Berusaha bekerja dengan penuh ketekunan dan disiplin adalah ciri orang yang memiliki sikap

Diperbarui 07 Okt 2021 - Dibaca 7 mnt

Di usia muda seperti saat ini, kamu pasti mengidolakan orang-orang yang memiliki tanda-tanda sebagai pekerja keras. Sebut saja Elon Musk, Mark Zuckerberg, dan Jack Ma.

Tiga nama tersebut adalah tokoh yang diidolakan oleh banyak orang karena keberhasilan mereka memadukan ilmu pengetahuan, teknologi, dan bisnis.

Kesuksesan mereka membangun kerajaan bisnis tidak terjadi dalam satu malam. Menjadi pekerja keras adalah kunci dari kejayaan yang mereka raih.

Kamu mungkin tidak bisa berkesempatan bertemu langsung dengan ketiga orang hebat tersebut, tapi kamu bisa mencari sosok-sosok pekerja keras di lingkunganmu.

Untuk mengenalinya, berikut 7 pertanda seseorang pekerja keras yang telah Glints rangkum dari Shapironegotiations dan Redwigwam.

Apakah kamu salah satu di antara mereka?

[Total_Soft_Poll id=”48″]

Tanda-Tanda Seorang Pekerja Keras

1. Menghargai waktu

© nydailynews.com

Salah satu tanda seseorang pekerja keras adalah menghargai waktu. Mereka juga memahami bahwa waktu bukan hanya milik mereka sendiri.

Hal inilah yang membuat mereka selalu termotivasi untuk tepat waktu dan disiplin dalam memenuhi janjinya dengan orang lain.

Mungkin, bagi kebanyakan orang, terlambat beberapa menit bukanlah sesuatu yang berarti. Tapi bagi para pekerja keras, keterlambatan menunjukkan sifat tidak profesional dan membuatnya diremehkan oleh orang lain.

Pekerja keras tidak ingin menyiakan waktu yang dimilikinya sedikit pun. Waktu senggangnya bahkan dimanfaatkan untuk mengerjakan sesuatu yang produktif seperti membaca.

Bagaimana denganmu? Apakah kamu sudah bijak dalam memanfaatkan waktu?

2. Berinisiatif tinggi

© career.du.edu

Tanda selanjutnya yang dimiliki pekerja keras adalah memiliki inisiatif yang tinggi.

Saat kamu bekerja sama dengan mereka, pekerja keras akan langsung mengerjakan apa yang ia bisa terlebih dahulu. Jika mereka merasa kesulitan atau membutuhkan bantuan, mereka juga tidak segan untuk bertanya pada rekam setim. Inisiatif tersebut akan sangat berharga bagi tim kamu.

Hal yang sama juga diterapkan pekerja keras dalam urusan pribadi. Mereka selalu berinisatif tinggi mencari kesempatan untuk mengembangkan diri dan mencapai tujuan mereka.

Pekerja keras juga selalu proaktif untuk bertanya pada orang lain tentang kesempatan tersebut. Mereka selalu berusaha melihat celah peluang di mana mereka bisa maju dan berkembang.

Sikap inisiatif seperti ini sangat baik kamu terapkan dalam meraih cita-citamu.

3. Ketekunan

© thebalance.com

Tanda lainnya dari pekerja keras adalah sangat tekun dalam hal apapun yang dikerjakannya.

Saat mereka berkomitmen pada sesuatu, mereka bertanggung jawab untuk menyelesaikannya. Apabila pekerja keras menemukan suatu hambatan, mereka tidak menyerah semudah itu. Mereka selalu mencari cara untuk menyelesaikan masalah dan terus maju.

Bagi para pekerja keras, kesuksesan tidak diraih dengan instan. Menikmati setiap naik dan turun perjuangan adalah bagian dari filosofi hidup mereka.

Jika kamu merasa memiliki sikap tersebut, pertahankan! Kamu adalah seorang pekerja keras sejati yang tak kenal kata menyerah.

Baca Juga: Coba 7 Cara ini Jika Kamu Butuh Motivasi Kerja

4. Motivasi

© loohpa.com

Seorang pekerja keras memiliki motivasi sukses yang sangat besar dalam diri mereka. Dari motivasi diri tersebut, mereka selalu berusaha untuk jadi yang terbaik dalam hal yang mereka geluti.

Pekerja keras tidak menunggu adanya iming-iming hadiah dari  atasan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Mereka bekerja untuk tujuan besar yang mereka sudah tentukan sendiri.

Namun saat merasa lelah atau bosan, mereka akan beristirahat sejenak untuk mengumpulkan motivasi diri kembali. Seorang pekerja keras selalu punya semangat untuk berdiri dan bangkit.

Jika kamu memiliki kawan pekerja keras, kamu sangat beruntung sebab mereka sangat pandai menularkan motivasi diri mereka pada orang lain.

Dari situ kamu bisa termotivasi untuk menjadi seorang pekerja keras dan memotivasi orang lain juga.

Sikap positif yang menular ini yang menjadi salah satu tanda seorang pekerja keras yang ingin mengubah lingkungan menjadi lebih baik. Kamu mau menjadi salah satu dari mereka?

5. Mudah bekerja sama

© insights.com

Bekerjasama dengan seorang pekerja keras akan menjadi pengalaman yang menyenangkan. Seorang pekerja keras memiliki tanda bersikap proaktif dalam bekerjasama. Karena inisiatif tinggi yang dimilikinya, pekerjaan akan terasa lebih ringan dikerjakan bersama-sama.

Bagi pekerja keras, keberhasilan tim adalah keberhasilan pribadi juga. Reputasi sebagai seorang profesional juga pasti akan terangkat jika mereka berperan penting dalam kesuksesan kolektif tersebut.

Tidak hanya memikirkan reputasi pribadi, mereka juga sangat suportif dengan rekan satu tim. Seorang pekerja keras akan dengan senang hati membantu teman yang kesulitan dalam pekerjaannya.

Mereka juga berkenan mengajarkan suatu kemampuan baru pada orang lain. Menurut mereka kesuksesan tidak hanya milik diri sendiri, membantu orang lain meraih kesuksesan juga merupakan salah satu bentuk kesuksesan itu sendiri.

6. Bisa diandalkan

© qatarliving.com

Tanda lainnya seorang pekerja keras adalah dapat diandalkan. Mereka selalu bersikap profesional agar dapat selalu diandalkan oleh rekan-rekan kerjanya.

Pekerja keras ingin dirinya menjadi orang yang bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya orang. Maka dari itu mereka akan selalu ada saat dibutuhkan dalam pekerjaan.

Tidak hanya dalam pekerjaan, para pekerja keras biasanya juga bisa diandalkan dalam urusan lain. Seorang pekerja keras sangat memahami bagaimana beratnya menghadapi kesulitan dalam hidup.

Oleh karena itu, mereka sangat ringan tangan dalam membantu orang lain yang sedang membutuhkan pertolongan. Bagi mereka menolong bukanlah urusan untung dan rugi semata.

Pekerja keras yang sudah mengalami pahit getirnya hidup pasti mengerti bahwa suatu hari merekalah yang membutuhkan pertolongan dari orang lain dalam mewujudkan tujuannya.

7. Prioritas

© bornrealist.com

Seorang pekerja keras selalu fokus dan berkomitmen pada tujuan yang sudah ia buat. Maka dari itu mereka selalu membuat prioritas dalam menentukan hal-hal yang mereka lakukan.

Semua aktivitas selalu mereka rencanakan dengan matang agar berjalan dengan efektif dan efisien. Dengan menggunakan skala prioritas, para pekerja keras mengatur jadwal kegiatan mereka sehari-hari.

Dalam merancang skala prioritas tersebut, pekerja keras mengutamakan tujuan bersama dibandingkan keuntungan bagi dirinya. Hal ini yang membuat mereka menjadi sangat berharga dalam sebuah tim atau perusahaan.

Baca Juga: Yuk, Coba 6 Aktivitas Pengembangan Diri Berikut!

Nah, itu dia 7 tanda-tanda seseorang memiliki sifat pekerja keras.

Nah, kamu bisa mengembangkan kemampuanmu dan belajar dari para pekerja keras melalui Glints ExpertClass.

Di sana, ada ragam pilihan kelas pengembangan diri yang bermanfaat untuk kariermu.

Kelasnya sendiri diisi oleh pakar kaya pengalaman sehingga kamu akan mendapatkan wawasan dari sumber terbaik.

Jangan lewatkan kesempatan ini, pilih kelasnya sekarang juga!

Jika kamu memiliki kesempatan bekerjasama dengan para pekerja keras, karakter mereka akan tampak sangat menonjol di dalam kelompok.

Di situlah kamu bisa belajar banyak dari mereka untuk meningkatkan kualitas diri.

Walaupun sering diucapkan namun kehilangan kepercayaan diri sering menjadi masalah bagi banyak orang di berbagai organisasi. Dampaknya seringkali tidak serta merta, namun dalam kurun waktu yang panjang akan membuat seseorang menjadi terkucil atau jika di dalam organisasi, akan terjadi kekacauan dalam organisasi karena iklim organisasi yang memburuk.

Kepercayaan diri adalah suatu sikap dan perbuatan yang tepat memandang posisi dirinya dalam lingkungannya. Kepercayaan diri akan menumbuhkan keyakinan dalam diri sendiri bahwa apa yang dilakukan adalah hal yang benar, sehingga kepercayaan diri akan menimbulkan perasaan yang dapat menghilangkan kekurangan-kekurangan tidak penting dalam diri seseorang, utamanya kekurangan-kekurangan yang bersifat material. Misalnya, orang yang percaya diri akan tampil tepat ditengah-tengah orang lain walaupun mungkin baju atau fasilitas yang dikenakannya tidak selengkap dan sebagus yang dimiliki oleh kebanyakan orang yang ada pada lingkungan tersebut. Orang yang percaya diri akan memiliki keyakinan dan akan berusaha keras untuk menyelesaikan berbagai tugas yang dihadapi walaupun dengan sumber daya yang terbatas.

Kepercayaan diri akan menumbuhkan sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Karena sikap positif tersebut membuat seseorang tidak mudah mengeluh dan tidak mudah tertekan. Dengan sikap positif tersebut seseorang akan selalu melihat masalah sebagai tantangan dan peluang, juga akan melihat suatu kekurangan dalam diri sendiri sebagai suatu proses yang harus terus dipelajari sehingga menimbulkan perasaan syukur bukan perasaan menyalahkan orang lain dan lingkungannya. Disisi lain, dengan sikap positif terhadap orang lain akan memudahkan seseorang untuk bekerjasama atau menggerakkan orang lain karena sikap pandang yang tepat terhadap orang lain tersebut. Orang dengan sikap positif yang baik akan mudah diterima dalam semua level pergaulan karena biasanya orang dengan sikap positif yang baik akan menjadi rekan kerja, pimpinan atau bawahan yang menyenangkan dan dapat dipercaya. Bukan sebagai orang yang menakutkan dan menjengkelkan.

Ketidak percayaan diri akan menimbulkan ketidak tepatan sikap dan perbuatan terhadap diri sendiri dan lingkungannya. Ketidak tepatan sikap dan perbuatan ini akan berakibat pada dua hal, pertama biasa disebut dengan sombong dan kedua rendah diri. Kedua sikap itu menimbulkan dampak yang sangat berpengaruh dalam kehidupan seseorang, juga dalam kehidupan organisasi jika kasus kehilangan kepercayaan diri tersebut hilang dalam banyak orang-orang di organisasi.

Pertama sombong. Sombong merupakan sikap dan perbuatan yang meninggikan diri sendiri dihadapan orang lain secara tidak tepat. Sombong terjadi dikarenakan seseorang memiliki perasaan bahwa dirinya adalah orang yang lebih rendah dibandingkan orang lain. Lebih rendah dalam artian lebih miskin, lebih jelek, lebih bodoh, lebih tidak terampil, atau lebih tidak berprestasi. Adanya perasaan ini kemudian diikuti oleh ketakutan akan ketidak diakuinya dalam suatu komunitas atau dalam sebuah kelompok. Untuk itulah kemudian perasaan meninggikan diri sendiri harus dilakukan dan kemudian dilakukan secara berlebihan, sehingga kemudian terkesan menjadi bombastis dan berlebihan.

Sikap sombong tersebut kemudian berdampak pada cara memandang orang lain dikarenakan pola pergaulan yang mendasarkan pada sikap dan perasaan akan ketakutan-ketakutan tadi. Adanya keinginan untuk meninggikan diri sendiri lebih tinggi dari orang lain akan menumbuhkan perasaan yang merendahkan orang lain. Perasaan ini akan menumbuhkan perbuatan yang memandang orang lain lebih rendah dari dirinya, sehingga pola hubungan yang dibangun juga akan menjadi pola hubungan yang tidak tepat. Tidak tepat dalam artian bahwa pola hubungan yang mestinya dijalankan secara horisontal tetapi dilakukan secara  vertikal, atau pola hubungan yang dijalankan dengan mendasarkan pada kecurigaan-kecurigaan sebagai suatu mekanisme untuk menjaga diri dari upaya menjadi sejajar dengan orang lain atau bahkan lebih rendah dari orang lain.

Sikap sombong juga akan menumbuhkan perasaan bahwa dirinya adalah orang yang tidak memiliki kekurangan dan kelemahan sehingga merasa tidak perlu lagi belajar. Bagi orang sombong belajar adalah pekerjaan yang dilakukan oleh orang-orang bodoh atau lemah. Perasaan gengsi akan menutupnya dari keingingan untuk belajar. Akibat serius dari sikap ini adalah ketidakmampuan seseorang untuk berubah dan berkembang, oleh karena itu sikap sombong selalu akan diikuti oleh sikap dan perbuatan keras kepala dan merasa paling benar.

Dalam manajemen, sikap keras kepala dan merasa paling benar ini sering kali dikategorikan sebagai awal dari kehancuran atau kebangkrutan organisasi. Mengapa demikian? Karena berkembangnya sikap ini akan menurunkan kemampuan untuk berubah, padahal di sisi lain, kebutuhan dan harapan stakeholders selalu berubah dan berkembang. Ketidak mampuan berubah sebagai akibat dari sikap keras kepala akan membuat orang-orang dalam organisasi menjadi tidak mampu belajar yang pada akhirnya menjadi tidak mampu berkembang.

Kedua, sikap sombong berdampak pada ketidak mampuan “melihat kenyataan”. Melihat kenyataan merupakan kemampuan untuk melihat diri sendiri atau organisasi mendasarkan pada fakta-fakta yang berkembang. Ketidakmampuan melihat kenyataan menjadikan seseorang tidak tau posisinya pada lingkungannya. Demikian juga jika hal tersebut terjadi dalam organisasi, ketidakmampuan ini akan membuat organisasi tidak mampu melihat posisinya diantara kompetitor dan lingkungannya, sehingga menyebabkan organisasi menjadi salah orientasi, yang dalam waktu lama akan berakibat pada hilangnya kepercayaan masyarakat dan matinya organisasi.

Ketidakmampuan melihat kenyataan ini disebabkan karena tertutup oleh sikap sombong yang berimplikasi pada sikap yang memandang diri sendiri sebagai suatu yang tinggi dan memandang hal lain sebagai sesuatu yang tidak penting. Seringkali juga tertutup oleh gengsi yang akut. Gengsi merupakan sikap yang memandang diri sendiri lebih tinggi sehingga tidak seharusnya melakukan suatu perbuatan yang semestinya dapat dilakukannya.

Kedua rendah diri. Rendah diri merupakan sikap dan perbuatan yang merendahkan diri dihadapan orang lain secara tidak tepat. Rendah diri dikarenakan seseorang memiliki perasaan bahwa dirinya adalah orang yang lebih rendah dibandingkan orang lain. Lebih rendah dalam artian lebih miskin, lebih jelek, lebih bodoh, lebih tidak terampil, atau lebih tidak berprestasi. Perasaan ini kemudian menimbulkan sikap bahwa seseorang tidak sederajat dengan orang lain dikarenakan orang tersebut tidak memiliki apa yang telah dimiliki orang lain. Akibatnya orang tersebut akan merasa bahwa dirinya adalah mahkluk yang tidak beruntung dibandingkan dengan orang lain.

Dikarenakan perasaan-perasaan seperti itu, orang rendah diri akan mengalami kesulitan untuk dapat mengambil inisiatif. Inisiatif merupakan suatu sikap dan perbuatan yang didorong oleh diri sendiri untuk melakukan suatu perbuatan. Orang dengan inisiatif yang baik akan selalu mengambil prakarsa lebih dahulu dibandingkan dengan orang lain tanpa menunggu perintah, sehingga orang dengan inisiatif tinggi memiliki kemandirian yang baik dalam melaksanakan dan menyelesaikan berbagai tugas. Organisasi yang memiliki personal-personal dengan inisiatif tinggi juga akan memiliki produktifitas yang tinggi, demikian pula sebaliknya organisasi dengan personal-personal dengan inisiatif rendah akan memiliki produktifitas yang rendah pula. Itulah sebabnya organisasi dengan inisiatif yang rendah merupakan cerminan ketidak percayaan diri yang kuat dari orang-orang yang ada di organisasi tersebut.

Dampak lain dari ketidak percayaan diri yang rendah adalah berkembangnya “politik kantor” yang tinggi, mengapa demikian? Karena orang rendah diri selalu menggunakan orang lain sebagai patokan, sehingga dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya sehari-hari orang-orang rendah diri akan lebih banyak mencermati dan fokus kepada pekerjaan orang lain daripada fokus pada target-target dan pekerjaannya sendiri. Kondisi ini akan menimbulkan perasaan iri hati dan dengki, karena masing-masing orang sibuk dengan upaya membandingkan apa yang dilakukan dan diperoleh orang lain dengan apa yang dilakukan dan diperoleh diri sendiri. Akibat terburuknya adalah akan timbul kelompok-kelompok yang merasa “senasib”. Melalui kelompok-kelompok senasib inilah kemudian berbagai upaya dilakukan dan diperjuangkan, tidak sekedar untuk mencapai tujuan kelompok, tetapi yang lebih penting dari itu adalah menghalangi kelompok lain mencapai tujuannya.

Begitu kuat dampak dari ketidakpercayaan diri terhadap organisasi, sehingga menurunkan laju perkembangan atau bahkan mematikan organisasi dapat dilakukan dengan cara merusak kepercayaan diri orang-orang di organisasi tersebut, terutama para pemimpinnya. Demikian pula sebaliknya untuk menjaga atau meningkatkan laju perkembangan organisasi dapat dilakukan dengan menjaga kepercayaan diri orang-orang yang ada di dalam organisasi, terutama para pemimpinnya. Indikator-indikator di atas kiranya dapat dipergunakan untuk membedakan apakah organisasi akan berkembang, atau berjalan ditempat, atau bahkan akan mengalami kebangkrutan.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA