Jelaskan pendapat anda, mengapa bangsa indonesia mudah terkalahkan oleh penjajah pada tahun 1908!

KONDISI bangsa Indonesia sebelum tahun 1908 sangatlah memprihatinkan. Mengutip dari buku Pendidikan Pancasla karya Dr. H. Ishaq, S.H., M.Hum., kondisi memprihatinkan ini dikarenakan pada saat itu bangsa Indonesia belum memiliki kesadaran untuk bersatu melawan penjajah.

Bangsa Indonesia masih terpecah belah berdasarkan kerajaan dan suku-suku yang mereka anut. Bahkan, kerajaan-kerajaan Indonesia saling menyerang satu sama lain, sehingga hal tersebut dimanfaatkan oleh penjajah untuk menguasai kerajaan-kerajaan Indonesia baik secara politis maupun militer dengan taktik devite et impera atau yang dikenal dengan teknik memecah belah.

Baca Juga:  Pahami Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan di Indonesia, Apa yang Paling Tinggi?

Kondisi Bangsa Indonesia Sebelum Tahun 1908

Penjajahan ini bermula pada abad ke-15 dan 16 ketika bangsa Eropa termotivasi untuk memperluas daerah kekuasaannya. Dengan motto Gold, Glory, Gospel, bangsa Eropa mencari daerah jajahan yang dapat menguntungkan mereka,yaitu rempah-rempah. Hingga akhirnya mereka menemukan Indonesia yang kaya akan rempah-rempah.

Bangsa yang pertama datang ke Indonesia ada bangsa Portugis. Mereka awalnya datang untuk berdagang, namun lama-lama mereka berperilaku sewenang-wenang. Lalu pada tahun 1596 (abad ke-16), bangsa Belanda datang ke Indonesia, tepatnya di Banten dengan dipimpin oleh Cornelis de Huotman. Dengan kedatangan pihak Belanda maka terbentuklah VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) dengan tujuan memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia sehingga dapat menyingkirkan bangsa Portugis dan Spanyol pada saat itu.

Baca Juga:  Prinsip-Prinsip Hierarki dalam Peraturan Perundang-undangan, Simak 7 Hal Ini!

Penderitaan Rakyat Indonesia 

Dengan datangnya bangsa Belanda dan juga dibentuknya VOC semakin menyengsarakan rakyat Indonesia. Hal ini ditandai dengan adanya:

Politik adu domba yang mengakibatkan kerajaan-kerajaan di Indonesia melembah dan runtuh dan berdampak pada kehidupan masyarakat Indonesia pada masa itu. Kerja rodi pada masa kekuasaan Daendels. Tujuannya adalah untuk membangun jalan sepanjang pulau Jawa yang mengakibatkan banyak pekerja Indonesia sengsara.

Sistem tanam paksa atau Cultuurstelsel oleh Gubernur Van Den Bosch tahun 1828. Sistem ini mewajibkan rakyat Indonesia menanam tanaman yang sesuai ketentuan pemerintah lalu hasilnya diserahkan kepada pemerintah.

Karena hal-hal tersebutlah yang menjadikan adanya perlawanan yang dilakukan oleh para ulama dan juga bangsawan Indonesia pada saat itu. Sayangnya, perjuangan ini belum efektif karena masih bersifat kedaerahan. Para ulama dan kaum bangsawan yang memimpin perjuangan antara lain, yakni, 

Sultan Hasanudin dari Sulawesi Selatan, Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten, Tuanku Imam Bonjol dari Sumatera Barat, Pangeran Diponegoro dari Jawa Tengah. 

Demikian penjelasan Okezone mengenai Kondisi Bangsa Indonesia Sebelum Tahun 1908.

Kondisi bangsa Indonesia sebelum 1908 sangat memprihatinkan, hidupnya sengsara karena penjajahan, bukan hanya orang luar saja yang menyebabkan penderitaan, namun sesama bangsa kita sendiri juga terjadi pertikaian disebabkan aduh domba dari Belanda. Penderitaan bangsa Indonesia semakin parah ketika deandles yang berkuasa di Indonesia, rakyat Indonesia dipaksa kerja rodi, dan berlanjut diadakan tanam paksa. Bangsa Indonesia diperas oleh Belanda bukan hanya tenaganya saja, namun kekayaan juga. Adapun sifat perjuangan bangsa Indonesia sebelum tahun 1908 masih bersifat kedaerahan. Adapun perbedaan perjuangan bangsa Indonesia sebelum 1908 dengan setelah 1908 adalah.

  1. Sebelum Tahun 1908, perjuangan melawan penjajah dilakukan dengan perlawanan fisik. Sesudah tahun 1908, perjuangan dilakukan dengan pergerakan politik dan non-fisik melalui organisasi mdoern.
  2. Sebelum tahun 1908, perjuangan bersifat kedaerahan, hanya dilakukan di beberapa wilayah. Sesudah tahun 1908, perjuangan bersifat nasional, dengan tujuan kemerdekaan Indonesia.
  3. Sebelum tahun 1908, perjuangan dipimpin tokoh daerah seperti raja dan bangsawan. Sesudah tahun 1908, perjuangan dipimpin kalangan cerdik cendekia yang memiliki latar belakang pendidikan modern.


Berdasarkan penjelasan di atas maka jawabannya adalah Kondisi bangsa Indonesia sebelum 1908 sangat memprihatinkan, hidupnya sengsara karena penjajahan selain itu sifat perjuangan bangsa Indonesia sebelum tahun 1908 masih bersifat kedaerahan.

Perjuangan rakyat Indonesia ialah merupakan periode dimana rakyat Indonesia melakukan perlawanan terhadap penjajah dengan cara/metode perjuangan yang berbeda di setiap perkembangannya. Perjuangan rakyat dibedakan menjadai 2 yakni perjuangan rakyat sebelum tahun 1908 dan perjuangan rakyat setelah tahun 1908, kedua memiliki karakteristik tersendiri. Pada intinya perjuangan rakyat Indonesia baik sebelum tahun 1908  dan sesuah tahun 1908 merupakan respon dari sikap dan kebijakan bangsa-bangsa penjajah yang telah melukai rasa keadilan, mengoyak-oyak martabat dan harga diri, serta melahirkan penderitaan bagi rakyat. Salah satu perlawanan dalam waktu yang lama ialah perjuangan rakyat sebelum tahun 1908 dimana rakyat berfokus kepada kegiatan yang bersifat aksi militer dengan melibatkan masyarakat di setiap daerah dalam berbagai pertempuran. Namun tidak jarang perlawanan-perlawanan yang muncul mengalami kegagalan. Faktor kegagalan tersebut ialah:

  1. Perjuangan yang bersifat lokal, dimana belum adanya rasa persatuan dan kesatuan jadi perjuangan tidak serentak
  2. Persenjataan, yaitu kurangya dan kalahnya  teknologi persenjataan dibandingkan dengan bangsa penjajah.
  3. Efektifnya politik adu domba (divide et impera) yaitu rakyat yang masih mudah dipecah belah, sehingga mudah untuk menguasai dan menggagalkan perlawanan.

Dengan demikian faktor yang menyebabkan kegagalan perjuangan rakyat sebelum tahun 1908 antara lain berkenaan dengan perlawanan yang bersifat lokal, mengenai kemampuan persenjataan dan efektifnya politik divide et impera  sehingga rakyat masih mudah dipecah belah.

Sarah Nafisah Rabu, 7 April 2021 | 11:30 WIB

Penyebab kegagalan perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan penjajah (Freepik/kjpargeter)

Bobo.id - Seperti yang kita tahu, Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah. Kekayaan ini sudah ada sejak ratusan hingga ribuan tahun yang lalu.

Kekayaan alam inilah yang akhirnya membuat Indonesia dilirik oleh negara-negara lain. Termasuk salah satunya adalah bangsa Eropa.

Baca Juga: Mengenal Sosok Raden Ajeng Kartini, Salah Satu Pahlawan Perempuan pada Masa Penjajahan Belanda

Kedatangan bangsa Eropa memang awalnya disambut baik oleh rakyat Indonesia. Sayangnya hal itu justru dimanfaatkan untuk menjajah Indonesia.

Di masa penjajahan itu rakyat Indonesia ditindas dan dijadikan pekerja kasar demi keuntungan para penjajah.

Hal ini tentunya mengundang semangat juang rakyat Indonesia untuk bebas dari penjajahan negara lain.

Namun, ternyata perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan penjajah sering mendapatkan kegagalan.

Kira-kira apa yang jadi penyebab kegagalan perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan penjajah?

Simak penjelasannya di sini, ya!

Page 2

Page 3

Freepik/kjpargeter

Penyebab kegagalan perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan penjajah

Bobo.id - Seperti yang kita tahu, Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah. Kekayaan ini sudah ada sejak ratusan hingga ribuan tahun yang lalu.

Kekayaan alam inilah yang akhirnya membuat Indonesia dilirik oleh negara-negara lain. Termasuk salah satunya adalah bangsa Eropa.

Baca Juga: Mengenal Sosok Raden Ajeng Kartini, Salah Satu Pahlawan Perempuan pada Masa Penjajahan Belanda

Kedatangan bangsa Eropa memang awalnya disambut baik oleh rakyat Indonesia. Sayangnya hal itu justru dimanfaatkan untuk menjajah Indonesia.

Di masa penjajahan itu rakyat Indonesia ditindas dan dijadikan pekerja kasar demi keuntungan para penjajah.

Hal ini tentunya mengundang semangat juang rakyat Indonesia untuk bebas dari penjajahan negara lain.

Namun, ternyata perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan penjajah sering mendapatkan kegagalan.

Kira-kira apa yang jadi penyebab kegagalan perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan penjajah?

Simak penjelasannya di sini, ya!

Sejak kedatangan bangsa Barat ke Nusantara, banyak masyarakat yang menderita akibat perlakuan semena-mena mereka untuk menguasai rempah-rempah yang ada. Mulai dari praktik monopoli perdagangan hingga tindakan kekerasan terhadap warga lokal.

Akibat penderitaan yang dirasakan oleh rakyat nusantara, muncul tokoh-tokoh yang mulai berani menyuarakan perlawanan terhadap bangsa Barat. Ketertindasan telah melahirkan pahlawan-pahlawan di daerahnya masing-masing. Sebut saja Pattimura,Teuku Umar, Sultan Hasanuddin, Pangeran Diponegoro, dan masih banyak yang lainnya.

Perlawanan tokoh-tokoh daerah tersebut ada yang sukses, namun banyak juga yang belum membuahkan hasil manis sehingga monopoli dan kolonialisme masih terjadi. Kira-kira apa yang membuat bangsa Barat masih berkuasa di tanah kita sendiri di kala itu ya, Sobat SMP? Yuk kita simak artikel ini sampai habis untuk mengetahui alasannya!

1. Perjuangan masih bersifat kedaerahan

Perang Diponegoro walaupun merupakan perang yang paling besar dan menghabiskan kas keuangan Belanda, tetapi pada akhirnya dapat dikalahkan oleh Belanda. Demikian juga serangan Sultan Agung ke Batavia walaupun dengan jumlah pasukan yang sangat banyak dan dengan persiapan yang matang tetapi akhirnya dapat dilumpuhkan juga oleh Belanda. Sama pula halnya dengan perlawanan dan serangan raja-raja dan tokoh-tokoh Indonesia sebelum tahun 1908. Semua belum berhasil dan belum bisa mengusir kolonialisme dan imperialisme dari Indonesia.

Sebenarnya pahlawan-pahlawan dari daerah sudah berjuang dengan semaksimal mungkin untuk memukul mundur pasukan penjajah dari tanah daerahnya. Namun, hal yang membuat berbeda adalah pasukan Hindia-Belanda memiliki kekompakkan untuk menguasai rempah-rempah di Nusantara, sedangkan para pahlawan daerah baru berjuang untuk daerahnya masing-masing.

2. Termakan politik adu domba

Sobat SMP pasti pernah mendengar istilah devide et impera atau yang lebih dikenal dengan politik pecah-belah (politik adu domba). Belanda melakukan politik adu domba dan memecah-belah persatuan supaya kerajaan-kerajaan tersebut berperang. Pada saat terjadi perang antarkerajaan, Belanda membantu salah satu kerajaan tersebut. Setelah kerajaan yang didukung menang, Belanda kemudian meminta balas jasa atau imbalan berupa monopoli perdagangan dan penguasaan atas beberapa lahan atau daerah yang ada di kerajaan tersebut.

3. Kurangnya rasa nasionalisme

Alasan terakhir ialah masyarakat kala itu belum memiliki rasa nasionalisme yang kuat. Alasan ini telah tecermin dari dua poin sebelumnya. Rakyat Nusantara belum merasa memiliki Tanah Air bersama-sama serta belum bisa bersatu dalam satu tubuh yang bernama Indonesia. Bayangkan apa yang akan terjadi jika para tokoh-tokoh daerah tersebut berkumpul untuk berdiskusi dan merencanakan strategi untuk mengusir penjajah dari negeri kita? Mungkin bangsa kita tidak akan terlalu lama merasakan penderitaan dan kepedihan dari kolonialisme.

Jadi, itulah tadi beberapa alasan mengapa perjuangan kedaerahan belum bisa mengusir penjajah. Dari sini, kita bisa melihat pentingnya semangat persatuan untuk bisa sukses mengalahkan segala tantangan yang ada di depan mata. Selalu jaga persatuan dan kesatuan Indonesia ya Sobat SMP!

Referensi: Modul PJJ IPS Kelas VIII Semester Genap terbitan Direktorat SMP tahun 2020

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA