Bagaimana hormon ADH dapat Mempengaruhi produksi urine yang dihasilkan

Seseorang kadang bisa memproduksi lebih banyak urine misalnya saat hujan atau kondisi cuaca dingin. Seseorang juga dapat memproduksi lebih sedikit urine pada kondisi-kondisi tertentu. Hal ini dikarenakan tubuh melakkukan adaptasi terhadap keadaan yang sedang terjadi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produksi urine karena pengaruh dari dalam atau luar tubuh.

Urine atau yang sering disebut dengan air seni merupakan sisa metabolisme tubuh dalam bentuk zat cair yang keluar dari tubuh melalui uretra. Ekskresi urin diperlukan oleh tubuh untuk membuang zat-zat dalam darah yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Proses pengeluaran urine dari tubuh kita biasa kita sebut dengan buang air kecil.

Setelah melalui proses pembentukan urine pada bagian ginjal yang disebut nefron, urin kemudian akan dibawa melalui ureter menuju kandung kemih dan akhirnya akan dibuang keluar tubuh melalui uretra. Komponen urine normal terdiri dari 96% air, 2% urea, dan 2% hasil metabolisme lainnya.

Komponen dari hasil metabolik lainnya seperti zat warna dari empedu dapat memberikan tingkat warna kuning yang berbeda pada urine. Konsumsi makanan dan kondisi tubuh seseorang yang berbeda dapat mempengaruhi produksi urin. Pengaruh tersebut akan berdampak pada jumlah, warna, atau komponen urin yang dikeluarkan. Seseorang yang normal biasanya akan menghasilkan urine berwarna kuning muda transparan.

Baca Juga: 3 Tahapan pada Proses Pembentukan Urine

Proses pembentukan urine akan selalu melalui tahapan yang sama. Namun, urine yang dihasilkan tidak selalu sama karena ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produksi urine. Produksi urine yang dikeluarkan tubuh berbeda antara individu, bahkan berbeda untuk satu individu dengan kondisi yang berbeda. Kondisi tersebut ternyata wajar karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi produksi urine.

Apa saja faktor yang mempengaruhi produksi urine? Sobat idschool dapat mencari tahu jawabannya melalui ulasan di bawah.

Table of Contents

1) ADH (Antidiuretik Hormon)

Antidiuretik Hormon atau yang sering disingkat dengan ADH adalah hormon yang mempermudah penyerapan air dari tubulus distal ke duktus collecting. Hormon ADH ini berperan dalam menjaga keseimbangan konsentrasi air dalam tubuh.

Jika konsentrasi air menurun, ADH akan dialirkan bersama darah yang mengakibatkan permeabilitas pembuluh darah meningkat. Sehingga, air diserap kembali dan menyebabkan urine terbentuk lebih sedikit. Sebaliknya, apabila konsentrasi air dalam darah lebih tinggi, ADH akan menurun dan menyebabkan penyerapan air di pembuluh distal berkurang. Sehingga, urine menjadi lebih banyak dan encer.

2) Zat-Zat Diuretik dapat Menjadi Faktor yang Mempengaruhi Produksi Urine

Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Pada dunia medis, tujuan dari penggunaan diuretik untuk mengobati masalah hipertensi dan jantung yang berhubungan dengan tekanan darah tinggi. Penggunaan diuretik pada medis bertujuan untuk membuang kelebihan garam dan air dari dalam tubuh melalui urine.

Terdapat beberapa bahan makanan alami yang mengandung zat diuretik. Seperti selada air, ginkgo biloba, minuman kopi, teh, serta susu.

Sifat dari bahan-bahan makanan yang mengandung diuretik adalah menghambat proses reabsorbsi ion Na+ yang menyebabkan hormon antidiuretik akan berkurang dan membuat volume urine meningkat.

3) Jumlah Air yang Diminum

Konsumsi air yang banyak akan membuat darah mengandung lebih banyak air. Banyaknya air dalam darah akan membuat tekanan koloid lebih kecil sehingga proses penyerapan tidak berjalan maksimal. Sehingga, intensitas untuk buang air kecil akan lebih sering saat seseorang mengonsumsi lebih banyak air. Begitu juga untuk kondisi sebaliknya.

Baca Juga: Sistem Ekskresi pada Manusia

4) Jumlah Konsentrasi Hormon Insulin

Hormon insulin berperan dalam mengontrol kadar glukosa pada tubuh. Glukosa yang tinggi akan membuat viskositas darah menjadi lebih kental sehingga lebih sulit diserap. Kadar gula yang tinggi ini akan mengganggu proses penyerapan kembali pada tubulus distal sehingga menyebabkan sering buang air kecil.

5) Gejolak Emosi dan Stress

Apabila seseorang sedang mengalami emosi dan stress, tekanan darahnya akan berlangsung lebih cepat sehingga semakin banyak darah yang menuju ke ginjal, kemudian kandung kemih pun akan bereaksi yang pada akhirnya membuat orang tersebut ingin buang air kecil.

Itulah tadi faktor – faktor yang mempengaruhi produksi urine. Selain jumlah urine yang diproduksi, warna urine juga dapat berbeda-beda. Warna urine normal dari seseorang yang sehat adalah kuning cenderung bening.

Produksi urine yang tidak normal menandakan seseorang memiliki faktor yang mempengaruhi produksi urine. Seperti misalnya pada seseorang yang kekurangan cairan sehingga mengalami dehidrasi.

Seseorang yang mengalami dehidrasi atau memiliki faktor yang mempengaruhi produksi urine akan menunjukkan volume atau warna urine yang tidak normal. Pada seseorang yang mengalami dehidrasi akan menghasilkan urine yang cenderung berwarna keruh.

Sobat idschool dapat menandai, apakah tubuh sedang dalam keadaan dehidrasi atau tidak dari urine yang dikeluarkan. Perhatikan skala warna urine yang diberikan di bawah.

Sekian ulasan apa saja faktor yang mempengaruhi produksi urine. Terima kasih sudah mengunjungi idschool(dot)net, semoga bermanfaat.

Baca Juga: Cara Menjaga Kesehatan Ginjal

7 faktor memengaruhi produksi urine – Kembali pada kesempatan ini akan dimuat artikel pendidikan menyangkut sistem ekskresi pada manusia. Seperti yang pernah dikemukakan, urine (air seni) merupakan hasil proses penyaringan darah oleh ginjal dalam bentuk cairan seperti; air, garam mineral, pigmen empedu, urea, dan ureat.


                           

Produksi urine yang dihasilkan oleh tubuh manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Namun demikian secara umum ada 7 faktor yang dapat menentukan banyak atau sedikit urine yang dikeluarkan dari tubuh.

a.Hormon Antidiuretik (ADH)

Hormon ADH menjadi faktor internal utama yang berperan dalam menentukan jumlah pengeluaran urine yang dikeluarkan tubuh. 

Jika darah yang akan disaring banyak mengandung air,  maka hormon ADH yang disekresekikan ke dalam ginjal semakin sedikit, penyerapan air akan sedikit pula. Akibatnya produksi urine yang terbentuk menjadi banyak dan cepat memenuhi kantong kemih.

b.Hormon insulin

Penyakit kencing manis (diabetes) disebabkan oleh kekurangan hormon insulin dalam darah. Kadar hormon insulin yang rendah menyebabkan produksi urine meningkat sehingga penderita  sering mengeluarkan urine.

c.Kondisi psikologis (gejolak emosi dan stress)

Tekanan darah akan meningkat bila seorang sedang mengalami gejolak emosi yang tinggi. Hal ini menyebabkan darah lebih banyak untuk segera disaring. 

Begitu pula gangguan psikologis stress yang berpengaruh terhadap kontraksi dan tekanan pada katup kantung kemih. Ini akan mendorong orang untuk buang air kecil lebih sering.

d.Suhu lingkungan

Saat cuaca dingin orang lebih sering untuk ingin mengeluarkan urine. Hal ini disebabkan oleh air yang terdapat dalam darah lebih banyak menuju ginjal sehingga produksi urine lebih banyak. 

Baca: Mengapa Sering Ingin Buang Air kecil?

e.Konsumsi garam

Orang yang banyak mengkonsumsi garam lebih banyak mengeluarkan urine dari tubuh. Kadar garam yang tinggi dalam darah menyebabkan ginjal memproduksi garam mineral yang lebih banyak sehingga produksi urine meningkat.

f.Jumlah air yang diminum

Orang yang banyak minum akan menyebabkan urine yang dikeluarkan lebih banyak dari dalam tubuh. Ini disebabkan oleh sedikitnya air yang meresap ke dalam darah sehingga lebih banyak diekskresikan melalui kantong kemih.


g.Konsumsi alkohol dan kafein

Salah satu kebiasaan yang salah dan dapat memperbanyak urine yang dikeluarkan tubuh adalah mengkonsumsi alkohol dan kafein. Bahan ini dapat menghambat pembentukan hormone ADH dalam tubuh.

Demikian 7 faktor yang memengaruhi produksi urine di dalam tubuh manusia. Semoga bermanfaat dan menjadi bahan inspirasi buat kita semua. Terima kasih.***

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA