Jelaskan peran saraf otonom pada sistem pencernaan sirkulasi dan sistem pencernaan makanan.

ilustrasi saraf. freepik.com

JABAR | 23 Februari 2021 20:45 Reporter : Andre Kurniawan

Merdeka.com - Sistem saraf manusia terdiri atas saraf sadar dan saraf tak sadar (saraf otonom). Saraf tak sadar ini bertanggung jawab untuk mengatur kerja organ tubuh yang dapat beroperasi secara otomatis tanpa disadari oleh kita. Sistem saraf otonom dikendalikan oleh tindakan refleks melalui batang otak ke organ dan sumsum tulang belakang.

Sistem saraf tak sadar ini akan mengontrol dan bertindak secara tidak sadar untuk mengatur fungsi-fungsi seperti pencernaan, tekanan darah, detak jantung, gairah seksual, laju pernapasan, suhu, keseimbangan cairan, dan buang air kecil dalam tubuh manusia.

Sistem saraf tak sadar, atau otonom, dibagi lagi menjadi dua divisi yaitu saraf simpatik, sistem saraf parasimpatik. Meski sepintas terdengar mirip, namun kedua saraf ini berbeda satu sama lain. Perbedaan saraf simpatik dan parasimpatik ini dapat kita lihat dari berbagai sisi.

Sistem saraf parasimpatik adalah saraf yang mengontrol homeostasis dan tubuh saat istirahat dan bertanggung jawab atas fungsi "istirahat dan cerna" tubuh. Sedangkan sistem saraf simpatik mengontrol respons tubuh terhadap ancaman yang dirasakan dan bertanggung jawab atas respons "lawan atau lari".

Dalam artikel kali ini, akan merdeka.com sampaikan apa saja perbedaan saraf simpatik dan parasimpatik yang dilansir dari laman vivadifferences.com.

2 dari 4 halaman

vivadifferences.com

Perbedaan saraf simpatik dan parasimpatik ini dapat kita ketahui dari penjelasan berikut. Sistem saraf simpatik adalah salah satu divisi utama dari sistem saraf otonom, yang fungsi utamanya yaitu mengaktifkan respons lawan atau lari. Saraf ini digambarkan sebagai antagonis terhadap sistem saraf parasimpatik. Saraf simpatik terletak di dekat daerah lumbar dan toraks. Saraf ini ditemukan di sumsum tulang belakang.

Sedangkan sistem saraf parasimpatik adalah rangkaian saraf antagonis lain dari sistem saraf otonom. Saraf ini mengatur organ visceral. Sambil memberikan kendali ke berbagai jaringan, sistem parasimpatik tidak pernah mencoba untuk mengendalikan sistem pemeliharaan.

Saraf dari sistem ini membantu ketika istirahat, mencerna, dan mengurangi detak jantung. Saraf ini juga dikenal sebagai saraf kranial.

3 dari 4 halaman

Berikut ini adalah penjelasan dari perbedaan saraf simpatik dan parasimpatik dalam bentuk tabel.

Dasar Perbandingan

Sistem Saraf Parasimpatik  

Sistem Saraf Simpatik

Asal

Berasal dari daerah kranial dan sacral dari sistem saraf pusat.

Berasal dari daerah kranial, toraks dan lumbar dari sistem saraf pusat.

Peran

Merelaksasi tubuh dan menghambat fungsi energi tinggi.

Mempersiapkan tubuh untuk melakukan aktivitas fisik yang intens.

Tindakan

Tindakannya berupa respons lambat.

Tindakannya berupa respons cepat.

Lokasi ganglions

Ganglions dari sistem saraf parasimpatik ditemukan jauh dari sistem saraf pusat tetapi dekat dengan efektor.

Ganglions dari sistem saraf simpatik ditemukan dekat dengan sistem saraf pusat.

Efek pada output Urin dan rektum

Meningkatkan output uriner dan merelaksasi rektum.

Mengurangi output uriner dan mengontraksi rektum.

Pengaruh pada kelenjar adrenalin

Tidak ada pengaruh pada kelenjar adrenalin.

Merangsang produksi adrenalin dari kelenjar adrenalin.

Jenis efek homeostatic

Menghasilkan penghambatan efek homeostatic.

Menghasilkan rangsangan efek homeostatic.

Ukuran serat pasca-ganglinik

Ukuran serat pasca-ganglionik dalam sistem saraf parasimpatik pendek.

Ukuran serat pasca-ganglionik dalam sistem saraf simpatik panjang.

Efek pada area target

Sistem saraf parasimpatisk menghasilkan efek terlokalisasi di area target.

Sistem saraf simpatik menghasilkan efek difus pada area targetnya.

Jumlah pasca-ganglinik

Sejumlah kecil serat pasca-ganglionik ditemukan dalam sistem saraf parasimpatik.

Sejumlah besar serat pasca-ganglionik ditemukan dalam sistem saraf simpatik.

Cakupan tubuh

Menutupi area kecil tubuh.

Mencakup area tubuh yang luas.

Ukuran serat pra-ganglionik

Serat pra-ganglionik panjang

Serat pra-ganglionik

Efek pada tingkat metabolisme, detak jantung, dan tingkat darah

Mengurangi detak jantung, tingkat darah dan tingkat metabolisme.

Meningkatkan detak jantung, tingkat darah dan tingkat metabolisme.

Efek pada sistem pencernaan

Mengurangi aktivitas sistem pencernaan.

Meningkatkan aktivitas sistem pencernaan.

Efek pada glikogen

Tidak berpengaruh pada kerusakan glikogen.

Meningkatkan tingkat kerusakan glikogen.

Efek pada tubules bronkial

Mempersempit tubulus bronkial.

Melebarkan tubulus bronkial.

Efek pada sekresi air liur

Merangsang sekresi air liur.

Menghambat sekresi air liur.

Kesadaran sensorik

Mengembalikan kesadaran sensorik ke tingkat normal.

Meningkatkan kesadaran sensorik.

Apa yang dikeluarkan pada efektor

Pada efektor, Asetilkolin dilepaskan oleh sistem saraf parasimpatik.

Sistem saraf simpatik melepaskan Noradrenaline pada efektor.

Efek pada pupil mata

Merangsang pupil mata.

Melebarkan pupil mata.

4 dari 4 halaman

Meskipun banyak kita temukan perbedaan saraf simpatik dan parasimpatik, namun kedua saraf ini juga memiliki persamaan, yaitu:

  • Sistem saraf simpatik dan parasimpatik adalah bagian dari Sistem Saraf Otonom.
  • Baik sistem saraf parasimpatik dan simpatik berperan dalam menjaga keseimbangan sistem tubuh (homeostasis).
  • Sistem saraf simpatik dan parasimpatik terbuat dari neuron pra-ganglionik dan pasca-ganglionik.
  • Sistem saraf simpatik dan parasimpatik berasal dari sumsum tulang belakang.
  • Sistem saraf simpatik dan parasimpatik mengatur proses fisiologis tubuh seperti buang air kecil, reproduksi, pernapasan, sirkulasi, dan pencernaan.
(mdk/ank)

Selengkapnya Sembunyikan

Apa itu saraf otonom? Saraf otonom adalah saraf yang mengatur fungsi viseral tubuh. Saraf otonom berfungsi untuk mengendalikan komunikasi antar badan kita agar otak tidak usah ikut campur lagi.

Di dalam saraf otonom terdapat sympathetic, parasympathetic, dan enteric. Sympathetic sering kita dengar sebagai flight to flight response atau stress response. Yang tugasnya adalah mengambil informasi.

Parasympathetic berfungsi untuk membantu restorasi tubuh kita. Sedangkan enteric berfungsi untuk mengatur pencernaan kita seperti otak kedua. 

Pelajari microlearning lainnya dari platform belajar online QuBisa:

Sistem saraf pusat, yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, memiliki fungsi untuk menerima informasi atau rangsangan dari semua bagian tubuh, kemudian mengontrol dan mengendalikan informasi tersebut untuk menghasilkan respons tubuh.

Informasi atau rangsangan ini termasuk yang berkaitan dengan gerakan, seperti bicara atau berjalan, atau gerakan tak sadar, seperti berkedip dan bernapas. Ini juga termasuk bentuk informasi lainnya, seperti pikiran, persepsi, dan emosi manusia.

Sistem saraf tepi

Secara garis besar, fungsi saraf tepi adalah menghubungkan respon sistem saraf pusat ke organ tubuh dan bagian lainnya di tubuh Anda. Saraf ini meluas dari saraf pusat ke area terluar tubuh sebagai jalur penerimaan dan pengiriman rangsangan dari dan ke otak.

Masing-masing susunan saraf tepi, yaitu somatik dan otonom, memiliki fungsi yang berbeda. Berikut adalah penjelasan mengenai fungsi dari bagian-bagian sistem saraf tepi:

Sistem saraf somatik bekerja dengan mengontrol semua hal yang Anda sadari dan secara sadar memengaruhi respon tubuh, seperti menggerakkan lengan, kaki, dan bagian tubuh lainnya. Fungsi saraf ini menyampaikan informasi sensorik dari kulit, organ indera, atau otot ke sistem saraf pusat. Selain itu, saraf somatik juga membawa respons keluar dari otak untuk menghasilkan respon berupa gerakan.

Sebagai contoha, saat menyentuh termos panas, saraf sensorik membawa informasi ke otak bahwa ini adalah sensasi panas. Setelah itu, saraf motorik membawa informasi dari otak ke tangan untuk segera menghindar dengan menggerakkan, melepas, atau menarik tangan dari termos panas tersebut. Keseluruhan proses ini terjadi kurang lebih dalam waktu satu detik.

Sebaliknya, sistem saraf otonom mengontrol aktivitas yang Anda lakukan secara tak sadar atau tanpa perlu memikirkannya. Sistem ini terus menerus aktif untuk mengatur berbagai aktivitas, seperti bernapas, detak jantung, dan proses metabolisme tubuh.

Ada dua bagian dari saraf ini:

1. Sistem simpatik

Sistem ini mengatur respons perlawanan dari dalam tubuh ketika ada ancaman pada diri Anda. Sistem ini juga mempersiapkan tubuh untuk mengeluarkan energi dan menghadapi potensi ancaman di lingkungan.

Misalnya, ketika Anda sedang cemas atau takut, saraf simpatik akan memicu respons dengan mempercepat detak jantung, meningkatkan laju pernapasan, meningkatkan aliran darah ke otot, mengaktifkan kelenjar produksi keringat, dan melebarkan pupil mata. Ini dapat membuat tubuh merespons dengan cepat dalam situasi gawat darurat.

2. Sistem parasimpatik

Sistem ini gunanya menjaga fungsi tubuh normal setelah ada sesuatu yang mengancam diri Anda. Setelah ancaman berlalu, sistem ini akan memperlambat detak jantung, memperlambat pernapasan, mengurangi aliran darah ke otot, dan menyempitkan pupil mata. Ini memungkinkan kita untuk mengembalikan tubuh ke kondisi normal.

Penyakit sistem saraf

Berbagai penyakit atau gangguan saraf

Ada beberapa gangguan atau penyakit yang mungkin terjadi hingga mengganggu fungsi vital dari sistem saraf pada manusia. Berikut adalah macam-macam penyakit saraf tersebut:

Penyakit Alzheimer adalah penyakit yang menyerang sel-sel otak dan neurotransmitter (bahan kimia yang membawa pesan di antara sel-sel otak). Penyakit ini memengaruhi fungsi otak, memengaruhi ingatan Anda, dan cara Anda berperilaku.

Penyakit Parkinson adalah gangguan yang terjadi ketika sel-sel saraf tidak menghasilkan cukup dopamin, yaitu bahan kimia yang sangat penting untuk kelancaran kontrol otot dan gerakan.

Multiple sclerosis adalah penyakit kronis yang memengaruhi saraf pusat. Kondisi ini ditandai dengan adanya kerusakan pada selubung pelindung (mielin) yang mengelilingi serabut saraf di otak dan sumsum tulang belakang.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA