Berapa lama ibu hamil merasakan mual

Setiap kehamilan memengaruhi wanita dengan cara yang berbeda-beda. (Foto: Mickael Tournier/Unsplash.com)

Jakarta: Salah satu gejala yang mungkin dialami pada awal kehamilan yaitu morning sickness. Morning sickness bisa menjadi salah satu pertanda yang baik bahwa Anda memang sedang hamil. 

Dikutip dari Metro.co.uk, biasanya gejala morning sickness akan mulai dialami pada usia kehamilan 6 minggu atau sekitar 2 minggu setelah seorang wanita melewatkan periode menstruasinya. Beberapa wanita juga mengalaminya pada usia kehamilan 2-3 minggu. 

Beberapa tidak akan mengalami mual di pagi hari sampai pada akhir trimester pertama kehamilan mereka sedangkan yang lain tidak akan memiliki gejala sama sekali. Meskipun Anda mengalami morning sickness pada kehamilan pertama, itu tidak menjadi jaminan bahwa pada kehamilan berikutnya Anda akan mengalami gejala yang persis sama seperti pada kehamilan pertama. 

Setiap kehamilan memengaruhi wanita dengan cara yang berbeda-beda, sehingga jika pada kehamilan pertama Anda merasakan mual pada awal-awal kehamilan maka pada kehamilan berikutnya mungkin saja Anda tidak mengalaminya sama sekali. 

(Baca juga: Pentingnya Konsumsi Asam Folat Saat Merencanakan Kehamilan)


(Dikutip dari Metro.co.uk, biasanya gejala morning sickness akan mulai dialami pada usia kehamilan 6 minggu atau sekitar 2 minggu setelah seorang wanita melewatkan periode menstruasinya. Foto: Courtesy of Getty Images) Umumnya, wanita akan merasa kembung pada perutnya, muntah kering atau hanya perasaan mual yang mungkin saja bisa disertai dengan muntah yang sebenarnya. Dr Kaye, seorang ahli kandungan mengatakan bahwa sekitar 50 persen wanita hamil akan mengalami mual saat muntah, sementara 30 persen akan merasa mual tanpa merasa sakit.

Dan tentu saja, beberapa wanita yaitu sekitar 20 persen tidak mengalami morning sickness sama sekali. Salah satu penyebab utama morning sickness adalah lonjakan hormon hCG dan estrogen selama trimester pertama.

"Mereka yang hamil kembar atau lebih akan memiliki tingkat hCG yang lebih tinggi, akan mengalami mual dan muntah yang lebih sering dan lebih berat," sebut laman yang sama. Orang yang menderita penyakit yang berkaitan dengan migrain atau penyakit mabuk perjalanan (motion sickness) juga tampaknya lebih rentan terhadap morning sickness.

Morning sickness biasanya berakhir pada akhir trimester pertama, dengan nafsu makan kembali normal pada usia kehamilan sekitar 12-15 minggu.

Namun, ini bukan aturan umum dan terkadang bisa berlanjut hingga trimester kedua. Beberapa wanita akan mengalaminya selama masa kehamilan dan terkadang mengalaminya secara ekstrem. 

Editor : Yatin Suleha

KOMPAS.com - Mual dan muntah (morning sickness) merupakan hal yang lumrah dialami oleh wanita hamil. Kondisi ini biasanya dialami di trimester pertama dalam kehamilan, dan akan hilang dengan sendirinya saat memasuki trimester kedua dan ketiga. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi mual-muntah pada ibu hamil, agar tidak menimbulkan masalah pada ibu dan janinnya, serta tidak mengganggu aktivitas Anda.

"Mual dan muntah yang berlebihan akan membuat ibu dan janin menjadi kekurangan gizi. Maka mual dan muntah ini harus dikurangi," ujar dr Prima Progestian, SpOG, ahli kandungan dan kebidanan, saat talkshow "Jangan Biarkan Rasa Mual Menghalangi Asupan Nutrisi untuk Kehamilan Sehat", yang diadakan Anmum Materna di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Minggu (2/9/2011) lalu.

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi mual ini adalah:

1. Ubah kebiasaan makan. Pada kondisi hamil awal, biasanya ibu hamil akan sulit makan karena rasa mual. Agar tak kekurangan nutrisi, jangan makan sekaligus dalam porsi yang besar, tapi cobalah untuk makan sedikit-sedikit dalam porsi kecil namun sering. "Sehingga dalam sehari bisa makan 4-5 kali sehari, dalam porsi kecil. Hal ini untuk mencegah perut kosong dan mempertahankan kestabilan kadar gula darah," tukas dokter yang berpraktik di Brawijaya Women and Children Hospital, Jakarta Selatan, ini.

2. Konsumsi gizi seimbang. Ketika hamil, makanlah banyak makanan yang tinggi karbohidrat, dan tinggi protein. Jangan lupa untuk mengonsumsi buah-buahan dan sayur sebagai pelengkap gizi seimbang.

3. Bergerak perlahan. Biasakan untuk bergerak perlahan, dan hindari bergerak dengan gerakan refleks dan cepat. Saat bangun pagi, jangan terburu-buru untuk bangun dan berdiri. Duduklah sebentar dan bersandar pada tempat tidur. Setelah beberapa saat, baru bergerak perlahan dan berdiri.

4. Siapkan camilan. Bila merasakan mual saat bangun pagi, siapkan camilan seperti biskuit yang menjadi favorit Anda di dekat tempat tidur. Hal ini akan menghindari perut Anda kosong.

5. Hindari makanan tertentu. Ketika hamil, biasanya penciuman akan menjadi lebih sensitif. "Sehingga bila ada bau tertentu akan merangsang rasa mual. Tetapi hal ini berbeda-beda setiap orangnya," tambahnya. Untuk menghindari rasa mual dan muntah, hindari makanan yang berbau tajam, rokok, dan bau yang menyengat lainnya.

6. Minum jahe. Selain berfungsi sebagai penghangat badan, jahe juga berfungsi untuk meredakan rasa mual yang diderita ibu hamil. Jika merasa mual, minum saja rebusan jahe sebanyak 250-300 mg sekali minum.

7. Konsumsi suplemen. Sampai sekarang, banyak suplemen yang dijual untuk mengurangi rasa mual ketika hamil. Namun, untuk mengurangi mual, konsumsilah suplemen yang mengandung vitamin B6.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Mual muntah merupakan gangguan yang umum terjadi semasa kehamilan, dan seringkali dijadikan patokan bahwa janin di dalam perut sedang berkembang. Tidak hanya itu, banyak yang beranggapan pula bahwa mual muntah ini merupakan tanda bahwa janin yang dikandung kuat dan aktif. Atas dasar inilah, banyak ibu hamil yang kemudian merasa khawatir ketika tidak merasakan mual dan muntah selama periode kehamilan. Nah, benarkah kuat dan aktifnya janin di dalam kandungan sangat berhubungan dengan rasa mual muntah yang dialami ibu hamil? Yuk bahas lebih dalam!

Baca Juga: Mengurangi Gejala Muntah dan Mual Pada Usia Kehamilan 5 Minggu

Ibu tentunya sudah tidak asing dengan istilah morning sickness. Morning sickness sendiri merupakan kondisi mual muntah yang sering dialami oleh ibu hamil. Hal ini disebabkan karena terjadinya peningkatan hormon hCG (Human Chorionic Gonadotropin) di dalam tubuh ibu hamil. Ketika hormon ini meningkat maka rasa mual pun cenderung memuncak. Inilah yang kemudian membuat Ibu sering muntah dan mencari cara untuk mengatasi mual saat hamil, agar aktivitas tidak terganggu.

Nah, meski disebut sebagai morning sickness, sebetulnya mual muntah ini tidak selalu terjadi di pagi hari saja, melainkan sepanjang hari. Keluhan ini muncul di trimester pertama dan akan terus berlanjut hingga menjelang melahirkan. Pada beberapa kasus, ada pula ibu hamil yang mengalaminya hingga fase melahirkan. Mual muntah ini tidaklah berbahaya dan menjadi respon yang wajar karena tubuh tidak terbiasa dengan peningkatan produksi hormonal. Hanya saja, jika mual muntah ini terjadi dalam periode yang berkepanjangan bahkan hingga membuat Ibu lemas dan dehidrasi, maka hal ini perlu dikhawatirkan dan membutuhkan penanganan lebih lanjut.

Lantas, bagaimana halnya dengan ibu hamil yang tidak mengalami mual muntah? Ternyata hal ini tidaklah membahayakan dan dialami pula oleh ibu hamil lainnya. Hal ini bisa terjadi bila kadar hormon hCG dalam tubuh ibu hamil rendah, sehingga tidak menimbulkan mual dan tubuh bisa mentoleransi perubahan hormon kehamilan dengan baik. Jadi, tidak perlu dikhawatirkan, ya.

Untuk itu, anggapan bahwa mual muntah merupakan pertanda janin kuat dan aktif tidak sepenuhnya benar. Sebab ibu hamil yang jarang merasakan mual, tidak berarti janin di dalam perutnya tidak aktif. Hal yang sama juga berlaku pada ibu yang mengalami mual muntah, tidak berarti janin di dalamnya kuat dan aktif, yang benar adalah tubuh sedang berusaha beradaptasi dengan kenaikan hormon kehamilan.

Fakta Penyebab Mual Muntah

Ketika Anda saat ini sedang dalam masa kehamilan dan mengalami mual muntah, ini merupakan tanda yang baik. Namun, tidak ada salahnya jika Ibu waspada dengan memeriksakan diri ke dokter saat kehamilan juga disertai dengan keluhan lain yang bisa mempengaruhi gangguan perkembangan janin. Terdapat berbagai fakta penyebab yang menandakan bahwa mual muntah saat hamil pertanda janin kuat, antara lain:

  1. Peningkatan Hormon Progesteron dan estrogen Wanita hamil akan mengalami peningkatan hormon progesteron dan estrogen. Peningkatan hormon progesteron dapat memicu pergerakan organ di sistem pencernaan. Mulai dari usus kecil, lambung, sampai kerongkongan sehingga bisa menimbulkan mual dan muntah. Sedangkan peningkatan hormon estrogen dapat memicu peningkatan asam lambung. Sehingga, dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman di perut dan rasa asam di mulut yang mengakibatkan Ibu hamil mengalami mual-mual.
  2. Peningkatan Hormon HCG
    Terdapat juga teori yang menyatakan, jika terjadinya muntah-muntah pada kehamilan disebabkan oleh peningkatan hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin). Hormon ini juga menjadi pertanda adanya kehamilan, yang menyebabkan tanda strip dua pada alat tes kehamilan. Peningkatan hormon HCG ini juga akan menyebabkan perubahan tubuh Ibu hamil yang memicu rasa mual muntah. Jadi mual muntah merupakan kondisi yang normal yang dapat menunjukkan jika kehamilannya baik-baik saja, sehingga bisa dikatakan bahwa mual muntah saat hamil pertanda janin kuat.
     
  3. Menunjang Perkembangan Janin Para ahli mengemukakan, bahwa muntah saat hamil adalah pertanda janin kuat kemungkinan karena adanya respon alamiah tubuh guna melindungi janin, sehingga bisa berkembang dengan baik di dalam rahim Ibu. Respon ini berupa sinyal dari dalam tubuh untuk menolak zat atau makanan, yang mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan Ibu maupun janin serta merangsang adanya pemasukan nutrisi lebih berkualitas yang dibutuhkan Ibu dan janin. Di samping itu, mual dan muntah juga bisa menjadi mekanisme bagi janin untuk mengeluarkan zat-zat yang berbahaya bagi perkembangan janin.
  4. Risiko Keguguran Menurun
    Sebuah penelitian di Amerika mengungkapkan, bahwa mual muntah selama kehamilan bisa mengurangi risiko keguguran. Penelitian ini dikatakan jika pada Ibu hamil yang tidak mengalami morning sickness, berisiko mengalami keguguran 3,2 kali lebih besar daripada dengan Ibu hamil yang mengalami morning sickness. Selain itu, Ibu hamil yang berusia kurang dari 25 tahun yang tidak mengalami mual muntah akan beresiko mengalami peningkatan keguguran sebesar 4 kali lipat daripada Ibu hamil yang mengalami rasa mual dan muntah. Bahkan, resiko keguguran akan meningkat drastis menjadi 12 kali lipat pada Ibu hamil yang berusia lebih dari 35 tahun yang tidak merasakan mual dan muntah.

Baca Juga: Mual Muntah di Kehamilan 4 Bulan

Nah, untuk ibu hamil yang sering merasa mual dan muntah, untuk meredakan keluhan ini ibu dapat memperbanyak minum air putih agar tidak dehidrasi dan mengonsumsi makanan yang bergizi. Tidak hanya itu, Ibu juga bisa mengkonsumsi PRENAGEN mommy emesis untuk mengurangi mual muntah. Susu ini mengandung vitamin B6 dan protein yang telah teruji klinis dapat mengatasi mual muntah di awal kehamilan. Tidak hanya itu, kandungan zat besi, asam folat, dan juga kalsiumnya bisa membantu Ibu melengkapi kebutuhan gizi selama periode kehamilan. PRENAGEN mommy emesis tersedia dalam dua rasa yakni coklat dan vanilla delight yang enak untuk dikonsumsi.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA