Jelaskan penerapan interior kantor yang paling menarik menurut pendapatmu berikan alasannya

Mengatur lingkungan fisik bagi pengajaran merupakan titik mula yang logis untuk pengelolaan ruang kelas karena hal ini merupakan subuah tugas yang dihadapi semua guru sebelum kegiatan kelas dimulai. Banyak guru merasa lebih mudah merencanakan aspek pengelolaan kelas non-fisik dibandingkan harus mengatur lingkungan kelas dalam mendukung dan mencapai tujuan pembelajaran. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam mengatur ruang kelas umum di tingat Sekolah Dasar yang mempunyai banyak instrument dan perabotan, seperti: meja guru dan siswa, rak buku, lemari buku, kursi guru dan siswa, serta lemari arsip. Mungkin juga ada peralatan elektronik seperti: proyektor, komputer, speaker atau audio, selain itu juga ada alat bantu visualisasi seperti: papan tulis, white board, papan bulletin, diagaram, peta dll. Terakhir guru juga memberikan sentuhan personal bagi sebuah ruang kelas seperti: tanaman, aquarium, dan beberapa pernak-pernik hasil karya siswa.

Pengaturan ruangan yang akan dilakukan guru dapat mengkomunikasikan kepada siswa bagaimana guru mengharapkan kepada semua anggota kelas untuk turut serta dalam mengelola kelas. Filosofi guru mengenai pembelajaran akan mempengaruhi bagaimana cara guru dalam mengatur setiap komponen pada ruang kelas. Meja dan kursi yang diatur secara berkelompok mengisyaratkan bahwa interaksi dan kalaborasi diantara siswa memfasilitasi beberapa kegiatan aktif yang hendak dicapai. Meja tulis yang diatur berurutan mengindikasikan bahwa fokus dari ruang kelas adalah sang guru, papan tulis atau beberapa titik pusat perhatian lainnya.

Pengaturan ruang kelas merupakan bentuk dari kemampuan guru dalam memanajemen kelas dan menciptakan iklim pembelajaran yang baik bagi siswa. Ruang kelas bukanlah wilayah yang sangat luas bagi siswa hingga puluhan orang berinteraksi selama periode waktu yang lama selama 5-8 jam sehari. Guru dan siswa akan selalu terlibat dalam berbagai kegiatan dalam menggunakan berbagai wilayah ruang yang berbeda dalam mencapai tujuan pembelajaran. Guru akan selalu memfasilitasi kegiatan-kegiatan pembelajaran dengan baik jika guru mengatur ruang kelas untuk memungkinkan pergerakan yang teratur, mempertahankan distraksi seminimal mungkin, dan menggunakan ruang yang tersedia secara efisien.

Menurut Carolyn & Edmund (2015:4) ada 4 kunci bagi guru untuk melakukan pengaturan ruang kelas yang baik, yaitu:

  1. Jadikanlah wilayah sirkulasi dan mobilitas siswa tinggi dan bebas dari kemacetan
  2. Pastikan setiap siswa dapat dipantau dengan mudah oleh guru
  3. Menjaga agar instrument pengajaran yang sering digunakan dan perlengkapan siswa mudah diakses
  4. Pastikan bahwa para siswa dapat dengan mudah melihat persentasi dan tampilan seisi kelas

Menerapkan tiap-tiap komponen dalam 4 kunci tersebut akan membantu guru dalam merancang pengaturan ruang kelas sehingga dapat menciptakan iklim pembelajaran yang efektif dan menyenangkan bagi siswa. Komponen-komponen di atas dapat diaplikasikan guru dengan memperhatikan beberapa aspek penting pengaturan ruang kelas seperti:

1. Pengaturan Ruang Dinding dan Langit-Langit

Ruang dinding dan papan bulletin menyedikan tempat untuk memfasilitasi dalam menampilkan/ruang display hasil karya-karya siswa dan instrument yang relevan dengan pembelajaran seperti; tugas-tugas yang diberikan guru, peraturan kelas, jadwal pelajaran, piket kelas, jam dinding, pernak-pernik hiasan dinding dan hal menarik lainnya. Adapun ruang langit-langit juga bisa digunakan untuk menggantung benda-benda hasil karya siswa, dekorasi dan benda-benda yang bisa dipindah-pindahkan untuk mempercantik ruang kelas.

2. Pengaturan Ruang lantai

Salah satu titik mula yang baik bagi rencana pengaturan lantai ruang kelas adalah menentukan dimana guru dan siswa akan menyelenggarakan pembelajaran kelas dengan duduk di kursi, berdiri atau duduk di lantai dengan suasana yang santai. Maka guru harus menyediakan tempat/ tata letak ruang yang luas untuk siswa dapat berkumpul di lantai dalam pembelajaran

3. Pengaturan Meja & Kursi Siswa

Guru harus menentukan pengaturan tempat duduk yang dibuat bervariasi untuk menciptakan suasana baru dan menarik bagi siswa. Meja tulis siswa dapat diatur berkelompok, berjajar, berbaris, melingkar, setengah lingkaran, tapal kuda dsb. Disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

4. Pengaturan Lemari Buku dan Material Pembelajaran

Lemari buku yang berisi materi, bahan ajar/buku pelajaran sebaiknya diletakkan dimana tidak menghalangi dan menghambat siswa dalam mengakses. Maka letaknya harus mudah dilihat, diakses dan diawasi dengan mudah serta tidak menghalangi jalan. Pertimbangan menggunakan lemari dorong lebih efektif untuk menyimpan buku pelajaran dan material lainnya yang mungkin harus dipindahkan dari posisi satu ke posisi lain yang mudah dilihat.

5. Pengaturan Berkas Portofolio Siswa

Setiap siswa mempunyai dokumen portofolio yang berisi tugas-tugas dan pekerjaan mereka selama di kelas, maka guru harus menempatkan portofolio siswa di tempat yang mudah dijangkau atau ditemukan dalam susunan alfabet, seperti ditempel di tembok kelas yang Panjang, atau di lemari kaca transparan.

6. Pengaturan Meja Tulis & Perlengkapan Guru

Prinsip pengaturan meja tulis guru dapat diatur menghadap para siswa dan pastikan mereka dapat melihat guru dari tempat duduknya. Bukan keharusan meja tulis guru berada di depan meja tulis siswa, karena beberapa guru lebih suka menempatkan meja tulis mereka dibelakang ruangan dibandingkan di depan. Adapun perlengkapan guru sebaiknya disimpan di meja tulisnya sendiri dan selalu memperhatikan Batasan perlengkapan pada setiap tahun ajaran.

7. Pengaturan Benda-Benda Musiman/Jarang Digunakan

Hiasan bertemakan hari libur atau musiman, tampilan bulletin, proyek khusus, busur derajat, material seni tertentu, dan perlengkapan sains yang digunakan pada beberapa keadaan tertentu dapat disimpan di lemari belakang ruangan untuk mengefektifkan penggunaan dan tata letak barang.

Menurut Suharsimi Arikunto (2008:304) dalam tata ruang kelas, guru dituntut untuk memiliki keterampilan dalam bertindak dan memanfaatkan sesuatu, diantaranya: (1) menata tempat duduk siswa, (2) menata alat peraga yang ada di dalam kelas, (3) menata kedisiplinan siswa, (4) menata pergaulan siswa, (5) menata tugas siswa, (6) menata ruang fisik kelas, (7) menata kebersihan dan keindahan kelas, (8) menata kelangkapan kelas, dan (9) menata pajangan kelas.

Tata ruang kelas sendiri merupakan upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif, melalui kegiatan pengaturan siswa dan barang/fasilitas pembelajaran. Selain itu, tata ruang kelas dimaksudkan untuk menciptakan dan memelihara tingkah laku siswa yang dapat mendukung proses pembelajaran (Djamarah, 2006).

Sehingga tujuan pokok mengatur menata ruang kelas adalah untuk menciptakan dan mengarahkan kegiatan siswa serta mencegah munculnya tingkah laku siswa yang tidak diharapkan melalui penataan tempat duduk, perabot, pajangan, dan barang-barang lainnya di dalam kelas. Di samping itu, beberapa tujuan tata ruang kelas secara khusus dapat disimpulkan, diantaranya yaitu:

  1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkingkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
  2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajar.
  3. Menyediakan dan mengatur fasilitas perabot kelas yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai lingkungan, sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.
  4. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, serta sifat-sifat individunya

Daftar Pustaka

Everton, C.M. & Poole, I.R. (2004). Effective Room Management. The IRIS Center, Peabody College, Vanderbilt University: Nashville, TN.

Djamarah, S. B. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Arikunto, S. (2008). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Adytia Media.

Carolyn, M.E. & Edmund, T.E. (2015). Terj. Manajemen Kelas Untuk Guru Sekolah Dasar Edisi Kedepalan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Oleh: Riesta Devi Kumalasari, SE, MM

Sebelum memulai usaha alangkah baiknya seorang entrepreneur melibatkan konsep marketing mix yang dikenal dengan 4P (product, price, place, promotion) di dalam perenanaan bisnisnya terlebih lagi jika seorang entrepreneur tersebut baru memulai sebuah start up. Fokus pembahasan kali ini adalah pada place yang terkait dengan pemilihan lokasi usaha dalam bisnis. Menurut Kotler (2009) place merupakan segala sesuatu yang menunjukkan berbagai kegiatan bisnis untuk membuat produk agar mudah diperoleh oleh pelanggan dan selalu tersedia bagi pelanggan. Apabila berada dalam kondisi bisnis yang memiliki persaingan ketat, faktor pemilihan lokasi menjadi komponen utama yang penting agar usaha yang dijalankan juga dapat bersaing secara efektif, maka perlu adanya lokasi usaha yang strategis dan mudah dijangkau oleh konsumen. Ketepatan pemilihan lokasi merupakan salah satu faktor yang menentukan kesuksesan sebuah usaha. Para pengusaha selalu memiliki pertimbangan yang matang mengenai lokasi sebelum membuka usahanya. Tidak menutup kemungkinan bahkan usaha jasa pun juga harus memiliki lokasi yang dekat dengan para pelanggan dalam rangka memberikan pelayanan prima kepada para pelanggan agar hubungan dengan para pelanggan dapat terjaga dengan baik.

Lokasi bisnis yang tepat diharapkan dapat memenuhi harapan pengusaha untuk menarik konsumen dalam rangka mendapatkan keuntungan dan sebaliknya apabila terdapat kesalahan dalam pemilihan lokasi akan menghambat kinerja bisnis dan secara otomatis keuntungan maksimal tidak akan dapat dirasakan oleh pengusaha tersebut. Maka, pemilihan lokasi bisnis yang dekat dengan target pasar serta ketersediaan infrastruktur yang memadai merupakan sebuah strategi yang juga dapat memudahkan konsumen untuk mendapatkan produk/jasa yang diinginkannya. Harding (1978) menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi bisnis yaitu lingkungan masyarakat, sumber daya alam, tenaga kerja, kedekatan dengan pasar, fasilitas dan biaya transportasi, tanah untuk ekspansi, dan pembangkit tenaga listrik.

Keputusan penentuan lokasi biasanya juga tergantung pada jenis bisnis apa yang dimiliki oleh para pengusaha tersebut. Misalnya saja untuk pengusaha yang memilih lokasinya dekat dengan lokasi industri memiliki strategi untuk meminimalkan biaya operasional perusahaan, sedangkan untuk lokasi dekat dengan gudang para pengusaha memikirkan agar biaya operasional dapat ditekan dan kecepatan pengiriman dapat dimaksimalkan. Di balik penentuan ini terdapat strategi penentuan lokasi yang harus diketahui oleh pemilik usaha dalam rangka memaksimalkan keuntungan pada lokasi mereka di kedepannya. Berbeda jenis perusahaannya maka akan berbeda pula faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi. Sebagai contoh sebuah usaha kuliner yang memilih lokasi dekat dengan pasar, transportasi terjamin, akses jalan mudah sehingga konsumen tidak kesulitan untuk menjangkau tempat kuliner tersebut. Lain halnya dengan perusahaan Es Batu yang lebih mempertimbangkan lokasi dekat dengan tenaga kerja untuk mendapatkan karyawan sekitar yang banyak dan meminimumkan biaya transportasi karyawan serta memaksimalkan jaringan vendor untuk dijadikan tujuan supply Es Batu.

Referensi :

Harding, H.A. 1978. Manajemen Produksi. Jakarta : Balai Aksara

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Terjemahan oleh Benyamin Molan. Edisi Keduabelas. Jilid 1. Jakarta: Indeks.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA