Contoh limbah yang tidak dapat didaur ulang adalah

Sampah merupakan salah satu isu yang sudah lama menjadi perhatian di beberapa negara, salah satunya Indonesia. Ada banyak sampah dan jenisnya yang perlu penanganan khusus seperti sampah beracun atau B3.

Namun faktanya, ada jenis sampah lain yang masih memerlukan perhatian khusus yaitu sampah plastik. Maraknya sampah plastik di dunia dan penyebarannya perlahan menjadi isu yang sangat penting untuk dibahas, apalagi dengan jumlah produksi yang masif [1].

Dilansir data World Bank, kota-kota besar di dunia mampu menghasilkan sampah plastik hingga 1,3 miliar ton setiap tahunnya. Angka ini juga akan terus bertambah dan diproyeksikan mencapai 2,2 miliar ton pada tahun 2025 [3].

Dari total keseluruhan sampah plastik mendominasi di angka 22% sampai dengan 43% yang mana semua berakhir di Tempat Pembuangan Sampah atau TPS. Dana yang dikeluarkan berfokus pada ruang dan biaya pembangunan TPS tanpa mendapatkan manfaat lain baik dari segi ekonomis maupun ekologis [3].

Ada juga bahaya yang mengintai dari sisi ekosistem karena penyebaran sampah plastik yang masif. Baik dari tanah, udara, hingga laut turut terdampak dengan kehadiran berton-ton sampah plastik, apa saja yang harus dihindari untuk mengurangi penyebaran sampah plastik?

Bahaya Sampah Plastik Terhadap Ekosistem

Pada dasarnya sampah plastik merupakan limbah yang memang pada dasarnya memiliki dampak yang merugikan bila tidak ditangani secara bijak. Bila melakukan pendekatan 3R, tentu sampah plastik bisa bernilai ekonomis namun membutuhkan usaha ekstra untuk mengedukasi sekaligus menggerakkan roda daur ulang sampah plastik yang tepat dan cepat [1].

Sampah plastik yang tidak terorganisir menyebar ke segala tempat, termasuk laut hingga merusak ekosistem beberapa flora dan fauna. Rantai makanan menjadi salah satu hal yang rusak, apalagi dengan pencemaran plastik yang merusak kondisi plankton sebagai organisme terkecil di dunia [2].

Plankton sendiri merupakan sumber makanan ikan-ikan kecil, bila penyebaran sampah plastik tersebar dan terurai maka akan menimbulkan kondisi mikroplastik yang turut dikonsumsi oleh ikan.

Kondisi ini membuat ikan yang hendak dikonsumsi oleh manusia memiliki kandungan berbahaya yaitu mikroplastik. Selain hewan kecil, ikan besar juga berpotensi mengonsumsi makanan yang tercemar polutan sampah plastik.

Tidak sampai di situ, data dari National Oceanographic dan Atmospheric Administration menyebutkan bahwa jutaan burung dan ikan hingga 100.000 mamalia meninggal akibat penyebaran sampah plastik di beberapa lingkungan [3].

Pengelolaan sampah yang kurang baik menjadi penyebab utama penyebaran sampah plastik dan pada akhirnya merusak habitat bagi ribuan spesies hewan dan tumbuhan [3].

Selain hewan dan tumbuhan, sampah plastik yang tidak terorganisir akan mencemari tanah dan air tanah. Maka dari itu, perlu penanganan khusus untuk melihat mana plastik yang aman digunakan dan mana yang berbahaya atau setidaknya harus dihindari.

Jenis sampah plastik mana saja yang tidak bisa didaur ulang? 

Jenis Sampah Plastik yang Tidak Bisa Didaur Ulang

Faktanya, tidak semua plastik bisa didaur ulang. Ada beragam jenis sampah plastik yang tersebar dan tidak semuanya memiliki manfaat yang bisa digunakan kembali, apalagi untuk hal-hal yang menyangkut konsumsi.

Berikut jenis sampah plastik yang tidak bisa didaur ulang dan sebaiknya didaur ulang menjadi biji plastik atau barang-barang yang bukan berkaitan dengan kegiatan konsumsi, antara lain:

1. PETE atau PET (Polyethylene Terephthalate)

Penanganan: Sekali pakai, lebih baik jika barang-barang plastik tipe ini dikurangi.

Jenis plastik yang biasanya digunakan sebagai bahan botol plastik untuk air minum kemasan dan cenderung transparan. Penggunaannya juga hanya cocok untuk sekali pakai, jadi sangat tidak dianjurkan untuk diisi air hangat apalagi air panas secara berulang kali [2].

2. PVC atau V (Polyvinyl Chloride)

Penanganan: Plastik yang cukup beracun, sangat sulit untuk didaur ulang.

Jenis plastik yang yang paling sulit didaur ulang dibandingkan bahan lainnya. Bentuknya fleksibel ataupun kaku dan biasa digunakan untuk pipa, plastik kemasan bungkus makanan, mainan anak, dan lantai vinyl [2].

3. PP (Polypropylene)

Penanganan: Jenis plastik yang sulit untuk didaur ulang, sehingga lebih baik untuk mengurangi penggunaannya.

Simbol PP digunakan untuk plastik yang terbuat dari Polypropylene. Misalnya tempat makanan/minuman, botol sirup,  kotak yogurt, sedotan plastik, selotip, dan tali berbahan plastik [2].

4. PS (Polystyrene)

Penanganan: Plastik yang mengeluarkan styrene yaitu zat karsinogen ketika panas, lebih baik diurai.

Plastik jenis ini banyak digunakan sebagai tempat atau minuman dan tempat makan styrofoam, tempat telur, sendok/garpu plastik, foam packaging hingga bahan bangunan (bahan flooring) [2].

5. Other atau O

Penanganan: Jenis plastik berbahaya untuk makanan atau minuman, lebih baik didaur ulang untuk kebutuhan di luar konsumsi.

Penggunaan jenis plastik ini untuk makanan atau minuman sangat berbahaya, karena bisa menghasilkan racun Bisphenol-A (BPA) yang bisa membuat kerusakan pada beberapa organ dan mengganggu hormon tubuh [2].

Andil Perusahaan yang Turut Daur Ulang Plastik

Dalam penanganan sampah plastik perlu andil banyak pihak, termasuk perusahaan. Komitmen AQUA dalam mengelola sampah botol plastik ditegaskan dengan peluncuran kampanye #BijakBerplastik pada 5 Juni 2018 [4].

Sejak saat itu, AQUA menjalankan tiga kegiatan utama dalam pengelolaan sampah botol plastik, yakni Pengumpulan, Edukasi dan Inovasi.

Dalam pengumpulan botol plastik, AQUA berkomitmen untuk mengumpulkan sampah plastik dari lingkungan lebih banyak dari yang digunakan pada tahun 2025.

Adapun cara melakukannya ialah dengan meningkatkan program bisnis sosial untuk mengumpulkan dan mendaur ulang sampah plastik. AQUA melengkapinya dengan mendukung teknologi untuk mengumpulkan lebih banyak [4].

Pada 2025 AQUA berkomitmen untuk menggunakan 100% bahan daur ulang, bahan yang dipakai ulang dan atau bahan kemasan yang terurai dalam tanah. Saat ini kemasan botol AQUA sudah mengandung bahan daur ulang sampai dengan 25% dan mereka akan meningkatkannya menjadi rata-rata 50% pada 2025 [4].

Yuk, turut ambil andil dalam menjaga lingkungan sekarang, daur ulang sampah plastik dengan gerakan #BijakBerplastik bersama AQUA!

Referensi:

1. //zerowaste.id/knowledge/simbol-dan-jenis-plastik/
2. //bobo.grid.id/read/082069620/tidak-semua-plastik-mudah-didaur-ulang-ingat-arti-lambang-segitiga-dan-angka-di-wadah-plastik-ini
3. //www.rumah.com/panduan-properti/sampah-plastik-masalah-yang-muncul-dan-solusinya-27262
4. //www.sehataqua.co.id/bijak-berplastik-aqua-kelola-sampah-botol-plastik-dengan-baik/

Apa saja Contoh Sampah Anorganik? - Sampah adalah salah satu benda yang kerap dipermasalahkan di dunia ini. Secara garis besar sampah dibedakan menjadi dua. Salah satu jenis sampah yang jumlahnya ada banyak di muka bumi ini adalah sampah anorganik. Sampah anorganik adalah suatu sisa limbah yang tidak bisa diuraikan lagi oleh organisme dekomposer. Sampah tersebut bisa Anda temukan di kehidupan sehari-hari. Terdapat beberapa contoh sampah anorganik yang dapat didaur ulang, dan ada juga yang tidak bisa. Berikut akan diulas 4 contoh dari sampah anorganik baik yang bisa didaur ulang maupun yang tidak.

1. Plastik


Sampah anorganik yang pertama adalah plastik. Berdasarkan tabel komposisi sampah domestik (lihat tabel di bawah), plastik menempati peringkat ke lima sebagai jenis sampah yang paling banyak jumlahnya. Untungnya sampah jenis ini dapat didaur ulang alias diolah kembali menjadi benda atau produk yang memiliki nilai jual.

Jenis SampahBerat (%)Volume (%)
1. Sampah Organik 26.38 8.58
2. Kertas 32.98 62.61
3. Gelas 16.06 5.31
4. Logam 10.74 9.12
5. Plastik, Karet, Kulit 6.84 9.06
6. Tekstil 6.36 5.1
7. Kayu 0.38 0.15
8. Batu dan Pasir 0.26 0.07

Misalnya saja adalah botol minuman plastik yang dapat diolah menjadi kerajinan tangan dengan berbagai versi baik pigura, pajangan dinding, tas, peralatan rumah tangga, dan masih banyak lagi. Anda dapat menjual lagi barang-barang hasil dari limbah tersebut dan mendapat keuntungan dari sana. Semakin kreatif benda yang dibuat maka nilai jualnya akan semakin tinggi pula.

2. Logam

Logam juga dapat didaur ulang seperti plastik. Logam menempati peringkat ke empat di daftar tabel komposisi sampah domestik. Contoh sampah anorganik ini memiliki banyak jenis seperti misalnya sisa logam seperti besi, baja, alumunium, dan lain-lain. Dengan pengolahan kembali maka limbah tersebut bisa berguna lagi dan tidak hanya menjadi benda buangan saja. Akan tetapi perlu dicermati lagi jika tak semua limbah sisa logam bisa diolah kembali menjadi produk yang menjual.

Baca juga: Perbedaan Sampah Organik dan Anorganik

3. Limbah Pabrik

Limbah pabrik juga tergolong dalam sampah anorganik. Seperti yang sudah dijelaskan di atas jika tak semua sisa bisa diolah lagi, sama halnya dengan limbah pabrik ini yang sangat tidak diperbolehkan untuk didaur ulang. Baik itu limbah pabrik berbentuk cair, padat, gas, maupun partikel tidak diperkenankan untuk dibuat ulang menjadi suatu produk baru, terutama limbah pabrik cair. Komponen dari limbah cair itulah yang berbahaya bagi lingkungan.

4. Kain

Sisa kain dari suatu pabrik tekstil dapat diolah kembali menjadi produk baru. Walaupun sisa kain merupakan limbah pabrik juga, namun untuk jenis yang ini bisa dimanfaatkan lagi. Kain-kain bekas tersebut dapat dibuat ulang menjadi sejumlah produk seperti misalnya bantal, guling, boneka, selimut, dan masih banyak lainnya. Berbeda seperti limbah pabrik berbentuk cair atau gas yang bisa membahayakan atau mencemari udara, limbah kain tidak berbahaya. Malah tingkat kreativitas bisa terasah jika sering mendaur ulang sampah anorganik yang satu ini.

Demikian 4 contoh sampah anorganik yang bisa ditemukan di lingkungan sekitar dalam kehidupan sehari-hari. Sebenarnya sampah tak akan menjadi masalah besar apabila manusia bisa membuangnya dengan teratur dan sesekali mendaur ulangnya. Dengan melakukan sedikit perubahan maka bumi akan lebih ramah dan nyaman untuk dihuni.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA