Bagaimana caranya agar musyawarah dalam pemilihan ketua kelas dapat berlangsung dengan lancar

Lihat Foto

freepik.com/stories

Ilustrasi musyawarah

KOMPAS.com - Musyawarah menjadi bagian dari demokrasi dan sering dilakukan di lingkungan masyarakat.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, musyawarah adalah pembahasan bersama untuk mencapai keputusan penyelesaian massalah, perembukan musyawarah.

Dalam buku Diskursus Demokrasi Deliberatif di Indonesia (2019) karya Fahrul Muzaqqi, musyawarah merupakan tradisi. Gagasan musyawarah mufakat merupakan gagasan dan tradisi asli masyarakat Indonesia.

Di mana tradisi tersebut tidak terlepas dari karakter kolektivitas, gotong royong, dan tolong menolong. Adapun ciri-ciri musyawarah, yaitu:

  1. Dilakukan berdasarkan atas kepentingan bersama.
  2. Hasil keputusan musyawarah dapat diterima dengan akal sehat dan sesuai hati nurani.
  3. Pendapat yang diusulkan mudah dipahami dan tidak memberatkan anggota musyawarah.
  4. Mengutamakan pertimbangan moral dan bersumber dari hati nurani yang luhur.

Baca juga: Musyawarah: Arti, Ciri-cirinya dan Manfaat

Contoh kegiatan musyawarah

Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, sesuatu hal untuk kepentingan bersama harus diselesaikan secara musyawarah mufakat. Namun, tidak semua kegiatan harus dilakukan secara musyawarah. Berikut contohnya:

Contoh-contoh kegiatan musyawarah, sebagai berikut:

  1. Musyawarah ketika rapat RT atau lingkungan dalam pengambilan keputusan atau dalam penyelesaian masalah. Untuk mencapai hasil bersama.
  2. Musyawarah dalam keluarga untuk menentukan aturan-aturan di dalam keluarga agar adil dan disepakati bersama.
  3. Musaywarah di sekolah ketika melakukan pembagian tugas piket kelas.
  4. Musyawarah dalam menentukan ketua dan susunan organisasi karang taruna.

Baca juga: Penerapan Nilai-Nilai Kerakyatan dalam Kehidupan Sehari-Hari

  • Kegiatan bukan musyawarah

Contoh-contoh kegiatan yang bukan dilakukan dengan musyawarah, yakni:

  1. Tidak mengerjakan ujian secara bersama-sama
  2. Saat pemilihan umum, baik untuk pemerintah pusat, daerah, maupun presiden
  3. Membolos bersama
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Semarang, Pendidikan demokrasi dapat diajarkan pada anak sejak dini. Melalui pendidikan demokrasi anak akan belajar menghargai dan menghormati perbedaan pendapat, belajar menyelesaikan masalah dengan cara musyawarah, belajar memilih pemimpin dengan cara pengambilan suara terbanyak.

Pemilihan ketua kelas merupakan salah satu contoh dalam pelaksanaan demokrasi di dunia anak. Kegiatan ini sangat ditunggu-tunggu oleh murid kelas dua Madrasah Ibtidaiyah (MI) Tarbiyatul Khairat.

“Pemilihan ketua kelas ini biasanya dilakukan pada awal tahun pelajaran, tetapi karena kemarin sistem belajar mengajar masih secara daring, maka pemilihan ketua kelas ditunda sampai kegiatan pembelajaran kembali normal 100%,” ujar Emy Eko Wati guru kelas dua pada MI Tarbiyatul Khairat.

Jumat (8/4), adalah hari ketiga MI Tarbiyatul Khairat melaksanakan pembelajaran tatap muka 100%. Murid-murid kelas dua dengan dipandu oleh guru kelasnya melakukan pembelajaran demokrasi melalui kegiatan pemilihan ketua kelas. Kegiatan dilakukan di dalam ruang kelas II B MI Tarbiyatul Khairat.

Kegiatan tersebut dilakukan dalam empat tahap. Tahap pertama, guru memberikan penjelasan tentang kriteria seorang pemimpin diantaranya disiplin, jujur, adil, amanah, dan pintar.

Tahap kedua, setiap siswa diminta menuliskan nama salah seorang teman di kelas yang memiliki kriteria tersebut di dalam selembar kertas. Kemudian kertas yang telah ditulis nama dikumpulkan di meja guru. Munculah empat srikandi yang menjadi kandidat calon ketua kelas. Mereka adalah Zidna 'Ilma Al-Fikroh, Neysa Khanza Sabella, Danish Fairuz Afsheen, dan Maheswari Kyda Retania.

Tahap ketiga, setelah terpilih 4 nama sebagai kandidat ketua kelas, selanjutnya setiap siswa diminta untuk memilih 1 nama dari 4 kandidat tersebut, dan menuliskannya dalam selembar kertas. Guru juga memberi tahu bahwa nama yang mereka pilih harus rahasia artinya tidak boleh diketahui oleh temannya, mereka juga harus jujur artinya tidak boleh mengajak temannya untuk mengikuti pilihannya.

Tahap terakhir adalah proses penghitungan suara. Suasana di kelas sangat riuh saat dilakukannya penghitungan suara. Farraas Eugenugraha dan Rafiq Abdul Faqih bertugas melakukan penghitungan suara. Semua berharap yang mereka pilih akan menang menjadi ketua kelas. Keempat calon juga berharap memperoleh suara terbanyak sehingga dapat menjadi ketua kelas.

Penghitungan suara berakhir dan muncullah nama Danish Fairuz Afsheen sebagai ketua kelas. Sedangkan ketiga nama yang tidak terpilih sebagai ketua kelas, didaulat menjadi pengurus kelas lainnya, yaitu Neysa Khanza Sabella sebagai wakil ketua kelas, Zidna 'Ilma Al-Fikroh sebagai sekretaris, dan Maheswari Kyda Retania sebagai bendahara. Semua murid bersorak gembira dan mengucapkan selamat.

Emy Eko Wati selaku guru kelas pun memberikan ucapan selamat sekaligus memberi tahu tentang tugas masing-masing dan berpesan agar mereka bekerja sama dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.

“Kalah menang dalam pemilihan ketua kelas adalah hal yang biasa. Yang mendapatkan suara terbanyak tidak boleh sombong dan yang mendapatkan suara sedikit harus berlapang dada,” ujar Emy.

Nur Chasanah selaku Kepala Madrasah menyampaikan apresiasinya atas gelaran demokarsi dalam pemilihan kelas di kelas II B.

“Kami bangga terhadap anak–anak yang telah melaksanakan kegiatan pemilihan ketua kelas secara demokratis,” tutur Nur Chasanah.

Senada dengan Emy, ia juga menjelaskan bahwa kegiatan tersebut sengaja dilakukan disetiap awal tahun pelajaran dengan tujuan memberikan pemebelajaran tentang demokrasi pada anak. Menurutnya, dengan adanya kegiatan seperti itu, siswa–siswi dapat belajar berdemokrasi, menyampaikan suaranya dengan penuh kejujuran, percaya diri, menghargai perbedaan pendapat, rendah hati, menerima kekalahan dengan lapang dada, disiplin, dan tanggung jawab. (Emy/SAW)

Ikawati Sukarna Jumat, 22 Oktober 2021 | 11:00 WIB

Cara pemilihan ketua rukun warga (RW) di rumahmu. (Pixabay)

Bobo.id - Menjadi seorang ketua rukun warga (RW) harus melalui beberapa tahapan dan kesepakatan bersama dari seluruh warga. 

Hal ini dilakukan agar pemilihan ketua RW berlangsung dengan adil dan terbuka. Apakah teman-teman tahu cara pemilihan RW di daerahmu? 

Nah, dalam buku materi kelas 5 SD Tema 4 ada pembahasan tentang cara pemilihan ketua RW di setiap daerah. 

Jika masih belum tahu, ini kunci jawabannya. 

Baca Juga: Pemilihan Warna Cat Ruangan Penting, Ini Pilihan Warna yang Bisa Bikin Ruangan di Rumah Lebih Nyaman

Sebelum menjawab pertanyaan tentang cara pemilihan RW di suatu daerah. Lebih baik ketahui beberapa cara yang bisa digunakan untuk memilih. 

Ada tiga cara yang bisa dipilih oleh masyarakat, yaitu: 

1. Musyawarah Mufakat 

Dalam pemilihan ketua RW biasanya masyarakat menggunakan cara musyawarah mufakat ini. 

Tujuan dilakukan musyawarah adalah untuk mendapatkan keputusan yang sudah disepakati oleh seluruh anggota. 

Page 2

Page 3

Pixabay

Cara pemilihan ketua rukun warga (RW) di rumahmu.

Bobo.id - Menjadi seorang ketua rukun warga (RW) harus melalui beberapa tahapan dan kesepakatan bersama dari seluruh warga. 

Hal ini dilakukan agar pemilihan ketua RW berlangsung dengan adil dan terbuka. Apakah teman-teman tahu cara pemilihan RW di daerahmu? 

Nah, dalam buku materi kelas 5 SD Tema 4 ada pembahasan tentang cara pemilihan ketua RW di setiap daerah. 

Jika masih belum tahu, ini kunci jawabannya. 

Baca Juga: Pemilihan Warna Cat Ruangan Penting, Ini Pilihan Warna yang Bisa Bikin Ruangan di Rumah Lebih Nyaman

Sebelum menjawab pertanyaan tentang cara pemilihan RW di suatu daerah. Lebih baik ketahui beberapa cara yang bisa digunakan untuk memilih. 

Ada tiga cara yang bisa dipilih oleh masyarakat, yaitu: 

1. Musyawarah Mufakat 

Dalam pemilihan ketua RW biasanya masyarakat menggunakan cara musyawarah mufakat ini. 

Tujuan dilakukan musyawarah adalah untuk mendapatkan keputusan yang sudah disepakati oleh seluruh anggota. 

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA