Contoh bentuk kerjasama yang tercipta antara jenis-jenis usaha yang ada di indonesia

Jakarta, 29 September 2020 - Gojek, super app terdepan di Asia Tenggara, dan Unilever, salah satu perusahaan fast-moving consumer goods (FMCG) terkemuka di dunia, mengumumkan kerja sama strategis untuk memberikan dampak positif bagi konsumen, pelaku usaha, dan pekerja informal di Indonesia. Kedua perusahaan ini menggabungkan keahlian dan nilai-nilai mereka dalam mendorong rangkaian inisiatif agar seluruh lapisan masyarakat di Indonesia dapat memenuhi kebutuhan di tengah pandemi COVID-19 maupun di masa selanjutnya.

Sebagai bagian dari kerja sama ini, Gojek bermitra dengan Unilever melalui GoToko yang baru saja diluncurkan. GoToko adalah platform digital B2B yang menghubungkan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia dengan perusahaan barang konsumen terkemuka. Kerja sama ini memungkinkan pelaku UMKM untuk menggunakan GoToko dalam mengakses rangkaian produk-produk kebutuhan sehari-hari secara lengkap dari berbagai merek, termasuk Unilever, dengan harga bersaing dan biaya pengiriman yang terjangkau. Fokus utama kolaborasi ini adalah menjawab kebutuhan sekitar 2,5 juta pengecer di Indonesia1. Mereka adalah pemilik warung kelontong dalam kategori underserved atau kurang terlayani, yang menghadapi sejumlah tantangan, antara lain terbatasnya ragam produk yang mereka tawarkan, harga produk kulakan yang tidak kompetitif, minimnya dukungan promosi dari produsen, dan kurangnya layanan pengiriman yang andal, dan hemat biaya.

Kerja sama ini hadir di saat terjadinya percepatan dalam peralihan ke layanan online di Indonesia, dengan hampir 60% konsumen telah mencoba metode baru belanja secara online sejak awal tahun ini2 .

Gojek dan Unilever juga belum lama ini berkolaborasi dalam mendukung pemberlakuan protokol kesehatan dan kebersihan puluhan ribu mitra pengemudi dan konsumen Gojek di tengah pandemi, melalui distribusi hand sanitizer Lifebuoy Skin Immunity Boosting di kota-kota besar di seluruh Indonesia.

Pada kesempatan yang berbeda, kedua perusahaan ini berkolaborasi dalam meluncurkan program Sahabat Sekolah, sebuah program pelatihan bagi ribuan siswa di Bandung Raya. Program ini bertujuan untuk mendidik generasi muda tentang kesehatan dan keselamatan, sebagai bagian dari inisiatif Gojek, yaitu Jaga Kesehatan, Kebersihan dan Keamanan (J3K). Adapun J3K bertujuan untuk memastikan kenyamanan dan kesehatan bersama, baik di dalam maupun di luar ekosistem perusahaan.

Co-CEO Gojek Group Andre Soelistyo mengatakan, “Kami sangat senang dapat bekerja sama dengan Unilever karena kami memiliki misi yang sama dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia yakni dengan memudahkan akses dalam memenuhi kebutuhan barang dan jasa. Kolaborasi yang baru-baru ini kami lakukan, yaitu GoToko, berupaya untuk menjangkau para peritel tradisional seperti warung kelontong di Indonesia, segmen yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia, sehingga mereka juga dapat memperoleh peluang yang sama dalam meningkatkan kegiatan operasional mereka dan memenuhi kebutuhan konsumen akhir yang terus berubah.”

“Dengan kemampuan memberikan akses terhadap berbagai macam rangkaian produk kebutuhan sehari-hari, serta pengalaman Unilever yang luas dalam hal bermitra dengan para peritel tradisional yang didukung teknologi dan jejak digital Gojek di Indonesia, kami yakin inisiatif ini dapat bermanfaat bagi berbagai segmen masyarakat di Indonesia dan membangun ketahanan yang lebih baik bagi perekonomian dalam berbagai situasi.”

Presiden Direktur Unilever Indonesia Hemant Bakshi, berbicara mewakili afiliasi Unilever Indonesia, mengatakan, “Agility atau ketangkasan selalu menjadi salah satu kualitas utama kami sebagai perusahaan yang harus terus relevan dengan masa depan (future-fit). Dalam situasi yang berubah dengan cepat seperti sekarang ini, prioritas kami tetap sama: untuk terus memenuhi kebutuhan harian konsumen kami, dengan memastikan produk-produk berkualitas kami selalu tersedia dan mudah didapatkan. Teknologi dan keahlian Gojek akan membantu kami dalam mengoptimalkan program-program kami, termasuk kampanye pemasaran dan promosi agar lebih efektif menjangkau audiens yang tepat. Dengan demikian, masyarakat luas dapat memperoleh manfaat dari kerja sama yang saling melengkapi ini.”

“Saat ini adalah waktu yang tidak menentu, sangat menantang, penuh ketidakpastian, dan belum pernah terjadi sebelumnya,” tambah Hemant. “Unilever percaya pada kolaborasi yang bisa memberikan manfaat kebaikan yang lebih besar untuk banyak orang, dan kami sangat berharap bahwa nilai-nilai yang tercipta dari kerja sama ini dapat membantu UMKM di Indonesia untuk, tidak hanya bertahan tetapi, berkembang seraya kita melewati krisis ini. Kami berharap kerja sama antar pemimpin bisnis seperti yang kami lakukan akan bisa membantu kita semua bangkit menuju Indonesia yang lebih sehat, sejahtera dan maju.”

Ilustrasi kerja sama. Foto: Unsplash

Kerja sama merupakan salah satu proses interaksi sosial asosiatif. Dikatakan interaksi sosial asosiatif karena hubungan yang terjalin dalam kerja sama bersifat positif atau mengarah pada kesatuan.

Kerja sama adalah sebuah usaha bersama antara individu atau kelompok manusia agar dapat mencapai tujuan bersama. Kerja sama akan muncul jika seseorang menyadari bahwa di antara mereka saling memiliki kepentingan yang sama di waktu yang bersamaan.

Bentuk dan pola kerja sama dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pembinaan bentuk dan pola kerja sama dimulai dari lingkup paling kecil, yaitu keluarga hingga berkembang di wilayah masyarakat melalui tindakan secara bersama-sama.

Charles H.Cooley (Soekanto, 1990 dalam buku Sosiologi Suatu Pengantar) mengatakan kerja sama juga akan semakin menguat jika ada bahaya dan gangguan dari luar yang dapat mengancam keberadaan kelompoknya.

Lalu apa saja jenis-jenis kerja sama yang dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari? Apa saja contohnya? Berikut pembahasannya yang dikutip dari buku ajar Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu karangan Mamat Ruhimat, dkk (2006: 78).

Ilustrasi Kerja Sama. Foto: Unsplash

Berdasarkan kepentingan dan urgensinya, jenis-jenis kerja sama dibagi menjadi dua, yaitu:

Kerja sama spontan adalah bentuk kerja sama atas dasar spontanitas. Contohnya, supporter klub sepak bola yang tidak bisa menerima kekalahan timnya, secara spontan membuat kegaduhan dengan melemparkan botol-botol minuman ke tengah lapangan, sehingga permainan menjadi ricuh.

Kerja sama langsung adalah bentuk kerja sama yang merupakan hasil dari perintah atasan. Misalnya, TNI ditugaskan ke daerah pedesaan sebagai salah satu bentuk kemanunggalan dan pengabdian TNI kepada rakyat.

Adapun bentuk-bentuk dari kerja sama langsung di antaranya meliputi:

Kerja sama tradisonal adalah bentuk kerja sama sebagai bagian dari unsur sosial. Contohnya adalah kegiatan gotong royong untuk pemugaran dan pembangunan jembatan di kawasan pemukiman.

Kerja sama kontrak adalah bentuk kerja sama atas dasar motif terntu, biasanya terdapat perjanjian yang harus ditaati oleh pihak yang berkepentingan.

Selanjutnya, berdasarkan motif pelaksanannya, jenis-jenis kerja sama dapat dibedakan menjadi lima, yaitu:

Kerukunan adalah jenis kerja sama yang mencakup gotong royong dan tolong-menolong. Misalnya, pembangunan jalan kampung dan pengumpulan pakaian layak pakai untuk disumbangkan kepada korban bencana alam.

Bargaining adalah pelaksanaan pertukaran barang dan jasa antara organisasi atau negara. Misalnya, JICA (Japan Indonesian Corporation Agencies) adalah lembaga donor yang mengkhusukan kegiatannya pada bantuan pengembangan prasarana riset dan pendidikan.

Sebagai imbalannya, negara pendonor memiliki hak untuk memasarkan produk dan jasanya di negara yang didonor. Bentuk nyatanya bergantung pada kesepakatan di antara kedua belah pihak.

Kooptasi adalah jenis kerja sama yang berbentuk proses penerimaan unsur-unsur baru oleh pemimpin suatu organisasi untuk mencegah terjadinya gangguan terhadap organisasi tersebut.

Koalisi adalah jenis kerja sama antara dua pihak yang memiliki kesamaan tujuan. Contohnya adalah koalisi partai politik di Indonesia untuk mencalonkan pasangan presiden dan wakil presiden di Pemilu 2024.

Join venture adalah bentuk kerja sama beberapa perusahaan untuk pengerjaan proyek tertentu.

Ilustrasi Kerja Sama. Foto: Unsplash

Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kerja Sama

Kerja sama tidak timbul begitu saja, melainkan terdapat hal-hal yang menjadi alasaan atau dasar sehingga dapat tercipta sebuah kerja sama. Faktor-faktor yang mendorong kerja sama di antaranya sebagai berikut:

  • Tercapainya tujuan bersama

  • Adanya kewajiban menyelesaikan masalah

  • Alasan untuk mengajak orang lain terlibat

  • Keinginan seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan dan hasil yang lebih besar

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA