarga kita) seperti kita mencintai diri sendiri. Jika kita mampu melakukan hal ini, yakinlah hidup keluarga kita akan menjadi rukun, harmonis, dan penuh canda tawa. Kita akan merasa bahwa kehadiran sesama (anggota keluarga) kita sangatlah berarti bagi hidup kita. Kita tidak boleh mementingkan diri sendiri atau bersifat egois. Ada sebuah tulisan yang berbunyi demikian:

            Aku urusanku dan kamu urusan kamu

            Aku bukan diciptakan untuk penuhi harapanmu

            Kamu adalah kamu dan aku adalah aku

            Bila suatu waktu kita berpapasan,

            baiklah itu dan indah

            Bila tidak, tidak ada ruginya

Kita harus saling memperhatikan satu dengan yang lainnya. Dalam hidup di tengah anggota keluarga, kita hendaknya menyadari bahwa keluarga sangatlah berarti bagi hidupku. Orangtua kita pasti sangat mencintai kita. Lalu apa balasanku terhadap yang telah diberikan oleh orangtua terhadap diriku? Hidup kita di rumah akan tenang dan penuh kebahagiaan jika kita hidup dalam persaudaraan. Kita harus berprinsip bahwa kita semua adalah saudara, atau orang Ambon mengatakan ”Torang semua Basudara”.

Aku dan Keluargaku selalu Menjalin Relasi-Komunikasi dengan Baik

Dalam arti asli dan lebih mendalam, komunikasi dihubungkan dengan subyek-subyek yang berkomunikasi, atas dasar kesamaan martabat sebagai citra dan gambaran Allah. Tanpa ada komunikasi yang jujur, terbuka, baik dengan kata-kata maupun dengan isyarat, sulit bagi kita untuk memahami keluarga harmonis. Dalam komunikasi yang jujur, benar, setiap anggota keluarga dapat mengungkapkan pikiran-pikirannya, terutama mengenai perasaan yang terdalam tentang apa yang mereka alami dalam keluarga, tanpa merasa takut ditolak, karena tahu bahwa mereka saling menerima dan mencintai.

Dalam komunikasi seseorang sedang membuka dirinya, menyatakan dirinya kepada orang lain. Agar proses pembukaan diri itu dapat berjalan dengan lancar, maka seseorang harus mampu berbicara secara konkret dan nyata. Keterbukaan diri itu akan semakin nyata jika masing-masing pihak mau mendengarkan dan memberi diri untuk membuka diri mereka bagi orang lain. Komunikasi yang baik akan membantu perkembangan relasi pribadi di dalam keluarga dan masyarakat.

Jika komunikasi dalam keluarga berjalan dengan lancar, maka banyak kesulitan dan permasalahan dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Namun bila komunikasi antar keluarga mengalami hambatan, maka banyak permasalahan dan problem keluarga yang tidak dapat dipecahkan. Komunikasi yang baik akan memperdalam relasi cinta kasih di dalam keluarga.

Jika orang tua tidak mampu berkomunikasi dengan anggota keluarganya dengan baik, maka suasana yang tercipta dalam keluarga mereka tidak akan harmonis. Kekacauanlah yang akan terjadi di dalam keluarga mereka. Anak-anak dalam keluarga akan merasa ada rasa segan atau bahkan merasa ketakutan terhadap orang tua mereka. Bisa jadi mereka tidak berani berbicara kepada orang tuanya. Dan begitu juga sebaliknya, jika seorang anak tidak mampu berkomunikasi dengan orang tua atau anggota keluarga lain maka kekacauanlah yang akan terjadi di dalam keluarga mereka. Orang tua atau kakak adik tidak akan mengetahui apa yang hendak dilakukannya.

Komunikasi yang baik akan tercipta jika relasi di dalam keluarga terjalin dengan baik, sehingga anak merasa aman, tenteram, damai. Sehingga suasana keluarga tersebut akan harmonis. Dan jika relasi dalam keluarga tidak baik, maka segalanya akan hancur. Seseorang tidak akan mempedulikan anggota keluarganya yang lain. Suasana yang terjadi akan kacau, berantakkan dan keluarga harmonis tidak akan pernah tercapai. Hal itu juga akan sangat berpengaruh terhadap komunikasi dalam keluarga. Seorang anak tidak akan mampu menyampaikan pendapatnya kepada orang tuanya, kakak adiknya. Seseorang tidak akan mampu membagikan perasaannya kepada yang lain. Sehingga mereka akan merasa kesepian di dalam keramaian.

Bukan hanya relasi dengan sesama yang perlu kita bangun, relasi dan komunikasi dengan Tuhan juga sangat perlu dan penting untuk dikembangkan dan dihidupi. Kita juga harus membangun relasi dan komunikasi yang hangat dengan Tuhan lewat doa. Lewat doa kita bersyukur dan berterima kasih kepada Allah.

Penutup

Membangun keluarga yang harmonis memerlukan sikap saling mencintai antara semua anggota keluarga. Sikap saling mencintai adalah dasar dalam hidup bersama anggota keluarga. Dengan sikap saling mencintai, setiap anggota keluarga akan saling menghargai satu sama lain. Selain itu, sikap saling mencintai juga akan terjalin komunikasi dan kerja sama yang baik dalam keluarga. Jika keluarga hidup saling mencintai satu sama lain maka keharmonisan kehidupan keluarga akan terjalin dengan baik.

Oleh: Florianus Marung, S.Fil

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA