Fungsi dari pengulangan ayat tersebut adalah untuk

Salah satu metode yang digunakan al-Quran untuk menyampaikan pesannya adalah metode pengulangan satu kata atau satu kalimat atau satu ayat secara penuh. Pengulangan ini memiliki faedah dan manfaat dan merupakan metode penggunaan pembicaraan (kalam) secara baik.
Terdapat dua bentuk pengulangan dalam Al-Quran:

  1. Pengulangan secara maknawi

Yang dimaksud dengan bentuk ulangan ini adalah pengulangan kandungan atau pemahaman, seperti pengulangan kisah Nabi Ibrahim As atau Nabi Musa yang bisa dijumpai secara berulang dalam berbagai ayat atau kalimat atau ibarat yang berbeda-beda atau yang dimulain dari berbagai sisi kehidupan mereka.

Pengulangan jenis ini memiliki ragam bentuk yang bermacam-macam:

  1. Kadang-kadang pengulangan terjadi pada satu kata seperti:

«قَوارِیرَا قَوارِیرَا» [1]

  1. Kadang-kadang pengulangan terjadi pada satu kalimat secara utuh yang sebagiannya merupakan kalimat yang diulang dan tidak saling berdekatan, namun tersebar dalam berbagai surah, seperti:

«وَ ما ظَلَمُونا وَ لکِنْ کانُوا أَنْفُسَهُمْ یَظْلِمُونَ»

Dimana salah satunya berada pada surah al-Baqarah ayat 75 dan kali lainnya pada surah al-A’raf ayat 160.
Demikian juga seperti ayat: «کانُوا أَشَدَّ مِنْهُمْ قُوَّةً» dimana salah satunya terdapat dalam surah Rum ayat 9, pada kali lainnya berada di surah al-Fatir ayat 44 dan kali lainnya berada di surah al-Ghafir ayat 21.

  1. Kadang-kadang ayat diulang dan berada saling berdekatan.

«أَصْحابُ الْیَمِینِ ما أَصْحابُ الْیَمِینِ»[2]
«فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ یُسْراً إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ یُسْراً»[3]

  1. Kadang-kadang pengulangan terjadi dalam satu kalimat karena  adanya jarak/pemisah ayat-ayat dalam satu surah seperti pada ayat:

«فَبِأَیِّ آلاءِ رَبِّکُما تُکَذِّبانِ» diulang sebanyak 31 kali dalam surah al-Rahman dan «فَوَیْلٌ یَوْمَئِذٍ لِلْمُکَذِّبِینَ» yang diulang sebanyak 2 kali dalam surah al-Mursalat. Kalimat-kalimat ini digunakan untuk membedakan pembahasan-pembahasan yang mirip antara yang satu dengan yang lainnya.[4]  

Falsafah Pengulangan


Para mufasir dan Sarjana Ulumul Quran terkait dengan hubungan falsafah dan tujuan pengulangan dalam al-Quran berkata: Pada umumnya pengulangan dimaksudkan untuk penegasan suatu perkara dan untuk menetapkan kalam atau untuk menunjukkan pentingnya permasalahan dan untuk menarik perhatian pendengar terhadap kandungan yang ada dalam surah itu. Dengan kata lain tujuan pengulangan adalah untuk menggiring pendengar supaya mengingatkan kembali maksud yang diinginkan. Namun kadang-kadang pengulangan satu kata karena diantara maudhu dan mahmul atau mubtada dan khabar terdapat pemisah sehingga dalam hal ini pengulangan maudhu atau mubtada menjadi penting guna mengingatkan kembali akan maksud yang diinginkan.

«ثُمَّ إِنَّ رَبَّکَ لِلَّذِینَ عَمِلُوا السُّوءَ بِجَهالَةٍ ثُمَّ تابُوا مِنْ بَعْدِ ذلِکَ وَ أَصْلَحُوا إِنَّ رَبَّکَ مِنْ بَعْدِها لَغَفُورٌ رَحِیمٌ»[5]

Namun falsafah pengulangan ayat «فَبِأَیِّ آلاءِ رَبِّکُما تُکَذِّبانِ» dalam surah Al-Rahman adalah untuk menetapkan nikmat-nikmat yang banyak dan menegaskan dalam menyebutkan semua nikmat-nikmat itu. Jadi dimana saja Allah mengkaruniakan nikmat dan Tuhan mengingatkan akan nikmat itu, pada hakekatnya hal itu adalah penetapan dan peneguran terhadap orang-orang yang mendustakannya. Sebagaimana perkataan seseorang kepada orang lain: Apakah aku tidak berbuat baik kepadamu ketika aku memberikan hartaku kepadamu, apakah aku tidak berbuat baik ketika aku memberikan tanah dan harta kepemilikanku kepadamu, apakah aku tidak membantumu ketika aku membangun rumah untukmu? Oleh itu, pengulangan dalam hal itu adalah sesuatu yang baik untuk menetapkan suatu hal yang menjadi perbedaan. Pengulangan juga banyak didapati di dalam kalam-kalam dan syair-syair Arab.[6] Oleh itu, tidak ada pengulangan dan juga bukan merupakan penegasan akan sesuatu dalam kandungan ayat-ayat itu.[7]
Dengan kata lain, pengulangan dalam surah al-Rahman bukan hanya untuk penegasan sabagaimana pemahaman kebanyakan orang, namun untuk mengambil pengakuan, memberi tahu orang yang lengah, menegur, dan menghukum orang-orang yang mengingkari nikmat Ilahi yang selalu menginginkan setiap nikmat karena setiap maujud berada dibawah pengontrolannya dan untuk mengingatkan bahwa segala sesuatu yang berada di bumi dan atas bumi, bahkan setiap mumkin yang berada di alam semesta, semua merupakan kepunyaan Tuhan,  berada di bawah kontrol-Nya dan merupakan manifestasi dan pancaran dari rahmat-Nya yang tidak terbatas dari gambaran karunia luas «وَ رَحْمَتِی وَسِعَتْ کُلَّ شَیْ‏ءٍ» yang muncul secara tepat.[8] [iQuest]

[1] Qs Al-Mukminun [23]: 36

[2] Qs Al-Waqi’ah [56]: 27.

[3] Qs Al-Insyirah [94]: 6 & 7

[4] Silahkan lihat: Ja’fari. Ya’qub, Seiri dar Ulumul Qurān, hal. 270-272, Tehran, Uswah, Cet. 3, 1382.

[5]  Qs Al-Nahl [16]: 119; Seiri dar Ulumul Quran, hal. 272.

[6] Thabarsi, Fadhl bin Hasan, Majma' al Bayān fi Tafsir al-Quran, Mukadimah al- Balaghi, Muhammad Jawad, jil. 9, hal. 301, Tehran, Nashir Khosroi, cet. 3, 1372, Husaini Amidi, Sayid Amiduddin bin Muhammad A’raj, Kanz al-Fawāid fi Hal Musykilāt al-Qawāid, diriset dan diedit oleh: Wa’idhi, Muhyiddin, Katib, Haj Kamal, Asadi, Jalal, jil. 2, hal. 113, Qum, Daftar Intisyarat Islami, cet. 1, hal. 1424.

[7] Mughniyah, Muhammad Jawad, Tafsir al-Kasyāf, jil. 7, hal. 207, Tehran, Dar al-Kitab Islamiyah, cet. 1, 1416.

[8] Banui Isfahani, Sayidah Nusrat Amin, Makhzan al-Irfān dar Tafsir al-Qurān, jil. 12, hal. 14, Tehran, Nehdhat Zanan Musalmanan, 1361.

Rabu, 02 Februari 2022 - 22:00 WIB

Ilustrasi (foto: langit7.id/istock)

Pengulangan ayat dalam Al-Qur'an bisa ditemui di banyak surah. Paling fenomenal tentu dalam Surah Ar-Rahman. Itu merupakan salah pola komunikasi dalam Al-Qur'an. Ada banyak hikmah di baliknya.

Quraish Shihab dalam Kitab Tafsir Al-Qur'an Al-Karim menjelaskan, pengulangan kata pada Al-Qur'an memiliki makna yang sedikit atau banyak berbeda dengan kata yang diulang. Para ulama tafsir hampir sepakat soal itu.

Mengutip laman resmi Majelis Ulama Indonesia (MUI), Syekh Muhammad bin Salih dalam Tafsir Juz 'Amma merunut 3 hikmah besar di balik pengulangan dalam Al-Qur'an. Ketiganya adalah sebagai berikut:

1. Penjelasan Tentang Mengenai Urgensi Masalah

Penjelasan tentang urgensi masalah bisa ditemui dalam Surah Ar-Rahman. Ini untuk menunjukkan pentingnya menampakkan aneka nikmat Allah Ta'ala yang tak terhitung.

Dalam Tafsir al-Mizan, at-Thabathabai menjelaskan, pengulangan ayat dalam Surah Ar-Rahman mengandung isyarat mengenai ciptaan Allah yang memiliki banyak bagian-bagian. Ciptaan itu terbentang di langit dan bumi, darat dan laut, bahkan manusia dan jin.

Allah pula yang mengatur segala hal tersebut berada pada satu pengaturan yang bermanfaat bagi golongan jin dan manusia. Maka itu, kemanfaatan tersebut akan tetap berlaku di dunia maupun di akhirat kelak.

Terdapat banyak pengulangan-pengulangan dalam Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Setiap Muslim sepertinya menyadari banyaknya pengulangan kata, kalimat hingga suatu kisah atau tema tertentu saat membaca Alquran. 

Pengulangan yang termasyhur mungkin adalah yang terjadi di surat Ar-Rahman, sekitar 31 ayat diulang-ulang di surat yang sama. 

Sebenarnya apa tujuan dari pengulangan-pengulangan ini? adakah artinya pengulangan tersebut menurut para Ulama? Berikut penjelasannya seperti yang dilansir dari Alukah:

1. Pengulangan kata atau huruf. Allah SWT berfirman dalam surat An-Nahl ayat 110:

 ثُمَّ إِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِينَ هَاجَرُوا۟ مِنۢ بَعْدِ مَا فُتِنُوا۟ ثُمَّ جَٰهَدُوا۟ وَصَبَرُوٓا۟ إِنَّ رَبَّكَ مِنۢ بَعْدِهَا لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ  Artinya: “Dan sesungguhnya Tuhanmu (pelindung) bagi orang-orang yang berhijrah sesudah menderita cobaan, kemudian mereka berjihad dan sabar; sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Mahapengampun lagi Mahapenyayang.” 

Pengulangan dalam ayat ini berada di kata ( إِنَّ ) yang disebutkan dua kali.  Tentunya pengulangan ini bukanlah kesalahan redaksi atau bahkan pemborosan kata dalam satu kalimat.  

Kata ( إِنَّ ) jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti sungguh atau sesungguhnya, adalah kata penegasan suatu kalimat atau pernyataan. Kata ini diulang sebanyak dua kali untuk  menegaskan bahwa perlindungan Allah SWT bersama orang-orang yang diterpa cobaan kemudian tetap menaati perintah-Nya. 

Penegasan juga dilakukan karena ada kalimat yang panjang setelah kata ( إِنَّ ) pertama, agar orang tidak luput dari tujuan firman Allah SWT dalam ayat ini. 

Imam Az-Zarkasyi menjelaskan, pengulangan kata dilakukan sebagai penegasan atau penguatan agar hamba-Nya tidak luput dari maksud ayat di tengah kalimat yang dibuat panjang. Ada juga contoh seperti dalam surat Al-Baqarah ayat 8:  

وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَ  Artinya: “Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.”  

Ayat ini mengulang huruf Ba’ ( بِ) sebanyak dua kali yang dalam bahasa arab tergolong sebagai huruf penghubung. Huruf ini diulang tidak hanya sebagai penegasan, tapi juga penjelasan rahasia di baliknya.

Rahasianya adalah, ayat ini bercerita tentang perkataan orang-orang munafik yang mengaku beriman kepada Allah SWT dan hari akhir. Kata-kata yang dilontarkan untuk menyangkal kecurigaan dari Umat Islam. Namun Allah SWT secara tegas mengatakan bahwa orang-orang munafik itu sebenarnya tidak mengimani-Nya dan hari kiamat. 

2. Pengulangan ayat. Allah SWT berfirman dalam surat Ar-Rahman Ayat 13: 

 فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ  Artinya: “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”

Redaksi dalam ayat ini diulang-ulang sebanyak tiga puluh satu kali di surat yang sama. Delapan di antaranya disebutkan setelah ayat yang berbicara tentang keajaiban ciptaan Tuhan. Kemudian tujuh di antaranya lagi disebutkan setelah ayat-ayat yang menyebut api neraka dan penderitaannya.  

Rahasia dari pengulangan itu adalah bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa menyampaikan dua hal besar dalam surat ini, yakni untuk menyadarkan makhluk-Nya tentang anugerah Allah SWT yang terlampau banyak. Dan juga agar setiap makhluk mau untuk bersyukur atas semua nikmat yang telah diberikan Tuhan kepadanya. 

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA