Aspek apa saja yang mungkin mempengaruhi orang untuk beralih menggunakan sistem e-learning

Keuntungan dari penggunaan e-learning menurut salah satu sumber yaitu:

  1. Merupakan media komunikasi yang efektif, cepat dan kredibel untuk menyampaikan materi elearning dari seorang pakarnya
  2. Mencakup area yang luas
  3. Peserta memperoleh visualisasi lengkap pembicarannya.
  4. Kelas Besar atau kecil : Kelas tidak membutuhkan bentuk fisik lagi, semuanya dapat dibangun dalam aplikasi Internet.
  5. Kapan saja, dimana saja : Dapat diakses dari lokasi mana saja dan bersifat global. Elearning menghilangkan batasan waktu dan tempat dengan karakteristik kelas tradisonal dengan menggunakan mode komunikasi asynchronous seperti email, diskusi online, mahasiswa dapat mengakses 24 jam setiap hari.
  6. Membangun Komunitas : Pembelajaran adalah proses sosial. Siswa dapat belajar saling tukar informasi satu dengan yang lain seperti dengan instruktur. Dapat diciptakan interaksi yang bersifat real time maupun non-real time.
  7. Peningkatan Pembelajaran siswa : Melalui Internet organisasi akan dapat lebih fokus pada penyelenggaraan program pendidikan/pelatihan. Mengakomodasi keseluruhan proses belajar dan juga transaksi. Materi dapat dirancang secara multimedia dan dinamis. Peserta belajar dapat terhubung ke berbagai perpustakaan maya di seluruh dunia dan menjadikannya sebagai media penelitian dalam meningkatkan pemahaman pada bahan ajar. Guru/instruktur/dosen dapat secara cepat menambahkan referensi bahan ajar yang bersifat studi kasus, trend industri dan proyeksi teknologi ke depan melalui berbagai sumber untuk menambah wawasan peserta terhadap bahan ajarnya. Sedangkan untuk keuntungan dari penggunaan blended learning sebagai sebuah kombinasi pengajaran langsung (face-to-face) dan pengajaran online, tapi lebih daripada itu sebagai elemen dari interaksi sosial yaitu:
  • Adanya interaksi antara pengajar dan mahasiswa
  • Pengajaran pun bisa secara on line ataupun tatap muka langsung
  • Blended Learning = combining instructional modalities (or delivery media),
  • Blended Learning = combining instructional methods

Adapun kekurangan dari sistem pembelajaran E-Learning adalah sebagai berikut:

  1. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial.
  2. Proses belajar dan mengajarnya cenderung kearah pelatihan daripada pendidikan.
  3. Berubahnya peran guru dan yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.
  4. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal
  5. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun komputer).
  6. Kurangnya penguasaan komputer.
  7. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa bahkan antar-siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar-mengajar. Sedangkan kekurangan pada penerapan Blended Learning menurut analisis yang saya lakukan adalah bahwa penerapan ataupun penggunaan blended learning ini sangat baik, di mana sistem pembelajaran campuran antara pembelajaran on line (melalui media internet) dan juga pembelajaran face – to- face (tatap muka langsung dengan pengajar) , Kelebihan lainnya adalah, pengajar mampu memonitor perkembangan siswa ,karena hal itulah membuat saya sendiri binggung apa kekurangan dari sistem pembelajaran ini.

Sugiarto Hartono,S.Kom., MMSI

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar (pendidikan) berbasis TI menjadi tak terelakkan lagi. Konsep yang kemudian terkenal dengan sebutan E-Learning ini membawa pengaruh terjadinya proses transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital, baik secara isi (content) dan sistemnya. Saat ini konsep e-learning sudah banyak diterima oleh masyarakat dunia, terbukti dengan maraknya implementasie-learning di lembaga pendidikan (sekolah, training dan universitas) maupun industry (Cisco, IBM, Oracle, dsb)Suatu keniscayaan bahwa penggunaan teknologi e-learning semakin berkembang dengan pesat. Namun perkembangan ini tidak luput dari berbagai rintangan dan halangan serta berbagai isu dan masalah yang harus sesegera mungkin ditangani. Berbagai isu tersebut umumnya berkaitan dengan berbagai pihak yang terlibat dalam e-learning, yaitu insitusi pendidikan, tenaga pengajar, pelaku bisnis, dan tentunya pelajar itu sendiri. Beberapa isu yang berkaitan dengan e-learning yang dibahas pada kelima makalah yang telah disebutkan sebelumnya antara lain dampak yang ditimbulkan oleh munculnya e-learning, pembiayaan baik dari segi penyedia layanan maupun pemakai, profitabilitas dari sistem e-learning tersebut, dan psikologis pelajar dalam mengikuti e-learning. Makalah ini akan membahas isu-isu tersebut dan membahas berbagai masalah yang dihadapi pada masing-masing isu.Munculnya e-learning berdampak besar pada dunia pendidikan. Pihak-pihak yang paling berperan utama dalam dunia pendidikan pun tidak luput dari dampak e-learning tersebut. Para pelajar merasakan sensasi belajar yang benar-benar berbeda dibandingkan kelas konvensional. Akses mereka terhadap informasi juga meningkat dengan drastis. Selain itu, para pelajar juga dapat memilih sendiri cara belajar yang dirasa paling cocok dengan kepribadian mereka ketika mengikuti kelas e-learning.Para pendidik merasakan dampak dari penggunaan e-learning terhadap metode pengajaran yang digunakan. Mereka perlu melakukan adaptasi dalam cara pengajaran yang disampaikan yang tentunya berbeda dengan metode konvensional. Selain itu juga diperlukan keahlian dalam menyediakan materi pembelajaran yang menarik untuk digunakan melalui sistem e-learning dan menggunakan fitur-fitur yang disediakan pada sistem e-learning dengan optimal dan efisien. Institusi pendidikan juga merasakan dampak dari penggunaan e-learning, khususnya dalam hal biaya penyelenggaraan pendidikan. Institusi juga bertanggung jawab untuk mengadakan pelatihan kepada para tenaga pengajarnya dan menyediakan teknologi atau media yang menjadi landasan dari sistem e-learning yang digunakan.

BAB IIE-LEARNING DAN ASPEK-ASPEK PENTING DALAM PENERAPANNYA

E-learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan dikembangkannya di jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet, inilah makanya system e-learning dengan menggunakan internet disebut juga internet enabled learning. Penyajian e-learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif. Informasi-informsai perkuliahan juga bisa real-time. Begitu pula dengan komunikasinya, meskipun tidak secara langsung tatap muka, tapi forum diskusi perkuliahan bisa dilakukan secara online dan real time. System e-learning ini tidak memiliki batasan akses, inilah yang memungkinkan perkuliahan bisa dilakukan lebih banyak waktu. Kapanpun mahasiswa bisa mengakses system ini. Aktifitas perkuliahan ditawarkan untuk bisa melayani seperti perkuliahan biasa. Ada penyampaian materi berbentuk teks maupun hasil penyimpanan suara yang bisa di download, selain itu juga ada forum diskusi, bisa juga seorang dosen memberikan nilai, tugas dan pengumuman kepada mahasiswaIstilah e-learning sepertinya terinspirasi oleh istilah e-mail yang lebih dulu popular yaitu electronic mail (surat menyurat melalui internet). Dimana untuk pengertian e-mail inipun menurut penulis dirasa kurang tepat karena yang namanya elektronik tidak hanya internet saja, namun juga meliputi alat-alat lain seperti mesin fax dan telegramjuga bisa sebagai alat penyampai surat elektronik. Namun tidak dibahas secara detail disini tentang e-mail karena akan memperlebar topic utama bahasan makalah iniE-learning saat ini sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat baik dalam dunia pendidikan maupun dunia bisnis. Hal ini menjadikan e-learning sebagai topik yang menarik untuk dibahas, terlebih lagi karena banyaknya aspek yang perlu diperhatikan dalam penerapan e-learning. Makalah ini membahas beberapa dari aspek-aspek tersebut, termasuk peran dari masing-masing aspek terhadap perkembangan e-learning. Aspek-aspek yang akan dibahas adalah motivasi, faktor-faktor performa, kewirausahaan, bisnis, dan emosi.A. PembiayaanSegi pembiayaan adalah salah satu perhatian utama bagi pihak yang ingin menggunakan sistem e- learning, baik pihak bisnis perusahaan, pihak institusi pendidikan, maupun pihak pemakai. Perlu diketahui bahwa ternyata dalam pembiayaan sistem e-learning, dana yang harus dikeluarkan tidak sedikit. Jika dibandingkan dengan kelas konvensional, biaya yang dikeluarkan untuk mengadakan e-learning ternyata lebih besar karena infrastruktur yang dibutuhkan untuk kelangsungan e-learning juga menuntut investasi yang besar. Perbedaan biaya ini bisa terjadi karena memang dunia pendidikan e-learning sangat jauh berbeda dengan dunia pendidikan konvensional, sehingga keahlian daninfrastruktur yang dibutuhkan jauh berbeda. Infrastruktur ini bukan hanya terdiri dari infrastruktur teknologi, tetapi juga mencakup infrastruktur non-teknologi yang dibutuhkan untuk mendukung jalannya e-learning, seperti misalnya biaya penyediaan materi, biaya pemasaran dan juga biaya sumber daya manusia yang dibutuhkan. Biaya-biaya ini tentunya akan semakin besar seiring dengan kualitas yang ingin dicapai melalui e-learning. Adanya masalah biaya ini menyebabkan beberapa institusi pendidikan yang memiliki keterbatasan finansial memilih untuk bekerja sama dengan institusi pendidikan lain atau perusahaan penyedia layanan pengembangan sistem e-learning untuk menyelenggarakan e-learning. Tetapi perusahaan yang memiliki cukup dana dapat mengembangkan sendiri sistem e-learning yang digunakannya; dan bahkan pada beberapa kasus, sistem tersebut dapat juga digunakan oleh pihak eksternal perusahaan. Walau biayanya sangat besar, e-learning tetap menarik perhatian karena e-learning menawarkan suatu yang sangat berbeda dan tidak dimiliki oleh kelas konvensional. Dari segi biaya, dana yang bisa dihemat oleh konsumen/pengguna e-learning cukup signifikan, antara lain biaya biaya relokasi, biaya transportasi dari rumah ke kampus, loss of income, professional cost, dan juga waktu untuk keluarga.Hal inilah yang menjadi pendorong utama konsumen memilih e-learning dibandingkan dengan konvensional. Berbagai penghematan lain juga dirasakan oleh institusi yang menyelenggarakan e-learning dalam hal beban administrasi dan rasio penambahan beban pendidikan terhadap penambahan jumlah peserta didik.B. Profitabilitas e-learningHal-hal yang telah disebutkan di atas menjadi pendorong utama pesatnya pertumbuhan penggunaan e-learning di berbagai tempat. Hal ini juga yang menjadikan e-learning mampu menerobos dunia bisnis dengan prospek yang cukup cerah; terutama dari sisi profitabilitas yang tidak hanya dirasakan oleh organisasi for-profit, tetapi juga oleh organisasi non-profit. Profitabilitas ini terjadi karena besarnya permintaan pasar terhadap e-learning dan karena adanya penghematan-penghematan biaya seperti yang telah disebutkan sebelumnya.Cerahnya profitabilitas ini menyebabkan banyak organisasi yang rela menanamkan modalnya untuk mengaplikasikan e-learning di dalam lingkungan mereka. Bahkan muncul juga organisasi-organisasi yang menggantungkan dirinya pada bisnis e-learning. Meskipun demikian, dunia e-learning saat ini masih dalam tahap perkembangan sehingga masih mengalami turbulensi pasar yang cukup keras. Banyak pemain di sektor ini yang datang dan pergi, yang pada umumnya disebabkan oleh masalah pendanaan.Dalam hal ini, dunia akademis perlu bekerja sama dengan dunia bisnis untuk mengembangkan e-learning. Saat ini dunia bisnis memang sudah lebih maju dalam penggunaan e-learning. Untuk itu, sangat dianjurkan agar dunia akademis belajar dari dunia bisnis mengenai penggunaan e-learning. C. Psikologis PelajarHal terakhir yang akan dibahas adalah isu yang dipandang dari perspektif pelajar, yaitu sisi psikologis mereka dalam mengikuti pelajaran melalui sistem e-learning. Hal ini menjadi isu yang paling utama karena pelajar adalah aktor yang paling utama dalam suatu proses pembelajaran. Dalam bagian ini, sisi motivasi, disiplin diri, dan emosi adalah tiga hal yang akan dibahas untuk menganalisa efektivitas proses pembelajaran dari sisi pelajar.D. MotivasiMotivasi sangat mempengaruhi sukses atau tidaknya seseorang dalam melakukan sesuatu. Motivasi juga berfungsi sebagai pendorong individu untuk memulai maupun meneruskan kegiatannya. E-learning sebagai suatu aktivitas juga menuntut para pelajar untuk memiliki motivasi yang kuat apabila ingin sukses dalam proses pemebelajaran yang diikutinya. Terlebih lagi sistem e-learning adalah sistem yang menuntut usaha dari individu, sehingga motivasi diri haruslah kuat dan datang dari individu tersebut.E. EmosiEmosi memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran, termasuk pembelajaran e-learning. Sistem e-learning membuat para pesertanya merasa terisolasi dari yang lain karena adanya gap baik antar pelajar maupun antara pelajar dengan pengajar. Rasa terisolasi ini seringkali menyebabkan frustasi dalam diri pengguna e-learning tersebut. Selain itu rasa ketakutan juga muncul karena kurangnya komunikasi dan kontrol atas situasi dan kondisi dalam e-learning. Rasa malu terkadang juga muncul sebagai akibat dari sifat lingkungan e-learning yang sangat terbuka. Emosi-emosi negatif seperti inilah yang akhirnya dapat mengurangi motivasi pelajar dalam menggunakan e-learning. Namun, e-learning tidak hanya menimbulkan emosi negatif saja. Jika para peserta dapat mengadaptasikan dirinya dengan e-learning, maka emosi positif pun dapat muncul, seperti antusiasme tinggi dan kebanggaan atas prestasi yang diperoleh. Untuk itu, yang diperlukan adalah strategi yang tepat dari sisi pelajar untuk menghadapi kondisi dan situasi dalam e-learning, sehingga akan meningkatkan efek dari emosi positif dan mengurangi efek dari emosi negatif.F. Disiplin DiriMengenai disiplin diri, yang perlu diperhatikan adalah sifat dari sistem e-learning yang memberi kebebasan bagi para pesertanya untuk memilih cara belajar yang paling cocok dengan kepribadian pelajar tersebut. Hal ini tentunya dapat mendatangkan keuntungan bagi para pelajar. Namun, para peserta harus dapat menjaga dirinya agar tetap disiplin dalam mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan konsisten. Dari hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya, dapat dilihat bahwa sisi psikologis memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap sukses atau tidaknya suatu proses e-learning. Namun, hal ini seringkali dilupakan oleh para pihak yang terlibat dalam pengembangan e-learning. Akibatnya, sistem yang dihasilkan boleh jadi memiliki fitur yang kompleks dan canggih, tetapi kurang memfasilitasi proses pembelajaran yang diselenggarakan, sehingga akibatnya para pelajar tidak dapat memanfaatkan sistem yang digunakan dengan efektif.

KESIMPULAN

E-learning sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran memang menawarkan banyak manfaat dan kegunaan. Bagaimanapun juga e-learning tetap memiliki tuntutan dan keterbatasannya sendiri yang patut diperhitungkan oleh setiap pihak yang ingin turut serta dalam proses e-learning. Walaupun pada awalnya e-learning diproyeksikan sebagai pengganti metode pembelajaran tradisional, tapi ternyata e-learning belum dapat menggantikan peran dan keuntungan dari metode pembelajaran konvensional. al ini terjadi karena metode-metode pembelajaran yang digunakan dalam e-learning belum dapat enandingi superioritas metode interaksi tatap muka konvensional. Akibatnya, sampai dengan saat ini, e-learning dengan berbagai kelebihannya lebih cocok berperan sebagai pelengkap bagi metode embelajaran konvensional.Harapan atas sistem e-learning di masa mendatang adalah penggunaan e-learning menjadi semakin efektif seiring dengan semakin berkembangnya teknologi dan metode pembelajaran yang digunakan. Pengembangan sistem e-learning juga diharapkan tidak hanya memperhitungkan masalah finansial dan profitabilitas, tetapi juga memperhatikan sisi psikologis pelajar dan mampu mengakomodasi berbagai kepribadian dan cara belajar masing-masing peserta.DAFTAR PUSTAKABaca lengkap “Mengenal e-learning”, 2005, yang ditulis oleh Asep Herman Suyanto di //www.asep-hs.web.ugm.ac.idDick, G., Case, T., Ruhlman, P., Van Slyke, C., & Winston, M. (2006). Online Learning in the BusinessEnvironment. CAIS , 17, 895-904.Huynh, M. Q., Umesh, U. N., & Valacich, J. S. (2003). E-learning as an Emerging EnterpreneurialEnterprise in Universities and Firms. CAIS , 12, 48-68.Meissonier, R., Houzé, E., Benbya, H., & Belbaly, N. (2006). Performance Factors of a "Full DistanceLearning": The Case of Undergraduate Students in Academic Exchange. CAIS , 18, 239-258.O'Reagan, K. (2003). Emotion and E-Learning. JALN , 7 (3), 78-92.Shroff, R. H., Vogel, D., Coombes, J., & Lee, F. (2007). Student E-learning Instrinsic Motivation: AQualitative Analysis. CAIS , 19, 241-260.

Page 2

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA