Menjauhi daerah yang sedang terjadi kebakaran hutan dan menggunakan masker

Admin bpbd | 12 November 2014 | 67357 kali

Bencana alam sering menimbulkan korban, maka dari itu diperlukan langkah – langkah penyelamatan pada saat bencana, seperti :

  1. Tindakan penyelamatan yang harus diambil

Jika bencana alam sudah terjadi , langkah pertama yang harus diambil adalah penyelamatan diri . Beberapa langkah penyelamatan pada saat bencana , antara lain sebagai berikut:

a. Penyelamatan saat terjadi gempa bumi

  • Bersikap tenang dan jangan panik agar dapat melakukan tindakan penyelamatan diri dan keluarga dengan baik
  • Segera keluar rumah jika berada di dalam rumah. Carilah tempat yang agak lapang agar tidak tertimpa pohon atau bangunan yang mungkin runtuh.
  • Saat berada di dalam gedung bertingkat atau bangunan yang tinggi , kemungkinan untuk keluar sangat sulit dan membutuhkan waktu yang lama, tindakan yang harus diambil adalah berlindung di bawah meja atau tempat yang dapat menahan diri dari reruntuhan atau jatuhnya benda – benda.
  • Saat berada di jalan raya, kurangilah kecepatan kendaraan atau berhentilah di pinggir jalan , namun usahakan tempat pemberhentian jauh dari pohon, papan reklame, atau bangunan yang ada di sekitar jalan.
  • Saat berada di pusat keramaian, hindarkan diri dari berdesak-desakan untuk keluar pintu. Lebih baik cari tempat berlindung yang aman dari reruntuhan atau jatuhnya benda – benda.

b. Cara menghadapi tsunami

  • Apabila terjadi gempa, kemudian air laut surut secara tiba – tiba, segeralah lari menjauh dari pantai dan cari tempat yang lebih tinggi karena kemungkinkan tsunami akan terjadi
  • Jika gempa terjadi pada malam hari dengan kekuatan yang besar dan kemungkinan aliran listrik dan saluran telekomunikasi akan terputus. Jika hal itu terjadi dalam keadaan darurat segeralah mencari bangunan bertingkat dan naik keatas
  • Pemerintah memasang alat pemantau dini tsunami di pantai. Jika terjadi gempa dan disertai dengan tsunami, atat itu akan membunyikan suara sirine. Saat terdengar suara sirine segeralah menjauh dari pantai dn mencari tempat yang tinggi

c. Saat terjadi banjir

  • Saat banjir dudah memasuki rumah, lebih baik mengungsi ke tempat yang lebih aman.
  • Perhatikan kebersihan tempat, makanan, dan minuman. Saat terjadi banjir mudah sekali kuman penyakit tersebar dan berjangkit.
  • Waspada terhadap lingkungan sekitar agar terhindar dari hal – hal yang tidak diinginkan. Misal tersengat listrik.

d. Penanggulangan Akibat Kebakaran Hutan

  • Usahakan tidak terlalu banyak keluar rumah untuk menghindari asap.
  • Jika keluar rumah, gunakanlah masker untuk mengurangi pengaruh buruk asap terhadap pernapasan kita

    2. Evakuasi Korban Luka – Luka ke Rumah Sakit

Bencana alam terjadi secara tiba – tiba terkadang menimbulkan korban luka – luka maupun meninggal dunia. Korban yang mengalami luka – luka harus segera dievakuasi ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan kesehatan. Bagi korban yang selamat dievakuasi ke tempat yang aman, sedangkan korban yang meninggal dunia, dievakuasi, dan dimakamkan. Evakuasi dilakukan oleh masyarakat sekitar yang tidak terkena bencana, sukarelawan, tim SAR atau dari TNI

      3. Pemberian Bantuan yang Dibutuhkan Korban

Korban bencana sangat membutuhkan bantuan. Bantuan yang sangat dibutuhkan, antara lain berupa makanan, minuman, pakaian, selimut, tenda – tenda, atau alat – alat sekolah. Bantuan tersebut bisa berasal dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat sekitar, masyarakat yang berasala dari daerah lain, lembaga swadaya masyarakat, lembaga sosial atau dari negara lain. Bantuan dapat berupa barang – barang maupun bantuan  kejiwaan atau mental untuk dapat menghadapi bencana tersebut dengan sabar dan tegar agar dapat kembali menata hidupnya. Bantuan tersebut dapat dilakukan melalui beberapa cara, misalnya

     a. Secara langsung diberikan kepada korban

     b. Melalui lembaga sosial

     c. Melalui lembaga – lembaga lain yang membuka posko bantuan, misal stasiun televisi

     4. Pemberian Bantuan Pemulihan Kondisi Pascabencana

Bencana alam membuat kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat menjadi kacau. Apalagi jika rumah penduduk maupun bangunan – bangunan lainnya mengalami kerusakan yang cukup parah, pasar, kantor, atau sekolah – sekolah yang mengalami kerusakan dapat menganggu aktivitas ekonomi dan kegiatan belajar – mengajar. Agar kondisi kembali pulih, pemerintah dan masyarakat bersama – sama berusaha untuk memberi bantuan yang diperlukan untuk pemulihan tersebut.

( sumber : //sayatamma01.wordpress.com/2012/12/17/langkah-penyelamatan-jika-terjadi-bencana-alam/ )

Jakarta, 15 Oktober 2015

Komponen asap kebakaran hutan terdiri atas gas, partikulat dan uap. Masing-masing dari komponen asap tersebut memiliki dampak terhadap kesehatan. Sampai saat ini tidak ada satupun jenis masker/ respirator yang dapat memproteksi terhadap semua komponen gas dari asap kebakaran hutan.

Masker ataupun respirator didesain untuk mengurangi pajanan partikulet (PM). Berdasarkan penelitian/ literatur, masker bedah didesain untuk memfilter partikel yang besar tetapi tidak untuk partikel yang kecil, penetrasinya sekitar 60-70% partikel masih dapat masuk ke saluran napas.

Sehubungan dengan penggunaan respirator, terdapat banyak jenis respirator yaitu air purifying device dan air supplying device. Air purifying device memiliki beberapa jenis seperti N100, N95, R100, P100 dan lainnya yang didasarkan pada kemampuannya memfiltrasi partikel.

Jenis masker N95 merupakan masker yang cukup baik karena dapat menghalangi 95% partikel yang masuk (terutama PM 10) jika digunakan dengan teknik dan cara yang tepat (dibutuhkan individuality fit test). Berdasarkan beberapa penelitian, penggunaan masker N95 dan masker bedah tidak berbeda dari segi kejadian ISPA akibat pajanan asap kebakaran hutan. Hal ini berhubungan dengan teknik penggunaan masker N95 yang tidak tepat. Sehingga manfaatnya hampir sama dengan penggunaan masker bedah biasa. Jika digunakan dengan teknik dan cara yang benar, masker N95 dapat mengurangi gejala pernapasan yang timbul akibat pajanan asap kebakaran. Penggunaan masker N95 mempunyai keterbatasan berupa ketidaknyamanan penggunanya dan penggunaannya terbatas, yaitu maksimal hanya 8 jam (disposable). Berdasarkan literatur, penggunaan masker N95 direkomendasikan pada kondisi berikut ini, yaitu pada seseorang yang harus berada diluar ruangan saat kondisi asap cukup pekat (dilihat dari kualitas udara PM 10 atau ISPU), dan syaratnya harus dengan “individual fit test” agar kemampuan proteksinya terjamin dengan baik. Selain itu, penggunaan masker N95 tidak direkomendasikan pada anak-anak, Ibu hamil, Orang tua (lansia), Pasien dengan penyakit kardiovaskuler, penyakit paru kronik serta untuk penggunaan di dalam rumah.

Sampai saat ini, penelitian tentang penggunaan berbagai jenis masker pada kondisi kebakaran hutan masih terus berjalan.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 500-567; SMS 081281562620; faksimili: (021) 52921669, dan alamat email

Tags: kabut asapkemenkesmasker

Kebakaran merupakan bencana yang lebih banyak disebabkan oleh kelalaian manusia (human error). Kebakaran terjadi dengan cepat, dalam tiga puluh detik percikan api kecil dapat berubah menjadi tidak terkendali. Selain resiko terbakar, menghirup asap dalam jumlah besarpun dapat menyebabkan resiko yang fatal bagi manusia.

Kebakaran dibagi menjadi tiga kelas, yaitu kelasA, kelas B dan kelas CA. Disebabkan oleh benda-benda padat, misalnya : kertas, kayu, plastik, karet, busa dan lain-lainnya. Media pemadaman : air, pasir, karung goni yang dibasahi, dan alat pemadam kebakaran (APAR) atau racun tepung kimia keringB. Disebabkan oleh cairan yang mudah terbakar, misalnya bensin, solar, minyak tanah, spiritus, alkohol dan lain-lainnya. Media pemadaman : pasir dan alat pemadam kebakaran (APAR)atau racun api tepung kimia kering. Dilarang memakai air untuk jenis ini karena berat jenis air lebih tinggidari berat jenis bahan-bahan diatas.

C. Disebabkan oleh listrik. Media pemadaman : alat pemadam kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering.

Sebagai langkah persiapan, yang harus dilakukan adalah :• Membuat rencana penyelamatan dan komunikasi bagi keluarga untuk menghadapi resiko terjadinya kebakaran• Buatlah skema jalur evakuasi di rumah, sekolah, kantor, atau bangunan lainnya apabila kebakaran terjadi tiba-tiba• Hindarkan peralatan dan bahan yang mudah terbakar dari jangkauan anak-anak• Periksa kondisi tungku masak (kompor minyak atau kompor gas, selang, tabung, dll). Segera ganti apabila ada komponen yang rapuh atau bocor.• PERHATIKAN INSTALANSI LISTRIK. Periksa secara berkala instalasi listrikdi rumah Anda. Apabila terdapat kabel, sambungan atau stop kontak yang rusak, segera perbaiki atau ganti.• Simpanlah barang-barang yang mudah terbakar secara hati-hati• Pada saat lampu padam, jangan letakkan lilin dekat bahan yang mudah terbakar (kasur, kain, kayu)

• Hindari penggunaan peralatan listrik melebihi beban kapaitas meter listrik. Pemasangan instalasi listrik dengan terlalu banyak sambungan (memakai isolasi) akan mudah memuai dan merupakan penyebab utama kebakaran kelas C

Apabila kebakaran terjadi, hal-hal yang harus dilakukan adalah :• Apabila Anda mendengarkan alarm kebakaran, segera keluar dari bangunan melalui jalur evakuasi yang aman• Apabila pakaian Anda terbakar, segera berhenti dan berguling-gulinglah hingga padam. Lindungi muka dengan tangan.• Dahulukan keselamatan jiwa Anda sebelum menolong orang lain yang terjebak dalam kebakaran

• Segera telepon pemadam kebakaran dan bantu padamkan api dengan cara yang aman


Hal hal yang harus Anda lakukan setelah kebakaran berakhir adalah• Setelah api seluruhnya padam, jangan langsung masuk ke dalam bangunan. Waspada terhadap kerusakan bangunan akibat kebakaran, cek kekuatan bangunan.• Inventaris barang-barang dan dokumen penting dalam rumah anda sebelum memilah mana yangakan dibuang.

• Bersihkan sisa abu dan runtuhan dengan menggunakan masker dan sarung tangan untuk menghindari hirupan debu..

Adapun kebakaran hutan di Indonesia merupakan kedua yang tersebar di Asia Tenggara. Kawasan hutan hujan tropis memiliki titik-titik panas yang berpotensi memicu kebakaran hutan secara luas. selain faktor cuaca, kebakaran hutan juga disebabkan oleh pembakaran hutan oleh peladang.

BANTU KAMPANYE PENYELAMATAN HUTAN INDONESIA agar hutan kita tetap lestari.

Penyebab terjadinya kebakaran hutan :• Membersihkan lahan hutan dengan membakar (slash and burn)

• Membiarkan api yang tidak terawasi, seperti misalnya puntung rokok yang dibuang sembarangan atau api unggun yang ditinggalkan saat masih menyala.

Jika terjadi kebakaran hutan, segeralah :• Menghubungi pemadam kebakaran• Memperingatkan kepada warga yang lain untuk menyelamatkan diri

• Membantu usaha memadamkan api dengan peralatan yang ada

Resiko korban dan kerugian akibat kebakaran dapat diperkecil dengan ;• Membersihkan lahan untuk ladang tanpa menggunakan api• Jika terpaksa menggunakan api untuk membersihkan lahan, harusdikendalikan dan diawasi

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA