Mengapa garam dapur merupakan bahan pemberi cita rasa dan pengawet pada makanan

Full PDF PackageDownload Full PDF Package

This Paper

A short summary of this paper

31 Full PDFs related to this paper

Download

PDF Pack

Pengawet makanan sebenarnya digolongkan menjadi dua jenis, yaitu : pengawet alami yang diperoleh dari bahan makanan segar seperti bawang putih, gula, garam, dan asam serta pengawet sintetis yang merupakan hasil sintesis secara kimia.

Selain bahan pengawet di atas, masih ada jenis pengawet alternatif yang diperoleh dari bahan pangan seperti bawang putih, gula pasir, asam jawa, dan kluwak. Bahan-bahan ini dapat mencegah perkembangbiakan mikroorganisme pembusuk.

Garam dapur adalah senyawa kimia Natrium chlorida (NaCl). Garam dapur merupakan bumbu utama setiap masakan yang berfungsi memberikan rasa asin. Selain meningkatkan cita rasa, garam juga berfungsi sebagai pengawet. Sifat garam dapur adalah higroskopis atau menyerap air. Karena itu, garam menyebabkan sel-sel mikroorganisme mati karena dehidrasi. Garam dapur juga menghambat dan menghentikan reaksi autolisis yang dapat mematikan bakteri di dalam bahan pangan.

Gula pasir adalah butiran menyerupai kristal hasil pemanasan dan pengeringan sari tebu atau bit. Ibu tentu tahu bentuk gula pasir, yaitu butiran berwarna putih yang tersusun atas 99.9 persen sakarosa murni. Selain dalam bentuk butiran, gula pasir juga dijual dalam bentuk tepung atau disebut gula halus. Fungsi gula pasir biasanya untuk memberikan rasa manis. Selain memberikan rasa, gula pasir bisa menjadi bahan pengawet. Sama halnya dengan garam, sifat gula pasir adalah higroskopis atau menyerap air sehingga sel-sel bakteri akan dehidrasi dan akhirnya mati.Penggunaan gula sebagai pengawet disebut penggulaan. Penggunaanya bisa ditaburkan atau dicampur dan dilarutkan dengan bahan makanan atau minuman yang akan diawetkan. Contoh produk yang diawetkan dengan penggulaan adalah manisan, selai, dan dodol.

Cuka adalah produk hasil fermentasi dari bakteri acetobacter. Banyak jenis cuka di pasaran, seperti cuka apel, cuka hitam, cuka aren, dan cuka limau. Beragam cuka ini diperoleh dari bahan fermentasi yang berbeda. Adalagi satu jenis cuka yang sering digunakan untuk memasak yang disebut cuka masak. Cuka jenis ini adalah cuka sintetis/kimiawi dengan rasa asam yang kuat. Biasanya cuka mengandung asam asetat 98 persen.Selain memberikan rasa asam pada masakan, cuka bisa digunakan sebagai bahan pengawet. Produk yang diawetkan dengan cuka adalah acar, kimchi, jeli dan minuman. Penggunaanya disesuaikan dengan jenis produk yang diawetkan. Selain meningkatkan daya simpan, cuka dapat mempertahankan warna atau mencegah pencokelatan pada buah dan sayuran. Dengan penambahan cuka, warna sayuran dan buah akan tahan lama.

Bawang putih (Allium sativum) merupakan bumbu dapur yang populer. Aroma dan rasanya yang khas, dapat memberikan citarasa lezat dan harum pada masakan. Selain sebagai bumbu dapur, bawang putih ternyata sangat efektif sebagai pengawet. Sebab, bawang putih dapat menghambat pertumbuhan khamir dan bakteri. Menurut Richard S. Rivlin di Journal of Nutrition, kandungan allicin dalam bawang putih sangat efektif mematikan bakteri gram positif dan gram negatif. Bawang putih juga bersifat antimikroba E.coli, Shigella sonnei, Staphylococcus sureus dan Aerobacter aerogenes. Manfaat lainya adalah mengurangi jumlah bakteri aerob dan kaliform sehingga bahan makanan yang ditambahkan bawang putih lebih awet. Penggunaannya mudah. Tambahkan bawang putih ke dalam potongan daging atau ikan dan simpan di dalam freezer. Dengan cara ini daging atau ikan bisa bertahan 20 hari.

Selain sebagai bumbu dan pemberi warna, kluwak (Pangium edule Reinw.) bisa digunakan sebagai pengawet. Kluwak biasanya digunakan sebagai pengawet ikan segar. Dengan kluwak, ikan segar bisa bertahan hingga enam hari. Cara penggunaanya cukup mudah. Buah kluwak dicincang halus, dikeringkan kemudian dimasukkan ke dalam perut ikan yang telah dibersihkan. Pengawetan dengan kluwak seringkali dikombinasikan dengan penggaraman dan pendinginan.

Daun yang satu ini ternyata juga berfungsi efektif sebagai pengawet alami makanan. Sebab, daun gambir Uncariae Romulus et Uncus memiliki kandungan zat katekin. Katekin mampu menjaga makanan dari pengaruh mikroorganisme perusak dan penyebab basi.Daun gambir bisa digunakan pada telur asin. Caranya, telur yang akan dibuat telur asin direndam di air sisa penirisan setelah pembuatan gambir.

Selain menggunakan bahan pangan alami, pengawetan makanan bisa dilakukan dengan metode pengeringan. Pengeringan adalah cara pengawetan bahan makanan paling praktis, aman, murah dan sehat. Hampir semua bahan pangan baik sayuran, buah, kacang-kacangan hingga daging dapat diawetkan dengan metode pengeringan. Tujuannya adalah mengurangi sebagian air dalam bahan pangan hingga 10-15 persen sehingga mikroorganisme pembusuk tidak dapat hidup. Metodenya bisa dengan cara pengeringan menggunakan sinar matahari maupun panas oven. Bahan pangan yang dikeringkan seperti ubi, sayuran dan buah diiris tipis-tipis kemudian dijemur atau dioven dalam suhu rendah (di bawah 40 derajat Celsius) hingga kering. Selanjutnya bahan pangan tinggal disimpan di tempat yang sejuk, kering dan tertutup rapat. Bahan pangan yang dikeringkan biasanya bertahan hingga 1 bulan.

Metode pengawetan makanan baik yang alami atau yang buatan akan mempengaruhi kualitas gizi yang terkandung, terutama vitamin dan mineral - zat gizi yang mudah rusak jika diawetkan dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu, mengkonsumsi bahan pangan segar adalah cara terbaik untuk mendapatkan asupan nutrisi optimal.

Ditulis Oleh : Surya Nengsih, SP Penyuluh Pertanian Provinsi Sulawesi Selatan

Sumber : //www.sahabatnestle.co.id/content/view/mengawetkan-makanan-secara-alami-dan-sehat.html

Avisena Ashari Kamis, 24 Oktober 2019 | 15:00 WIB

Ilustrasi garam (MaxPixel's contributors)

Bobo.id – Saat membantu orang tua memasak di rumah, kita menambahkan garam sebagai penyedap makanan, teman-teman.

Tapi rupanya garam bukan hanya bisa digunakan untuk membuat masakan terasa lebih nikmat, lo, tapi juga bisa membantu mengawetkan makanan.

Bagaimana cara garam mencegah makanan menjadi basi, ya?

Kegunaan Garam

Garam sudah digunakan selama berabad-abad lamanya, teman-teman.

Meski sekarang mudah ditemukan, dulu garam merupakan barang yang langka dan digunakan sebagai alat pembayaran, lo.

Garam dipakai dalam saus salad bangsa Romawi dan dipakai untuk mengawetkan ikan di zaman Mesir Kuno.

Yap, garam memang bisa dikenal mencegah bakteri tinggal di dalam makanan, teman-teman. Karenanya, garam sering dijadikan bahan pengawet.

Garam bisa digunakan sebagai pengawet melalui dua cara, yaitu melumuri makanan dengan butiran garam atau memasukkan makanan dalam air garam.

Baca Juga: Di Filipina, Telur Asin Berwarna Merah, lo! Kenapa Begitu, ya?

Page 2

Page 3

MaxPixel's contributors

Ilustrasi garam

Bobo.id – Saat membantu orang tua memasak di rumah, kita menambahkan garam sebagai penyedap makanan, teman-teman.

Tapi rupanya garam bukan hanya bisa digunakan untuk membuat masakan terasa lebih nikmat, lo, tapi juga bisa membantu mengawetkan makanan.

Bagaimana cara garam mencegah makanan menjadi basi, ya?

Kegunaan Garam

Garam sudah digunakan selama berabad-abad lamanya, teman-teman.

Meski sekarang mudah ditemukan, dulu garam merupakan barang yang langka dan digunakan sebagai alat pembayaran, lo.

Garam dipakai dalam saus salad bangsa Romawi dan dipakai untuk mengawetkan ikan di zaman Mesir Kuno.

Yap, garam memang bisa dikenal mencegah bakteri tinggal di dalam makanan, teman-teman. Karenanya, garam sering dijadikan bahan pengawet.

Garam bisa digunakan sebagai pengawet melalui dua cara, yaitu melumuri makanan dengan butiran garam atau memasukkan makanan dalam air garam.

Baca Juga: Di Filipina, Telur Asin Berwarna Merah, lo! Kenapa Begitu, ya?

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA