Bagaimana perjuangan nabi Yahya dalam menegakkan agama allah

Tim | CNN Indonesia

Minggu, 17 Mei 2020 17:03 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Nabi Yahya AS adalah nabi dan rasul ke-23 yang patut diimani. Nabi Yahya merupakan anak yang dinanti-nanti kehadirannya oleh Nabi Zakaria AS.Pada masa tuanya, Nabi Zakariya beserta istrinya yang mandul belum juga dikarunia anak. Lantas keduanya berdoa dengan penuh kelembutan kepada Allah SWT. Allah lalu mengabulkan doa Nabi Zakaria."Wahai Zakaria! Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki namanya Yahya, yang Kami belum pernah memberikan nama seperti itu sebelumnya," firman Allah dalam surat Maryam ayat 7. Nabi Yahya lahir pada 1 Sebelum Masehi. Sejumlah riwayat menyebutkan Nabi Yahya lahir tiga bulan lebih dulu daripada kelahiran Nabi Isa AS.Nabi Yahya tumbuh menjadi anak yang cerdas, berperilaku baik, dan pandai menahan hawa nafsu."Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran) Yahya, yang membenarkan sebuah kalimat (firman) dari Allah, panutan, berkemampuan menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi di antara orang-orang saleh," firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 39.Nabi Yahya terkenal sebagai seorang yang sangat mencintai binatang. Suatu hari, Nabi Yahya menegur teman-temannya yang bermain menyiksa seekor burung. Nabi Yahya meminta teman-temannya untuk melepaskan burung tersebut."Dan Kami berikan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih kanak-kanak, dan (Kami jadikan) rasa kasih sayang (kepada sesama) dari Kami dan bersih (dari dosa). Dan dia pun seorang yang bertakwa, dan sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, dan dia bukan orang yang sombong (bukan pula) orang yang durhaka," firman Allah tentang Nabi Yahya dalam surat Maryam ayat 13-14.Nabi Yahya juga menasehati temannya yang gemar melempari unta dengan batu."Wahai kawanku, unta ini adalah makhluk ciptaan Allah. Janganlah sekali-kali kita menyakiti binatang. Apalagi unta yang sangat bermanfaat bagi kehidupan kita," kata Nabi Yahya, dikutip dari dair buku Nabi Yahya AS Sang Penyayang Makhluk Hidup karya Novi Vidya S dan Tim Emir.

Ilustrasi: Nabi Yahya dikenal sebagai sosok yang mencintai binatang. Suatu hari Nabi Yahya pernah menegur kawan-kawannya yang melempari unta dengan batu. (Foto: SkitterPhoto)


Nabi Yahya dewasa berdakwah mengikuti ayahnya, Nabi Zakaria yang menyeru kebenaran pada Bani Israil yang berbuat maksiat.Nabi Yahya pun menganjurkan orang yang bertobat dengan mandi di sungai Jordan atau asy-Syari'ah. Mandi ini dikenal sebagai mandi besar untuk menyucikan diri. Dalam ajaran Kristen mandi ini dikenal dengan pembaptisan. Nabi Yahya pula yang membaptis Nabi Isa AS.Nabi Yahya dan Zakaria juga melawan Raja Herodus yang menguasai Bani Israil dengan zalim.Raja Herodus tak senang dengan kehadiran Nabi Yahya yang alim bijaksana. Nabi Yahya mampu menyiarkan agama Allah dengan baik dan membuat Bani Israil berpaling dari Raja Herodus.Suatu ketika Raja Herodus memanggil Nabi Yahya untuk meminta pendapat. Raja Herodus ingin menikahi perempuan yang tidak halal baginya, Putri Herodia. Sebagian menyebut perempuan itu adalah anak tiri Herodus dan sebagian lain menyebut perempuan tu keponakan Herodus.

[Gambas:Video CNN]

Yahya dengan tegas mengatakan pernikahan itu dilarang oleh Allah SWT. Yahya menyebut Allah akan mengazab pernikahan yang tidak halal itu.Herodus marah dan tak terima perkataan Yahya. Dia pun mengurung Nabi Yahya dalam penjara.Putri Herodia juga tak senang dengan Yahya. Dia pun meminta agar Herodus menghukum Yahya dengan memenggal kepalanya.Raja Herodus mengabulkan permintaan Herodia. Nabi Yahya pun dibunuh saat masih berusia sangat muda yakni 32 tahun.Allah SWT pun menjanjikan kesejahteraan bagi Nabi Yahya."Dan kesejahteraan bagi dirinya pada hari lahirnya, pada hari wafatnya, dan pada hari dia dibangkitkan hidup kembali," surat Maryam ayat 15.

Ilustrasi: Raja Herodus yang marah dan tak terima akan perkataan Nabi Yahya pun mengurung nabi, lantas menguhukum dengan memenggal kepala nabi. Allah pun menurunkan azab bagi Raja Herodus dan pengikutnya. (Foto: CNN Indonesia/Fajrian)


Allah lantas mengazab Raja Herodus dan pengikutnya."Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar) dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, sampaikanlah kepada mereka kabar gembira yaitu azab yang pedih," surat Ali-Imran ayat 21.Dari kisah Nabi Yahya terdapat sejumlah pelajaran yang dapat dipetik. Pertama, Nabi Yahya mencontohkan adab terhadap binatang.Manusia hendaknya menyayangi binatang sebagai ciptaan Allah SWT. Menyayangi binatang berarti mengakui kekuasaan dan ciptaan Allah.Nabi Yahya juga berani memberi tahu teman-temannya yang salah.

Nabi Yahya juga dengan tegas menentang perbuatan keji dan mungkar seperti pernikahan yang dilarang oleh Allah. Dia tidak takut meskipun dihukum dan dibunuh. (ptj/NMA)

[Gambas:Video CNN]

LIVE REPORT

LIHAT SELENGKAPNYA

Jakarta -

Nabi Yahya alaihissalam merupakan putra dari Nabi Zakaria. Allah SWT pun mengisahkan kehidupan nabi Yahya dan hikmahnya dalam Al Quran. Seperti apa?

Kisah nabi Yahya ditulis dalam Al Quran di surat Maryam. Dalam surat Allah berfirman bahwa Nabi Yahya merupakan anak yang dididik baik sejak kecil. Ia bahkan terpelihara dari perbuatan syirik dan maksiat.

Arab: يٰيَحْيٰى خُذِ الْكِتٰبَ بِقُوَّةٍ ۗوَاٰتَيْنٰهُ الْحُكْمَ صَبِيًّاۙ وَّحَنَانًا مِّنْ لَّدُنَّا وَزَكٰوةً ۗوَكَانَ تَقِيًّا ۙ

Latin: yā yaḥyā khużil-kitāba biquwwah, wa ātaināhul-ḥukma ṣabiyyā
wa ḥanānam mil ladunnā wa zakāh, wa kāna taqiyyā

Artinya: Wahai Yahya! Ambillah (pelajarilah) Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh." Dan Kami berikan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih kanak-kanak, dan (Kami jadikan) rasa kasih sayang (kepada sesama) dari Kami dan bersih (dari dosa). Dan dia pun seorang yang bertakwa"

Selain itu, Kisah Nabi Yahya juga dikisahkan merupakan anak yang taat kepada kedua orang tuanya. Ia juga tak sombong dan durhaka kepada yang melahirkannya.

Hanya saja, ketika dewasa Nabi Yahya yang merupakan utusan Allah SWT dibunuh oleh Raja Herodes. Hal itu lantaran, Nabi Yahya menyampaikan larangan Allah untuk menikahi anak tirinya sendiri.

Mendengar larangan itu, Raja Herodes marah dan membunuhnya. Tak hanya itu, Raja juga ingin membunuh Nabi Zakaria namun atas izin Allah SWT Nabi Zakaria bersembunyi di dalam sebuah pohon.

Kebingungan melihat hal itu, para petugas yang mencari Nabi Zakaria menilai bahwa Nabi Zakaria memiliki sihir. Dibelahnya pohon tersebut dan ditemuka Nabi Zakaria meninggal di dalamnya.

Kisah Nabi Yahya difirmankan Allah SWT dalam Al Quran. Allah berfirman bahwa Nabi Yahya dan Zakaria meninggal dalam keadaan sahid karena menegakkan agama Allah.

Arab: وَسَلٰمٌ عَلَيْهِ يَوْمَ وُلِدَ وَيَوْمَ يَمُوْتُ وَيَوْمَ يُبْعَثُ حَيًّا

Latin: wa salāmun 'alaihi yauma wulida wa yauma yamụtu wa yauma yub'aṡu ḥayyā

Artinya: Dan kesejahteraan bagi dirinya pada hari lahirnya, pada hari wafatnya, dan pada hari dia dibangkitkan hidup kembali.

Nah, semoga kisah Nabi Yahya bisa menambah iman kita ya!

(pay/erd)

TIDAK ada yang tidak mungkin bagi Allah SWT, Tuhan Semesta Alam. Karena itu, Allah tidak mengalami kesulitan jika hanya mendatangkan buah-buahan yang biasa tumbuh pada musim dingin kepada Maryam, padahal saat itu musim panas tengah meradang. Allah juga tidak mengalami kesulitan sedikit pun menciptakan Yahya dan seluruh umat manusia lahir ke dunia. Allah Mahakuasa. Allah memberi siapa pun yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.

Demikianlah keyakinan Nabi Zakaria atas kekuasaan Allah. Maka, ketika dia belum diakruniai seorang anak padahal ia telah uzur dan istrinya, Elizabeth, juga dalam keadaan mandul, Zakaria tetap tidak putus asa. Dia tetap berharap kelahiran seorang anak untuk meneruskan perjuangan dan pewaris (masalah pengetahuan) dalam mengemban misi dakwahnya.

Karena itu, pada suatu hari Zakaria bermunajat dalam hening waktu di sebuah mihrab. Tapi kali ini Zakaria benar-benar berharap dan meminta kepada Allah. Maka, dengan lemah lembut dan khidmat, dia bermunajat, “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi-Mu seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Mahapendengar doa,” (QS. Ali Imran: 38).

BACA JUGA: 5 Wasiat Nabi Yahya

Kabar Gembira

Usai berdoa, tiba-tiba mahrab tempat Zakaria berdoa dipenuhi dengan cahaya. Allah mendengar doa Zakaria, doa seorang nabi yang tak pernah kecewa dalam berdoa. Allah menjawab –lewat perantara malaikat Jibril- doa Zakaria, “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu), Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari pengaruh hawa nafsu) dan seorang Nabi dari keturunan orang-orang shaleh,” (QS. Ali Imron: 39).

Zakaria berharap memiliki anak yang baik, seorang anak laki-laki seperti Maryam yang memiliki kesucian, kejujuran dan keimanan. Dan harapan Nabi Zakaria itu sudah mendapat jawaban. Tapi, Zakaria masih diliputi sejuta rasa heran.

Ia pun bertanya untuk meneguhkan setangkup rasa yakin berkecamuk di dadanya, “Bagaimana aku bisa mendapat anak, sedang aku sudah sangat tua dan istriku pun seorang yang mandul?” Malaikat menjawab, “Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya,” (QS. Ali Imran: 40).

Zakaria bertanya lagi, “Bagaimana aku akan mengetahui Allah telah memberiku Yahya?” Malaikat kemudian menjawab, “Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata kepada manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-bayaknya serta bertasbih di waktu petang dan pagi hari,” (QS. Ali Imran: 41).

Malam tiba, hari pun gelap. Zakaria merasa bahwa lidahnya sekering kayu. Ia tak bisa berbicara. Lalu ia bersujud kepada Allah SWT karena Allah telah memberikan kepadanya seorang anak lelaki. Maka, ia pun bersyukur.

Zakaria kemudian keluar dari mihrab. Ia ingin menasehati kaumnya, dan ingin mengatakan pada mereka sebuah nasehat, “Jangan lupakan Allah. Bersujudlah kalian kepada Allah. Dan sebutlah nama-Nya sesering mungkin.” Tapi, Nabi Zakaria tak dapat berbicara, maka dia menunjuk ke langit. Dia ingin mengatakan, “Wahai Bani Israil, Allah SWT melihat kalian. Wahai kaumku, muliakanlah Allah SWT dan sebutlah nama-Nya.”

Tiga malam berlalu, Zakaria tak mampu berbicara. Pada hari keempat ia baru saja bicara, dan lantas berkata pada istrinya, “Allah telah memberiku kabar gembira tentang seorang anak laki-laki yang bernama Yahya.”

Wanita baik itu gembira, “Oh, Yahya! Sebuah nama yang indah!” Tetapi istri Zakaria juga heran. Maka, dia bertanya, “Bagaimana aku bisa melahirkan seorang anak laki-laki sementara aku seorang wanita yang mandul?”

Zakaria menjawab, “Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Allah Mahamulia. Penguasa seluruh hamba-Nya. Dia berkuasa atas langit dan bumi. Dia menciptakan Adam daru tanah.”

Ketika itu, dapat diceritakan kaum Yahya merupakan kaum yang keras kepala. Mereka sudah tak lagi berpegang ajaran Nabi Musa. Mereka lebih mencintai uang daripada apa pun. Mereka juga hidup dalam kubangan dosa.

Dengan alasan itu, Zakaria kemudian ingin membangunkan mereka dengan memohon kepada Allah untuk diberi keturunan guna melanjutkan misi perjuangan menentang kemungkaran. Dan Alla telah memberi kabar gembira pada Zakaria akan melahirkan seorang anak itu. Istri Zakaria yang mandul bisa hamil.

BACA JUGA: Telusur Garis Silsilah 25 Nabi, dari Adam sampai Muhammad SAW (2-Habis)

Dibekali Pengetahuan

Akhirnya, anak yang dijanjikan Allah itu pun lahir. Yahya tumbuh remaja tanpa cacat. Bahkan, saat Yahya menginjak remaja, Allah membekali pengetahuan tentang kandungan Taurat.

Dalam al-Qur’an, Allah berfirman, “Hai Yahya, ambillah al-Kitab itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dari dosa). Dan ia adalah seorang yang bertaqwa dan seorang yang berbakti kepada orangtuanya dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka,” (QS. Maryam: 12-14).

Seiring pertumbuhan Yahya, Allah menganugerahkan pula rasa belas kasih . Yahya dijaga dari dosa, tumbuh jadi remaja dengan kepribadian matang, tek tercela dan tanpa cacat. Lebih dari itu, Yahya adalah seorang yang bertakwa, berbakti kepada kedua orangtua dan tidak pula sombong.

Yahya memiliki sifat-sifat yang belum pernah disandang manusia sebelumnya. Dia bisa menahan diri sehingga tidak sampai terjerumus perbuatan yang dilarang. Yahya tumbuh menakjubkan. Wajahnya bercahaya dan terlihat kehidmatan seorang nabi. Kelahiran Yahya juga membawa berita gembira tentang risalah kenabian Isa.

Anak-anak seusia Yahya pernah mendatangi Yahya, “Mari kita bermain-main!” Dengan sopan Yahya menjawab, “Aku tidak diciptakan untuk bermain-main.”

Yahya ternyata sudah mampu berpikir matang dalam banyak hal saat dia masih kanak-kanak. Dalam benak Yahya, sempat pula berpikir pertanyaan, “Mengapa Maryam membawa bayinya pergi? Mengapa kaum Yahudi menjalani kehidupan yang dipenuhi dengan kebodohan, penyimpangan dan kejahatan? Mengapa orang-orang kafir Roma menguasai kaumku?”

Yahya menjawab semua pertanyaan itu dengan perkataan, “Semua kejadian ini adalah karena Bani Isra’il telah meninggalkan agama yang benar. Karena apa yang datang dari Allah adalah jelas dan lurus, maka janganlah membuatnya bengkok!”

Pada saat itu, raja Roma, Hirodus menguasai Suriah. Raja tersebut seorang penyembah berhala yang jahat. Saudara laki-laki Hirodus memiliki seorang istri yang cantik, tapi Hirodus culas mengambil istri saudaranya itu secara paksa untuk dijadikan sebagai istrinya. Tak seorang pun berani menentang Hirodus kecuali Yahya, “Kau tak berhak menikahi istri saudaramu!”

Yahya tidak tinggal diam. Ia menyalahkan Hirodus atas perbuatan jahatnya itu. Hirodus marah dan kemudian memerintahkan kepada pengawalnya untuk menangkap Yahya dan Yahya dijebloskan ke dalam penjara. Tetapi, jeruji penjara tak membuat Yahya bersedih. Yahya juga tak takut sedikit pun kepada mereka. Ia hanya takut pada Allah.

BACA JUGA: 15 Nabi Ini Terlahir Sudah dalam Kondisi Dikhitan

Yahya tidak memohon kepada mereka untuk dibebaskan. Dengan gagah berani, ia tetap bersuara lantang, “Akan datang seseorang yang lebih kuat daripada aku!” Rahmat akan mengalahkan para penentang nabi, karena mereka telah menjadi orang-orang yang mementingkan diri sendiri.”

Yahya selalu berkata dengan berani, “Barangsiapa yang memiliki pakaian, harus memberi mereka yang tidak memiliki pakaian. Dan yang mempunyai makanan haruslah memberi makan kaum miskin. Jangan menindas siapa pun! Jangan memfitnah siapa pun! Negeri yang dipenuh jalan setapak! Bunga-bunga lili bermekaran! Mata akan melihat terangnya siang, telinga yang tuli akan terbuka!”

Menentang Hirodus

Suatu hari, Raja Hirodus mengadakan pesta besar. Saat pesta berlangsung itu, para wanita menari-nari. Para lelaki minum anggur. Padahal, kondisi orang miskin di luar istana sungguh mengenaskan. Orang-orang di luar istana banyak yang kelaparan, tertindas dan hidup menggigil karena kedinginan.

Tak sedikit rakyat jelata yang berpakaian compang camping, karena mereka didera kemiskinan. Sementara itu, Hirodus justru memakai pakaian yang terbuat dari sutra. Singgasananya megah, dihiasi dengan emas, perak dan batu-batu mulia.

Karena itu, Yahya bersuara lantang untuk mengingatkan Hirodus. Suara Yahya pun dari balik penjara pun selalu menggema ke seluruh ruangan, “Hirodus, sang penindas, kau tak mempunyai hak untuk menikahi seorang wanita yang telah bersuami.”

Ruangan pesta dipenuhi para perempuan dan lelaki muda. Para pemain musik mulai memainkan alat-alat musik mereka. Hirodus duduk di singgasana, sambil minum anggur. Sedang istri barunya, duduk di sampingnya. Lalu, wanita muda yang masih cantik dan berpakaian sutra memasuki ruang pesta. Hirodus segera berdiri dan berbicara pada istri barunya, “Anakmu sungguh cantik!”

Wanita itu berkata dengan nada kebencian, “Salumi akan menari untukmu!” Sang raja bertanya dengan gembira, “Untukku?” “Ya, untukmu,” jawab wanita itu.

Salumi mendekati sang raja dan berkata dan berkata dengan cukup genit, “Aku akan menari untukmu!” Sang Raja berkata, “Aku akan memberikan separuh kerajaanku!” Salumi berkata, “Kabulkanlah apa yang aku inginkan!” Raja menjawab, “Ya, aku akan mengabulkan apa pun yang kau inginkan!”

Maka Salumi menari. Ia mempesona Hirodus, yang sedang asyik minum anggur. Istri sang raja, yang juga orang Yahudi itu berkata, “Aku akan membawanya pulang ke rumah untukmu dengan arak-arakan.”

Hirodus gembira. Wajahnya berbinar, dengan mata sudah kemerah-merahan. Salumi lantas mendekatinya, “Kabulkanlah apa yang aku minta!” Hirodus menjawab, “Mintalah apa pun yang kau inginkan! Aku akan memberikan separuh kerajaanku!” Salami lalu berputar-putar seperti ular, “Aku menginginkan kepala Yahya anak Zakaria!”

Sang raja kaget dan terpana, “Tidak! Tidak! Mintalah apa pun selain itu! Kalau perlu, aku akan memberikan singgasanaku untukmu!”

Ibunya lalu menengahi, “Yahya tak akan membolehkan kamu menikahi Salumi!” “Yahya akan mencegahmu untuk melakukan hal ini!” tambah Salumi. “Ya benar!” tegas ibunya. Salumi berkata, “Aku menginginkan Sang Raja mempersembahkan kepala Yahya kepada ku di atas piring perak.”

BACA JUGA: Bukan Nabi, tapi Disebutkan Quran, Siapakah Lukman Al-Hakim?

Syahid

Hirodus kemudian menepukkan tangan, matanya memancarkan kilatan hitam. Musik berhenti. Hirodus berteriak lantang, “Bawa kamari tawanan itu! Bawa Yahya ke hadapanku1”

Para wanita muda kemudian meninggalkan ruangan pesta. Ruang pesta itu pun mendadak berubah seperti ruang pengadilan yang menakutkan. Pengawal menggiring Yahya yang tubuhnya terikat, dan wajahnya bersinar dengan cahaya surgawi masuk ke dalam istana. Wajahnya putih bagaikan awan.

Hirodus berkata, “Aku ingin mengawini wanita ini! Aku penguasa negeri ini!” Yahya menantang, “Haram bagimu melakukan hal tersebut. Haram bagi seseorang untuk mengawini yang telah bersuami! Haram bagi seseorang untuk mengawini anak tirinya!”

“Aku akan memenggal kepalamu, sehingga suaramu akan hilang selamanya,” pekik Hirodus. Tetapi, Yahya tak takut dengan ancaman Hirodus. Ia terus berkata dengan suara yang menggetarkan dinding istana, “Haram bagimu untuk melakukan hal itu! Haram bagimu untuk melakukan hal itu!”

Hirodus murka, “Hei algojo, penggal kepalanya!”

Algojo melangkah, dan kemudian memenggal kepala Nabi Yahya. Tapi sesuatu yang menakjubkan terjadi. Kepala Nabi Yahya menggelinding ke seluruh ruangan lantai marmer istana, dan bersuara, “Haram bagimu untuk melakukan hal itu! Haram bagimu untuk melakukan hal itu!”

Hirodus dicekam ketakutan, dan ia memerintahkan orang-orangnya mengambil obor untuk memburu kepala sang nabi.

Nabi Yahya pun syahid. Sebelum Yahya syahid, dia telah memberikan kabar gembira pada orang-orang bahwa akan datang seorang nabi setelahnya. Yahya adalah orang pertama yang percaya pada kenabian Isa dan ia memberi kabar gembira pada orang-orang tentang kedatangan Isa AS.

Dalam kesyahidan Yahya, Allah SWT berfirman di dalam al-Qur’an, “Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan, pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan kembali,” (QS. [19]: 15).

BACA JUGA: Nabi Zakaria Dikaruniai Keturunan saat Sudah Berusia 100 Tahun

Apa hikmah di balik kisah ini? Pertama, Nabi Yahya telah memberikan pelajaran cukup berharga berupa keberanian untuk menentang sang penguasa lalim meski nyawa menjadi taruhan. Kedua, tak ada yang tak mungkin bagi Allah.

Oleh karena itu, jangan sampai berputus asa. Kekuatan doa nabi Zakaria telah menjadi bukti bahwa kekuasaan Allah tak terbatas jika hanya sekedar untuk mendatangkan seorang anak bagi istri yang sedang mandul.

Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari kisah perjuangan Nabi Yahya menentang kemungkaran, meski Yahya meninggal syahid. []

Sumber: n.mursidi/disarikan dari Kisah-kisah Terbaik Al-Quran, Kamal as-Sayyid, Pustaka Zahra, Jakarta, 2005/Majalah Hidayah edisi 67 tahun 6

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA