Berikut ini yang merupakan kalimat aktif adalah a pengangguran

tirto.id - Bahasa Indonesia mengenal istilah kalimat aktif dan kalimat pasif. Dalam penerapannya, kalimat aktif biasanya memakai kata kerja yang mengandung awalan me- atau ber-. Sementara kalimat pasif ditandai dengan kata kerja yang mengandung awalan di-.

Dikutip dari buku Get Succes UASBN Bahasa Indonesia oleh Ernawati Waridah dan Siti Maryatin, kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan perbuatan atau tindakan. Contoh: Ibu menanam bunga anggrek di kebun.

Kalimat aktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Subjek (S) melakukan pekerjaan, Predikat (P) berupa kata kerja yang berimbuhan me-. Kemudian ada Objek (O).

Sementara kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai perbuatan atau tindakan. Contoh: Bunga anggrek ditanam ibu di kebun. Ciri-ciri kalimat pasif adalah: Subjek dikenai pekerjaan, Predikatnya berupa kata berja berimbuhan selain me-.

Pendapat yang kurang lebih sama juga dituliskan Thursan(a) Hakim dalam buku Panduan Praktis Menerapkan English Grammar dalam Percakapan Sehari-hari, kalimat aktif dan kalimat pasif dalam bahasa Indonesia memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Kalimat aktif diawali dengan pelaku dan mengandung kata kerja yang aktif dilakukan oleh pelaku. Dalam bahasa Indonesia, kata kerja mengandung awalan me- atau ber-. Contoh: Ayah membeli televisi di supermarket.
  • Kalimat pasif diawali dengan pelaku yang merupakan sasaran (objek) dari kata kerja yang ada dalam kalimat tersebut. Contoh: Televisi itu dibeli ayah di supermarket.

Baca juga:

  • Mengenal Perbedaan Teks Eksposisi dan Teks Eksplanasi
  • Apa Itu Teks Prosedur Kompleks dan Struktur Kebahasaannya
  • Apa Itu Teks Berita: Pengertian, Struktur dan Kaidah Kebahasaan

Jenis-jenis Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif

Diana Nababan dalam buku Intisari Bahasa Indonesia untuk SMA menuliskan, kalimat aktif dibagi menjadi beberapa kelompok, yakni: kalimat aktif transitif, kalimat aktif intransitif, kalimat aktif semitransitif dan kalimat aktif dwitransitif.

  • Kalimat aktif transitif adalah kalimat aktif yang predikatnya membutuhkan objek. Contoh Andre memperkenalkan Hendra kepada teman-temannya.
  • Kalimat aktif intransitif adalah kalimat aktif yang kata kerjanya tidak memerlukan objek. Kata kerjanya biasanya memakai awalan ber-. Contoh: Ibu berbelanja sayur-sayuran.
  • Kalimat aktif semitransitif adalah kalimat aktif yang predikatnya memerlukan pelengkap. Contoh: Negara Indonesia berlandaskan hukum.
  • Kalimat aktif dwitransitif adalah kalimat aktif yang predikatnya membutuhkan objek dan pelengkap. Contoh: Petugas itu memperbolehkan saya merokok di ruangan ini.

Sementara kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan. Ciri-cirinya bisa dikenal sebagai berikut:

  • Predikatnya berisi kata kerja berawalan di-, ter-, dan konfiks ke-an. Contoh: Ina kehujanan tadi malam.
  • Kalimat pasif merupakan bentuk diri atau persona ku-, kau-. Contoh: Coba kau lihat bunga ini.

Kalimat aktif bisa diubah menjadi kalimat pasif. Demikian pula sebaliknya, kalimat pasif bisa diubah menjadi kalimat aktif. Caranya bisa dilakukan sebagai berikut: pindahkan posisi subjek menjadi objek, kemudian ubahlah predikat yang berawalan me- menjadi di-, tambahkan kata oleh di belakang predikat.

Contoh:

  • Pemerintah mencangkan Program Indonesia Sehat 2010. (aktif)
  • Program Indonesia Sehat 2010 dicanangkan (oleh) pemerintah. (pasif)

Baca juga:

  • Contoh Kalimat Aktif Transitif & Intransitif dan Pengertiannya
  • Apa Itu Paragraf Induktif dan Deduktif dalam Bahasa Indonesia?
  • Apa Itu Kalimat Pengembang, Pengertian dan Jenis-jenisnya

Baca juga artikel terkait KALIMAT AKTIF atau tulisan menarik lainnya Alexander Haryanto
(tirto.id - ale/ale)


Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Jakarta -

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan atau tindakan. Fokus kalimat pasif berada pada orang atau benda yang terdampak.

Untuk mengetahui cara membuat kalimat pasif, simak ciri-ciri dan strukturnya berikut ini. Sebelum membuatnya, perlu diketahui bahwa kalimat pasif tidak memiliki objek karena verba yang digunakan adalah verba pasif.

Selain itu, dalam kalimat pasif kita bisa menggunakan kata benda, kelompok kata benda (frasa nomina), atau klausa sebagai subjek.

Untuk bisa membedakannya dengan kalimat aktif, perhatikan ciri-ciri kalimat pasif yang dilansir dari buku 'Intisari Bahasa Indonesia untuk SMA' oleh Diana Nababan.

1. Kalimat pasif memiliki predikat berisi kata kerja berawalan di-, ter-, dan konfiks ke-an

Contoh:

  • Bima kelaparan tadi malam.
  • Jalan tol baru itu akan diresmikan oleh walikota Surabaya.

Pada kedua contoh kalimat pasif di atas, terdapat kata kelaparan dan diresmikan yang merupakan kata kerja dengan awalan di-, dan konfiks ke-an. Dengan begitu, kedua kalimat tersebut adalah kalimat pasif.

2. Memiliki bentuk diri atau pesona ku-, kau-

Contoh:

  • Coba kau lihat bunga ini.
  • Cara Membuat Kalimat Pasif dari Kalimat Pasif

Tahukah detikers, kalau kita bisa membuat kalimat pasif dari kalimat aktif, lho. Masih dilansir dari buku 'Intisari Bahasa Indonesia untuk SMA' oleh Diana Nababan, ini dia caranya.

1. Tukar pengisi subjek pada kalimat aktif menjadi objek kalimat pasif.2. Ganti awalan me- pada kalimat aktif dengan di-.

3. Tambahkan kata oleh di belakang predikat.

Kemudian, jika subjek pada kalimat aktif merupakan kata ganti aku, saya, kami, kita, engkau, kamu, Anda, dia, beliau, atau mereka, ini dia cara mengubahnya menjadi kalimat pasif.

1. Ubahlah pola SPO menjadi OSP.2. Hapus awalan men- dari predikat.3. Rapatkan subjek dan predikat tanpa kata pemisah apa pun. Jika semula predikatnya mengandung kata bantu seperti akan, dapat, atau kata ingkar tidak, letakkan kata-kata tersebut sebelum S.

4. Ganti subjek aku dengan ku-, sedangkan engkau dengan kau.

Nah, berdasarkan cara-cara tersebut, perhatikan contoh di bawah ini, yuk!

  • Amanda memakai baju yang sama dengan Dina. (Aktif)
    Baju yang sama dipakai oleh Amanda dan Dina. (Pasif)
  • Ibu membeli sayur dan ikan di pasar. (Aktif)
    Sayur dan ikan dibeli oleh ibu di pasar. (Pasif)
  • Toni sudah merencanakan liburan ke Bali sejak dua bulan lalu. (Aktif)
    Liburan ke Bali sudah direncanakan oleh Toni sejak dua bulan lalu. (Pasif)
  • Saya sedang berlatih tari Saman untuk lomba besok. (Aktif)
    Tari Saman sedang kulatih untuk lomba besok. (Pasif)
  • Juli akan mengibarkan bendera Merah-Putih di lapangan. (Aktif)
    Bendera Merah-Putih akan dikibarkan oleh Juli di lapangan. (Pasif)

Bagaimana? Dari contoh di atas apakah sudah jelas perbandingan kalimat pasif dan kalimat aktif?

Simak Video "Astronom Australia Temukan Objek Misterius di Galaksi Bimasakti"



(pal/pal)

Bagikan

Keadaan yang menggambarkan tidak ikut sertanya tenaga kerja yang sebetulnya produktif dalam proses produksi karena jumlah pekerjaan lebih kecil jika dibandingkan dengan tenaga kerja yang tersedia (unemployment).

Otoritas Jasa Keuangan

Pengangguran atau tunakarya (bahasa Inggris: unemployment) adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.

Wikipedia

Pengangguran adalah sebutan untuk angkatan kerja (penduduk berumur 15-65 tahun) yang tidak bekerja sama sekali atau sedang mencari pekerjaan. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolah SMP, SMA, mahasiswa perguruan tinggi, dan sebagainya yang karena suatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan. Pengangguran biasanya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada.

  1. Pengangguran Terbuka – Pengangguran yang tidak memiliki pekerjaan. Bisa jadi karena belum mendapat pekerjaan atau memang tidak mau bekerja. Pengangguran terbuka disebabkan oleh lapangan kerja yang tidak tersedia, atau tidak adanya kecocokan antara lowongan kerja dan latar belakang pendidikan.
  2. Pengangguran Terselubung – Pengangguran yang terjadi karena tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal/produktivitasnya rendah. Kondisi ini bisa disebabkan karena ketidaksesuaian latar belakang pendidikan, atau pekerjaan tidak sesuai dengan bakat dan kemampuan pekerja.
  3. Pengangguran Siklikal – Kondisi ini terjadi karena adanya perubahan dalam kegiatan perekonomian negara. Mundurnya perekonomian akan mengakibatkan daya beli masyarakat yang juga menurun, sehingga perusahaan akan mengurangi produksi dan memberhentikan karyawannya.
  4. Pengangguran Struktural – Kondisi ini disebabkan oleh adanya perubahan struktur perekonomian yang memerlukan keterampilan-keterampilan baru. Hal tersebut dapat mengakibatkan pencari kerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh pembuka lapangan kerja.
  5. Pengangguran Friksional – Kondisi ini terjadi karena adanya kesulitan mempertemukan pihak pencari kerja dengan pihak yang menyediakan lapangan kerja. Hal ini disebabkan karena adanya kendala informasi, waktu ataupun jarak geografis.
  6. Pengangguran Teknologi – Pengangguran ini disebabkan oleh adanya perkembangan teknologi, yang menyebabkan tenaga kerja manusia diganti menjadi mesin. Perusahaan cenderung lebih memilih tenaga mesin dibanding tenaga manusia karena lebih cepat, mudah, dan hemat biaya.
  7. Pengangguran Musiman –  Kondisi ini disebabkan oleh siklus ekonomi yang berfluktuasi karena adanya pergantian musim sehingga pekerja harus menghentikan aktivitas produksi untuk sementara. Biasanya terjadi pada bidang pertanian dan perikanan, seperti petani dan nelayan.
  8. Setengah Pengangguran – Kondisi ini merupakan pekerja yang mempunyai pekerjaan, namum jam kerjanya sedikit, biasanya kurang dari 35 jam dalam seminggu. 

Meningkatnya jumlah pengangguran dapat disebabkan oleh beberapa hal di bawah ini:

  • Banyaknya jumlah tenaga kerja tidak sebanding dengan kesempatan atau lapangan kerja.
  • Rendahnya tingkat pendidikan
  • Kurangnya keterampilan yang dimiliki pelamar kerja sehingga tidak memenuhi kriteria lowongan pekerjaan.
  • Kemajuan teknologi, yang pada akhirnya dapat menggantikan tenaga kerja manusia.
  • Resesi ekonomi.
  • Tenaga kerja antar daerah dimanfaatkan secara tidak seimbang.
  • Pemerintah yang membuat kebijakan untuk menghentikan pengiriman TKI ke luar negeri
  • Persaingan pasar global, banyak perusahaan, terutama perusahaan asing di Indonesia yang lebih memilih menggunakan tenaga kerja dari negara lain dibandingkan tenaga kerja lokal karena dinilai tidak memiliki kemampuan yang memadai.

Seiring berjalannya waktu, jumlah pengangguran kian terus bertambah. Untuk mencegah hal tersebut, berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi pengangguran.

  1. Memperluas lapangan kerja dengan cara meningkatkan ekspor, mendorong ekspor, menyediakan sarana dan prasarana sik, memperluas produksi, menggiatkan program padat karya.
  2. Mengurangi urbanisasi agar penyebaran tenaga kerja seimbang dan mengurangi pengangguran di kota besar.
  3. Memperbaiki mutu pendidikan agar masyarakat memiliki tingkat pendidikan yang setara dan untuk memberikan keseimbagan antara dunia kerja dan dunia pekerjaan.
  4. Penggunaan teknologi yang disesuaikan dengan sifat padat karya.
  5. Perbanyak penyelenggaraan job fair dan magang melalui kerja sama dengan perusahaan dan kampus agar informasi tentang lowongan kerja dapat tersebar luas.
  6. Mengendalikan laju pertumbuhan penduduk yang dapat dilakukan dengan program keluarga berencana (KB).

Semakin banyak pengangguran yang ada di suatu negara, tentu akan memberikan dampak negatif tertentu, yaitu seperti:

1. Dampak Pengangguran Terhadap Perekonomian Negara

Banyaknya jumlah pengangguran umumnya berkaitan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pengangguran dapat memberikan dampak seperti menurunnya pendapatan rata-rata penduduk perkapita, kenaikan biaya sosial yang harus dikeluarkan pemerintah, berkurangnya sektor pajak yang diterima pemerintah, dan akan menambahkan hutang yang dimiliki negara.

2. Dampak Pengangguran Terhadap Masyarakat

Pekerjaan merupakan sarana masyarakat untuk mencari uang yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Menjadi pengangguran tentu berdampak negatif bagi seseorang, yaitu seperti meningkatnya kemiskinan, memicu tindakan kriminalitas atau kejahatan, munculnya ketidaksetaraan politik dan sosial, keterampilan yang hilang karena lama tidak digunakan, dan memungkinkan terjadinya gangguan psikis bagi orang yang sedang menganggur atau keluarga yang bersangkutan.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA