Jatuh bangunnya kabinet yang terjadi pada masa demokrasi liberal disebabkan oleh 5 poin

Jakarta -

Selama kurang lebih 9 tahun masa Demokrasi Parlementer atau Demokrasi Liberal (1950-1959), Indonesia mengalami pergantian kabinet sebanyak 7 kali. Apa dampak yang ditimbulkan akibat pergantian kabinet pada masa Demokrasi Liberal?

Pada masa Demokrasi Liberal (1950-1959), Indonesia menjalankan sistem pemerintahan parlementer. Dengan sistem parlementer, pemerintahan dipimpin oleh seorang perdana menteri, sementara presiden berkedudukan sebagai kepala negara.

Masa Demokrasi Liberal ditandai dengan munculnya banyak partai politik dan penerapan Kabinet Parlementer, seperti dikutip dari buku Sejarah SMP/MTs Kelas IX oleh Dr. Nana Nurliana Soeyono, MA dan Dra. Sudarini Suhartono, MA.

Kabinet Parlementer adalah sistem kabinet yang bertanggung jawab pada parlemen (Dewan Perwakilan Rakyat), sementara Kabinet Presidensial adalah kabinet yang bertanggung jawab pada presiden.

Dampak Pergantian Kabinet pada Masa Demokrasi Liberal

Kelemahan dari sistem kabinet parlementer di Indonesia adalah sering terjadi pergantian kabinet dalam pemerintahan.

Daftar kabinet di masa Demokrasi Liberal Indonesia adalah sebagai berikut:1. Kabinet Natsir (September 1950 - April 1951)2. Kabinet Soekiman (April 1951 - 1952)3. Kabinet Wilopo (April 1952 - Juli 1953)4. Kabinet Ali Sastroamidjojo I (Juli 1953 - Agustus 1955)5. Kabinet Burhanuddin Harahap (Agustus 1955 - Maret 1956)6. Kabinet Alisastro Amidjojo II (Maret 1956 - April 1957)

7. Kabinet Djuanda (April 1957 - Juli 1959)

Pergantian kabinet tersebut terjadi karena beberapa partai tertentu cenderung berusaha saling menjatuhkan partai lain yang sedang berkuasa di parlemen dan mencari keuntungan untuk partainya.

Pergantian kabinet yang terlalu cepat tersebut juga didorong dengan adanya mosi tidak percaya terhadap kabinet yang dikeluarkan oposisi dalam parlemen.

Dampaknya, kabinet yang kebijaksanaannya tidak selaras dengan kehendak mayoritas anggota parlemen lalu dapat dijatuhkan, meskipun belum menjalankan program-programnya, seperti dikutip dari buku IPS Terpadu Sosiologi, Geografi, Ekonomi, dan Sejarah untuk Kelas IX SMP oleh Nana Supriatna, Mamat Ruhimat, dan Kosim.

Tindakan memperebutkan kursi dalam kabinet di masa Demokrasi Liberal dikenal dengan sindiran "politik dagang sapi", seperti dikutip dari buku Sejarah 3: SMP Kelas IX oleh Drs. Anwar Kurnia dan Drs. H. Moh. Suryana.

Dampak yang ditimbulkan akibat pergantian kabinet pada masa Demokrasi Liberal sebagai berikut:

1. Setiap kabinet hampir tidak sempat menjalankan program yang direncanakan

2. Kepercayaan rakyat terhadap pemerintah semakin memudar

3. Kondisi negara menjadi tidak stabil karena pergolakan sosial politik di berbagai daerah belum sempat tertangani sepenuhnya

Nah, jadi dampak yang ditimbulkan akibat pergantian kabinet pada masa Demokrasi Liberal menyentuh hingga pudarnya kepercayaan rakyat pada pemerintah dan tidak tertanganinya program pemerintah dan ketidakstabilan negara ya, detikers. Selamat belajar ya detikers!

Simak Video "Faldo: Ada Kursi Menteri Kosong, Peluang Reshuffle Kabinet Terbuka"



(twu/twu)

Jatuh bangunnya kabinet yang terjadi pada masa Demokrasi liberal disebabkan oleh?

  1. Kabinet tidak memiliki program yang pasti
  2. Munculnya mosi tidak percaya terhadap kabinet yang berkuasa
  3. Ketidakberhasilan kabinet menciptakan stabilitas nasional
  4. Kabinet tidak dapat merangkul tokoh-tokoh masyarakat
  5. Semua jawaban benar

Berdasarkan pilihan diatas, jawaban yang paling benar adalah: B. Munculnya mosi tidak percaya terhadap kabinet yang berkuasa.

Dari hasil voting 987 orang setuju jawaban B benar, dan 0 orang setuju jawaban B salah.

Jatuh bangunnya kabinet yang terjadi pada masa Demokrasi liberal disebabkan oleh munculnya mosi tidak percaya terhadap kabinet yang berkuasa.

Pembahasan dan Penjelasan

Jawaban A. Kabinet tidak memiliki program yang pasti menurut saya kurang tepat, karena kalau dibaca dari pertanyaanya jawaban ini tidak nyambung sama sekali.

Jawaban B. Munculnya mosi tidak percaya terhadap kabinet yang berkuasa menurut saya ini yang paling benar, karena kalau dibandingkan dengan pilihan yang lain, ini jawaban yang paling pas tepat, dan akurat.

Jawaban C. Ketidakberhasilan kabinet menciptakan stabilitas nasional menurut saya ini juga salah, karena dari buku yang saya baca ini tidak masuk dalam pembahasan.

Jawaban D. Kabinet tidak dapat merangkul tokoh-tokoh masyarakat menurut saya ini salah, karena dari apa yang ditanyakan, sudah sangat jelas jawaban ini tidak saling berkaitan.

Jawaban E. Semua jawaban benar menurut saya ini salah, karena setelah saya cari di google, jawaban tersebut lebih tepat digunkan untuk pertanyaan lain.

Kesimpulan

Dari penjelasan dan pembahasan diatas, bisa disimpulkan pilihan jawaban yang benar adalah B. Munculnya mosi tidak percaya terhadap kabinet yang berkuasa

Jika masih punya pertanyaan lain, kalian bisa menanyakan melalui kolom komentar dibawah, terimakasih.

Jakarta -

Selama kurang lebih 9 tahun masa Demokrasi Parlementer atau Demokrasi Liberal [1950-1959], Indonesia mengalami pergantian kabinet sebanyak 7 kali. Apa dampak yang ditimbulkan akibat pergantian kabinet pada masa Demokrasi Liberal?

Pada masa Demokrasi Liberal [1950-1959], Indonesia menjalankan sistem pemerintahan parlementer. Dengan sistem parlementer, pemerintahan dipimpin oleh seorang perdana menteri, sementara presiden berkedudukan sebagai kepala negara.

Masa Demokrasi Liberal ditandai dengan munculnya banyak partai politik dan penerapan Kabinet Parlementer, seperti dikutip dari buku Sejarah SMP/MTs Kelas IX oleh Dr. Nana Nurliana Soeyono, MA dan Dra. Sudarini Suhartono, MA.

Kabinet Parlementer adalah sistem kabinet yang bertanggung jawab pada parlemen [Dewan Perwakilan Rakyat], sementara Kabinet Presidensial adalah kabinet yang bertanggung jawab pada presiden.

Dampak Pergantian Kabinet pada Masa Demokrasi Liberal

Kelemahan dari sistem kabinet parlementer di Indonesia adalah sering terjadi pergantian kabinet dalam pemerintahan.

Daftar kabinet di masa Demokrasi Liberal Indonesia adalah sebagai berikut:1. Kabinet Natsir [September 1950 - April 1951]2. Kabinet Soekiman [April 1951 - 1952]3. Kabinet Wilopo [April 1952 - Juli 1953]4. Kabinet Ali Sastroamidjojo I [Juli 1953 - Agustus 1955]5. Kabinet Burhanuddin Harahap [Agustus 1955 - Maret 1956]6. Kabinet Alisastro Amidjojo II [Maret 1956 - April 1957]

7. Kabinet Djuanda [April 1957 - Juli 1959]

Pergantian kabinet tersebut terjadi karena beberapa partai tertentu cenderung berusaha saling menjatuhkan partai lain yang sedang berkuasa di parlemen dan mencari keuntungan untuk partainya.

Pergantian kabinet yang terlalu cepat tersebut juga didorong dengan adanya mosi tidak percaya terhadap kabinet yang dikeluarkan oposisi dalam parlemen.

Dampaknya, kabinet yang kebijaksanaannya tidak selaras dengan kehendak mayoritas anggota parlemen lalu dapat dijatuhkan, meskipun belum menjalankan program-programnya, seperti dikutip dari buku IPS Terpadu Sosiologi, Geografi, Ekonomi, dan Sejarah untuk Kelas IX SMP oleh Nana Supriatna, Mamat Ruhimat, dan Kosim.

Tindakan memperebutkan kursi dalam kabinet di masa Demokrasi Liberal dikenal dengan sindiran "politik dagang sapi", seperti dikutip dari buku Sejarah 3: SMP Kelas IX oleh Drs. Anwar Kurnia dan Drs. H. Moh. Suryana.

Dampak yang ditimbulkan akibat pergantian kabinet pada masa Demokrasi Liberal sebagai berikut:

1. Setiap kabinet hampir tidak sempat menjalankan program yang direncanakan

2. Kepercayaan rakyat terhadap pemerintah semakin memudar

3. Kondisi negara menjadi tidak stabil karena pergolakan sosial politik di berbagai daerah belum sempat tertangani sepenuhnya

Nah, jadi dampak yang ditimbulkan akibat pergantian kabinet pada masa Demokrasi Liberal menyentuh hingga pudarnya kepercayaan rakyat pada pemerintah dan tidak tertanganinya program pemerintah dan ketidakstabilan negara ya, detikers. Selamat belajar ya detikers!

Simak Video "Seskab Cerita 'Seret' Menko Pulang dari AS Demi Rapat Paripurna"

[twu/twu]

Lihat Foto

Wikipedia

Mohammad Natsir

KOMPAS.com - Mulai 17 Agustus 1950, Presiden Soekarno memberlakukan Demokrasi Liberal, yang belangsung hingga 5 Juli 1959.

Dalam kurun waktu sembilan tahun itu, terjadi sebanyak tujuh kali pergantian kabinet dengan perdana menteri yang juga berbeda-beda.

Berikut ini 7 kabinet pada masa demokrasi liberal.

  • Kabinet Natsir [6 September 1950-27 April 1951]
  • Kabinet Sukiman-Suwirjo [27 April 1951-3 April 1952]
  • Kabinet Wilopo [3 April 1952-3 Juni 1953]
  • Kabinet Ali Sastroamijoyo I [31 Juli 1953-24 Juli 1955]
  • Kabinet Burhanuddin Harahap [12 Agustus 1955-3 Maret 1956]
  • Kabinet Ali Sastroamijoyo II [24 Maret 1956-14 Maret 1957]
  • Kabinet Djuanda [9 April 1957-10 Juli 1959]

Lantas, apa yang menyebabkan sering terjadinya pergantian kabinet pada masa Demokrasi Liberal?

Baca juga: Kabinet Indonesia Masa Demokrasi Liberal

Alasan pergantian kabinet

Era Demorkasi Liberal merupakan masa di mana Presiden Soekarno memerintah menggunakan konstitusi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950.

Faktor yang menyebabkan seringnya terjadi pergantian kabinet pada masa demokrasi liberal adalah karena pada masa ini Indonesia menganut sistem multipartai.

Akibatnya, partai politik saling beradu kepentingan dan rasa persaingan antargolongan membuat anggotanya lebih mengutamakan kepentingan partai mereka sendiri.

Karena kepentingan yang saling berbenturan itu, tidak ada kabinet yang dapat melaksanakan programnya sehingga tuntutan dari parlemen juga tidak tercapai.

Apabila sudah begitu, kabinet-kabinet sering jatuh akibat mendapatkan mosi tidak percaya dari kelompok oposisi yang kuat di parlemen.

Masing-masing kabinet yang terbentuk juga tidak bisa menjalankan program mereka dengan baik karena kerap terjadi gerakan pemberontakan, seperti DI/TII, APRA, RMS, dan Andi Azis.

Baca juga: Jatuhnya Kabinet Natsir

Date:parabola Y=X²- 4x + 3m - 2 Mempunyaititikpuncak T [p. Q]. Jika p dan q/3 dua sukupertama deretan geometri tak hingga mempunyaiJumlah 4, maka nila … i M adalah?​.

16. KBAT:mengaplikasi perlembagaan Malaysia menjadi garispanduan demorrasi berparlimen di negara kita. Sebagaiseorang rakyat Malaysia yang berjiwa pat … riotik, bagaimanakahanda menunjukan kepatuhan kepada perlembagaon Malaysia. ​.

Hubungan majapahit dg champa, kamboja, srilanka, birma dan ligor, pada masa raja siapa?.

Menjelaskan tujuan kegiatan perdagangan kerajaan banten menggunakan kapal jung dan nahkoda dari inggris dan portugis,tujuanya?.

Pada tahun 2004 terjadi hal yang menggemparkan dunia ilmu pengetahuan dengan ditemukannya manusia purba di Flores mengapa.

Tokoh pergerakan Nasional Mesir yang menginginkan Mesir lepas dari kekuasaanInggris adalah. A. Arabi PashaB. Mustafa Kemal PasyaC. Mustafa Kemal Attar … turkD. Mohamad SaidE. Gamal Abdul Nasser​.

3. Yang dimasak orang tua dedap untuk anaknya saat mendarat dipelabuhan adalah​.

Bagaimana pendapat anda terkait bergantinya bentuk pemerintahan dalam sejarah kekhalifan Turki Utsmani, dari Monarki Islamic menjadi Sekulerism?​.

Aliran aliran metafisika,aliran etika, aliran teroi dalam filsafat sejarah​.

Kesepakatan yang berhasil dicapai oleh pemerintah republik indonesia dan bfo pada 19-22 juli 1949 di yogyakarta ditunjukan oleh kombinasi !.

Video yang berhubungan

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA