Mengapa aung san suu kyi disebut tahanan rumah

Pemimpin oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi, berbicara dalam kampanye partai National League for Democracy (NLD) di Yangon, Myanmar, 1 November 2015. Pemilihan umum Myanmar akan digelar pada 8 November mendatang. AP/Khin Maung Win

TEMPO.CO, Jakarta - Niat awal Aung San Suu Kyi, 75 tahun, pulang ke kampung halamannya pada 1988 adalah untuk merawat ibunya yang sedang sakit kritis. Namun siapa sangka, kepulangan itu mengubah jalan hidupnya.

Suu Kyi yang seorang anak politikus di Myanmar menghabiskan masa mudanya dengan kuliah di Universitas Oxford, Inggris. Di sana pula dia ketemu jodoh, Michael Aris.

Keduanya lalu dikaruniai dua anak laki-laki. Selama merawat ibunya, suami dan dua anak laki-laki Suu Kyi berada di Inggris.

Baca juga: Pengacara Pastikan Aung San Suu Kyi Masih Ditahan Polisi Myanmar

Hidup Suu Kyi berubah saat meletup pembantaian massal yang dipicu unjuk rasa melawan kebrutalan dan sikap militer Myanmar yang tak responsif di bawah kepemimpinan U Ne Win. Ketidak-adilan ini mendorong Suu Kyi untuk menyuarakan pandangannya yang mencecar U Ne Win

Grafis perjalanan politik Aung San Suu Kyi. Sumber: www.britannica.com/tempo/berbagai sumber

Seperti sudah bisa diduga, sikap frontal Suu Kyi itu membuatnya dijatuhi hukuman. Pada 1989, Suu Kyi secara resmi dikenai hukuman sebagai tahanan rumah, tanpa boleh berkomunikasi.

Suu Kyi tentu saja memprotes hukuman yang dijatuhkan padanya. Namun yang terjadi dia disorongkan tawaran, dia bisa dibebaskan dari tahanan rumah asalkan dia angkat kaki dari Myanmar selamanya, tanpa boleh kembali lagi ke Myanmar.

Suu Kyi menolak tawaran tersebut. Dia pun menuntut Pemerintah Myanmar agar dikembalikan ke sipil dan tahanan politik dibebaskan. Tuntutan Suu Kyi tidak digubris.

Pada 1990, Liga Nasional Demokrasi, partai yang salah satunya didirikan oleh Suu Kyi memenangkan pemilu parlemen, namun hasilnya dianulir oleh militer Myanmar. Suami Suu Kyi, Aris mendaftarkan perjuangan istrinya menegakkan demokrasi di Myanmar, ke panitia Nobel.

Perjuangan Suu Kyi diakui dunia. Pada 1991, dia memenangkan Nobel perdamaian. Namun kemenangan ini tidak serta-merta membuat nasib Suu Kyi berubah.

Baru pada 1995, dia dibebaskan dari tahanan rumah dengan syarat dan kondisi tertentu. Diantara syarat tersebut, dia tidak boleh keluar dari Yangon, daerah tempat tinggalnya. Dia pun tak bisa menghadiri pemakaman suaminya yang meninggal karena kanker.

Pada September 2000, Suu Kyi kembali menjadi tahanan rumah karena mencoba melanggar larangan keluar dari Kota Yangon. Dua tahun kemudian, dia dibebaskan dari tahanan rumah dan delapan tahun berikutnya, larangan terhadap aktivitas Suu Kyi dilonggarkan oleh pemerintah.

Di sinilah Suu Kyi merasakan kebebasan sepenuhnya setelah bertahun-tahun menjadi tahanan rumah. Dia pun diizinkan ke luar negeri untuk pertama kalinya sejak 1988.

Tanpa membuang tempo, Suu Kyi mengumumkan akan mengikuti pemilu parlemen. Seperti sudah bisa ditebak, dia pun memenangkan pemilu.

Pada 2016, Suu Kyi menduduki beberapa jabatan di pemerintahan, salah satunya sebagai penasehat negara yang pada dasarnya membuatnya secara de facto memimpin negara.

Di tengah puncak kejayaannya, Suu Kyi dikritik oleh pemimpin dunia terkait sikap diamnya terhadap pembantaian etnis minoritas Rohingya di negara bagian Rakhine oleh militer Myanmar. Genosida terhadap etnis Rohingya ini disebut sebagai upaya untuk merebut wilayah yang selama ini ditinggali etnis minoritas tersebut.

Suu Kyi yang bergeming dikritik dan dinilai ironis mengingat dia adalah peraih Nobel perdamaian. Sempat muncul dorongan agar panitia Nobel mencabut penghargaan itu, namun pencabutan tersebut tidak bisa dilakukan.

Di tengah upaya negara-negara di dunia memerangi wabah virus corona atau persisnya pada pekan pertama Februari 2021, Suu Kyi digulingkan lewat kudeta militer

Panglima Militer Myanmar, Min Aung Hlaing melakukan kudeta terhadap Pemerintahan Suu Kyi atas tuduhan telah melakukan penipuan atas hasil pemilu pada 8 November 2020 lalu, yang dimenangkan oleh Partai NLD. Partai tersebut salah satunya didirikan oleh Suu Kyi.

Komisi Pemilihan Umum Myanmar mengabaikan tuduhan mal-praktik dari Aung Hlaing tersebut. Pengacara Suu Kyi menyebut kliennya sampai 8 Februari 2021, masih berada dalam tahanan polisi. Dia bahkan tak diizinkan untuk menemuinya.

Sumber: Sumber: //www.britannica.com/biography/Aung-San-Suu-Kyi/State-counselor

Junta militer Myanmar nyatakan Aung San Suu Kyi bersalah terima suap, hukuman penjara bertambah jadi 11 tahun sejauh ini

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Aung San Suu Kyi belum pernah muncul di depan umum sejak ditahan militer pada 1 Februari 2021.

Pemimpin Myanmar yang digulingkan militer, Aung San Suu Kyi, dinyatakan bersalah dalam kasus korupsi dan divonis lima tahun penjara.

Dalam sidang putusan di ibu kota Nay Pyi Taw pada Rabu (27/04), media dan anggota masyarakat dilarang masuk ke pengadilan. Bahkan pengacara Suu Kyi juga dilarang memberikan keterangan kepada wartawan.

Pengadilan junta militer Myanmar menyatakan Suu Kyi menerima suap US$600.000 (sekitar Rp8,6 miliar) dalam bentuk emas batangan dari mantan ketua menteri Yangon, kota terbesar di Myanmar.

Dakwaan korupsi merupakan salah satu dari serangkaian kasus yang dituduhkan kepada Suu Kyi sejak militer melakukan kudeta pada Februari tahun lalu.

Iklan

Dengan vonis terbaru ini maka total hukuman yang dijatuhkan kepada mantan pemimpin sipil itu mencapai 11 tahun sampai sejauh ini.

Pada Desember lalu, dia dinyatakan bersalah atas kasus menghasut kerusuhan dan melanggar aturan Covid. Suu Kyi divonis hukuman empat tahun penjara oleh pengadilan, Senin pagi. Tapi Kepala junta militer Ming Aung Hlaing kemudian memotong masa tahanannya menjadi dua tahun.

Pada Januari, dia nyatakan bersalah memiliki alat komunikasi walkie-talkie di kediamannya.

Suu Kyi masih menghadapi 10 dakwaan korupsi lainnya dengan hukuman maksimal 15 tahun penjara untuk masing-masing dakwaan. Di samping itu, dia juga menghadapi dakwaan kecurangan pemilu dan pelanggaran undang-undang rahasia negara.

Baca juga:

  • Kudeta Myanmar dan Aung San Suu Kyi: Ikon demokrasi yang reputasinya jatuh akibat krisis Muslim Rohingya
  • 'Lebih dari 40 anak-anak dibunuh' dalam kerusuhan di Myanmar
  • Ketika umat Islam dan Buddha di Myanmar bersatu menentang kudeta militer

Lewati Podcast dan lanjutkan membaca

Podcast

Investigasi: Skandal Adopsi

Investigasi untuk menyibak tabir adopsi ilegal dari Indonesia ke Belanda di masa lalu

Episode

Akhir dari Podcast

Sebelumnya, Suu Kyi membantah semua tuduhan itu. Dakwaan itu secara luas dikecam sebagai tuduhan tidak adil.

Dia ditahan sejak kudeta militer pada 1 Februari 2021 yang menggulingkan pemerintahan sipil.

Sejauh ini masih belum jelas kapan dan apakah Suu Kyi sudah dijebloskan ke penjara. Dia masih ditahan di tempat rahasia.

Mantan Presiden Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) juga telah dihukum dipenjara selama empat tahun dibawah dakwaan yang sama pada Desember lalu.

Kepala HAM PBB, Michelle Bachelet mengutuk apa yang ia sebut "pengadilan palsu" dan mengatakan hal ini hanya akan "memperdalam penolakan terhadap kudeta".

Juru bicara Komisioner Tinggi PBB untuk HAM, Ravina Shamdasani dalam keterangannya mengatakan "sangat menyesalkan atas hukuman penetapan bersalah Aung San Suu Kyi atas pelanggaran itu."

Ia menambahkan, "sidang itu sendiri dibuat-buat oleh pengadilan yang dikendalikan militer, tanpa mempedulikan kewajiban atas sidang yang adil di Myanmar."

Keterangan video,

Hari paling berdarah di Myanmar: Lebih dari 100 orang tewas, termasuk anak-anak

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss menyerukan agar Myanmar membebaskan semua tahan politik dan merelakan kembalinya demokrasi.

"Penahanan sewenang-sewenang terhadap politisi yang terpilih dalam pemilu hanya berisiko menimbulkan kerusuhan lebih lanjut," katanya.

Selaras dengan itu, kelompok HAM Amnesty meminta penahanan "mengada-ada" dengan mengatakan itu "contoh terbaru dari tekad militer untuk menghilangkan semua oposisi dan mencengkram kebebasan di Myanmar".

Suu Kyi 'sedang kesulitan'

Perempuan berusia 76 tahun itu juga dikenakan sejumlah tuduhan, termasuk korupsi dan pelanggaran undang-undang rahasia resmi negara.

Meski demikian, hanya ada sedikit informasi terkait kondisi Suu Kyi di luar kehadirannya pada proses pengadilan yang berjalan singkat pada sidang-sidang sebelumnya.

Sumber gambar, Reuters

Keterangan gambar,

Aung San Suu Kyi menghadapi serangkaian sidang yang digelar oleh pemerintah militer.

Juru bicara Pemerintah Persatuan Nasional -kelompok pro-demokrasi dan penentang kudeta- Dr Sasa sebelumnya mengatakan kepada BBC bahwa Suu Kyi tengah mengalami kesulitan.

"Dia (Suu Kyi) tidak baik-baik saja. Jenderal militer sedang mempersiapkan hukuman penjara selama 104 tahun untuknya. Mereka ingin dia meninggal di penjara," kata Dr Sasa.

Milter Myanmar sebelumnya mengambil alih kekuasaan karena menuding telah terjadi kecurangan dalam pemilihan umum yang dimenangkan oleh NLD.

Suu Kyi termasuk di antara 10.000 orang lebih yang ditahan junta sejak kudeta Februari lalu. Sedikitnya 1.303 orang tewas dalam demonstrasi menentang kudeta militer, menurut Lembaga pemantau Assistance Association for Political Prisoners.

"Hukuman keras yang dijatuhkan kepada Aung San Suu Kyi atas tuduhan-tuduhan palsu itu adalah contoh terbaru dari pihak militer untuk melenyapkan semua oposisi dan mencekik kebebasan di Myanmar," kata wakil direktur regional Lembaga itu, Ming Yu Hah, dalam sebuah pernyataan.

Suu Kyi juga didakwa melanggar undang-undang rahasia negara

Suu Kyi juga didakwa melanggar undang-undang rahasia negara yang dibuat era kolonial, tuduhan paling serius yang diajukan terhadapnya sejauh ini.

Pengacaranya mengatakan kepada Reuters bahwa ia mengetahui dakwaan baru yang ditujukan pada Suu Kyi - dengan ancaman hukuman hingga 14 tahun.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Pengunjuk rasa menggelar "aksi diam" di Yangon setelah seorang bocah tujuh tahun ditembak mati di Mandalay.

Tuduhan tersebut muncul sehari setelah Suu Kyi tampak dalam tautan video di pengadilan sehubungan dengan dakwaan sebelumnya.

Militer menuding pemilihan umum tahun lalu, yang dimenangi oleh Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dipimpin Suu Kyi dengan telak, adalah curang - meskipun tidak ada bukti tentang hal ini.

Myanmar telah diguncang oleh protes berminggu-minggu sejak kudeta, yang disambut dengan tindakan represi militer yang semakin meningkat. Lebih dari 500 orang - termasuk 40 anak - tewas sejauh ini.

Ketua pengacara Suu Kyi, Khin Maung Zaw, mengatakan kepada Reuters bahwa Suu Kyi, bersama dengan sejumlah menteri dalam kabinetnya yang digulingkan dan penasihat ekonomi Australia, Sean Turnell, didakwa melanggar undang-undang rahasia negara.

Sumber gambar, Reuters

Keterangan gambar,

Suu Kyi tidak terlihat di depan umum sejak penangkapannya.

Ia juga didakwa melanggar undang-undang bencana alam, serta memiliki walkie-talkie ilegal.

Suu Kyi muncul di sidang via tautan video pada Kamis (01/04), sehubungan dengan dakwaakn-dakwaan ini.

Salah satu pengacaranya, Min Min Soe, mengatakan ia tampak dalam kondisi sehat.

Apa konteks dari dakwaan ini?

Militer Myanmar merebut kekuasaan di negara ini setelah menggulingkan pemerintahan dan mendeklarasikan kondisi darurat.

Hanya beberapa hari kemudian, gerakan pembangkangan sipil mulai muncul - dengan para pekerja profesional menolak untuk kembali bekerja sebagai aksi protes mereka

Keterangan video,

Kudeta Myanmar: Bagaimana itu terjadi?

Gerakan dengan cepat mulai mendapatkan momentum dan tidak lama kemudian ratusan ribu orang mulai mengambil bagian dalam demonstrasi di jalanan.

Namun, kekerasan antara polisi dan warga sipil semakin meningkat.

Kelompok hak asasi, Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik mengatakan lebih dari 500 orang telah tewas sejak penumpasan militer.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA