Negara-negara kelompok Selatan memiliki kelebihan dari kelompok Utara sebagai berikut

Halaman ini berisi artikel tentang kesenjangan utara–selatan di dunia. Untuk kesenjangan di Inggris, lihat Kesenjangan Utara–Selatan (Inggris). Untuk pembagian di Amerika Serikat, lihat garis Mason–Dixon. Untuk kesenjangan di Cina, lihat Dinasti Selatan dan Utara.

Kesenjangan Utara–Selatan adalah salah satu jenis kesenjangan sosial-ekonomi dan politik. Kawasan "Utara Dunia" mencakup Amerika Utara, Eropa Barat, dan negara-negara maju di Asia Timur. Kawasan "Selatan Dunia" mencakup Afrika, Amerika Latin, dan negara-negara berkembang di Asia, termasuk Timur Tengah. Empat dari lima anggota permanen Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa terletak di Utara.

Peta dunia yang menampilkan anggota Organization for Security and Co-operation in Europe. Anggota grup ini mengikuti deskripsi "Utara" pada umumnya, yaitu Dunia Pertama dan Dunia Kedua.

Peta dunia yang menampilkan negara di atas dan bawah PDB (PPP) dunia per kapita, saat ini $10.700. Sumber: IMF (International Monetary Fund).
Biru di atas PDB (PPP) dunia per kapita
Jingga di bawah PDB (PPP) dunia per kapita

"Utara" meliputi negara-negara Barat dan Dunia Pertama dan sebagian besar Dunia Kedua. Meski Utara tergolong kawasan yang lebih kaya dan maju dan Selatan tergolong kawasan yang lebih miskin dan terbelakang, ada faktor-faktor lain yang membedakan dua kawasan tersebut. 95% penduduk Utara memiliki pangan dan tempat tinggal yang layak.[1] 95% negara Utara juga memiliki sistem pendidikan yang berfungsi dengan baik. Sebaliknya, hanya 5% penduduk Selatan yang memiliki pangan dan tempat tinggal yang layak. Selatan "tidak memiliki teknologi yang diperlukan, tak ada kestabilan politik, ekonominya berantakan, dan pendapatan valuta asingnya bergantung pada ekspor produk primer”.[1]

Dalam ekonomi, Utara—yang dihuni oleh seperempat penduduk dunia—menguasai empat per lima pendapatan dunia. 90% industri manufaktur dimiliki oleh dan terletak di Utara.[1] Sebaliknya, Selatan—yang dihuni tiga per empat penduduk dunia—menguasai seperlima pendapatan dunia. Kawasan Selatan menjadi sumber bahan mentah ketika Utara "membangun pemerintahan kolonial di sebagian besar kawasan Selatan untuk menguasai pusat-pusat sumber dayanya” antara tahun 1850 dan 1914.[2] Ketika ekonomi sebuah negara semakin maju, negara tersebut langsung tergolong "Utara" meski letak geografisnya bukan di utara, sedangkan negara yang belum layak nenyandang status "maju' langsung tergolong "Selatan"".[3]

  • Global South Development Magazine
  • Kerja sama Selatan–Selatan
  • Dunia Ketiga
  • Gerakan Non-blok
  • Geopolitik
  • Kesenjangan Utara–Selatan di Belgia
  • Kesenjangan Utara–Selatan di Cina
  • Kesenjangan Utara–Selatan di Italia
  • Kesenjangan Utara–Selatan di Korea
  • Garis Mason–Dixon (Amerika Serikat)
  • Kesenjangan Utara–Selatan di Britania Raya
  • BRICS
  • CIVETS
  • Miliar emas
  • MINT
  • Pembagian statistik Perserikatan Bangsa-Bangsa
  • VISTA

  1. ^ a b c Mimiko, Oluwafemi (2012). Globalization: The Politics of Global Economic Relations and International Business. Durham, N.C.: Carolina Academic. hlm. 47. 
  2. ^ Steger, Manfred (2009). Globalization: A Very Short Introduction. Oxford: Oxford UP. hlm. 31. 
  3. ^ Therien, Jean-Philippe. (1999) Beyond the north–south divide: the two tales of world poverty. Third World Quarterly. Vol 20. No. 4. pp. 723-742

  • Global South Development Magazine, a free magazine on global south and international development issues
  • Share The World's Resources: The Brandt Commission Report Diarsipkan 2007-05-15 di Wayback Machine., a 1980 report by a commission led by Willy Brandt that popularized the terminology
  • Brandt 21 Forum, a recreation of the original commission with an updated report (information on original commission at site)

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kesenjangan_Utara–Selatan&oldid=19543142"

Istilah Utara dan Selatan sebenarnya lebih bermakna ekonomis daripada geografis. Utara diidentifikasikan sebagai kelompok negara-negara maju, sedangkan Selatan cenderung dialamatkan kepada negara-negara berkembang atau negara Dunia Ketiga. Negara-negara Utara mencakup negara-negara maju yang terletak di Eropa Barat, Amerika, dan Kanada. Negara-negara Selatan mencangkup negara-negara yang terletak di kawasan Asia, Afrika, dan Amerika Latin.

Beberapa Perbedaan

Secara ekonomis negara-negara maju memiliki ekonomi yang kuat, sedangkan negara-negara berkembang relatif memiliki ekonomi yang lemah. Dari segi kekayaan alam, negara-negara maju tidak memiliki sumber alam yang cukup. Meskipun demikian, kekurangan tersebut dapat diatasi dengan penguasaan teknologi.

Perbedaan kondisi sosial, ekonomi, budaya antara pihak Utara-Selatan menggiring mereka kepada keadaan saling ketergantungan (interdependensi). Di satu sisi, negara-negara Utara memiliki keunggulan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, namun kurang didukung oleh sumber kekayaan alam yang melimpah. Sebaliknya, negara-negara Selatan memiliki sumber kekayaan yang relatif melimpah, namun tanpa didukung oleh penguasaan teknologi. Dengan kondisi ini, kedua pihak menganggap penting adanya kerja sama Utara-Selatan.

Bentuk Hubungan Utara-Selatan

Pokok persoalan dalam kerja sama Utara-Selatan adalah upaya perubahan dalam tata hubungan dunia baru yang lebih adil. Hubungan tersebut harus berubah dari bentuk pemerasan oleh Utara ke bentuk pembagian keuntungan bersama. Dengan kata lain, hubungan tersebut harus berubah dari bentuk subordinasi ke bentuk kemitraan.

Namun pada kenyataannya, bentuk hubungan Utara-Selatan masih cenderung berpola dominasi-subordinasi. Bentuk kerja sama itu hanya menciptakan kemakmuran bagi negara-negara Utara. Negara-negara Selatan mengalami berbagai kekurangan. Misalnya penurunan nilai tukar bagi barang-barang yang dihasilkannya, perusakan lingkungan, dan ketergantungan yang semakin tinggi terhadap Negara-negara di Utara.

Negara-negara Utara cenderung memaksakan model pembangunan mereka terhadap negara-negara Selatan. Pemaksaan ini dapat mereka lakukan melalui perundingan-perundingan dalam lembaga keuangan internasional Bank Dunia dan IMF (Internasional Monetary Fund), yang semula di rencanakan sebagai lembaga keuangan untuk menolong semua negara di dunia dalam pembangunan, ternyata dipakai sebagai alat oleh negara-negara Utara untuk memaksakan model pembangunan yang menguntungkan negara-negara yang lebih kuat. Bank Dunia dan IMF mengeluarkan Program Penyelesaian Struktur atau SAP (Structural Adjustment Program) yang intinya memaksa negara-negara yang mendapatkan bantuan utang untuk lebih membuka pasar dalam negeri mereka, menekankan kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang-barang yang bisa diekspor dan mengurangi subsidi pemerintah terhadap sektor publik. Di Afrika dan Amerika Latin, program ini menciptakan kemiskinan di kalangan rakyat jelata.

Sehubungan dengan berbagai keadaan yang dialami oleh negara-negara Selatan itu, ada baiknya diadakan pembenahan di kalangan Selatan sendiri. Negara-negara Selatan harus meningkatkan kekuatan politik dan ekonomi mereka. Selatan harus membangun berbagai jalinan dan bangun kekuatan kolektifnya melalui kegiatan positif di dalam dirinya dan tidak membuat posisi berhadap-hadapan dengan pihak Utara.

Di pihak lain, Utara harus membiarkan negara-negara Selatan bebas melaksanakan berbagai strategi pembangunan alternatif mereka, tanpa melakukan diskriminasi atau sabotase terhadap negara-negara tersebut. Negara-negara di Utara harus melaksanakan kebijakan ekonomi dan kebijakan luar negeri yang didasarkan atas kepentingan jangka panjang yang sehat yang akan menjaga kelestarian umat manusia dan bumi. Dalam jangka panjang, pendekatan semacam itu akan sejajar dengan kepentingan penduduk Utara itu sendiri.

Posisi GNB dalam Kerangka Kerja Sama Utara-Selatan

Negara-negara Selatan dengan kecenderungan untuk memperoleh posisi tawar-menawar yang seimbang dengan negara-negara Utara, terkonsentrasi dalam organisasi seperti Kelompok 77 dan Gerakan Non-Blok (GNB). Dalam wadah-wadah itulah, negara-negara Selatan menyalurkan aspirasi mereka.

Dalam KTT GNB XI di Jakarta tahun 1992, salah satu keputusan penting yang diambil adalah perlunya suatu North-Soth Dialogue (dialog Utara-Selatan). Dialog ini difokuskan pada masalah-masalah perdagangan barang komoditas internasional. Negara-negara Selatan menginginkan komposisi harga yang adil dari penjualan komoditas tersebut dalam kerangka New Partnership for Development (kemitraan bagi perkembangan). Dalam dialog Utara-Selatan Juga dibicarakan masalah bantuan keuangan bagi negara-negara berkembang dan pengurangan beban utang luar negeri. Bidang pertanian dan industri juga menjadi pokok masalah yang diupayakan untuk dibicarakan.

Posisi GNB dalam kerangka kerja sama Utara-Selatan menjadi semakin memiliki arti sejak berakhirnya Perang Dingin. Sebagai suatu political movement, GNB menjadi semakin penting eksistensinya dalam memperjuangkan apa yang disebut dengan “tata ekonomi dunia yang lebih adil”. Fokus

gerakannya adalah mengajak negara-negara maju untuk memberikan perhatian yang lebih luas dan bersikap lebih adil terhadap proses pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang.

Apa saja bagian dari proposal penelitian? Apa saja cara berbeda untuk mengucapkan selamat pagi? Apa saja contoh persuasi?

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA