Lima mushaf Alquran yang ditulis pada masa Utsman bin Affan di berbagai wilayah yaitu

Tempat Penyimpanan

Tashkent, - Ratusan orang pemberontak mengepung rumah Khalifah Utsman bin Affan di Madinah pada Jumat, 8 Djulhijjah 35 Hijriyah. Namun sang Khalifah seperti tak menghiraukannya. Dengan kusyuk menantu Rasulullah itu menunaikan salat Asar, dan dilanjutkan membaca Alquran surat Al Baqarah. Namun bacaan Utsman terhenti di surat Al Baqarah ayat 137. Beberapa orang pemberontak berhasil masuk ke dalam rumahnya. Satu di antara pemberontak berhasil menyabetkan pedangnya ke tangan Utsman hingga putus. Darah pun berceceran hingga ke lembaran-lembaran Mushaf Alquran yang dibaca sang Khalifah. Mushaf Alquran yang dibaca Utsman saat ini masih tersimpan di kawasan Hast-Imam, Tashkent, Uzbekistan.    

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Jadi percikan darahnya (Utsman) masih ada di situ. Seperti kita ketahui Khalifah Utsman meninggal setelah ditusuk oleh pembunuhnya ketika tengah membaca surat Al Baqarah," kata Mursyid, seorang pemandu yang bersama detikcom mengunjungi tempat disimpannya mushaf tersebut pada Kamis (21/5/2015) lalu.Setelah Utsman wafat, mushaf tersebut sempat berpindah ke beberapa negara. Awalnya mushaf ini dibawa oleh Ali bin Abi Thalib ke Kuffah, yang sekarang dikenal sebagai Irak.Tujuh ratus tahun kemudian, Amir Timur alias Timur Leng yang berhasil menaklukkan Asia Tengah membawa mushaf tersebut ke Samarkand, Uzbekistan. Selama hampir empat abad mushaf ini berada di Samarkand. Ketika Rusia menaklukkan Samarkand pada tahun 1868, mushaf tersebut dikirim ke St Petersburg untuk disimpan di perpustakaan kerajaan.  Setelah pecahnya revolusi Bolshevik, Lenin yang sangat bernafsu menguasai daerah umat Islam mengirimkan mushaf ini ke Ufa atau yang kemudian dikenal sebagai Bashkortostan. Pada tahun 1924 setelah beberapa kali umat muslim di Uzbekistan meminta kepada Lenin, mushaf tersebut dikembalikan ke Tashkent dan disimpan di museum sejarah.

“Pada 1989 Presiden Islam Karimov memindahkan dari museum sejarah ke sini (kawasan Hast-Imam, Tashkent),” kata Mursyid.  (erd/nwk)

Mushaf Al-Quran yang biasa dibaca oleh kaum Muslim saat ini, adalah hasil karya salah seorang khalifah bernama Utsman bin Affan. Sepeninggal Rasullah SAW, Allah menjaga Al-Quran dengan 2 cara, yaitu: tulisan dan hafalan. Dikisahkan, selama 23 tahun lamanya  sejak diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

 Upaya membukukan Al-Quran  terus dilakukan Rasullah  SAW dengan cara membacakan kepada sahabat. Lalu para sahabat tersebut menuliskan pada benda,alat  yang ada saat itu dari pelepah kurma, hingga bebatuan.

Lembaran-lembaran yang dikumpulkan Zaid bin Tsabit tersebut, kemudian disimpan di tangan Abu Bakar hingga wafat. Sesudah itu, lembaran berpindah tangan ke Umar bin Khattab sewaktu masih hidup. Dan selanjutnya pindah lagi ke tangan Hafsah bin Umar bin Khattab.

Pembukuan Al-Qur’an

Pada masa khalifah Utsman bin upaya membukukan Al-Quran terus dilanjutkan. Hal ini terungkap dalam  karya Fariq Gasim Anuz dalam bukunya berjudul,” Kepemimpinan dan Keteladanan Utsman bin Affan” . Buku ini mengisahkan  bagaimana awal mula Utsman dan para sahabatnya membukukan Al-Quran sampai akhirnya berbentuk mushaf Al-Quran.

 Al-Quran ditulis dalam satu mushaf sesuai tulisan aslinya yang terdapat pada Hafsah menjadi usaha pembukuan  di masa Utsman bin Affan. Saat itu,  memberi tanggung jawab penulisan kepada Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair dan Said bin Hisyam.

Utsman bin Affan tidak langsung begitu saja  menyatukan, membukukan Al-Quran menurut Fariq Gasim Anuz dalam bukunya,” Kepemimpinan dan Keteladanan Utsman bin Affan”. Utsman bin Affan melihat kondisi dahulu saat itu, termasuk menerima laporan dari Hudzaifah terkait terjadi perselisihan antara umatnya tentang Al-Quran. 

Islam disaat itu sudah menyebar luas ke seluruh dunia. Namun,  Orang-orang non Arab mulai banyak masuk  Islam. Kesalahan seringkali  terjadi dalam membaca Al-Quran pada orang-orang non Arab, daripada orang Arab. Kesalahan itu terjadi, akibat dari belum ada upaya membukukan Al-Quran.

Baca Juga  Pesantren Pra Sarjana: Alternatif Penguatan Keagamaan

Sebelumnya memang telah dilakukan oleh Rasullah tapi belum berbentuk mushaf. Baru pada masa khalifah Ustman inilah ada upaya menyatukan bacaan Al-Quran dengan membuat mushaf, bertujuan bacaan Al-Quran sama di antara umatnya. Hal ini terjadi   setelah menanggapi laporan Hudzaifah dengan bermusyawarah bersama beberapa orang sahabat di Madinah.

Metode Penulisan Musaf Al-Qur’an Utsman Bin Affan

Upaya membukukan Al-Quran di masa Utsman pertama kalinya, Pertama:  Membentuk satu tim ahli  melaksanakan penulisan Al-Quran. Tim ahli ini menurut mayoritas ulama terdiri dari   4 orang, yaitu: Zaid bin Tsabit dari  Anshar, Abdullah bin Zubair, Said bin Ash, dan Abdurrahman bin Harist.  dari Quraish.

Pasca tim terbentuk Utsman meminta sebuah mushaf Al-Quran yang dibukukan pada Abu Bakar pada Hafshah binti Umar bin Khattab, setelah itu tim menulis ulang berdasar dan sesuai tulisan aslinya

Utsman sendiri yang mengawasi proses pembukuan Al-Quran yang dilakukan oleh tim. Utsman berkata,” Jika kalian beda pendapat dengan Zaid bin Tsabit dalam hal apapun pada Al-Quran, maka tulislah dengan lisan Quraisy, karena  Al-Quran diturunkan dengan lisan Quraish.”

Terjadilah  perbedaan pendapat di antara sahabat-sahabat Nabi yang saat itu  menurut Zuhri pada proses pembukuaan   surat At-Taabuut atau At-Taabuuh. Para penulis Quraish berpendapat At-Taabuut, sedang Zaid memilih At-Taabuut. Mendengar telah terjadi perbedaan, maka Utsman berkata,”Tulislah At-Taabuut, karena Ia turun dengan lisan Quraisy. L

Selesai mushaf Al-Quran dibuat ada yang menyebut mushaf diperbanyak menjadi 5 kemudian,  Utsman mengirimkan salinan  mushaf ke sejumlah wilayah dari Mekah, Kufah dan Syam.1 mushaf dikirim ke Madinah yang dinamakan mushaf Al-Madinah dan 1  salinan mushaf yang dipegang Utsman sendiri yang disebut mushaf Al-Imam.

Salah satu riwayat menyebut, setiap mushaf yang dikirim ke wilayah tertentu disertai seorang pengajar. Dikisahkan, pengajar tersebut mengajarkan kaum Muslim cara membacanya berdasar hadist shahih, dan hadis mutawir. Abdullah bin Sa’id mengajarkan mushaf yang dikirim ke Mekah. Mughirah bin Syiap mengajarkan mushaf ke Syam, Abu Abdurrahman Sulami di Kufah, dan Zaid bin Tsabit di Madinah.

Baca Juga  Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 62 (2): Menjadi Beriman

Mushaf yang berbeda yang tersisa dipisahkan, dan  dihilangkan dengan cara dibakar, atau dicuci dengan air sampai tintanya hilang, supaya tidak ada perbedaan dan Muslimin bersatu dalam satu mushaf.



Al-Qur’an adalah pegangan hidup bagi umat Islam di dunia, dalam menjalankan perintah dan larangan Allah SWT. Sebagai kitab suci, Al Qur’an menjadi teks seperti yang kita baca sekarang ini baru dimulai pada awal abad 9 Masehi atau 200 tahun setelah Al-Qur’an dibukukan yakni pada masa Khalifah Abubakar Ash-Shiddiq dan kemudian disempurnakan pada masa Pemerintahan Utsman ibn Affan.  Penemuan-penemuan Al-Qur’an tertua baik di Jazirah Timur Tengah maupun di Eropa, bukan merupakan Al-Qur’an secara utuh, akan tetapi hanya beberapa lembar manuskrip saja. Berikut ini 5 manuskrip Al-Qur’an tertua di dunia versi Kontan.

Nama : Mushaf Sana'a
Media : Perkamen berkualitas tinggi
Dibuat  : 671 Masehi
Pemilik : Darul Makhtutah (Gedung naskah) Kota Yaman
Keterangan : - Lembar-lembar Al Qur’an tua ini ditemukan pada tahun 1972 dari sebuah loteng di Masjid Besar kota Sana’a saat salah satu dinding masjidnya roboh karena hujan yang amat deras.
    - Mushaf Al Qur’an tersebut ditulis dalam huruf gaya Hijaz yang populer pada abad ke-7 masehi. Berdasarkan penanggalan radioaktif karbon pada tinta yang digunakan dipastikan bahwa Al Qur’an tersebut ditulis sebelum tahun 671 M (40 tahun sejak meninggalnya Nabi Muhammad SAW).
    - Isi dan susunan Al Qur’an tertua dari Sana’a ini bersesuain sekali dengan Mushhaf Utsmani yang menjadi standar hingga sekarang. Hal ini menunjukkan bagaimana proses standarisasi Al Qur’an yang dilakukan oleh Khalifah Utsman bin Affan di masa pemerintahannya sangat berhasil dan dipatuhi hingga ke wilayah Sana’a, di Yaman.
Sumber foto : quora.com
Nama : Mushaf Turki
Media : Kulit hewan
Dibuat  : Tahun 651 Masehi
Pemilik : Museum Topkapi Sarayi, Istambul, Turki
Keterangan : - Mushaf Al Quran ini berukuran 46 x 41 cm dengan ketebalan sekitar 11 cm, terdiri dari 408 lembar dengan setiap halamannya terdiri dari 18 baris. Tempat penyimpanannya ditutup dengan selendang Nabi Muhammad SAW dan setiap bulan Ramadhan dipamerkan kepada pengunjung museum.
    - Penggunaan tinta merah untuk penanda bacaan, bulatan berwarna sebagai awal ayat, dan tanda lain setiap 5,10,100 dan duaratus ayat berikutnya.
    - Berdasarkan penelitian, mushaf Al Qur'an ini diyakini sebagai salah satu mushaf Usman Bin Affan, yang pada tahun 1811 M. dihadiahkan dari gubernur mesir Muhammad Ali Basya kepada Sultan Mahmud 2.
Sumber foto : wadishaeer.com
Nama : Mushaf Tashkent
Media : Kulit rusa
Dibuat  : Tahun 651 Masehi
Pemilik : Kompleks makam di kawasan Hast-Imam, Tashkent, Uzbekistan
Keterangan : - Mushaf Alquran tertua tersimpan di Tashkent, Uzbekistan. Disusun oleh Khalifah Utsman bin Affan pada abad ketujuh. Masih terdapat bekas tetesan darah sang Khalifah ketika ditusuk pedang saat membaca Surat Al Baqarah.
    - Mushaf Alquran tertua itu di kawasan Hast-Imam, Tashkent, Uzbekistan, satu kompleks dengan makam ilmuwan Islam abad 10, Kaffel Sashi. Di kompleks ini pula pusat aktivitas Mufti Uzbekistan atau pimpinan keagamaan tertinggi negara dilakukan.
    - Mushaf yang tersimpan di Tashkent terdiri dari 338 lembar dan merupakan sepertiga dari isi Alquran seluruhnya. UNESCO mengakuinya sebagai peninggalan bersejarah bagi ummat Islam.
Sumber foto : muslim.kz
Nama : MA VI 165 Jerman
Media : Perkamen berkualitas tinggi
Dibuat  : Tahun 649 - 675 Masehi
Pemilik : Universitas Tubingen/Perpustakaan Berlin, Jerman
Keterangan : - Mushaf Al Qur'an dari naskah Kufi yang terkenal ini, dsebut-sebut berasal dari jaman Imam Ali Bin Abu Thalib, sekitar tahun 656 Masehi. 
    - Mushaf Al Qur'an yang memuat surat Al Isra ayat 37 dan surat Yaa Sin ayat 57 ini, dibuat dengan tujuan resmi yang kemungkinan berkaitan erat dengan pekerjaan dalam pemerintaha kekhalifahan Ali.
    - Gagasan naskah ini terkait dengan sosok Ali, karena Sayidina Ali merupakan salah seorang hafiz atau penghapal Al Qur'an dan ia juga melek huruf.
Sumber foto : iqna.ir
Nama : Manuskrip Birmingham
Media : Kulit domba atau kambing
Dibuat  : Tahun 568 - 645 Masehi
Pemilik : Birmingham University
Keterangan : - Penemuan Al Quran yang diberitakan media-media internasionalini menggemparkan dunia, karena dianggap sebagai penemuan penting untuk dunia Islam.
    - Analisa karbon dengan tingkat keakurasian lebih dari 95% ini menyebutkan bahwa manuscript Al Qur'an memuat ayat pada surat ke 18 hingga 20.
    - Teksnya ditulis dalam bahasa Arab Hijaz. Menurut dugaan, Manuskrip ini dimiliki oleh Khalifah pertama  yakni Khalifah Abu Bakar (tahu n632 M). 
Sumber foto : bbc.com
                Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor: Deni RIaddy


Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA