Apa yang kamu ketahui tentang penyakit usus buntu

Ilustrasi usus buntu. Foto: Unsplash.com

Penyakit usus buntu atau apendisitis merupakan peradangan yang terjadi pada usus buntu. Penyebab usus buntu bermacam-macam. Salah satu di antaranya ialah karena tersumbatnya lapisan usus buntu sehingga menimbulkan infeksi.

Kondisi tersebut membuat bakteri menjadi berkembang biak sehingga usus buntu semakin meradang bahkan bernanah. Sebaiknya segera lakukan konsultasi dengan dokter. Sebab jika dibiarkan, hal itu akan menjadi permasalahan yang lebih serius.

Usus buntu ditandai dengan gejala nyeri hebat pada perut bagian kanan bawah. Penyakit ini bisa terjadi pada berbagai kalangan usia, tetapi lebih sering terjadi pada orang berusia 10-30 tahun.

Ilustrasi penyebab usus buntu. Foto: Pexels.com

Penyebab sakit usus buntu bisa dipicu karena peradangan, penyumbatan, ataupun akibat makanan. Secara lebih lengkap, berikut adalah penyebab apendisitis yang perlu kamu ketahui:

Penyebab usus buntuk karena peradangan

Kondisi ini dapat terjadi karena berbagai macam hal, misalnya, gangguan bakteri, kuman, dan lain-lain. Jika dibiarkan, infeksi dapat menyebabkan peradangan, sehingga membuat kondisi usus buntu menjadi lebih parah.

Terjadi ketika tinja sudah menumpuk dan tidak dikeluarkan. Parasit yang hidup terlalu lama di saluran pencernaan dapat menyumbat saluran area usus buntu, sehingga memicu peradangan.

Penyebab usus buntu karena penyumbatan

Jika lendir di usus tidak segera dikeluarkan, menyebabkan usus buntu menjadi tersumbat. Penyumbatan inilah yang membuat usus buntu mengalami peradangan.

Pada kondisi tertentu, lapisan usus buntu bisa saja memelintir. Misalnya karena hantaman keras dari luar. Kondisi itulah yang membuat usus tersumbat hingga mengalami infeksi.

Penyebab usus buntu karena makanan

Mengonsumsi makanan pedas secara berlebihan bisa menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan. Dengan demikian memicu terjadinya radang usus buntu.

Kandungan serat sangat penting untuk melancarkan pencernaan. Jika tubuh kurang serat, berisiko terjadi gangguan pada sistem pencernaan sehingga menyebabkan penimbunan makanan di usus.

  • Makanan tidak dikunyah lebih halus

Mengutip buku Mengenal Sistem Pencernaan oleh Nina Surtiretna dkk., menelan makanan tanpa mengunyahnya secara halus bisa menyebabkan makanan yang tidak hancur di dalam usus tertimbun.

Kondisi ini bisa mengakibatkan penumpukan makanan terus menerus, sehingga membuat usus buntu tersumbat.

Ilustrasi faktor risiko usus buntu. Foto: Pexels.com

Pada beberapa kasus penyebab usus buntu tidak selalu diketahui dengan pasti. Akan tetapi beberapa orang bisa menjadi lebih berisiko mengalami penyakit ini karena beberapa faktor. Adapun faktor risiko usus buntu antara lain:

Faktor genetik dapat memengaruhi penyebab seseorang mengalami usus buntu. Melansir Healthline, faktor risiko usus buntu dikaitkan dengan sistem HLA (antigen leukosit manusia) dan golongan darah.

Orang yang kurang mengonsumsi makanan berserat lebih berisiko mengalami usus buntu. Padahal serat memiliki manfaat yang baik untuk sistem pencernaan. Penyakit usus buntu bisa terjadi karena penumpukan feses yang mengeras.

Sementara itu serat dapat meningkatkan berat dan ukuran feses karena bersifat menyerap air. Serat juga akan membuat tekstur feses menjadi lebih lunak, sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan melalui anus.

  • Terjadi benturan pada perut

Berdasarkan sebuah jurnal pada Biomed Central, sebagian kecil kasus cedera yang mengenai perut dapat menjadi penyebab usus buntu.

Apalagi jika benturan itu terjadi di sekitar area dekat usus buntu. Penyebab benturan itu bisa karena tertusuk, terjatuh, atau terkena pukulan benda tumpul.

Salah satu cara mencegah usus buntu ialah mengonsumsi air mineral dengan cukup. Foto: Pexels.com

Penyakit usus buntu bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Untuk itu kamu perlu mengetahui cara mencegah usus buntu agar risiko terkena penyakit ini dapat dihindari.

Mengutip dari buku Mandiri Belajar Tematik SD/MI Kelas 5 Semester 1 karangan Nidaul Janah, cara mencegah usus buntu antara lain sebagai berikut:

  • Banyak mengonsumsi makanan berserat

Hal ini akan sangat membantu mengurangi risiko terkena penyakit usus buntu. Beberapa contoh makanan berserat ialah kentang, wortel, kacang panjang, pisang, pir, mangga, sereal, buncis, dan kacang polong.

  • Minum air putih yang cukup

Mengonsumsi air putih secara cukup dapat memaksimalkan kinerja usus saat mencerna makanan dan mengeluarkan tinja.

Jika tubuh tidak menerima air putih secara cukup, itu bisa berakibat sembelit dan memicu penumpukan tinja yang berisiko terkena usus buntu. Sebab itulah jangan lupa minum air putih setiap hari minimal 8 gelas per hari.

  • Mengonsumsi makanan yang mengandung probiotik

Bakteri baik yang terdapat di dalam probiotik berguna untuk menekan pertumbuhan bakteri jahat, termasuk membunuh bakteri penyebab radang usus buntu.

Probiotik ini bisa diperoleh dari keju, acar, yoghurt, tempe, kubis asam dan kimchi. Agar lebih maksimal, imbangi juga dengan asupan kaya akan serat dan air mineral.

  • Mengunyah makanan sampai halus

Mengunyah makanan sampai halus saat ditelan membuat makanan tersebut lebih mudah dicerna. Pasalnya makanan yang masih kasar saat ditelan akan lebih sulit dicerna, sehingga berisiko terjadi sumbatan di usus buntu.

Cara Mengecek Usus Buntu Sendiri

Ilustrasi mengecek usus buntu. Foto: Pexels.com

Tidak semua penyakit yang timbul dari perut merupakan penyakit usus buntu. Meski begitu, kamu dapat mengenali dan mengecek gejala usus buntu secara mandiri berikut ini.

  • Perut terasa nyeri dalam waktu lama

Gejala penyakit usus buntu yang paling sering dikeluhkan ialah nyeri secara menetap di perut. Jika kamu merasakan nyeri perut bagian kanan dalam waktu lama, hal tersebut bisa jadi merupakan tanda penyakit usus buntu.

Kemudian coba tekan perlahan dinding perut yang terletak di atas lipat paha kiri hingga terasa sakit. Lalu segera angkat tangan kamu dari dinding perut tersebut secara cepat.

Jika muncul rasa sakit begitu dilepas, kemungkinan kamu menderita penyakit usus buntu. Lakukan juga gerakan penekanan perut pada bagian atas lipat paha kanan.

  • Berbaring dan angkat kaki

Cara lain untuk mengecek risiko terkena usus buntu, yakni dengan melakukan pemeriksaan fisik.

Menurut buku 100% Sembuh Tanpa Dokter karya Devi Indriasari, S.Gz, caranya yaitu dengan mengangkat kaki kanan ketika berbaring. Lalu tekuk kaki kemudian rasakan apakah timbul rasa nyeri di bagian perut.

Jika dalam posisi tersebut perut bagian kanan terasa nyeri, kemungkinan hal tersebut merupakan gejala usus buntu.

  • Merasa kembung dan sering buang gas

Kembung dan sering buang gas yang diikuti dengan rasa sakit di perut bagian bawah bisa menjadi ciri seseorang terkena usus buntu. Kondisi itu juga akan disertai gejala lain. Misalnya selera makan menghilang, muntah, dan sembelit.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA