Tulislah proses terjadinya gerhana yangditunjukkan pada gambar tersebut.

Lihat Foto

ANTARA FOTO/ADWIT B PRAMONO

Fenomena gerhana matahari sebagian terpantau dari Manado, Suawesi Utara, Minggu (21/6/2020). Gerhana Matahari Sebagian (partial) ini teramati mulai pukul 15.28 WITA, dan puncak gerhana teradi pada pukul 16.32 WITA , berakhir pada pukul 17.28 WITA dengan tingkat ketertutupan (magnitudo) 42.7 persen dan total durasi waktu kurang lebih dua jam.

KOMPAS.com - Gerhana Matahari adalah salah satu fenomena alam yang selalu menarik perhatian masyarakat.

Meski dahulu gerhana matahari sempat menjadi fenomena yang ditakuti manusia, saat ini kehadiran fenomena gerhana matahari justru dinantikan oleh masyarakat.

Berikut beberapa hal mengenai gerhana matahari yang perlu Anda ketahui.

Baca juga: Gerhana Matahari Bikin Perilaku Hewan Berubah, Berikut Penjelasannya

Proses terjadinya gerhana matahari

Gerhana matahari terjadi saat bulan menutup sebagian atau seluruh cahaya matahari.

Meskipun bulan lebih kecil dari matahari, bulan dapat menutupi matahari karena bulan lebih dekat ke bumi dibanding matahari.

Ketika bumi, bulan, dan matahari sejajar, bayangan bulan jatuh di bumi menutupi matahari. 

Bayang-bayang bulan yang jatuh ke permukaan bumi memiliki dua bagian yaitu bayangan inti (umbra) dan bayangan tambahan (penumbra).

Penduduk bumi yang dilintasi wilayah umbra tidak akan melihat matahari, karena seluruh sumber cahayanya ditutupi bulan. 

Sementara mereka yang berada di daerah yang dilalui penumbra, masih dapat melihat sebagian sinar matahari.

Gerhana matahari biasanya tidak begitu saja terjadi, tetapi terjadi dengan beberapa perbedaan, karena memilik ragam jenisnya. Berikut jenis gerhana matahari:

1. Gerhana matahari total (GMT)

Gerhana matahari total (GMT) adalah salah satu fenomena langit yang jarang terjadi. Sehingga, kehadiran gerhana matahari total selalu dianggap spesial.

Saat gerhana ini terjadi, diameter matahari 864.000 mil sepenuhnya 400 kali lebih besar dari satelit Bumi, Bulan, yang hanya berukuran sekitar 2.160 mil.

Akan tetapi bulan juga kebetulan akan berada sekitar 400 kali lebih dekat ke Bumi daripada matahari, rasionya bervariasi karena kedua orbit elips. 

Sebagai akibatnya, ketika bidang orbit berpotongan dan jaraknya sejajar, maka bulan baru dapat tampak sepenuhnya, dan menutup piringan matahari.

Seperti diberitakan Kompas.com, Senin (14/12/2020), fenomena gerhana matahari total terjadi bergantung pada jarak antara ketiga objek, yakni Bumi, bergerak dalam orbit elips mengelilingi Matahari, dan Bulan bergerak dalam orbit elips mengelilingi Bumi, sehingga jarak antara benda-benda langit ini berubah.

Saat Matahari berada paling dekat dengan Bumi, dan Bulan berada mendekati jarak terjauh, di langit Bulan akan tampak lebih kecil dari Matahari.

Kendati disebut fenomena langka, gerhana matahari total rerata dapat terjadi setiap 18 bulan atau sekitar satu tahun sampai dua tahun, yang terjadi di suatu tempat di permukaan Bumi.

Baca juga: Apa Perbedaan Gerhana Matahari Total dan Gerhana Matahari Cincin?

Lihat Foto

Encyclopaedia Britannica

Skema gerhana bulan

KOMPAS.com - Gerhana bulan adalah fenomena yang terjadi ketika posisi bumi berada di antara matahari dan bulan.

Dilansir dari situs NASA, bulan mengitari bumi. Di saat yang sama, bumi mengitari matahari.

Jika ditarik garis lurus ketika bumi berada di tengah matahari dan bulan, maka bumi akan menutup sinar matahari ke bulan.

Proses terjadinya gerhana bulan

Biasanya, bulan memantulkan sinar matahari. Inilah kenapa bulan bersinar di malam hari, karena memantulkan sinar matahari.

Baca juga: Gerhana Bulan Penumbra, Ini Tradisi Unik Masyarakat di Berbagai Daerah

Namun ketika gerhana bulan terjadi, yang jatuh di permukaan bulan bukan sinar matahari, melainkan bayangan bumi. Gerhana bulan terjadi ketika bulan purnama.

Gerhana bulan bisa dilihat dari bumi ketika malam tiba. Ada dua jenis gerhana bulan. Ada gerhana bulan total dan gerhana bulan sebagian.

Gerhana bulan total terjadi ketika bulan dan matahari persis berada di antara bumi. Kendati bulan hanya jadi bayangan bumi, sebagian sinar matahari sampai ke bulan.

Sinar matahari sampai ke bulan lewat atmosfer bumi. Atmosfer bumi menyaring sebagian sinar biru. Ini menyebabkan bulan berwarna merah dari bumi.

Baca juga: Fenomena Langit Bulan Ini, Hujan Meteor Quadrantid hingga Gerhana Bulan

Gerhana bulan sebagian terjadi ketika hanya sebagian bulan yang berada di bayangan bumi.

Pada gerhana bulan sebagian, bayangan bumi tampak sangat gelap di permukaan bulan yang menghadap bumi.

Lihat Foto

ANTARA FOTO/ADWIT B PRAMONO

Fenomena gerhana matahari sebagian terpantau dari Manado, Suawesi Utara, Minggu [21/6/2020]. Gerhana Matahari Sebagian [partial] ini teramati mulai pukul 15.28 WITA, dan puncak gerhana teradi pada pukul 16.32 WITA , berakhir pada pukul 17.28 WITA dengan tingkat ketertutupan [magnitudo] 42.7 persen dan total durasi waktu kurang lebih dua jam.

KOMPAS.com - Gerhana Matahari adalah salah satu fenomena alam yang selalu menarik perhatian masyarakat.

Meski dahulu gerhana matahari sempat menjadi fenomena yang ditakuti manusia, saat ini kehadiran fenomena gerhana matahari justru dinantikan oleh masyarakat.

Berikut beberapa hal mengenai gerhana matahari yang perlu Anda ketahui.

Baca juga: Gerhana Matahari Bikin Perilaku Hewan Berubah, Berikut Penjelasannya

Proses terjadinya gerhana matahari

Gerhana matahari terjadi saat bulan menutup sebagian atau seluruh cahaya matahari.

Meskipun bulan lebih kecil dari matahari, bulan dapat menutupi matahari karena bulan lebih dekat ke bumi dibanding matahari.

Ketika bumi, bulan, dan matahari sejajar, bayangan bulan jatuh di bumi menutupi matahari. 

Bayang-bayang bulan yang jatuh ke permukaan bumi memiliki dua bagian yaitu bayangan inti [umbra] dan bayangan tambahan [penumbra].

Penduduk bumi yang dilintasi wilayah umbra tidak akan melihat matahari, karena seluruh sumber cahayanya ditutupi bulan. 

Sementara mereka yang berada di daerah yang dilalui penumbra, masih dapat melihat sebagian sinar matahari.

Gerhana matahari biasanya tidak begitu saja terjadi, tetapi terjadi dengan beberapa perbedaan, karena memilik ragam jenisnya. Berikut jenis gerhana matahari:

1. Gerhana matahari total [GMT]

Gerhana matahari total [GMT] adalah salah satu fenomena langit yang jarang terjadi. Sehingga, kehadiran gerhana matahari total selalu dianggap spesial.

Saat gerhana ini terjadi, diameter matahari 864.000 mil sepenuhnya 400 kali lebih besar dari satelit Bumi, Bulan, yang hanya berukuran sekitar 2.160 mil.

Akan tetapi bulan juga kebetulan akan berada sekitar 400 kali lebih dekat ke Bumi daripada matahari, rasionya bervariasi karena kedua orbit elips. 

Sebagai akibatnya, ketika bidang orbit berpotongan dan jaraknya sejajar, maka bulan baru dapat tampak sepenuhnya, dan menutup piringan matahari.

Seperti diberitakan Kompas.com, Senin [14/12/2020], fenomena gerhana matahari total terjadi bergantung pada jarak antara ketiga objek, yakni Bumi, bergerak dalam orbit elips mengelilingi Matahari, dan Bulan bergerak dalam orbit elips mengelilingi Bumi, sehingga jarak antara benda-benda langit ini berubah.

Saat Matahari berada paling dekat dengan Bumi, dan Bulan berada mendekati jarak terjauh, di langit Bulan akan tampak lebih kecil dari Matahari.

Kendati disebut fenomena langka, gerhana matahari total rerata dapat terjadi setiap 18 bulan atau sekitar satu tahun sampai dua tahun, yang terjadi di suatu tempat di permukaan Bumi.

Baca juga: Apa Perbedaan Gerhana Matahari Total dan Gerhana Matahari Cincin?

Jakarta -

Setelah 80 tahun, gerhana bulan sebagian akan terjadi pada tahun ini. Tepatnya pada 19 November 2021 mendatang. Bahkan, dikabarkan menjadi gerhana bulan sebagian terlama dan masyarakat Indonesia bisa menyaksikan fenomena langka ini.

"Gerhana bulan sebagian kali ini merupakan gerhana Bulan Sebagian yang terlama, setidaknya untuk Indonesia sejak 80 tahun terakhir," kata peneliti Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa [ORPA] BRIN Andi Pangerang, seperti dikutip dari CNN Indonesia, Rabu [17/11/2021].

Gerhana bulan sebagian yang akan terjadi minggu ini disebut sebagai gerhana bulan terlama pada abad ini. Pasalnya, melansir dari BBC Indonesia, umumnya fenomena gerhana bulan sebagian hanya berlangsung selama kurang dari dua jam.

Sementara itu, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat [NASA] mengungkapkan, diprediksikan bayangan bumi akan menutupi bulan selama 3 jam dan 28 menit pada gerhana bulan sebagian ini.

Lalu, bagaimana proses terjadinya gerhana bulan tersebut?

Gerhana bulan dapat terjadi saat bayangan bumi menghalangi cahaya matahari menuju ke bulan. Peristiwa ini mengakibatkan bulan menjadi gelap karena tidak ada cahaya matahari yang dipantulkan.

"Gerhana bulan terjadi jika posisi matahari, bumi, dan bulan dalam satu garis lurus. Posisi bumi terletak di antara matahari dan bulan," tulis buku Pasti Bisa Ilmu Pengetahuan Alam karya Tim Tunas Guru.

Menurut NASA, siklus maksimal gerhana bulan dalam setahun hanyalah terjadi sebanyak tiga kali. Gerhana bulan tidak terjadi dua kali dalam sebulan dikarenakan orbit bulan di sekitar bumi, miring tergantung dengan orbit bumi di sekitar matahari.

Berdasarkan jenisnya, gerhana bulan terbagi menjadi tiga, yaitu total, parsial, dan penumbra.

Gerhana bulan total terjadi ketika seluruh bayangan umbra bumi jatuh menutupi bulan, sehingga matahari, bumi, dan bulan berada tepat di satu garis yang sama. Peristiwa ini hanya berlangsung selama beberapa menit.

Kemudian, gerhana bulan penumbra terjadi apabila seluruh bagian bulan berada di bagian penumbra bumi. Pada peristiwa ini, bulan masih terlihat meskipun tidak terlalu terang. Peristiwa ini bisa berlangsung selama beberapa jam.

Sementara itu, peristiwa yang akan terjadi pada 19 November mendatang adalah gerhana bulan sebagian. Fenomena ini terjadi bila sebagian permukaan bulan masuk ke dalam bayangan umbra [bayangan inti] bumi dan sisanya dalam penumbra [bayangan kabur] bumi.

Meskipun dapat disaksikan dari Indonesia, menurut situs BMKG, gerhana bulan sebagian pada minggu ini tidak bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia. Sebab, bulan masih di bawah ufuk dan belum terbit.

Masyarakat Indonesia bisa menyaksikan fase puncak dan fase akhir pada fenomena langka ini. Fase puncak hanya dapat disaksikan di Provinsi Papua Barat selain Kab. Kepulauan Raja Ampat dan sebagian Provinsi Maluku.

Sementara itu, berikut ini daerah-daerah yang bisa menyaksikan fase akhir gerhana bulan sebagian di antaranya, Pulau Papua, Kep. Maluku, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, Pulau Madura, Bali, Jawa [kecuali Provinsi Banten, Provinsi DKI Jakarta, Kota Bekasi, Kab. Bekasi, Kota Depok, Kota Bogor, Kab. Bogor, Kota Sukabumi, Kab. Sukabumi, Kab. Cianjur, Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kab. Bandung Barat].

Kemudian Provinsi Kep. Riau [Kep. Natuna dan Kep. Anambas] dan Provinsi Bangka Belitung [kecuali Bangka Barat] juga dapat menyaksikan fase akhir dari gerhana bulan sebagian ini.

Simak Video "Gempa M 5,5 Guncang Kota Sukabumi Jabar, Terasa Hingga Jakarta"

[rah/pay]

Gerhana bulan merupakan sebuah fenomena alam yang terjadi saat sebagian atau keseliuruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi. Gerhana bulan ini dibagi menjadi 3 jenis yaitu gerhana bulan total, gerhana bulan sebagian dan gerhana bulan penumbra. Tahukah Sahabat Sekolah Dasar apa perbedaan ketiganya? Yuk simak penjelasan berikut

1. Gerhana Bulan Total

Gerhana bulan total terjadi ketika seluruh bayangan umbra bumi jatuh menutupi bulan, sehingga matahari, bumi dan bulan berada tepat di satu garis yang sama.

2. Gerhana Bulan Sebagian

Gerhana bulan sebagian disebut juga sebagai gerhana bulan parsial. Gerhana bulan sebagian terjadi ketika bumi tidak seluruhnya menghalangi bulan dari sinar matahari. Sebagian permukaan bulan berada di daerah penumbra, sehingga masih ada sebagian sinar matahari yang sampai ke permukaan bulan.

3. Gerhana Bulan Penumbra

Gerhana bulan penumbra terjadi ketika seluruh bagian bulan berada di bagian penumbra. Sehingga bulan masih dapat terlihat dengan warna yang suram.

Prediksi Gerhana Bulan

Saat ini terjadinya gerhana bulan sudah bisa diprediksi secara astronomi. Gerhana bulan akan terjadi pada 26 Mei 2021 dan 19 November 2021. Pada tanggal 26 Mei 2021 akan terjadi gerhana bulan total yang bisa dilihat dari hampir seluruh wilayah Indonesia. 

Video yang berhubungan

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA