Kajian QS. AtTaubah 9 105 dan hadits tentang urgensi memiliki etos kerja

Sudah menjadi kewajiban manusia sebagai makhluk yang memiliki banyak kebutuhan dan kepentingan dalam kehidupannya untuk berusaha memenuhinya. Seorang muslim haruslah menyeimbangkan antara kepentingan dunia dan akhirat. Tidaklah semata hanya berorientasi pada kehidupan akhirat saja, melainkan harus memikirkan kepentingan kehidupannya di dunia. Untuk menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat, wajiblah seorang muslim untuk bekerja. Dalam al-Qur’an maupun hadis, banyak ditemukan literatur yang memerintahkan seorang muslim untuk bekerja dalam rangka memenuhi dan melengkapi kebutuhan duniawi. Salah satu perintah Allah kepada umat-Nya untuk bekerja termaktub dalam al-Qur'an Surat at-Taubah.

A. Lafal Bacaan Al-Qur'an Surat At-Taubah Ayat 105 dan Artinya.

وَقُلِ ٱعْمَلُوا۟ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُۥ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ


Waquli i'maluu fasayaraa laahu 'amalakum warasuuluhu walmu'minuuna wasaturadduuna ilaa 'aalimi lghaybi wasysyahaadati fayunabbi-ukum bimaa kuntum ta'maluun.

"Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. At-Taubah : 105)

B. Isi Kandungan Al-Qur'an Surat At-Taubah Ayat 105.

Al-Qur'an Surat at-Taubah : 105 menjelaskan, bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada kita untuk semangat dalam melakukan amal saleh sebanyak-banyaknya. Allah Swt. akan melihat dan menilai amal-amal tersebut. Pada akhirnya, seluruh manusia akan dikembalikan kepada Allah Swt. dengan membawa amal perbuatannya masing-masing. Mereka yang berbuat baik akan diberi pahala atas perbuatannya itu. Mereka yang berbuat jahat akan diberi siksaan atas perbuatan yang telah mereka lakukan selama hidup di dunia. Sebutan lain dari ganjaran adalah imbalan atau upah atau compensation. Imbalan dalam konsep Islam menekankan pada dua aspek, yaitu dunia dan akhirat. Namun, penekanan kepada akhirat itu lebih penting daripada penekanan kepada dunia (dalam hal ini materi). Ayat di atas juga menjelaskan bahwa Allah Swt. memerintahkan kita untuk bekerja, dan Allah Swt. pasti membalas semua yang telah kita kerjakan. Hal yang perlu diperhatikan dalam ayat ini adalah penegasan Allah Swt. bahwa motivasi atau niat bekerja itu mestilah benar.

Umat Islam dianjurkan agar tidak hanya merasa cukup dengan melakukan “tobat” saja, tetapi harus dibarengi dengan usaha-usaha untuk melakukan perbuatan terpuji yang lainnya, seperti menunaikan zakat, membantu orangorang yang membutuhkan pertolongan, menyegerakan untuk mengerjakan shalat, saling menasihati teman dalam hal kebenaran dan kesabaran, dan masih banyak lagi usaha-usaha lain yang sangat terpuji. Semua itu dilakukan atas dasar taat dan patuh kepada perintah Allah Swt. dan yakin bahwa Allah Swt. pasti menyaksikan itu.

Ayat ini pun berisi peringatan bahwa perbuatan mereka itu pun nantinya akan diperlihatkan pula kepada Rasul dan kaum muslimin lainnya kelak di hari kiamat. Dengan demikian, akan terlihatlah kebajikan dan kejahatan yang mereka lakukan sesuai amal perbuatannya. Bahkan, di dunia ini pun sudah sering kita saksikan, bagaimana gambaran orang-orang yang berbuat jahat seperti pencuri, penipu, pemerkosa, koruptor, dan lain sebagainya. Banyaknya berita tentang korupsi, bagaimana koruptor dipertontonkan di ruang publik. Ini menandakan bahwa di dunia pun perbuatan kita sudah bisa dipertontonkan. Apalagi kelak di akhirat yang pasti sangat nyata dan tidak bisa ditutup-tutupi.

عَنْ الْمِقْدَامِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَإِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ


Dari Miqdam ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Tidak seorang pun yang makan lebih baik daripada makan hasil usahanya sendiri. Sungguh Nabi Daud as. makan hasil usahanya.” (HR. Bukhari)

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang isi kandungan Al-Qur'an surat at-Taubah ayat 105 tentang etos kerja. Sumber buku pendidikan agama Islam dan budi pekerti  Kelas XI SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2014. Kunjungilah selalu   www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.

tirto.id - Kandungan Surah At-Taubah ayat 105 salah satunya berisi anjuran etos kerja. Hal ini bagi muslim tidak sekedar mengejar urusan duniawi, namun juga beribadah kepada Allah Swt. Rasulullah saw. sejak usia 12 bahkan telah mencontohkan pentingnya etos kerja dengan berdagang ke negeri Syam. Islam mengajarkan umatnya berlomba-lomba dalam kebaikan. Tidak hanya itu, Allah Swt. menganjurkan kaum muslim berkompetisi dalam etos kerja.

Dikutip dari buku Membudayakan Etos Kerja Islami (2002) karya Toto Tasmara, etos kerja adalah bersikap, berbuat, dan menghasilkan segala sesuatu dengan bersungguh-sungguh, tidak setengah hati (mediocre).



Kandungan Surah At Taubah Ayat 105: Tentang Etos Kerja


Anjuran etos kerja salah satunya termuat dalam firman Allah Swt di Surah At-Taubah ayat 105 sebagai berikut:

“Katakanlah (Nabi Muhammad), ‘Bekerjalah! Maka, Allah, rasul-Nya, dan orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu. Kamu akan dikembalikan kepada (Zat) yang mengetahui yang gaib dan yang nyata. Lalu, Dia akan memberitakan kepada kamu apa yang selama ini kamu kerjakan.’”(QS. At-Taubah [9]: 105).

Surat At-Taubah ayat 105 tidak memiliki Asbabunnuzul khusus. Namun, ayat ini memiliki keterkaitan dengan ayat sebelumnya, yakni Surah At-Taubah ayat 102-104. Pada Surah At-Taubah ayat 102-104, Allah Swt menganjurkan bertaubat dan melakukan kegiatan nyata seperti zakat dan bersedekah. Sementara di Surah At-Taubah ayat 105, Allah Swt memerintahkan kepada umatNya melakukan berbagai kegiatan lain, baik yang nyata maupun tersembunyi.

Tafsir Al Misbah (2001) karangan Muhammad Quraish Shihab menjelaskan bahwa Surah At-Taubah ayat 105 mendorong manusia lebih mawas diri dan mengawasi amal atau pekerjaan mereka. Hal ini mengingat Allah Swt. di hari kiamat akan membuka setiap hakikat amal baik atau buruk yang dikerjakan manusia.

Allah Swt melalui Surah At-Taubah ayat 105 menganjurkan kepada umat Islam untuk memiliki etos kerja tinggi. Al-Qur’an menyebutkan kurang lebih sebanyak 412 kali kata yang berarti bekerja. Hal ini tentu menambah pentingnya urgensi etos kerja dalam Islam. Rasulullah Saw semenjak umur 12 tahun bahkan telah mencontohkan pentingnya etos kerja melalui perdagangan ke negeri Syam bersama pamannya, Abu Thalib. Para sahabat seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, hingga Ali bin Abi Thalib juga merupakan para karakter pekerja keras.

Ahmad Taufik dan Nurwastuti Setyowati melalui buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (2021) menuliskan beberapa cara meningkatan etos kerja umat Islam sebagai berikut:

    • Membuat skala prioritas dari semua pekerjaan yang mendesak.
    • Meningkatkan semangat, pengetahuan, dan keterampilan demi menunjang pekerjaan.
    • Saling memberi motivasi kepada rekan kerja, supaya terjaga komitmen maju bersama.
    • Menciptakan suasana kerja yang nyaman, tanpa saling menyakiti perasaan.

Ilustrasi Sholat. ©2021 Merdeka.com/pexels-ali-arapo?lu

Merdeka.com - Kandungan Surah At-Taubah ayat 105 adalah ayat yang mengajarkan tentang motivasi amal dan etos kerja. Ayat ini sangat kental dengan makna etos kerja yang diajarkan di dalam Al-Qur’an. Islam juga menganjurkan umatnya untuk memiliki etos kerja yang tinggi. Hal ini terkandung dalam beberapa ayat di Al-Qur’an salah satunya adalah Surah At-Taubah ayat 105.

Ayat ini membuktikan bahwa Islam mengajarkan kepada manusia untuk peduli terhadap urusan dunia, tidak hanya menyangkut urusan akhirat. Kerja adalah kegiatan yang bertujuan untuk mencari nafkah. Hal ini dalam Islam juga digolongkan sebagai sebuah ibadah.

Melansir dari berbagai sumber, berikut ini Merdeka.com merangkum informasi tentang kandungan dan tafsir Surah At-Taubah ayat 105 tentang etos kerja.

2 dari 6 halaman

Sebelum membahas tentang intisari dan tafsir Surah At Taubah, terlebih dahulu diketahui tentang Surah At Taubah ayat 105. Surah At-Taubah tergolong sebagai surah Madaniyah. Artinya surat ini diturunkan di Kota Madinah.

Surah At-Taubah merupakan surah ke-9 yang ada di dalam Al-Qur’an dan terdiri dari 129 ayat yang memiliki arti pengampunan. Nama At-Taubah diambil dari banyaknya Taubah dalam surah ini yaitu pada ayat 3, ayat 5, ayat 11, ayat 27, ayat 74, ayat 104, ayat 112, dan ayat 117.

Berikut ini adalah lafaz dan terjemahan Surah At-Taubah:

Waquli’maluu fasayarallahu ‘amalakum warasuuluhuu wal mu’minuuna wasaturadduuna ilaa ‘aalimil ghaibi wasy syahaadati fayunabbi-ukum bimaa kuntum ta’maluun.

Artinya: Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

3 dari 6 halaman

©2019 Merdeka.com/Free Images

Setelah mengetahui bacaan dan terjemahan dari Surah At-Taubah, hal selanjutnya yang perlu Anda ketahui adalah kandungan Surah At-Taubah. Berikut ini adalah pin-poin kandungannya:

1. Allah memerintahkan hamba-Nya untuk beramal dan bekerja. namun,  Allah melarang sikap malas dan membuang-buang waktu.

2. Allah melihat dan menilai semua amal dari hamba-Nya. Setiap amal harus dilakukan dengan ikhlas, bukan karena riya’ dan mengharap pujian dari manusia.

3. Allah memotivasi hamba-Nya untuk bersungguh-sungguh dalam proses amal dan pekerjaannya.

4. Allah Maha Mengetahui semua perbuatan manusia baik yang disembunyikan maupun yang dilakukan dengan terang-terangan.

5. Setiap manusia akan kembali kepada Allah dan mempertanggungjawabkan setiap amalnya.

4 dari 6 halaman

©2021 Merdeka.com/pexels-thirdman

Surah At-Taubah Ayat 105 memotivasi manusia atau umat Islam untuk beramal dan bekerja. Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar menjelaskan bahwa:  “Janganlah berhenti, melainkan teruslah beramal. Karena nilai kehidupan ditentukan oleh amalan yang bermutu. Maka tak boleh ada mukmin yang kosong waktunya dari amal.”

Ayat ini mengajarkan bahwa umat Islam harus melakukan amal dan bekerja dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh. Selain itu, amal yang dilakukan juga tidak boleh bertujuan untuk riya’. Amal yang dilakukan haruslah ikhlas dan karena Allah.

Selain itu, dalam ayat ini juga disampaikan bahwa Allah melihat amal manusia itu bukan dari hasilnya, akan tetapi dari proses atau usahanya. Hal itu tercermin dari kata yang digunakan dalam ayat ini yaitu amalakum, yang berarti amalmu, pekerjaanmu, dan usahamu.

5 dari 6 halaman

© pexels.com/Thirdman

Setelah mengetahui kandungan dan intisari Surat At-Taubah, maka berikutnya adalah tafsir Surat At-Taubah. Berikut ini adalah tafsir Surat At-Taubah Ayat 105 yang perlu Anda ketahui.

1. Beramallah dan Bekerjalah

Allah memerintahkan hambanya untuk beramal. Buya Hamka menjelaskan bahwa amal adalah pekerjaan, usaha, perbuatan, dan keaktifan hidup. Maka selain hanya beribadah, hal lain yang juga perlu dilakukan oleh orang beriman adalah bekerja dan berusaha.

Usaha atau pekerjaan yang dilakukan juga harus sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing orang. Hal ini tercermin dalam lafal yang berbunyi “waquli’malu” lafal itu memiliki arti bekerjalah kamu.

6 dari 6 halaman

Poin kedua dari surah ini adalh bahwa Allah melihat amal hamba-Nya. Hal ini disampaikan juga dalam lafal yang berbunyi “fasayarallahu ‘amalakum warasuuluhuu wal mu’minuuna”, artinya: maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu

Pada lafal ini, Allah memotivasi hambanya untuk beramal dengan ikhlas dan sungguh-sungguh. Tidak perlu untuk mencari popularitas dan tidak perlu untuk mengejar pujian. Allah melihat amal seseorang dari usahanya bukan hasilnya. Itu akan mencerminkan apakah kita benar-benar ikhlas beramal atau tidak.

3. Seluruh Amal akan Dipertanggungjawabkan

Poin ketiga dari ayat ini adalah menjelaskan bahwa seluruh manusia akan kembali kepada Allah dan mempertanggungjawabkan perbuatannya. Hal ini sesuai dengan lafal yang berbunyi 

“wasaturadduuna ilaa ‘aalimil ghaibi wasy syahaadati fayunabbi-ukum bimaa kuntum ta’maluun. Artinya: dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

Semua manusia akan kembali kepada Allah dan Allah Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Allah mengetahui niat dan amal-amal manusia. Juga mengetahui apa yang tersembunyi dan yang terbuka.

[mff]

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA