Bagaimana menurut pendapat anda besi dapat mengalami korosi jelaskan

Selama ini pasti kamu bertanya-tanya, mengapa besi bisa berkarat, apa faktor penyebab besi berkarat, mengapa air hujan bisa menimbulkan karat pada besi, dan bagaimana cara melindungi besi dari karat? Di artikel ini akan dibahas secara ringkas tentang topik tersebut. Ketika besi mengalami korosi maka warnanya akan berubah pada bagian permukaannya. Besi berkarat akan berwarna kuning kecokelatan dan mudah terkikis. Besi yang berkarat ini cenderung lebih lemah dibandingkan besi yang tidak berkarat.

Mengapa Besi Bisa Berkarat, dan Apa Penyebab Besi Berkarat?

Besi bisa berkarat karena mengalami korosi. Apa yang dimaksud dengan korosi? Korosi adalah sebuah reaksi redoks yang terjadi antara logam dengan senyawa lain yang ada di sebuah lingkungan, misalnya air atau udara. Reaksi ini kemudian menghasilkan senyawa lain, yaitu oksida.
  • Besi (fe)
  • Air (h2o)
  • Oksigen (o2)
Karat atau korosi terjadi pada besi karena adanya reaksi kimia antara besi, air, dan oksigen. Reaksi ini kemudian membentuk oksida besi. Beberapa peralatan yang terbuat dari logam besi, seperti pagar, pintu, jendela, dan lainnya yang terbuat dari besi, bisa mengalami korosi. Semua besi yang mengalami kontak langsung dengan udara dan air sangat beresiko mengalami korosi. Proses korosi bisa terjadi lebih cepat bila ada unsur garam. Coba kamu perhatikan besi di sekitar pelabuhan yang terkena air garam, pasti rata-rata berkarat semua. Proses korosi bisa terjadi lebih cepat bila ada unsur garam. Coba kamu perhatikan besi di sekitar pelabuhan yang terkena air garam, pasti rata-rata berkarat semua.

Bagaimana Cara Melindungi Besi dari Korosi

Selanjutnya kita akan bahas cara mencegah besi berkarat. Kita bisa melakukan beberapa tip mudah berikut ini:
  1. Cara pertama adalah melapisi besi dengan cat khusus. Namun, cat besi punya batasan sehingga pada usia tertentu besi yang dilapisi cat masih tetap bisa berkarat.
  2. Saat pembuatan logam di pabrik, bahan dasarnya dibuat dengan campuran homogen
  3. Mencampurkan besi dengan logam aktif, misalnya Magnesium (Mg). Cara ini biasanya agar Magnesium yang mengalami korosi. Biasanya cara seperti ini digunakan untuk mencegah korosi pada tiang listrik.
  4. Melapisi bagian luar besi dengan oli atau vaselin
  5. Memberikan lapisan timah pada bagian besi, ini disebut juga dengan proses elektro kimia

Nah, sekarang kamu Tahu mengapa besi bisa berkarat dan bagaimana cara mencegah terjadinya karat pada besi. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda.

Baca juga: Pengertian Aerasi

Lihat Foto

myfreetextures.com

Ilustrasi sebuah baja berkarat.

KOMPAS.com - Korosi adalah proses kimia yang membuat logam membusuk. Pembusukan logam berbeda dengan pembusukan makanan maupun tubuh hewan namun lebih mirip dengan pelapukan kayu.

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, korosi terjadi ketika permukaan logam bersentuhan dengan gas atau cairan kimiawi. korosi menyebabkan logam menjadi berlubang, rapuh, dan berubah warna menjadi coklat.

Reaksi redoks yang tidak diinginkan pada besi dapat menyebabkan karat berawarna merah kecoklatan.

KOMPAS.com/SILMI NURUL UTAMI Korosi pada besi

Dari gambar, terlihat bahwa cekungan pada besi dapat menyebabkannya berubah menjadi anoda dan menyebabkan terjadinya reaksi redoks secara spontan.

Baca juga: Pengertian dan Prinsip Kerja Sel Volta

Pada kasus ini, goresan pada besi yang tipis pun dapat memicu reaksi redoks dan membentuk karat pada permukaan besi. Dilansir dari Chemical LibreTexts, karat-karat tersebut akan mengelupas membuat celah lain dan memicu reaksi redoks yang baru.

Itulah kenapa karat pada besi selalu melebar dan bertambah banyak. Korosi merupakan reaksi redoks yang tidak diinginkan. Dalam kehidupan sehari-hari korosi sangat mudah dijumpai.

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, semua benda yang berbahan dasar logam dapat berkarat seiring dengan waktu karena kontak dengan air, oksigen, udara, suhu hangat, asam, dan juga garam.

Tyas Wening Sabtu, 11 Januari 2020 | 14:01 WIB

Besiyang terkena air bisa berkarat (Pixabay)

Bobo.id - Besi yang sudah berusia tua atau terlalu sering terkena air akan mengalami perubahan warna dan berkarat.

Karat pada besi akan menyebabkan warna besi berubah menjadi kemerahan atau kecokelatan, serta tekstur permukaannya akan menjadi kasar.

Bahkan kalau karat pada besi sudah terlalu lama, maka besi bisa berlubang atau patah.

Nah, biasanya orang tua akan memberitahu kita untuk tidak menyentuh benda-benda yang sudah berkarat ini.

Dikhawatirkan, besi yang berkarat nantinya bisa menyebabkan tetanus kalau kulit kita tidak sengaja tergores dan terluka karena karatnya.

Baca Juga: Tertusuk Paku Berkarat Bukan Penyebab Utama Tetanus, Lalu Apa, ya?

Wah, karena karat, permukaan besi yang tadinya bersinar dan halus, jadi bertekstur kasar dan tidak lagi bersinar.

Kalau karat pada besi belum terlalu parah, biasanya karat bisa dihilangkan dengan cara atau cairan tertentu.

Namun kalau karat yang ada di permukaan besi sudah terlalu parah, maka hal ini akan merusak besi, sehingga tidak bisa lagi diperbaiki.

Ketahui bagaimana proses karat pada besi bisa terjadi, hingga menyebabkan besi rusak, yuk!

Page 2

Page 3

Pixabay

Besiyang terkena air bisa berkarat

Bobo.id - Besi yang sudah berusia tua atau terlalu sering terkena air akan mengalami perubahan warna dan berkarat.

Karat pada besi akan menyebabkan warna besi berubah menjadi kemerahan atau kecokelatan, serta tekstur permukaannya akan menjadi kasar.

Bahkan kalau karat pada besi sudah terlalu lama, maka besi bisa berlubang atau patah.

Nah, biasanya orang tua akan memberitahu kita untuk tidak menyentuh benda-benda yang sudah berkarat ini.

Dikhawatirkan, besi yang berkarat nantinya bisa menyebabkan tetanus kalau kulit kita tidak sengaja tergores dan terluka karena karatnya.

Baca Juga: Tertusuk Paku Berkarat Bukan Penyebab Utama Tetanus, Lalu Apa, ya?

Wah, karena karat, permukaan besi yang tadinya bersinar dan halus, jadi bertekstur kasar dan tidak lagi bersinar.

Kalau karat pada besi belum terlalu parah, biasanya karat bisa dihilangkan dengan cara atau cairan tertentu.

Namun kalau karat yang ada di permukaan besi sudah terlalu parah, maka hal ini akan merusak besi, sehingga tidak bisa lagi diperbaiki.

Ketahui bagaimana proses karat pada besi bisa terjadi, hingga menyebabkan besi rusak, yuk!

Korosi adalah adalah kerusakan atau kehancuran material akibat adanya reaksi kimia di sekitar lingkungannya. Secara umum, korosi dibedakan menjadi korosi basah dan korosi kering. Korosi disebabkan adanya faktor kimia fisika, metalurgi, elektrokimia dan termodinamika. Korosi dapat digolongkan menjadi delapan, yaitu korosi umum, korosi galvanik, korosi celah, korosi sumur, korosi batas butir, korosi selektif, korosi erosi, dan korosi tegangan.[1] Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.

Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.

Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.

Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e

Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.

O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)

atau

O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)

Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.

Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau Besi(II) sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).

Deret Volta dan Hukum Persamaan Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap elektrode lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.

Korosi pada besi menimbulkan banyak kerugian, karena barang-barang atau bangunan yang menggunakan besi menjadi tidak awet.

Korosi pada besi dapat dicegah dengan membuat besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), namun proses ini membutuhkan biaya yang mahal, sehingga tidak sesuai dengan kebanyakan pengunaan besi

Cara pencegahan korosi pada besi dapat dilakukan sebagai berikut:

Pengecatan

Pengecatan berfungsi untuk melindungi besi dari kontak dengan air dan udara. Cat yang mengandung timbal dan seng akan lebih melindungi besi terhadap korosi. Pengecatan harus sempurna karena jika terdapat bagian yang tidak tertutup oleh cat, maka besi di bawah cat akan terkorosi. Pagar bangunan dan jembatan biasanya dilindungi dari korosi dengan pengecatan.

Dibalut plastik

Plastik mencegah terjadinya kontak besi dengan air dan udara. Peralatan rumah tangga biasanya dibalut plastik untuk menghindari korosi.

Pelapisan dengan krom (Cromium plating)

Krom memberi lapisan pelindung, sehingga besi yang dikrom akan menjadi mengkilap. Cromium plating dilakukan dengan proses elektrolisis. Krom dapat memberikan perlindungan meskipun lapisan krom tersebut ada yang rusak. Cara ini umumnya dilakukan pada kendaraan bermotor, misalnya bumper mobil.

Pelapisan dengan timah (Tin plating )

Timah termasuk logam yang tahan karat. Kemasan kaleng dari besi umumnya dilapisi dengan timah. Proses pelapisan dilakukan secara elektrolisis atau electroplating. Lapisan timah akan melindungi besi selama lapisan itu masih utuh. Apabila terdapat goresan, maka timah justru mempercepat proses korosi karena potensial elektrode besi lebih positif dari timah.

Pelapisan dengan seng (Galvanisasi)

Seng dapat melindungi besi meskipun lapisannya ada yang rusak. Hal ini karena potensial elektrode besi lebih negatif daripada seng, maka besi yang kontak dengan seng akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Seng akan mengalami oksidasi sehingga besi akan lebih awet.

Pengorbanan anode (Sacrificial Anode)

Perbaikan pipa bawah tanah yang terkorosi mungkin memerlukan perbaikan yang mahal biayanya. Hal ini dapat diatasi dengan teknik sacrificial anode, yaitu dengan cara menanamkan logam magnesium kemudian dihubungkan ke pipa besi melalui sebuah kawat. Logam magnesium itu akan berkarat, sedangkan besi tidak karena magnesium merupakan logam yang aktif .

  1. ^ Manurung, Vuko A. T. (2016). Ilmu Material untuk Otomotif (PDF). Jakarta: Politeknik Manufaktur Astra. hlm. 74. ISBN 978-602-71320-1-6.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  • (Inggris) //www.potentiostat.com/
  • (Inggris) //www.corrosion-doctors.org/
  • (Inggris) //www.lenn-biz.com/cgi-bin/index.pl?node=metalurgi[pranala nonaktif permanen]
  • (Indonesia) //www.chem-is-try.org/ Diarsipkan 2004-08-26 di Wayback Machine.
  • (Indonesia) //www.murdani.webs.com/

 

Artikel bertopik kimia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Korosi&oldid=18624522"

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA