Memberikan Bantuan kepada korban bencana alam merupakan penerapan Nilai Pancasila dalam lingkungan

Dhafi Quiz

Find Answers To Your Multiple Choice Questions (MCQ) Easily at cp.dhafi.link. with Accurate Answer. >>


Ini adalah Daftar Pilihan Jawaban yang Tersedia :

  1. Keluarga
  2. Sekolah
  3. Masyarakat
  4. Bangsa dan negara

Jawaban terbaik adalah D. Bangsa dan negara.

Dilansir dari guru Pembuat kuis di seluruh dunia. Jawaban yang benar untuk Pertanyaan ❝Memberi bantuan kepada korban bencana alam merupakan contoh pelaksanaan nilai-nilai pancasila dalam lingkungan ...❞ Adalah D. Bangsa dan negara.
Saya Menyarankan Anda untuk membaca pertanyaan dan jawaban berikutnya, Yaitu Tindakan mematuhi peraturan hukum yang berlaku merupakan tindakan pancasila dalam lingkungan ... dengan jawaban yang sangat akurat.

Klik Untuk Melihat Jawaban

Apa itu cp.dhafi.link??

Kuis Dhafi Merupakan situs pendidikan pembelajaran online untuk memberikan bantuan dan wawasan kepada siswa yang sedang dalam tahap pembelajaran. mereka akan dapat dengan mudah menemukan jawaban atas pertanyaan di sekolah. Kami berusaha untuk menerbitkan kuis Ensiklopedia yang bermanfaat bagi siswa. Semua fasilitas di sini 100% Gratis untuk kamu. Semoga Situs Kami Bisa Bermanfaat Bagi kamu. Terima kasih telah berkunjung.

tirto.id - Pengamalan Pancasila sila ke-2 dalam kehidupan sehari-hari selayaknya diterapkan oleh seluruh rakyat Indonesia di kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila adalah dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia.

Pancasila diperkenalkan pertama kali oleh Ir. Sukarno pada sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tanggal 1 Juni 1945. Di sidang tersebut, nama “Pancasila" diucapkan oleh Sukarno.

“Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal, dan abadi," ucap Sukarno dalam pidatonya, dikutip dari Risalah BPUPKI (1995) terbitan Sekretariat Negara RI.

Kelima sila tersebut lantas dirumuskan menjadi dasar negara Pancasila. Itulah sejarah mengapa tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila oleh Presiden Joko Widodo tahun 2016 dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016.

Baca juga:

  • Sejarah Asal-Usul Lambang Garuda Pancasila dan Arti Simbolnya
  • Sejarah BPUPKI dan Kaitannya dengan Dasar Negara Pancasila
  • Isi Butir-Butir Pengamalan Pancasila Lengkap Sila 1 Sampai 5

Butir-Butir Pengamalan Pancasila Sila ke-2

Sila ke-2 Pancasila berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab". Ini adalah perwujudan nilai kemanusiaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, bahwa manusia merupakan makhluk yang berbudaya, bermoral, dan beragama.

Nilai kemanusiaan tersebut berhasil dirumuskan menjadi 10 butir-butir pengamalan Pancasila sila ke-2. Berikut ini isi selengkapnya:

  1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
  3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
  4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
  5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
  6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
  7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
  8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
  9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
  10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.

Baca juga:

  • Bunyi Isi Pancasila, Makna, Lambang, & Butir Pengamalan Sila 1-5
  • Beda Isi Piagam Jakarta dengan Pancasila dan Sejarah Perubahannya
  • Apa Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945?

Contoh Pengamalan Sila ke-2 dalam Kehidupan Sehari-hari

Sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, manusia harus saling menghargai sesama tanpa memandang perbedaan.

Hal itu merupakan contoh dari butir pertama yaitu “Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa".

Maka, misalnya, di lingkungan sekolah tidak boleh lagi ada kasus perundungan terhadap siswa lain yang memiliki perbedaan. Saling menghormati guru dan teman, juga saling tolong menolong jika yang lain mengalami kesulitan.

Di rumah, pengamalan Pancasila sila ke-2 juga harus diterapkan seperti contohnya menghormati orang tua, menyayangi saudara, dan berbuat baik kepada tetangga. Mau membantu kesulitan mereka, adalah pengamalan butir keenam yakni “Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan".

Tidak mudah main hakim sendiri, tidak merasa paling benar sendiri, serta tidak suka permusuhan dan pertengkaran agar disebut jagoan, juga menjadi perwujudan butir ketujuh yaitu “Berani membela kebenaran dan keadilan".

Selain itu, memberikan empati atau rasa kasih sayang, juga pertolongan kepada orang yang sedang menderita menjadi contoh nyata bagi pengamalan sila ke-2 ini, terutama di masa pandemi COVID-19 atau para korban bencana alam.

Baca juga:

  • Contoh Pengamalan Pancasila Sila ke-4 dalam Kehidupan Sehari-hari
  • Contoh Pengamalan Pancasila Sila ke-1 dalam Kehidupan Sehari-Hari
  • Pancasila Sila ke-3 & Contoh Pengamalan dalam Kehidupan Sehari-Hari

Baca juga artikel terkait PANCASILA atau tulisan menarik lainnya Cicik Novita
(tirto.id - cck/isw)


Penulis: Cicik Novita
Editor: Iswara N Raditya
Kontributor: Cicik Novita

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

CARAPANDANG.COM - Pancasila merupakan  pondasi untuk hidup bangsa dan bernegara. Bagaikan rumah yang tanpa pondasi,niscaya rumah itu tidak akan kokoh dan hancur. Begitu juga Indonesia. Indonesia adalah negara maritim yang memiliki 17.540 pulau. Sebagai negara kepulauan, Indonesia dilalui garis khatuliswa, sehingga Indonesia beriklim tropis dan  mempunyai dua musim, penghujan dan kemarau. Dengan dua musim ini Indonesia mengalami perubahan iklim yang tidak pasti membuat Indonesia mengalami bencana alam seperti banjir,tanah longsor,angin topan,kekeringan dll.  Tak terasa tahun yang terus berganti,yang lalu sudah menjadi kenangan dan yang datang akan menjadi tantangan. Seperti juga beberapa bencana alam yang dialami pada tahun 2021,seperti banjir di Kalimantan,gempa bumi di Sulawesi,angin puting beliung di Wonogiri,dan erupsi gunung-gunung aktif di pulau-pulau Jawa.  Banyaknya bencana alam tersebut menghadirkan duka bagi yang terdampak, namun menjadikan kita semakin meningkatkan ketanggapan dan kepedulian dalam bencana dan membuat kita bersatu untuk saling menolong.  Manusia merupakan mahluk yang saling berinteraksi dengan sesama. Maka dari itu, manusia tidak bisa hidup sendiri. Hadirnya bencana alam yang silih berganti yang melanda negeri kita ini,banyak sekali influencer, artis-artis, dan para relawan membantu korban bencana. Kemauan untuk menolong sesama bukan karena harta yang melimpah, tetapi karena hati nurani. Pada saat kita miskin pun,akan tergerak hatinya untuk bersedekah dan membantu. Orang yang kaya hati mempunyai rasa simpati,empati,dan rasa keikhlasan yang tinggi.

Disebutkan dalam ajaran Islam untuk saling membantu sesama,”Barangsiapa meringankan dari seorang mukmin salah satu kesusahan hidupnya di dunia, niscaya Allah akan meringankan salah satu kesusahan hidupnya pada hari kiamat. Barangsiapa memberi kemudahan kepada orang yang kesulitan, niscaya Allah akan memberi kemudahan baginya di dunia dan akhirat” (HR. Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasai & Ibnu Majah).

Pengamalan Sila ke-3 sangatlah dibutuhkan saat kondisi bangsa seperti saat ini. Sila ke-3 mengandung buah-buah pengalaman yang memuat nilai-nilai dan penjelasan sangat bermakna untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh bangsa indonesia, khususnya dalam kondisi bangsa saat ini.yang sedang dilanda oleh bencana. Sesuai dengan isinya yaitu “Persatuan Indonesia” adalah memberikan rasa penghormatan dan menghormati segala perbedaan,yaitu perbedaan ras,agama,dan budaya. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila ke-3 antara lain kebersamaan,persatuan bangsa,dan rela berkorban demi bangsa dan negara.Kebersamaan,makna yang amat melekat dalam sila ke-3. Perilaku ini bisa mewujudkan rasa menjunjung tinggi sikap kebersamaan,gotong royong,dan saling tolong menolong khususnya dalam menolong korban bencana alam. Persatuan bangsa,makna ini dapat mewujudkan persatuan bangsa Indonesia agar terbebas dari berbagai konflik di masyarakat contohnya seperti bencana alam ini. Dan makna yang terakhir adalah rela berkorban demi bangsa dan negara, sikap ini sangat melekat dengan jiwa patriotisme, pantang menyerah,serta rela berkorban demi bangsa dan negara. Dalam konteks situasi bencana alam ini tentunya kita butuh rasa nasionalisme,kebersamaan,dan gotong royong. Kita saling bahu membahu dalam menghadapi dan mengatasi bencana alam ini dengan memberikan sebagian harta kita serta doa untuk para saudara-saudara kita yang terdampak.

Marilah kita jauhkan ego kita untuk bersimpati dan berempati untuk membantu  saudara-saudara kita yang tertimpa musibah bencana alam. [**]

**Penulis: Dzaki Alfajri
Penulis adalah Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA