source: //media.safebee.com/assets/images/2015/2/baby%20in%20old-fashioned%20stroller.jpg.838x0_q67_crop-smart.jpg
Sebagai ibu baru, Moms pasti selalu menemui hal-hal baru sekaligus pengalaman pertama. Salah satunya adalah pengalaman pertama membawa bayi jalan-jalan dengan stroller atau kereta bayi. Lantas bagaimana membawa bayi dengan stroller untuk pertama kalinya? Simak tipsnya berikut, Moms!
1. Bayi Dibawa Jalan-Jalan Pertama Kali saat Usianya Di Atas 40 Hari
Saat si kecil lahir, Moms pasti sudah tidak sabar membawa bayi untuk jalan-jalan, misalnya berkunjung ke rumah kakek dan nenek ataupun sekedar jalan-jalan ke mal. Coba deh lebih bersabar Moms, dan menunggu usia si bayi mencapai 40 hari lebih dulu.
Menurut beberapa ahli, di usia di bawah 40 hari daya tahan tubuh bayi belum berkembang dengan baik sehingga mudah terkena penyakit yang ada di sekitarnya. Setelah usianya di atas 40 hari, baru deh bayi aman dibawa kemanapun, baik digendong ataupun dengan stroller ataupun kereta bayi.
source: //www.todaysparent.com
2. Usia Bayi Menggunakan Stroller
Saat ini
sudah tersedia tipe stroller yang bisa digunakan newborn hingga balita. Meski produk stroller tersebut memang dirancang untuk bayi dari usia 0 bulan, tapi Moms tetap perlu memerhatikan kapan usia yang tepat meletakkan bayi dalam stroller. Jadi ada beberapa ahli kesehatan yang menyarankan agar bayi baru dibawa dengan stroller setelah usianya di atas 3 bulan. Ada pula yang usianya setelah 6 bulan.
source: //blogs.babycenter.com
3. Pilihan Stroller
Khusus untuk bayi berusia di bawah 6 bulan, maka pilihkan stroller yang kursinya bisa disesuaikan hingga ke posisi berbaring. Bayi di bawah usia 6 bulan belum mampu mengangkat kepala dan menopang tubuhnya secara sempurna, sehingga posisi paling nyaman untuknya adalah berbaring.
Selain itu, pilihkan juga stroller yang memiliki kanopi dan mampu menutupi bayi dari sinar matahari. Hindari meletakkan benda-benda lain seperti bantal ataupun mainan dalam stroller sehingga bayi tidak tertindih. Keamanan stroller juga perlu banget Moms perhatikan!
source: //www.overstock.com
4. Jangan Terlalu Lama Di Dalam Stroller
Saat membawa bayi dengan stroller, perhatikan agar bayi jangan berlama-lama di dalam stroller. Meski kelihatan lembut, tapi permukaan stroller dan space yang sempit membuat bayi tidak terlalu nyaman berada di dalamnya.
Moms bisa meletakkan bayi yang tertidur di dalam stroller lalu saat terbangun Moms bisa mengambilnya untuk digendong. Tapi ingat hati-hati saat mengangkat bayi ya. Jangan sampai salah posisi sehingga membuat bagian tubuh bayi terkilir dan cedera.
source: //www.target.com
5. Membawa Stroller
Saat memilih stroller sebaiknya pilih yang posisinya bisa diubah ke depan dan ke belakang. Untuk bayi di bawah usia 6 bulan, akan lebih baik kalau posisinya menghadap Moms, sehingga kamu bisa mengawasinya sepanjang waktu. Selain itu, saat jalan-jalan ke mal dan menuruni eskalator, jangan pernah meletakkan stroller dengan kondisi bayi menghadap ke lantai bawah.
Turuni eskalator secara terbalik dengan posisi wajahnya menghadap ke lantai atas. Kalau ingin lebih aman, pilihlah lift untuk naik dan turun. Selain itu jangan lupa mengunci roda setiap kali meninggalkan stroller dengan bayi di dalamnya.
source: //www.fitpregnancy.com
Terlalu Sering di Stroller Bisa Ganggu Tumbuh Kembang Bayi. Foto: Shutterstock
Perlengkapan bayi apa yang jadi andalan Anda, Moms? Apakah stroller atau kereta bayi jadi salah satunya? Bila ya, wajar saja. Dengan stroller kita tidak perlu melulu menggendong bayi saat berjalan-jalan. Bahkan si kecil bisa tidur dengan lelap di sana.
Begitu juga halnya dengan bouncer. Saat ibu harus melakukan berbagai kegiatan di rumah misalnya, bouncer bisa membantu 'menjaga' bayi agar tidak ke mana-mana. Hihihi...
Meski begitu, pastikan Anda tidak terlalu sering atau terlalu lama membiarkan bayi di atas stroller maupun bouncer ya, Moms. Ini penting untuk menghindari risiko bayi terkena Container Baby Syndrome.
Container Baby Syndrome ancam Bayi yang Terlalu Sering di Stroller
Container Baby Syndrome ancam Bayi yang Terlalu Sering di Stroller Foto: Shutterstock
Baby Gaga melansir, Container Baby Syndrome adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai kondisi yang disebabkan bayi menghabiskan terlalu banyak waktu di dalam perlengkapan bayi yang membuatnya kesulitan bergerak seperti stroller, bouncer, hingga car seat. Kondisi ini termasuk melemahnya kekuatan, kelainan bentuk tulang tubuh dan penurunan kemampuan motorik.
Sedang memuat...
0 01 April 2020
Menurut American Academy of Pediatrics, Container Baby Syndrome juga dapat menyebabkan masalah kognitif dan interaksi sosial pada si kecil di masa depan karena membatasi si kecil untuk menggerakkan anggota tubuhnya.
Ya Moms, ketika bayi menghabiskan banyak waktu berbaring telentang di dalamnya, akan ada keterbatasan gerakan pada leher, tulang belakang, tangan dan kakinya.
Bahaya Bila Bayi Terlalu Lama atau Sering di Stroller. Foto: Shutterstock
Tak hanya itu, penggunaan stroller, bouncer atau car seat yang berlebihan juga menyebabkan beberapa masalah terkait bentuk tengkorak kepala dan keterlambatan perkembangan keterampilan umum bayi termasuk merangkak, berguling dan berjalan.
Keterlambatan keterampilan tersebut di atas juga akan mempengaruhi tahap perkembangan bayi lainnya, seperti berbicara, keterampilan sosial dan bermain. Itu lah kenapa, orang tua perlu memahami risiko ini dan sebisa mungkin menghindarinya.
Penulis: Hutri Dirga Harmonis