Daerah di Indonesia yang menjadi lumbung padi nasional terletak di wilayah kabupaten

Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat ada ada beberapa provinsi mampu menghasilkan padi atau beras cukup besar. Kapasitasnya bisa untuk memasok kebutuhan beras ke provinsi lain yang tak menghasilkan atau defisit beras, sehingga pangan utama ini bisa tersedia di setiap rumah tangga di seluruh Indonesia.

Kementan meyakini produksi beras secara nasional hingga akhir 2020 mendatang diperkirakan masih surplus. Perkiraan ketersediaan beras tersebut didasarkan pada produksi dan kebutuhan konsumsi bulanan, serta memperhitungkan stok.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi mengungkapkan data produksi beras 2019 dapat diperoleh dari data yang dirilis BPS. Metode perhitungan yang digunakan BPS adalah Kerangka Sampling Area (KSA), di mana perolehan angkat produksi berasnya dengan menggunakan konversi 57,3 persen dari produksi padi.


"Peningkatan produksi di 10 provinsi itu tentu atas sinergi Kementerian Pertanian dan Pemerintah Daerah dengan semua pihak. Kementerian Pertanian telah melakukan berbagai terobosan dalam meningkatkan produksi beras, di antaranya program mekanisasi pertanian, penggunaan benih unggul, pemanfaatan lahan rawa dan di tahun 2020 ini pun Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo tetap mengoptimalkan lahan rawa dan mempercepat masa olah lahan dan tanam," kata Suwandi di Jakarta, Selasa (23/6).

Mentan SYL menyatakan saat ini Kementan memiliki stategi dalam menyediaan pangan khususnya beras. Dalam peningkatan kapasitas produksi saat ini dilakukan percepatan tanam padi pada Musim Tanam II 2020 seluas 5,6 juta hektare, kemudian optimalisasi lahan rawa di Kalimantan Tengah (Kalteng). Pihaknya melakukan penyediaan input produksi, dan penyediaan sarana dan prasarana produksi dan melakukan perluasan areal tanam baru di wilayah defisit beras.

10 provinsi di Indonesia sebagai produsen beras tertinggi tahun 2019 berdasarkan hasil penghitungan BPS menggunakan metode Kerangka Sampel Area (KSA). KSA BPS mencatat produksi nasional 2019 sebesar 31,31 juta ton beras dan pada akhir Desember 2019 terdapat surplus beras dalam bentuk stok 5,90 juta ton.

1.   Provinsi Jawa Tengah, dengan luas panen 1.678.479 hektare menghasilkan padi 9.655.653 ton GKG atau setara 5.539.448 beras.

2.   Provinsi Jawa Timur, dengan luas panen 1.702.426 hektare  menghasilkan padi 9.580.933,88 ton GKG atau setara 5.496.581 ton beras.

3.   Provinsi Jawa Barat, dengan luas panen 1.578.835 hektare  menghasilkan padi 9.084.957 ton GKG atau setara 5.212.039 ton beras.

4.   Provinsi Sulawesi Selatan, dengan luas panen 1.010.188 hektare  menghasilkan padi 5.054.166 ton GKH atau setara 2.899.575 ton beras. 

5.   Provinsi Sumatera Selatan, dengan luas panen 539.316 hektare  menghasilkan padi 2.603.396 ton GKG atau setara 1.493.568 ton beras.

6.   Provinsi Lampung, , dengan luas panen 464.103 hektare  menghasilkan padi 2.164.089 tin GKG atau setara 1.241.538 ton beras.

7.   Provinsi Sumatera Utara, dengan luas panen 413.141 hektare  menghasilkan padi 2.078.901 ton GKG atau setara 1.192.665 ton beras.

8.   Provinsi Aceh dengan luas panen 310.012 hektare  menghasilkan padi 1.714.437 ton GKG atau setara 983.572 ton beras.

9.   Provinsi Sumatera Barat, dengan luas panen 311.671 hektare  menghasilkan padi 1.482.996 ton GKG atau setara 850.794 ton beras.

10. Provinsi Banten, dengan luas tanam 303.731 hektare  menghasilkan padi 1.470.503 ton GKG atau setara 843.627 ton beras.


(adv/adv)

Senin, 05 April 2021 - 16:32 WIB

Menteri Pertanian Syarul Yasin Limpo mengoperasikan alat pemanen padi jenis combine harvester saat melakukan panen raya di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, belum lama ini. (Foto/Humas Kementan)

JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) terus berkomitmen meningkatkan produktivitas padi guna memperkuat ketahanan beras nasional. Oleh karena, sektor pertanian di semua daerah terus didorong dengan pendekatan teknogi modern dan kelembagaan berbasis korporasi untuk menjadi lumbung pangan, khususnya beras.Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengatakan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo terus berupaya dalam mewujudkan komitmen membangun ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani. Mentan menitikberatkan pada peningkatan produktivitas dan kualitas berdaya saing hingga ekspor dengan pendekatan teknologi pertanian modern dan kemandirian petani berbasis korporasi.

(Baca juga:Produksi Padi di Jawa Timur Selama 2020 Mencapai 9,94 Juta Ton)

“Strategi dan kebijakan bidang pertanian yang dijalankan pemerintah pada 2020 terbukti mampu meningkatkan produksi beras, naik dibandingkan tahun sebelumnya sehingga ini yang kita harapkan di tahun ini,” kata Suwandi di Jakarta, Senin (5/4/2021).

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data produksi beras nasional dengan menggunakan Kerangka Sampel Area (KSA), produksi padi tahun 2020 dan potensi Januari hingga April 2021 mengalami kenaikan. Produksi padi 2020 sebesar 54,65 juta ton gabah kering giling (GKG), mengalami kenaikan sebanyak 45.170 ton atau 0,08% dibandingkan 2019 yang sebesar 54,60 juta ton GKG.

Jawa Barat merupakan salah satu penghasil padi terbesar di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi di Tanah Pasundan mencapai 9,08 juta ton atau 5,3 juta ton beras pada 2020.

Kabupaten Indramayu merupakan wilayah penghasil padi terbesar di Jawa Barat, yakni seberat 1,36 juta ton atau 14,78% dari total produksi pada 2020. Kabupaten tersebut memiliki luas panen padi mencapai 226,18 ribu hektare (ha) dengan produktivitas 60,24 kuintal/ha.

Kabupaten Karawang berada di posisi kedua dengan produksi padi mencapai 1,19 juta ton atau 12,94%. Luas lahan panen padi di Kabupaten Karawang tercatat mencapai 193,98 ribu ha dengan produktivitas sebesar 61,49 kuintal/ha.

Berikutnya ada Kabupaten Subang dengan produksi padi sebesar 990,24 ribu ton atau 10,74%. Daerah ini memiliki luas panen padi sebesar 168,74 ribu ha dan produktivitas mencapai 60,33 kuintal/ha.

Jika ditotal, maka produksi padi dari ketiga kabupaten sentra padi tersebut mencapai 3,54 juta ton. Jumlah itu setara dengan 38,45% dari produksi padi di Jawa Barat pada tahun lalu.

(Baca: Tiga Provinsi di Jawa Menjadi Lumbung Padi Nasional pada 2020)

Indonesiabaik.id   -   Bicara Indonesia sebagai negara agraris, pada umumnya masyarakat tentu tahu jika semua daerah di Indonesia berpenghasilan di sektor pertanian, utamanya memproduksi padi. Namun demikian, tahukah kamu kabupaten mana saja yang paling tinggi memproduksi padi?

10 Kabupaten Produksi Beras Tertinggi

Inilah 10 kabupaten di Indonesia sebagai produsen beras tertinggi tahun 2019 berdasarkan hasil penghitungan BPS menggunakan metode KSA.

 1. Kabupaten Indramayu

 Kabupaten Indramayu terletak di Provinsi Jawa Barat, memiliki luas panen padi 215,731 hektar. Dari luas ini, diperoleh produksi padi 1.376.429,68 ton gabah kering giling (GKG) atau produksi berasnya sebesar 789.657,71 ton.

 2. Kabupaten Karawang

 Kabupaten produksi beras tertinggi kedua masih ditempati oleh kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Barat, yakni Karawang. Sama halnya dengan Cianjur, Kabupaten Karawang pun dikenal dengan memiliki beras yang rasanya khas sehingga menjadi favorit oleh masyarakat Jabodetabek. Kabupaten Karawang memiliki luas panen padi 185.807 hektar, diperoleh produksi padi 1.117.814 ton GKG sehingga diperoleh produksi beras 641,290 ton.

 3. Kabupaten Subang

 Posisi ketiga kabupaten produksi tertinggi masih ditempati kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Yaitu Kabupaten Subang. Kabupaten ini berada diantara Kabupaten Karawang dan Indramayu. Luas panen padi Kabupaten Subang 156.298,50 hektar, produksi padinya sebesar 942.932 ton GKG dan produksi berasnya sebesar 540.960 ton.

 4. Kabupaten Banyuasin

 Kabupaten Banyuasin terletak di Provinsi Sumatera Selatan. Kabupaten ini berhasil mengoptimalkan lahan rawa menjadi lahan persawahan padi yang produktif. Banyuasin memiliki luas panen padi 208,598 hektar, sehingga produksi padi sebesar 905.846 ton GKG dan produksi beras sebesar 519.684 ton.

 5. Kabupaten Lamongan

Kabupaten Lamongan Provinsi Jawa Timur memiliki hamparan pertanian yang luas dan pengelolaanya pun menggunakan pertanian modern. Hamparan persawahanya begitu luas, sehingga luas panen padi sebesar 140.463,58 hektar. Dari luas panen ini, diperoleh produksi padi sebesar 839.724 ton GKG dan produksi berasnya sebesar 481.750 ton.

 6. Kabupaten Ngawi

 Kabupaten Ngawi merupakan salah satu lumbung beras di Jawa Timur. Luas panen padinya sebesar 122.500,97 hektar. Dengan luas ini, diperoleh produksi padi 777.190 ton GKG atau produksi berasnya sebesar 445.874 ton.

 7. Kabupaten Bone

 Kabupaten Bone merupakan kabupaten yang terluas di Sulawesi Selatan. Tak heran luas lahan pertaniannya pun luas sehingga menjadikan Bone sebagai produsen beras tertinggi di Sulawesi Selatan dan menempati posisi ketujuh di tingkat nasional. Kabupaten Bone memiliki luas panen padi 169.471,29 hektar. Produksi padinya sebesar 772.874 ton GKG atau produksi berasnya sebesar 443.398 ton.

 8. Kabupaten Grobogan

 Kabupaten Grobogan yang terletak di Provinsi Jawa Tengah memiliki luas panen padi 136.209,59 hektar, dengan produksi padi yang diperoleh sebesar 772.521 ton GKG atau produksi berasnya sebesar 443.196 ton. Dari peringkat di atas, Kabupaten Grobogan merupakan produksi beras tertinggi di Provinsi Jawa Tengah.

 9. Kabupaten Sragen

 Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tengah memiliki luas panen padi 111.569,05 hektar. Adapun produksi padi yang diperoleh 766.012 ton GKG atau produksi berasnya sebesar 439.461 ton. 

 10. Kabupaten Cilacap

 Kabupaten Cilacap yang terletak di Provinsi Jawa Tengah memiliki luas panen padi seluas 439.461,26 hektar. Dari luas panen ini, didapatkan produksi padi sebesar 699.965 ton GKG atau diperoleh produksi beras sebesar 401.570 ton.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA