Berikut ini merupakan langkah-langkah cara menguji kandungan karbohidrat pada makanan

Merdeka.com - Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Tubuh manusia memperoleh tenaga dan energi dari makanan. Makanan dibutuhkan manusia untuk kelangsungan hidup dan menjalankan aktivitasnya.

Makanan terdiri atas bermacam-macam zat yang dikenal dengan nutrien, dan dibedakan menjadi makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien diperlukan dalam jumlah besar oleh tubuh seperti karbohidrat, lemak, dan protein. Sedangkan mikronutrien merupakan zat yang diperlukan dalam jumlah yang sangat sedikit oleh tubuh seperti mineral dan vitamin.

Untuk mengetahui zat-zat yang terkandung di dalam bahan makanan, maka diperlukan uji makanan. Uji zat-zat makanan terhadap berbagai bahan makanan dapat dilakukan dengan mengidentifikasi zat-zat makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak dan vitamin dengan mengelompokannya sesuai dengan zat-zat yang terkandung di dalamnya.

Berikut informasi mengenai uji makanan adalah cara mengetahui kandungan suatu bahan yang telah dirangkum merdeka.com melalui bbc.co.uk dan eprints.walisongo.ac.id.

2 dari 4 halaman

Karbohidrat merupakan komponen bahan makanan yang penting dan merupakan sumber energi yang utama. Karbohidrat berfungsi untuk mencegah timbulnya ketosis, mencegah pemecahan protein tubuh yang berlebihan, mencegah kehilangan mineral, dan untuk membantu metabolisme lemak dan protein.

Salah satu cara mendeteksi kandungan karbohidrat pada bahan makanan adalah dengan menggunakan larutan yodium. Selain itu, untuk mengetahui kandungan karbohidrat kamu juga bisa menggunakan uji benedict yang dilakukan melalui reaksi gula pereduksi.

Larutan alkali dari tembaga direduksi oleh gula yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas, dengan membentuk kupro oksida berwarna. Larutan benedict dilakukan pada suasana basa yang menyebabkan terjadinya isomerik.

Selain dengan uji benerdict, karbohidrat juga bisa diidentifikasi dengan uji milisch, uji seliwanoff, dan uji fehling.

3 dari 4 halaman

Lipid atau lemak merupakan sekelompok organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan, atau manusia yang memegang peranan penting dalam struktur dan fungsi sel. Lemak memiliki sifat tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar seperti eter, kloroform, aseton, dan benzena.

Lemak memiliki fungsi penting bagi tubuh yakni menjadi sumber tenaga kedua dalam tubuh, sebagai bantalan penahan panas di bawah kulit, komponen struktural dalam tubuh, dan pembawa bagi absorpsi vitamin larut lemak.

Menguji kandungan lemak dapat dilakukan untuk mengetahui sifat, kelarutan, dan jenis lipid dalam suatu bahan. Menguji lemak dalam suatu bahan makanan dapat dilakukan dengan mengoleskan larutan pada kertas. Jika kertas menjadi transparan atau buram, maka bahan yang diuji mengandung lemak.

Pengujian lemak juga dapat dilakukan dengan menggunakan etanol dan air, dengan cara memasukkan etanol ke dalam air, apabila dalam larutan tersebut menjadi emulsi putih keruh berarti bahan makanan tersebut mengandung lemak.

4 dari 4 halaman

Protein merupakan salah satu bahan makronutrien yang lebih berperan dalam pembentukan biomolekul dari apda sebagai sumber energi. Meskipun begitu, bila organisme sedang kekurangan energi maka protein juga dapat digunakan sebagai sumber energi setelah karbohidrat dan lemak.

Protein memiliki beragam fungsi biologis yang berbeda yaitu sebagai katalis enzim, transport dan penyimpanan, fungsi mekanik, pergerakan, pelindung dan proses informasi. Kualitas protein pangan tergantung pada kandungan asam amino esensial.

Hanya ada sekitar 20 asam amino alami yang berbeda. Namun, setiap molekul protein memiliki ratusan atau bahkan ribuan yang bergabung bersama dalam urutan yang unik dan terlipat menjadi bentuk yang benar. Ini memberi protein sifat individualnya sendiri.

Penulis dan siswa melakukan diskusi online melalui aplikasi Google Meet dengan link sebagai berikut: //meet.google.com/zsq-xgir-ona pada hari Jumat, 24 Juli 2020. Penulis mengajak siswa untuk melaksanakan projek menguji kandungan karbohidrat dan lemak pada makanan yang ada di rumah siswa. Penulis memulai kegiatan dengan berdoa. Siswa yang dapat menghadiri pertemuan melalui Google Meet sebanyak tujuh (7) orang siswa. Satu siswa mengalami kendala susah sinyal sehingga tidak dapat menghadiri pembelajaran online melalui Google Meet.

Pada kegiatan awal pembelajaran online siswa yang telah hadir di Google Meet diajak untuk menjawab pre test yang telah dikirim melalui WhatsApp Group. Berdasarkan hasil pre test dilampirkan pada foto, terlihat bahwa rentang nilai yang diperoleh dari 7 responden (siswa) adalah 20 s.d. 60 poin, dengan rata – rata nilai 37,14 dari 100 poin, dan median 30 dari 100 poin.

(link pre test sebagai berikut :

//docs.google.com/forms/d/1kaXIQAimEmjeunmCQdOLINgc-lmVfLHaoFLWTYpGKoA/edit?usp=sharing )

Dikarenakan terdapat kendala sinyal saat penulis akan mendemonstrasikan cara menguji kandungan karbohidrat dan lemak pada makanan, maka penulis mengirimkan langkah kerja menguji makanan yang telah dipersiapkan oleh masing-masing siswa melalui WhatsApp Group. Selanjutnya, siswa membaca lalu mengikuti langkah kerja yang telah dikirimkan. Saat menunggu selama 15 menit untuk mengetahui adanya perubahan warna pada bahan makanannya, penulis mengirimkan materi Tumbuhan sebagai Sumber Karbohidrat dan Lemak melalui WhatsApp Group untuk dibaca dan dipahami oleh siswa.

Saat siswa menginformasikan adanya perubahan warna pada makanan yang telah diuji, penulis meminta siswa untuk mengirimkan foto dan menuliskan perubahan warna dari bahan makanan yang telah diuji menggunakan betadine untuk mengetahui apakah makanan tersebut mengandung amilum (karbohidrat) serta adakah perubahan pada kertas buram setelah diolesi bahan makanan.

Setelah siswa menuliskan hasil pengamatannya pada buku catatan, siswa dapat mengelompokkan bahan-bahan makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak. Apabila makanan ditetesi betadine dan ditunggu beberapa saat, lalu ada perubahan pada makanan yaitu berubah menjadi warna biru kehitaman, maka bahan makanan tersebut mengandung karbohidrat. Sedangkan, bahan makanan yang mengandung lemak ketika diolesi pada kertas buram setelah ditunggu kurang lebih 15 menit, maka kertas buram akan berubah menjadi transparan.

Kegiatan hari itu ditutup dengan memberikan post test pada siswa. Hasil post test yang diperoleh yaitu dengan rentang nilai 40 s.d 100 poin, dengan rata – rata nilai 75,71 dari 100 poin, dan median 80 dari 100 poin. Berdasarkan hasil pre test dan post test terlihat bahwa pengetahuan siswa mengalami peningkatan dalam memahami materi “Menguji Kandungan Karbohidrat dan Lemak pada Bahan Makanan” yang telah diberikan.

Link post test: 

//docs.google.com/forms/d/1w2Zl9EMiHI1FDP2VvyB4xyBEtikAJRzt7PlaMOMJnNs/edit?usp=sharing

Materi Menguji Kandungan Karbohidrat dan Lemak pada Bahan Makanan dapat dilihat di :

//drive.google.com/file/d/1b2TVVb-oYgOuUJnbJ-jo7S00QbgsfKJx/view?usp=sharing 

(Foto Hasil Pengujian Kandungan Karbohidrat dan Lemak pada Bahan Makanan dapat dilihat di YouTube dengan link sebagai berikut : //youtu.be/UCxn9K6a1EA )

Ilustrasi nasi putih yang mengandung karbohidrat. Foto: Shutter Stock

Uji karbohidrat bertujuan agar mengetahui apakah bahan makanan tersebut memiliki kandungan karbohidrat atau tidak. Uji karbohidrat biasanya dilakukan saat ujian praktik Biologi di sekolah.

Mengutip A Level Biology, karbohidrat merupakan suatu molekul biologis yang mengandung karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbon dalam karbohidrat merupakan karbon yang telah terhidrasi dan memiliki fungsi aldehid atau ketonik.

Karbohidrat sangat penting bagi makhluk hidup, karena dapat memberikan energi ke sel pada saat oksidasi. Sehingga, karbohidrat penting bagi sumber energi makhluk hidup.

Agar mengetahui suatu bahan makanan memiliki kandungan karbohidrat atau tidak, maka kita perlu melakukan uji identifikasi karbohidrat.

Uji Karbohidrat pada Makanan

Ada beberapa uji karbohidrat yang bisa kita coba. Dikutip dari laman Sumber Belajar Kemdikbud, di antaranya adalah uji Molisch, Seliwanoff, Benedict, dan Iodin.

Ilustrasi reaksi yang terjadi ketika melakukan uji Molisch. Foto: Buku Dasar Pengendalian Mutu Hasil Pertanian dan Perikanan terbitan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Uji Molisch karbohidrat merupakan uji karbohidrat sederhana yang paling sensitif. Bahkan, monosakarida, polisakarida, oligosakarida akan terdeteksi mengandung karbohidrat jika diuji Molisch.

Prinsip kerja uji Molisch adalah reaksi alfa-naftol melalui karbohidrat dengan adanya asam sulfat. Gula akan bereaksi dengan alfa-naftol dalam lingkungan asam, kemudian membentuk warna ungu pada turunan furfural.

Semakin pekat warna ungu yang muncul pada bahan makanan yang diuji, maka jumlah karbohidratnya semakin tinggi.

Bahan makanan yang akan dilakukan uji Molisch sebaiknya diubah menjadi bentuk cairan terlebih dahulu. Kemudian, bahan makanan dicampur dengan reagen Molish dan asam sulfat.

Ilustrasi reaksi yang terjadi ketika melakukan uji Seliwanoff. Foto: Buku Dasar Pengendalian Mutu Hasil Pertanian dan Perikanan terbitan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Uji karbohidrat kimia ini dimaksudkan untuk mengetahui kandungan monosakarida dengan gugus fungsi ketonik. Biasanya, uji Seliwanoff digunakan untuk menguji fruktosa dan glukosa.

Sukrosa yang mudah terhidrolisis akan menjadi glukosa dan fruktosa. Sukrosa tersebut akan menunjukkan reaksi positif dengan menampilkan warna merah.

Pengujian karbohidrat dengan metode ini dilakukan dengan cara mencampurkan bahan makanan yang sudah berbentuk cair dan reagen Seliwanoff ke dalam tabung reaksi.

Selanjutnya, tabung reaksi akan didihkan selama 30 detik. Jika muncul warna merah, maka bahan makanan mengandung karbohidrat.

Ilustrasi sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) dilakukan uji Benedict. Foto: Angielle Gelera via Flickr

Uji Benedict karbohidrat dilakukan untuk mengetahui apakah bahan makanan mengandung gugus aldehid atau keton bebas. Semua monosakarida dan disakarida akan bereaksi positif jika diuji Benedict, namun pada polisakarida akan bereaksi negatif.

Uji positif Benedict ditandai dengan terbentuknya larutan hijau, merah, orange atau merah bata, serta adanya endapan.

Gula pereduksi akan mengalami oksidasi dalam larutan basa. Gula pereduksi akan mengalami tautomerisasi dan membentuk enediol yang mereduksi ion tembaga menjadi tembaga. Saat dipanaskan, ion tembaga akan menjadi tembaga oksida dan membentuk endapan.

Reagen yang digunakan pada uji Benedict ini di antaranya adalah tembaga sulfat, natrium karbonat, dan natrium sitrat.

Ilustrasi uji Iodin. Foto: Angielle Gelera via Flickr

Uji Iodin karbohidrat merupakan uji yang paling mudah dan sering dilakukan. Kamu hanya cukup meneteskan Iodin ke bahan makanan.

Jika bahan makanan mengandung karbohidrat, maka akan menunjukan warna biru keunguan.

Uji karbohidrat Iodin mengambil prinsip sifat serap molekul polisakarida yang mengandung rantai glukosa dan membentuk heliks. Ruang antara heliks ini mampu menampung molekul iodin.

Itulah beberapa riset uji karbohidrat yang bisa dicoba. Makanan yang mengandung karbohidrat akan berubah warna jika dilakukan melalui uji karbohidrat di atas.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA