Jelaskan awal masuknya Islam di kawasan Asia Tenggara

Islam di Asia Tenggara awalnya menyebar dari wilayah Indonesia, khususnya di daerah Perlak, Aceh sejak abad ke-7 Masehi. Setelah mengalami perkembangan, Islam menyebar ke wilayah Asia Tenggara lainnya khususnya ke Semenanjung Malaya. Islam di Asia Tenggara menyebar ke wilayah Indonesia, Singapura, Malaysia, Kerajaan Pattani di Thailand Selatan dan Brunei Darussalam. Sebelum kemunculan Islam di Asia Tenggara, penduduk di Asia Tenggara menganut animisme atau meyakini agama Hindu atau agama Buddha. Islamisasi di Asia Tenggara didukung oleh keberadaan para pedagang dan ulama yang berasal dari Jazirah Arab, Persia Raya dan Gujarat di wilayah Malaysia pada abad ke-9 Masehi. Penyebaran Islam di Asia Tenggara oleh para pedagang dan ulama berlangsung secara damai tanpa ada tindakan pemaksaaan, kekerasan, intimidasi maupun perang.[1]

Berikut merupakan sebaran umat Muslim di Asia Tenggara. Sensus dihadirkan pada tahun 2009.

Negara Muslim[2] %
  Brunei (detil) 269.000 67.2%
  Filipina (detil) 4.654.000 5.1%
  Indonesia (detil) 202.867.000 88.2%
  Kamboja (detil) 236.000 1.6%
  Laos (detil) 2.000 -
  Malaysia (detil) 16.581.000 60.4%
  Singapura (detil) 706.000 14.9%
  Thailand (detil) 3.930.000 5.8%
  Timor Leste (detil) 43.000 (2009) 3.8%
  Vietnam (detil) 157.000 0.2%
  Myanmar (detil) 1.889.000 3.8%
  1. ^ Nurbaiti (2019). Pendidikan Islam pada Awal Islamisasi di Asia Tenggara (PDF). Depok: Rajawali Pers. hlm. 1–2.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  2. ^ Whitaker, Brian (2009-10-08). "The world in muslim populations, every country listed". the Guardian (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-08-10. 

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Islam_di_Asia_Tenggara&oldid=19386907"

You're Reading a Free Preview
Pages 5 to 7 are not shown in this preview.

Kamis , 03 Jan 2013, 15:07 WIB

Republika/Wihdan Hidayat

Muslimah Indonesia saat melaksanakan Shalat Ied di Jakarta (ilustrasi).

Rep: Afriza Hanifa Red: Chairul Akhmad

REPUBLIKA.CO.ID, Hadirnya Islam merupakan dampak positif dari ramainya transaksi dagang di Selat Malaka.Ada sekitar 240 juta Muslim tinggal di Asia Tenggara. Jumlah tersebut hampir seperempat dari total jumlah umat Islam di dunia yang mencapai 1,6 miliar jiwa. Indonesia, sebagai bagian dari Asia Tenggara, bahkan merupakan negara berpenduduk Muslim terbanyak di dunia. Sebanyak 12,9 persen dari total Muslim dunia hidup di Indonesia.Meski Islam lahir di tanah Arab, namun jumlah Muslimin didominasi masyarakat Asia, terutama Asia Selatan dan Tengggara. Tak sedikit negara Asia Tenggara menjadi rumah bagi mayoritas Muslim. Bahkan, Malaysia dan Brunei Darussalam menjadikan Islam sebagai agama resmi negara.Dibanding saudara-saudara seiman mereka di Timur Tengah, umat Islam di Asia Tenggara hidup lebih aman dan damai. Konflik agama, aksi kekerasan, ataupun peperangan sangat minim. Meski berasal dari etnik yang heterogen, Muslim Asia Tenggara sebagian besar menganut paham agama yang sama, yakni Sunni dengan mazhab Syafi’i.Menilik sejarahnya, Malaka merupakan gerbang utama masuknya Islam ke Asia Tenggara. Dari semenanjung Malaka, Islam bersentuhan dengan bangsa Melayu yang kemudian menyebar ke seluruh kawasan Asia Tenggara.Dalam versi lain disebutkan, Islam lebih dahulu dikenal di Samudra Pasai, Aceh, sebelum sampai ke Malaka. Keberadaan Islam di Samudra Pasai sendiri merupakan dampak perkembangan penyebaran Islam dari Kerajaan Perlak.Prof A Hasymi dalam bukunya “Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia” menyatakan, Kerajaan Perlak merupakan kerajaan Islam pertama di Nusantara yang berdiri abad ketiga Hijriah. “Buktinya, pada 173 Hijriah atau 800 Masehi, sebuah kapal layar berlabuh di Bandar Perlak membawa para saudagar di bawah pimpinan Nakhuda Khalifah dari Teluk Kambay, Gujarat,” tulis Hasymi.Pada 1 Muharam 225 Hijriah (840 Masehi), Kerajaan Islam Perlak resmi berdiri dengan Sayid Abdul Aziz sebagai sultan pertama. Adapun, Kerajaan Samudera Pasai baru berdiri pada 1267 Masehi.

  • islam mancanegara
  • sejarah islam asia tenggara

Suaramuslim.net – Sejauh ini, Indonesia menyandang status sebagai penduduk muslim terbanyak di Asia Tenggara bahkan di dunia. Padahal, Islam telah tumbuh merata di berbagai negeri di Asia Tenggara. Bagaimana awal masuknya Islam di Asia Tenggara?

Menurut Uka Tjandra Sasmita, seorang Arkeolog asal Indonesia, memaparkan bahwa proses masukya Islam ke Asia Tenggara karena lima hal. Pertama, saluran perdagangan. Kesibukan lalu-lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 membuat pedagang Muslim Arab, Persia dan India turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian Barat, Tenggara dan Timur Benua Asia.

Kedua, melalui saluran perkawinan. Dari sudut ekonomi, para pedagang Muslim memiliki status sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi terutama puteri-puteri bangsawan, tertarik untuk menjadi isteri saudagar-saudagar itu.

Ketiga, saluran pendidikan. Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai dan ulama. Di pesantren atau pondok itu, calon ulama, guru agama dan kiai mendapat pendidikan agama. Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masing atau berdakwah ke tempat tertentu mengajarkan Islam. Misalnya, pesantren yang didirikan oleh Raden Rahmat di Ampel Denta Surabaya, dan Sunan Giri di Giri.

Keempat, saluran kesenian. Islamisasi melaui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang. Menurut catatan sejarah tokoh penyebar Islam yang mengambil peran melalui saluran ini adalah Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang.

Kelima,  saluran politik. Di Maluku dan Sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini. Di samping itu, baik di Sumatera dan Jawa maupun di Indonesia Bagian Timur, demi kepentingan politik, kerajaan-kerajaan Islam memerangi kerajaan-kerajaan non Islam. Kemenangan kerajaan Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan Islam itu masuk Islam.

Rohingya, Awal Mula Islam Tumbuh di Myanmar

Belakangan ini, air mata umat Islam dikuras atas penderitaan saudara semuslim kita yang ada di Myanmar. Rohingya, adalah daerah pertama bermulanya Islam di Myanmar.

Islam masuk ke Myanmar sekitar tahun 1055. Pedagang-pedagang Arab memperkenalkan Islam kepada mereka saat mendarat di delta Sungai Ayeyarwady, Semenanjung Tanintharyi, dan daerah Arakan yang yang terletak di sisi barat Myanmar. Gunung Arakan memisahkan wilayah daerah Arakan dengan daerah-daerah lain Myanmar yang mayoritas menganut Budha. Selain etnis Arakan, etnis Shan juga dikenal sebagai penganut Islam.

Orang-orang dari Persia sampai Myanmar saat menjelajahi kawasan selatan Cina. Orang-orang Islam yang merupakan penduduk asli Myanmar disebut Pathi, sedangkan orang-orang Islam yang berasal dari Cina disebut Panthay. Dari sana, Islam menyebar ke berbagai daerah, seperti Pegu, Tenasserim, dan Pathein.

Islam di Thailand

Masuknya agama Islam ke Selatan Thailand (Pattani) tidak bisa dilepaskan dengan masuknya Islam ke Asia tenggara. Rentetan penyiaran Islam di Nusantara ini merupakan satu kesatuan dari mata rantai peroses Islamisasi di Nusantara. Hal ini tentu terkait dengan seputar pendapat yang menjelaskan tentang masuknya Islam ke Nusantara yang secara garis besar dibagi dua pendapat, yakni pendapat yang mengatakan Islam masuk ke wilayah ini pada abad ke tujuh Masehi dan langsung dari Arab. Pendapat lain mengatakan Islam masuk ke Nusantara pada abad ketiga belas Masehi berasal dari India.

Salah satu bukti bahwa Islam juga menggeliat di negeri ini adalah berkembangnya pendidikan Islam di dalamnya. Di Thailand, khususnya di beberapa daerah seperti Pattani, Setul, Yala, dan Narathiwat Pendidikan Islam, dengan Pondok dan Madrasah menjadi tulang punggung identitas Islam dan perlawanan Islam terhadap pemerintah pusat.

Pondok telah bertransformasi menjadi sekolah agama modern (madrasah). Perkembangan madrasah sangat pesat dengan memasukan dalam kurikulumnya mata pelajaran umum yang diwajibkan oleh pemerintah, seperti bahasa Thai, matematika, sains, sejarah ilmu bumi, bahasa Ingris.

Islam di Laos

Meski minoritas, muslim juga berkembang dan tumbuh di Laos. Agama Islam pertama kali masuk Laos melalui para pedagang Cina dari Yunnan. Para saudagar Cina ini bukan hanya membawa dagangannya ke Laos, namun juga ke negara tetangganya, seperti Thailand dan Birma (Myanmar saat ini). Oleh masyarakat Laos dan Thailand, para pedagang asal Cina ini dikenal dengan nama Chin Haw.

Peninggalan kaum Chin Haw yang ada hingga hari ini adalah beberapa kelompok kecil komunitas Muslim yang tinggal di dataran tinggi dan perbukitan. Mereka menyuplai kebutuhan pokok masyarakat perkotaan.

Di sini, mereka memiliki sebuah masjid dengan ukuran yang sangat besar dan menjadi kebanggaan Muslim Laos. Letaknya di ruas jalan yang terletak di belakang pusat air mancur Nam Phui. Masjid ini dibangun dengan gaya neo-Moghul dengan ciri khas berupa menara gaya oriental. Masjid ini juga dilengkapi pengeras suara untuk azan. Ornamen lain adalah tulisan-tulisan dalam lima bahasa, yaitu Arab, Tamil, Lao, Urdu, dan Inggris, yang terdapat dalam masjid.

Kontributor: Mufatihatul Islam
Editor: Muhammad Nashir

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA