Bagaimana cara Allah SWT mengetahui kuat dan lemahnya iman kita

Setelah kita mengetahui iman itu bisa bertambah dan berkurang, maka mengenal sebab-sebab bertambah dan berkurangnya iman memiliki manfaat dan menjadi sangat penting sekali. Sudah sepantasnya seorang muslim mengenal kemudian menerapkan dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, agar bertambah sempurna dan kuat imannya. Juga untuk menjauhkan diri dari lawannya yang menjadi sebab berkurangnya iman sehingga dapat menjaga diri dan selamat didunia dan akherat.

Syeikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah menerangkan bahwa seorang hamba yang mendapatkan taufiq dari Allah Ta’ala selalu berusaha melakukan dua perkara:

  1. Merealisasikan iman dan cabang-cabangnya serta menerapkannya baik secara ilmu dan amal secara bersama-sama.
  2. Berusaha menolak semua yang menentang dan menghapus iman atau menguranginya dari fitnah-fitnah yang nampak maupun yang tersembunyi, mengobati kekurangan dari awal dan mengobati yang seterusnya dengan taubat nasuha serta mengetahui satu perkara sebelum hilang.[1]

Mewujudkan iman dan mengokohkannya dilakukan dengan mengenal sebab-sebab bertambahnya iman dan melaksanakannya. Sedangkan berusaha menolak semua yang menghapus dan menentangnya dilakukan dengan mengenal sebab-sebab berkurangnya iman dan berhati-hati dari terjerumus di dalamnya.

Sebab-sebab Bertambahnya Iman

Pertama: Belajar ilmu yang bermanfaat yang bersumber dari al-Qur`aan dan as Sunnah. Hal ini menjadi sebab pertambahan iman yang terpenting dan bermanfaat karena ilmu menjadi sarana beribadah kepada Allah Ta’ala dan mewujudkan tauhid dengan benar dan pas. Pertambahan iman yang didapatkan dari ilmu bisa terjadi dari beraneka ragam sisi, di antaranya:

  1. Sisi keluarnya ahli ilmu dalam mencari ilmu
  2. Duduknya mereka dalam halaqah ilmu
  3. Mudzakarah (diskusi) di antara mereka dalam masalah ilmu
  4. Penambahan pengetahuan terhadap Allah dan syari’at-Nya
  5. Penerapan ilmu yang telah mereka pelajari
  6. Tambahan pahala dari orang yang belajar dari mereka

Kedua: Merenungi ayat-ayat kauniyah. Merenungi dan meneliti keadaan dan keberadaan makhluk-makhluk Allah Ta’ala yang beraneka ragam dan menakjubkan merupakan faktor pendorong yang sangat kuat untuk beriman dan mengokohkan iman.

Syeikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah menyatakan, “Di antara sebab dan faktor pendorong keimanan adalah tafakur kepada alam semesta berupa penciptaan langit dan bumi serta makhluk-makhuk penghuninya dan meneliti diri manusia itu sendiri beserta sifat-sifat yang dimiliki. Ini semua adalah faktor pendorong yang kuat untuk meningkatkan iman”.[2]

Ketiga: Berusaha sungguh-sungguh melaksanakan amalan shalih dengan ikhlas, memperbanyak dan mensinambungkannya. Hal ini karena semua amalan syariat yang dilaksanakan dengan ikhlas akan menambah iman. Karena iman bertambah dengan pertambahan amalan ketaatan dan banyaknya ibadah.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah pernah menuturkan, “Di antara sebab pertambahan iman adalah melakukan ketaatan. Sebab iman akan bertambah sesuai dengan bagusnya pelaksanaan, jenis dan banyaknya amalan. Semakin baik amalan, semakin besar penambahan iman dan bagusnya pelasanaan ada dengan sebab ikhlas dan mutaba’ah (mencontohi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam). Sedangkan jenis amalan, maka yang wajib lebih utama dari yang sunnah dan sebagian amal ketaatan lebih ditekankan dan utama dari yang lainnya. Semakin utama ketaatan tersebut maka semakin besar juga penambahan imannya. Adapun banyak (kwantitas) amalan, maka akan menambah keimanan, sebab amalan termasuk bagian iman. Sehingga pasti iman bertambah dengan bertambahnya amalan.”[3]

Baca Juga: Rukun Iman: Antara Lima atau Enam

Sebab-sebab Berkurangnya Iman

Sebab-sebab berkurangnya iman ada yang berasal dari dalam diri manusia sendiri (faktor internal) dan ada yang berasal dari luar (faktor eksternal).

Faktor internal berkurangnya iman

Pertama: Kebodohan. Ini adalah sebab terbesar berkurangnya iman, sebagaimana ilmu adalah sebab terbesar bertambahnya iman.

Kedua: Kelalaian, sikap berpaling dari kebenaran dan lupa. Tiga perkara ini adalah salah satu sebab penting berkurangnya iman.

Ketiga: Perbuatan maksiat dan dosa. Jelas kemaksiatan dan dosa sangat merugikan dan memiliki pengaruh jelek terhadap iman. Sebagaimana pelaksanaan perintah Allah Ta’ala menambah iman, demikian juga pelanggaran atas larangan Allah Ta’ala mengurangi iman. Namun tentunya dosa dan kemaksiatan bertingkat-tingkat derajat, kerusakan dan kerugian yang ditimbulkannya, sebagaimana disampaikan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah dalam ungkapan beliau, “Sudah pasti kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan bertingkat-tingkat sebagaimana iman dan amal shalih pun bertingkat–tingkat”.[4]

Keempat: Nafsu yang mengajak kepada keburukan (an-nafsu ammaratu bissu’). Inilah nafsu yang ada pada manusia dan tercela. Nafsu ini mengajak kepada keburukan dan kebinasaan, sebagaimana Allah Ta’ala jelaskan dalam menceritakan istri al-Aziz,

وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (Qs Yusuf: 53)

Nafsu ini menyeret manusia kepada kemaksiatan dan kehancuran iman, sehingga wajib bagi kita berlindung kepada Allah Ta’ala darinya dan berusaha bermuhasabah sebelum beramal dan setelahnya.

Faktor eksternal berkurangnya iman

Pertama: Syeitan musuh abadi manusia yang merupakan satu sebab penting eksternal yang mempengaruhi iman dan mengurangi kekokohannya.

Kedua: Dunia dan fitnah (godaan)nya.  Menyibukkan diri dengan dunia dan perhiasannya termasuk sebab yang dapat mengurangi iman. Sebab semakin semangat manusia memiliki dunia dan semakin menginginkannya, maka semakin memberatkan dirinya berbuat ketaatan dan mencari kebahagian akherat, sebagaiman dituturkan Imam Ibnul Qayyim.

Ketiga: Teman bergaul yang jelek. Teman yang jelek dan jahat menjadi sesuatu yang sangat berbahaya terhadap keimanan, akhlak dan agamanya. Karena itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan kita dari hal ini dalam sabda beliau,

الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

“Seorang itu berada di atas agama kekasihnya (teman dekatnya), maka hendaknya salah seorang kalian melihat siapa yang menjadi kekasihnya.”[5]

Demikianlah perkara yang harus diperhatikan dalam iman, mudah-mudahan hal ini dapat menggerakkan kita untuk lebih mengokohkan iman  dan menyempurnakannya.

Wabillahi taufiq.

Baca Juga: Kiat Meningkatkan Iman

Penulis: Ustadz Kholid Syamhudi, Lc

Artikel muslim.or.id

Catatan kaki:

[1] At-taudhih wa al-Bayaan Lisyajarat al-Imaan hlm 38

[2] Ibid hlm 31

[3] Fathu rabbi al-Bariyah hlm 65

[4] Ighaatsatu al-Lahafaan 2/142

[5] HR at-Tirmidzi 4/589 dan dinilai hasan oleh iman al-Albani.

🔍 Bentuk Dunia Menurut Islam, Kesabaran Adalah, Arwah Gentayangan Dalam Islam, Kekeliruan Kristen

AKURAT.CO, Dalam hidup ini, iman seorang muslim ada kalanya naik, tetapi tak jarang mengalami penurunan. Misalnya, ketika semangat beribadah seperti salat, membaca Al-Qur'an, dan iktikaf sedang meningkat, maka itu artinya iman kita juga sedang meningkat. Sebaliknya, jika kita malas dan merasa berat untuk beribadah, bisa jadi karena iman kita sedang melemah.

Oleh sebab itu, kita harus senantiasa menjaga dan memperbaharui iman agar selalu kuat. Dalam sebuah riwayat dari Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad saw bersabda, Perbaharui iman kalian!

Para sahabat menjawab, “Ya Rasulullah, bagaimana cara kami memperbaharui iman kami?”

Rasulullah saw lantas bersabda, “Perbanyaklah mengucap kalimat ‘Laa ilaaha illallaah’.” (HR. Ahmad)

Dilansir dari NU Online, menurut Imam Al-Haddad dalam kitab Risalatul Muawanah, terdapat tiga cara untuk mempertebal iman kita.

1. Membaca, mendengar, serta memahami Al-Qur'an dan hadis

Dari Al-Qur'an dan hadis, seorang muslim bisa memperoleh pelajaran tentang berbagai hal mulai dari janji Allah, ancaman dari Allah, sampai kisah umat terdahulu yang bisa kita ambil hikmahnya.

Dengan mempelajari Al-Qur'an dan hadis pula kita bisa semakin yakin dengan Allah, malaikat, rasul, kitab, hari akhir, dan takdir dari Allah.

2. Memikirkan tanda-tanda kekuasaan Allah lewat alam

Kita bisa memikirkan tanda-tanda kekuasaan Allah lewat segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi. Keindahan gemerlap bintang di langit misalnya, tentu hanya Zat yang Maha Pencipta (Allah) yang mampu menciptakan keindahan tersebut.

Allah berfirman, “Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara keduanya dalam waktu enam hari, kemudian dia bersemayam di atas Arsy. Kamu semua tidak memiliki seorang penolong dan pemberi syafaat pun selain diri-Nya. Lalu, apakah kamu tidak memperhatikannya?” (QS. Al-Sajdah: 4)

3. Selalu beramal saleh

Seperti yang sudah dijelaskan di awal tulisan ini, jika kita ingin mempertebal iman, maka kita harus selalu beramal saleh dan menjauhi kemaksiatan.

Amal saleh untuk mempertebal iman tidak hanya soal ibadah mahdah saja, tetapi hal sederhana seperti menjaga kebersihan juga dapat mempertebal iman.

Wallahu a'lam.[]

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA