Apa tujuan mempelajari ilmu balaghah

“Ilmu yang mempelajari hal ihwal bahasa Arab yang sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi.”

Apa tujuan belajar ilmu balaghah?

Manfaat mempelajari ilmu balaghah : Ilmu Balaghah bertujuan untuk menyampaikan makna secara jelas dan sempurna ke dalam hati pembaca atau pendengar. Ungkapan yang indah adalah ungkapan yang mampu menceritakan kegembiraan yang dahsyat atau kekaguman serta ketakutan yang dikemas dengan indah.

Ilmu balaghah ada berapa?

Ilmu balaghah terbagi menjadi 3 (tiga) cabang ilmu besar, yaitu : ilmu bayan, ilmu ma‟ani dan ilmu badi‟(Ali Jarim dan Musthafa:1998). Masing- masing dari ketiga cabang ilmu tersebut memilki kekhususan gaya bahasa.

Apa itu ilmu bayan dalam balaghah?

Ilmu Bayan merupakan suatu ilmu dimana dengannya dapat diungkapkan suatu makna dalam ungkapan yang bermacam-macam dan susunan yang beda-beda, namun tetap jelas dan sesuai dengan situasi dan kondisi.

Apa yang dimaksud dengan ilmu sharaf?

Secara literatur, ilmu Sharaf adalah “Ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip untuk mengenal pola-pola kalimat dan kondisi-kondisinya” (Jami’ud Durus, Syaikh Musthafa). Namun sederhananya adalah dengan ilmu Sharaf kita bisa mengeahui pola kata, karena setiap kata dalam bahasa Arab memiliki pola.

Apa manfaat mempelajari ilmu Nahwu?

Jawaban: Tujuan : untuk menjaga lisan agar tidak keliru dalam pengucapan lafal bahasa arab dan untuk memahami bahasa alquran dan hadist. manfaat : agar memahami tata bahasa arab dengan baik, sehingga pemaknaan terhadap bahasa arab tidak keliru.

Apa saja manfaat dari belajar ilmu shorof?

1) Untuk mengetahui bentuk dasar suatu kata dengan segala perubahan- perubahannya, misalnya dari bentuk fi’il madhi menjadi fi’il mudhari’, mashdar isim maf’ul, isim makan, zaman dan alat. 2) Untuk mengetahui perubahan-perubahan makna dari perubahan-perubahan bentuk dasar kata.

Apa saja unsur balaghah?

Unsur-unsur Balaghah adalah kalimat, makna dan susunan kalimat yang memberikan kekuatan, pengaruh dalam jiwa, dan keindahan. Juga kejelian dalam memilih kata-kata dan uslub sesuai dengan tempat bicaranya, waktu, tema, kondisi para pendengar dan emosional yang dapat mempengaruhi dan menguasai mereka.

Apa itu musyabbah dan musyabbah bih?

Musyabah adalah sesuatu yang hendak diserupakan. Musyabah bih adalah sesuatu yang diserupai. Wajah syabah adalah sifat yang terdapat pada kedua pihak itu. Adatu tasybih adalah huruf atau kata yang penyerupaan.

Ilmu Bayan ada berapa?

Ilmu bayan dapat diungkapkan dengan tiga macam bentuk yaitu tasybih atau kata perbandingan, majaz atau kata yang digunakan dengan makna pragmatik atau atau bukan untuk makna hakiki, tetapi ada makna yang tersirat.

Apa itu bayan dalam Islam?

Al Bayan yang berarti penerangan juga merupakan salah satu nama lain Al Quran. Al Busyra artinya kabar gembira juga satu dari sekian nama lain Al Quran.

Apa yg dimaksud dengan ilmu nahwu dan shorof?

Dalam ilmu Shorof terdapat pembagian bentuk kata, sedangkan ilmu Nahwu membahas kaidah penyusunan kalimat yang benar dengan harakat yang tepat. Ilmu Shorof menentukan adanya perubahan bentuk kata dari bentuk awal menjadi bentuk lainnya.

Apa yang dimaksud dengan ilmu nahwu dan shorof?

Ilmu Nahwu atau yang diidentikkan dengan ilmu Qowaid sendiri adalah ilmu tentang tata bahasa (kaidah-kaidah) bahasa Arab dan ilmu Shorof adalah ilmu yang membahas kata-kata dengan perubahan-perubahannya (tashrif).

Apa manfaat mempelajari ilmu nahwu dan ilmu Sharaf?

Dengan demikian ilmu Nahwu dan Sharaf sangatlah penting dipelajari bagi para Santri maupun pelajar yang ingin menguasai bahasa Arab denagan secara baik dan benar, selain itu ilmu nahwu dan Shorof juga sangat berperan dalam membaca dan menterjemahkan kitab-kitab para ulama terdahulu.

Apa manfaat mempelajari nahwu dan Sharaf?

Ilmu nahwu dan sharaf bagi pembicara digunakan untuk memberikan pemahaman dan bagi pendengar untuk memahami. Jadi pada dasarnya tata bahasa itu berfungsi untuk mengatur ucapan pertama/pembicara agar dipahami oleh pendengarnya.

Wallahu Subhaanahu wa Ta’aala A’lamu Bi Ash-Shawaab


BAB 1 : MUKADIMAH ILMU BAYAN (مقدمة في علم البيان) I. PENGERTIAN ILMU BAYAN (تعريف علم البيان) Menurut bahasa: Bayân (البيان) artinya terbuka (الكشف) atau jelas (الإيضاح). Ilmu Bayan berasal dari bahasa arab yang artinya “kias” atau “kiasan”, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti antara lain: perbandungan, persamaan, ibarat, sindiran dan analogi. Jadi Uslub atau gaya bahasa kiasan yang dibahas dalam Ilmu Bayan pada dasarnya dibentuk berdasarkan perbandingan dengan analogi, yakni membandingkan suatu benda atau suatu keadaan dengan benda atau keadaan lain, karena keduanya memiliki hubungan kesamaan atau hubungan lain seperti hubungan sebab akibat, hubungan tempat dan lain sebagainya. Firman Allah Ta’ala dalam Surah Ibrahim ayat 4: (وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ فَيُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ). Maksudnya menjelaskan satu makna dengan berbagai ungkapan atau berbagai Uslub, tergantung kepada situasi dan kondisi. Menurut istilah Ilmu Balâghah: Ilmu Bayân adalah ilmu yang mempelajari cara-cara mengemukakan suatu gagasan dengan berbagai macam redaksi. Menurut Al-Sayyid Ahmad Al-Hasyim: Ilmu Bayan adalah (أصول وقواعد يعرف بها إيراد المعنى الواحد بطرق يختلف بعضها عن بعض في وضوح الدلالة على نفس ذلك المعنى) dasar-dasar dan kaidah-kaidah yang digunakan untuk mengetahui mendatangkan satu makna yang dikehendaki Mutakallim dengan berbagai cara yang sebagiannya berbeda dengan sebagian yang lain di dalam menunjukan kejelasan makna tersebut dalam batasan situasi dan kondisi. Menurut Al-Akhdhariy: Ilmu Bayân ialah ilmu yang mempelajari tata cara pengungkapan suatu makna dengan menggunakan susunan kalimat yang berbeda-beda penjelasannya (dari yang jelas, kurang jelas dan lebih jelas). Maksud definisi tersebut adalah, bahwa Ilmu Bayân merupakan ilmu untuk mengetahui teknik-teknik mengekspresikan suatu ide pikiran atau perasaan dengan menggunakan ungkapan yang sesuai dengan konteksnya. Ungkapan tersebut bervariasi antara satu kondisi dengan kondisi lainnya. Menurut Wahab Muhsin: Ilmu Bayân adalah ilmu untuk mengetahui cara menyusun satu pengertian dengan bermacam-macam redaksi. Menurut Rukyatul Hilal dan Yayan Nurbayan: Ilmu Bayân adalah suatu ilmu yang memuat konsep dan kaidah-kaidah untuk menyampaikan suatu ide dengan beberapa cara yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. II. PELETAK DASAR ILMU BAYAN (واضع علم البيان) Kitab yang pertama kali disusun dalam bidang balaghah adalah tentang Ilmu Bayan, yaitu kitab Majazul Qur’an karangan Abu ‘Ubaidah Ma’mar bin Al-Mutsanna (w. 208 H), murid Al-Khalil (w. 170 H). Ilmu Bayân pertama kali dikembangkan oleh beliau. Kitab tersebut menjelaskan cara-cara atau Uslub penyampaian al-Qur’an bahwa Uslub yang dipakai al-Qur’an adalah Uslub-Uslub yang dipakai oleh orang-orang Arab itu sendiri dengan menghadirkan bukti berupa syair dan sajak yang diriwayatkan dari para pujangga Arab yang ternama. Dalam perkembangan berikutnya muncul seorang tokoh terkemuka dalam ilmu ini yaitu Abd Al-Qâhir Al-Jurzâni (471 M). Ilmu ini terus berkembang dan disempurnakan oleh para ulama berikutnya, sepeti Al- Jâhizh bin Mu’taz, Quddâmah, dan Abû Hilâl Al-‘Askari. III. FAEDAH/MANFAAT MEMPELAJARI ILMU BAYAN (ثمرة تعلم علم البيان) Dapat mengetahui ungkapan-ungkapan bahasa Arab yang fasîh, baik dan benar. Dapat mengetahui ungkapan-ungkapan yang tidak fasîh dan tidak cocok untuk diucapkan. Dapat membantu untuk mengungkapkan suatu ide atau perasaan melalui bentuk dan Uslub yang bervariasi sesuai dengan muqtadha al-hâl/situasi dan kondisi. Dapat membantu untuk menangkap kemukjizatan Alquran dari aspek bahasanya. Dapat membantu untuk menangkap keindahan, ketepatan, dan kehebatan ayat Alquran, baik pada tataran jumlah, kalimah, sampai kepada huruf-hurufnya. Dapat membantu untuk mengetahui rahasia Kalam Arab, baik yang berupa Kalam Nadram atau Natsar, mengetahui perbedaan tingkat kefasihan kalam, mengetahui tingkat perbedaan tingkat balaghah. Suatu Kalam yang pada gilirannya sampai pada tingkat I’jazul Qur’an. IV. OBJEK KAJIAN ILMU BAYAN (موضوع علم البيان) Ilmu Bayân sebagai salah satu bidang kajian Balâghah membahas tiga bidang utama, yaitu: Tasybîh/Gaya Bahasa Simile (التشبيه) membahas tentang penyerupaan sesuatu (Musyabbah) dengan sesuatu yang lain (Musyabbah Bih). Majâz/Gaya Bahasa Metafora (المجاز) merupakan kelanjutan dari Tasybîh, yaitu adanya aspek kesamaan antar dua hal. Akan tetapi pada Majâz salah satu dari dua unsurnya (Musyabbah dan Musyabbah Bîh) dibuang. Kinâyah/Gaya Bahasa Mitonimi (الكناية) V. SASARAN ILMU BAYAN (مسائله) Menurut Syeikh Makhluf, sasaran Ilmu Bayan adalah lafaz-lafaz bahasa Arab dari sisi Majaz dan Kinayahnya.  

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah
Bahasa Arab pertama sekali dikenal sebagai bahasa-bahasa orang-orang dizajirah Semenanjung Arabia, kemudian setelah datangnya agama Islam dikenal pula sebagai bahasa Al-Quran sebagai pedoman hidup kaum muslimin itu dituliskan dalam bahasa Arab yang sangat indah susunannya dan rangkaian kalimatnya.

Bahasa Arab dikenal juga sebagai Ilmu Pengetahuan sebab begitu banyak ilmu pengetahuan dimasa perkembangan Islam yang dituliskan dalam bahasa ini, lelau ditahapan perkembangan selanjutnya bahasa Arab telah menjadi bahasa Dunia, karena tidak hanya digunakan oleh sekelompok masyarakat Arab atau pemeluk Islam saja, tetapi telah diakui sebagai bahasa kumunikasi di PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa).

Dilihat dari segi penggunaannya maka bahasa Arab ini terbagi dua yaitu : **Bahasa Ammiyah (bahasa yang dipakai untuk berkomunikasi), berasal dari bahasa daerah di Jazirah

Arabiya tidak terikat pada tata bahasa.

**Kedua bahasa Fushah yaitu bahasa Resmi, contohnya bahasa Al-Quran dan Hadist, untuk karangan ilmiah kitab-kitab, surat-menyurat dan komunikasi resmi lainnya. Bahasa fushah (resmi) ini mempunyai tingkat kesulitan tersendiri karena terikat erat dengan peraturan kebahasaan diantaranya ilmu nahwu (Qawaid) dan Ilmu Balaghah Semantik Arab.

Ilmu Balaghah tetap dianggap sebagai ilmu yang tersulit untuk dicerna, sebab ilmu ini akan menterkaitkan antara komponen-komponen ilmu bahasa Arab yang ainnya. Namun jika dipelajari dengan penghayatan yang tinggi serta dihubungkan pula kepada kegunaannya dari sisi ilmu-ilmu agama jelas akan mendatangkan kenikmatan tersendiri dan dapat memperkaya dan mempertajam mata bathin manusia, sehingga menimbulkan dampak kehidupan yang baik secta dapat mengusir kejenuhan untuk mempelajarinya.

1.2. Masalah
Pelajaran ilmu Balaghah (semantik Arab) ini sangat berat untuk dipahami, terutama sekali bagi orang-orang yang tidak mempunyai ilmu-ilmu dasar bahasa Arab, seperti ilmu Sari dan Nahwu serta leksikologi (Dirasat Mu’jamiyat). Hal seperti ini tampak jelas dikalangan mahasiswa di Jurusan bahasa Arab

Pada buku-buku Balaghah yang ada saat ini, kebanyakan contoh-contoh kalimat dikutip dari nukilan-nukilan, syair-syair Arab serta contoh Ayat-Ayat Suci AI-Quran dan Hadist maupun AI-Hikam (kata-kata yang mengandung pesan hikmah).

Kalimat-kalimat tersebut tidak selalu dijumpai dalam kalimat percakapan sehari-hari, mempunyai perbedaan jauh dari kalimat yang dibahas pada pelajaran Nahwu dan Sarf, namun tetap mempunyai hubungan dengan peraturan tata bahasa. Sebagai salah seorang tenaga pengajar yang mengasuh mata kuliah Balaghah ini, penulis merasa sangat penting untuk membuat solusi, sehingga mahasiswa termotivasi untuk mengembangkan ilmunya.

Pembatasan masalah balaghah sangat luas dan sukar jika diuraikan secara terperinci dan mendetail sekali. Ilmu balaghah ini tida bisa terlepas dari ilmu tata bahasa Arab dan pertalian dengan ilmu-ilmu agama. Diantara ilmu fikih, Usul Fikih, Ilmu Hadist, Ilmu Tafsir, Ilmu Tasauf, Ilmu Ahklaq dan sebagainya.

Dari sekian banyak masalah yang dapat diulas itu penulis membatasinya pada keberadaan ilmu balaghah sebagai salah satu sisi Ilmu bahasa Arab. Keterkaitannya dengan ilmu Nahwu dan manfaatnya dalam memterjemahkan bahasa Arab terutama sekali ayat-ayat

1
AI-Quran yang pada akhirnya berguna sekali dalam menetapkan hukum-hukum Islam.

1.4. Tujuan Pembahasan 1. Mengungkapkan keterkaitan ilmu Balaghah 2. Memperkenalkan Ilmu Balaghah secara umum 3. Memperlihatkan keurgensian ilmu Balaghah dan keterkaitannya dengan ilmu Nahwu 4. Menambah hazanah ilmu pengetahuan Bahasa Arab khususnya dan para pencinta bahasa Arab umumnya tentang ilmu Semantik Arab.

2. BAHASA ARAB

2.1. Sejarah Singkat Bahasa Arab

Bahasa Arab berasal dari bahasa Smit, yakni bahasa yang dipergunakan kabilah-kabilah Arab purba yang mendiami daerah Asia Barat. Semula Bahasa Arab ni berpangkal dari putra Sam bin Nuh, namun kelompok ini telah musnah mereka dikenal dengan Arab Ba’idah daD peraturan tata bahasanya sudah tidak dikenal lagi.

Dari berbagai sumber bacaan yang penulis talaah, maka dijumpai keterangan yang sama yaitu menyatakan bahwa . Bahasa Arab adalah satu bahasa dengan aslinya, terutama sekali terutama sekali bagi penduduk di daerah pegunungan.

Faktor-faktor penunjang terselamatkannya Bahasa Arab dari pengaruh asing adalah antara lain, bangsa Arab adalah bangsa rang tidak pemah dijajah, bangsa ini tidak banyak bergaul disebabkan keadaan daerah mereka.

Kemajuan bangsa Arab mempengaruhi perkembangan bahasa Arab. Semula bahasa Arab tidak mengenal bentuk huruf seperti sekarang tidak kenal titik dan baris, berkembang menjadi huruf-huruf yang bersahaja lengkap dengan titik dan baris atas prakarsa para ulama Arab masa lampau. Namun bagaimana bentuk tulisan masa lampau itu belum pernah penulis jumpai sampai sekarang ini. Kecuali hanya berita-berita dari sejarah yang dituliskan dalam buku-buku.

Perbedaan tulisan dan Lahzah (dialeg) disebabkan perbedaan geografis tetap ada, tetapi setelah
datangnya Islam maka bahasa Arab pun bertambah tinggi kedudukannya dan jadilah bahasa Al-Quran menjadi bahasa standart.

Perkembangan bahasa Arab dapat diperhatikan dari catatan sejarah perkembangan agama Islam. Tahapan demi tahapan Agama Islam dan kerajaan Islam berkembang pesat sehingga kaum muslimin Arab dapat menaklukkan kerajaan di luar semenanjung Arabiya sampai ke Codowa dan Spanyol, sehingga mencapai puncak kejayaan di zaman Khalifah Abbasyiyah. Maka demikian pula halnya bahasa Arab bertambah masyhur.

Bahasa Arab tidak hanya dipergunakan oleh bangsa Arab saja, tetapi mulai dipergunakan oleh bangsa lain yang telah takluk dibawah kekuasaan Islam. Kekhalifahan Islam menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa resmi kenegaraan. Dipergunakan dalam segala bentuk kegiatan pemerintahan.

Kebanggaan terhadap agama Islam (Fahkrul Islami). Membuat mereka (bangsa Arab) semakin bersemangat mengembangkan bahasanya dengan baik dan memasyhurkannya keseluruh pelosok dunia.
Ruhul Islami atau semangat keislaman mereka pada gilirannya membuat mereka terlebih-lebih ulama dan fakar muslim berinisiatif menulis berbagai macam disiplin ilmu dalam

2
bahasa Arab, mulai dari ilmu Filsafat, kedokteran, matematika, Ilmu Politik, llmu Astrologi dan Astronomi, Ilmu Geografi, disamping ilmu-ilmu agama (Fikh, Tafsir, Hadist, Usul Fikh, Ahkalq, tarbiyah atau pendidikan, ilmu bahasa dan sastra).

Karya para fakar yang tersebut di atas ini di terjemahkan ke dalam berbagai bahasa di dunia kemudian menjadi buku-buku rujukan dan pegangan bagi para intelektual dan ilmuan. Satu catatan dari (AI-Badaawi, Bairut. Tanpa tahun) menyatakan: IImu hisab (matematika) Arab masuk ke Eropa pada abad ke 13 rang dibawa oleh Leonardo de Pisa adalah perhitungan rang praktis karena mempunyai bilangan desimal (Al-Ghubar). Orang Arab juga menemukan angka 0 (nol) pertama sekali. Demikianlah secara ringkasnya sejarah bahasa arab.

2.2. Pentingnya Bahasa Arab
Jika ditinjau dari asfek sejarah kepentingan pada tata bahasa Arab,(Motgomery watt, 1990) berpendapat :”Dua kebutuhan praktis memaksa orang untuk mempelajari tata bahasa Arab: pertama dibutuhkan semacam kesepakatan mengenai asas-asas umum tata bahasa jika orang ingin memperoleh hasil dari bahasan-bahasan mengenai penafsiran dari ayat-ayat Al-Quran, dan kedua kesepakatan mengenai makna kata-kata rang tidak diketahui artinya”.

Masalah ini menjadi mendesak sebab Al-Quran telah menjadi dasar dari Agama Islam dan menjadi dasar dari negara Islam saat itu bahkan sampai sekarang ini. Dalam pemahaman Ayat-ayat Al-Quran penulis Barat mengakui bahwa bahasa Arab memberikan lebih banyak cakupan makna yang memungkinkan dibanding dengan bahasa Inggris. Selain itu para sekretaris yang non Arab pertama sekali dihadapkan kepada penulisan berbahasa Arab menjadi kebanggan profisional pada zaman Khulafaurrasyidin terlebih-lebih dimasa khalifah Umar bin Khattab berlajut sampai ke masa keemasan Islam pada Dinasti Bani Abbasiyah.

Tingginya kebanggaan profesional ini membuat mereka terpacu untuk mempelajari tata bahasa Arab agar terhindar dari “Solecisme” kekacauan tata bahasa ketika mereka menulis. Setelah perkembangan kekuasaan negara Islam dan juga perkembangan agama Islam ke berbagai pelosok dunia maka bangsa Arab berbaur dengan bangsa-bangsa lain seperti bangsa Romawi, Paris, Eropa. Penuturan bahasa Arab pun mulai bercampur baur dengan bahasa-bahasa daerah penaklukan tadi oleh karena itu khalifah Ali Bin Ali Thalib merasa sangat khawatir bahasa tersebut akan terlepas dari struktur bahasa semula.

Khalifah Ali Bin Thalib memprakarsai terciptanya ilmu tata bahasa Arab (llmu Nahwu). Pada awalnya beliau mengumpulkan bahan mengenai ن |/inna/kemudian قإ(idhafat/lalu mempeluasnya lagi kepada masalah Atf dan Ta’ajjub. (keterangan lebih lanjut dari ini dapat diperhatikan dari buku Nahwu karangan Zama) syari dari buku pengantar sastra Arab karangan Fuad Said).

Orang-orang yang meneruskan pembahasan Ali ini adalah Abu I-Aswad As Dualiy (wafat 19 H). Nasar Bin ‘Asim (wafat 86 H), dan Adurrahman Bin Hurmuz (wafat 117 H). Kebebasan mencurahkan buah pikiran dari para ulama yang masyhur itu akhirnya melahirkan dua kelompok ulama Nahwu yaitu ulama Kuffah dan Ulama Basyrah.

2.3. llmu-ilmu Bahasa Arab
setelah mengemukakan beberapa urgensi tata bahasa arab dan kemajuanya secara ringkas, berikut ini penulis mengetengahkan penjelasan tentang ilmu-ilmu bahasa Arab selain

llmu Nahwu.
Bahasa Arab adalah bahasa yang terjaya dari bahasa-bahasa lainnya, terbanyak pramasastranya, hingga ia dapat melayani kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan disegala bidang. Untuk mengetahui seluk beluk bahasa Arab yang masyhur itu lebih jauh dan untuk menilai keindahan kalimat baik prosa maupun puisi, maka satrawan-sastrawan arab telah menetapkan 13 cabang ilmu yang bertalian dengan bahasa yang disebut dengan “Ulumul Arabiyah”

“Ulumul Arabiyah” bisa disebut linguistik Arab itu terdiri dari :

1. Ilmu L-ughah :
llmu pengetahuan yang menguraikan kata-kata (lafaz) Arab besamaan dengan maknanya. Dengan pengetahuan ini, orang akan dapat mengetahui asal kata dan seluk beluk kata. Tujuan ilmu ini untuk memberikan pedoman dalam percakapan, pidato, surat-menyurat, sehingga seseorang dapat berkata-kata dengan baik dan menulis dengan baik’ pula.

2. Ilmu Nahwu :
Ilmu pengetahuan yang membahas prihal kata-kata Arab, baik ketika sendiri (satu kata) maupun ketika terangkai dalam kalimat. Dengan kaidah-kaidah ini orang dapat mengatahui Arab baris akhir kata (kasus), kata-kata yang tetap barisnya (mabni), kata yang dapat berubah ( mu’rab). Tujuanya adalah untuk menjaga kesalahan-kesalahan dalam mempergunakan bahasa , untuk menghindarkan kesalahan makna dalam rangka memahami AI-Quran dan Hadist, dan tulisan-tulisan ilmiah atau karangan.

Alam tata bahasa/ sintaksis Arab, dikenal istilah Fi’iil dan Harf, jumlah Islamiyah dan Fi’liyah serta Syibhu jumlah. Dalam ilmu Nahwu banyak lagi istilah dan persoalan yang dihadapi dapat diteliti dari buku-buku bahwa yang banyak tersebar. Yang dikenal memprakarsai Nahwu adalah Ali bin Ali Thalib beserta sahabatnya.

Peristilahan Nahwu yang berpengaruh kepada bahasa Indonesia adalah yang dikarang oleh Abul Aswat Adduali dan Sibawaihi yang terlebih dahulu dikenal orang Barat. (keterangan lanjutan dapat dilihat dari buku Sejarah Studi bahasa Indonesia oleh Drs. Ahmad Samin 1982. Diktat Fakultas Sastra USU).

3. Ilmu Sarf(morfologi Arab).
Ilmu pengetahuan yang menguraikan tentang bentuk asal kata, maka dengan ilmu ini dapat dikenal kata dasar dan kata bentukan, dikenal pula afiks, Sufiks dan infiks, kata kerja yang sesuai dengan masa. Penciptaan llmu Sari ini adalah Muaz bin Muslim.

4. Ilmu Isytiqaq :
Ilmu pengetahuan tentang asal kata dan pemecahannya, tentang imbuhan pada kata (hampir sama dengan ilmu Sarf)

5. Ilmu L-’arudh : Yang membahas hal-hal yang bersangkutan dengan karya sastra syair dan puisi. llmu Arudh memberitahukan tentang wazan-wazan (timbangan) syair dan tujuanya adalah untuk membedakan proses dalam puisi membedakan syair dan bukan syair .Dengan ilmu arudh ini dikenal bahar syair seperti berikut ini : bahar thawi, bahar madid, bahar basith, bahar wafir, bahar kamil, bahar hijaz, bahar rozaz, bahar sari’ bahar munsarih, bahar khafif, bahar mudhari, bahar muqradmib, bahar mujtas, bahar

mutaqarib, bahar Romawi dan bahar mutadarik.

6. Ilmu Qawafi :
yang membahas suku terakhir kata dari bait-bait syair sehingga diketahui keindahan syair. Yang memprakarsai adanya Qawafi ialah Muhallil bin Rabi’ah paman Amruul Qaisy.

7. llmu Qardhus Syi’ri
yaitu sejenis ilmu pengetahuan tentang karangan yang berirama (lirik), dengan tekanan suara yang tertentu. Gunanya untuk membantu menghafalkan syair dan mempertajam ingatan pembaca syair.

8. Ilmu hkat
yaitu pengetahuan tentang huruf dan cara merangkaikannya, termasuk bentuk halus kasarnya dan seni menulis dengan indah dapat dibedakan dalam beberapa bentuk mulai dari khat tsulus, Diwan, Parsi dan khat nasakh. Penemu pertama ilmu khat adalah nabi Idris karena beliaulah yang pertama kali menulis dengan kalam.

9. Ilmu Insyak
yaitu ilmu pengetahuan tentang karang mengarang surat, buku, pidato, cerita artikel, features dan sebagainya. Gunanya untuk menjaga jangan sampai salah dalam dunia karang-mengarang.

10. Ilmu Mukhodarat yaitu pengetahuan tentang cara-cara memperdalam suatu persoalan, untuk diperdebatkan didepan majlis, untu menambah keterampilan berargumentasi, mahir bertutur dan

terampil mengungkapkan cerita.

11. Ilmu Badi’
yaitu pengetahuan, tentang seni sastra, Penemu imu ini adalah Abdullah bin Mu’taz. llmu ini ditujukan untuk menguasai seluk beluk sastra sehingga memudahkan seseorang dalam meletakkan kata- sesuai tempatnya sehingga kata-kata tadi berlin bertelindan dengan indah, sedap didengar dan mudah diucapkan.

12. Ilmu Bayan ialah ilmu yang menetapkan beberapa peraturan dan kaedah untuk mengetahui makna yang terkandung dalam kalimat penemunya adalah Abu Ubaidah yang menyusun pengetahuan ini dalam “Mujazu

Al-Quran” kemudian berkembang pada imam Ahu T ,qahir disempurnakan oleh pujangga-pujangga Arab lainnya seperti AI-Jahiz, .lbnu Mu’taz, Qaddamah dan Abu Hilal Al- Asikari. Dengan ilmu ini akan diketahui rahasia bahasa arab dalam prosa dan puisi, keindahan sastra Al-Quran dan Hadist.

4 Tanpa mengetahui ilmu ini seseorang tidak akan dapat menilai apalagi memahami isi AJ-

Quran dan Sabda nabi dengan sesungguhnya.

13. Ilmu Ma’ani
ialah pengetahuan untuk menentukan beberapa kaedah untuk pemakaian kata sesuai dengan keadaan (situasi dan kondisi) dalam istilah disebutkan “Muthabiq Lil /muqtadhal Hali” tujuannya untuk mengetahui I’jaz Al-Quran, keindahan sastra Al-Quran yang tiada taranya. Demikian pembagian ilmu L-Arabiyah yang disadur dari (pengantar Sastra Arab(Food Said 1985, 98-106). Jika ditinjau dari segj perbidangan linguistik maka pembagian ilmu bahasa Arab tersebut diatas termasuk bidang interdisiplioner linguistik yang saling terkait satu dan lainnya. Bidang ilmu Balghah (semantik Arab) terangkum dalam komponen ilmu bayan, Ma’ani dan Badi’.

Maka apabila dilihat dari keterkaitan ilmu-ilmu yang telah disebutkan itu, tak satupun ilmu bahasa Arab itu diabaikan, namun yang terlebih masyhur dikalangan masyarakat Indonesia yang harus benar-benar dipelajari adalah Ilmu Nahwu saja, ini merupakan anggapan yang keliru. Maka untuk mengetahui kebenarannya , penulis mencoba untuk menguraikan sisi

keterkaitanya, pada bab- bab berikut ini.

3. ILMU BALAGHAH

3.1. Pengetian Ilmu Balaghah
Untuk lebih mengetahui tentang ilmu Balaghah, maka hendaklah diketahui pengertian dari Balaghah. Meskipun pengertian singkat dari komponen ilmu balaghah itu secara singkat dipandang perlu pula untuk mengetengahkan uraian tentang iImu balaghah agar tampak jelas keurgensian (keberadaan) ilmu Balaghah tersebut.

Adapun pengertian dari segi etimologi adalah sampai atau berkesudahan atau sampai. Menurut pengertian dari sisi kesusastraan ialah “Penonjokan makna dan pengertian kalimat yang jelas, sampai tertanam pada hati pembaca dan pendengarnya (diungkapkan oleh Syaid Ahrnad Aal-Hasymy).
Al-Mukaffa menyatakan bahwa Balaghah adalah beberapa makan yang terpancar dari suatu kalimat melalui beberapa cam, sebagian dengan isayarat , berbicara, berpidato, diskusi, surat-menyurat, karangan yang umumnya merupakan “wahyu” pada kalimat indah, ringkas tepat dan lugas. Jika kita perhatikan dari keterangan-keterangan fakar ilmu balaghah dari beberapa regenerasi dapat disimpulkan bahwa :

llmu Balaghah adalah ilmu yang mengungkapkan metode untuk mengungkapkan bahasa yang indah, mempunyai nilai estetis (keindahan seni), memberikan makna sesuai dengan muktadhal hat (situasi dan kondisi), serta memberikan kesan sangat mendalam bagi pendengar dan pembacanya.

Ungkapan yang mempunyai nilai sastra tinggi telah lama dimiliki oleh orang orang Arab, babkan sebelum tersebarnya agama Islam, tidak mengherankan dari keindahan bahasa membuat mereka terkesima mendengarkan ayat-ayat suci AI-Quran dan bahasa Hadist.

Alam tarakaifa dharaba L-Lahu masalan kalimatin Thayyibatin kasyajaratin ashluha a-sabitun wa far’uha fi s-sa,a’I.
Apakah engkau tidak melihat Allah memberikan suatu perumpamaan dengan kalimat yang baik seperti sebatang pohon yang baik akarnya kokoh dan cabangnya menjulang kelangit.

5
lnilah suatu ayat yang menyatakan kebaradaan dari keindahan dari suatu bahasa.Bila dipandang dari peristilahan linguistik ilmu balaghah ini disebut Ilmu Sematik bahasa Arab. Penamaan sebagai ilmu semantik ini adalah merupakan suatu peristilahan setelah meneliti dan membandingkan disiplin ilmu semantik dan ruang lingkup bahasanya dari segi semantik bahasa Indonesia.

Namun jika diperhatikan dari pendapat para fakar yang lebih dominan menyatakan balaghah sebagai bagian dari pembahasan sastra, mereka juga mempunyai alasan yaitu yang diulas dalam balaghah adalah kebanyakan hasil karya sastra atau bahasa yang mengandung nilai-nilai sastra tinggi (bahasa al-Quran dan Hadist).

3.2. Pembabagian llmu Balaghah Ilmu balaghah sebagaimana diketahui terdiri dari bahagian yaitu : ilmu Bayan, Ilmu Ma’ani dan ilmu Badi’.

Untuk lebih jelasnya pembahagian dari ilmu Balaghah ini akan dijelaskan dalam sub-sub pembahasan ini.

3.2.1.Ilmu Bayan
Ilmu Bayan adalah ilmu yang menjelaskan seluk beluk bahasa Arab dimulai dari mengetahui uslub (ragam bahasa) puisi dan prosa.

Pembagian ilmu Bayan meliputi :
Tasybih, rukun tasbih. Pembahagian Tasybih dan kegunaan ungkapan Tasybih . Balaghah dan pengaruhnya bagi orang Arab dan bahasa Arab bagi para pembicara dan lawan bicara

Pembahasan tentang Majaz serta pembahagiannya Isti’ara (kata pinjaman) beserta pembahagiannya.
Kinayah dan pembahagiannya. Keterangan ringkas mengenai pembahasan ilmu Bayan :

a. Tasybih
Jika dilihat dari asal kata, tasybih berasal dari kata ٩بش/Syabbaha, mengingat masamuda, mensifatkan kecantikan gadis. (Muhammad Yunus, 1973:188). Dari segi ilmu Balaghah adalah menyempakan sesuatu kepada sesuatu yang lain dalam bahasa arab disebut :

Itu ditujukan supaya dapat menggambarkan hal rang tersembunyi, hal yang jauh, dan yang dekat,
menambah ketinggian derajat, memuji keindahan, kelebihan seseorang atau kelompok, sehingga menyentuh perasaan orang. Arkanutasybih yaitu:

Musyabbah : yaitu suatu yang dipersamakan Musyabbah bih : yaitu yang diumpamakan Adat Tasybih : yaitu lapaz yang dipergunakan untuk membuat suatu perumpamaan

Wajah syabah : suatu sisi yang dipersamakan.

Al-’Ilmu ka n-nuri fi’ l-hidayati

Musyabbah : Musyabbah bih : Adat tasybih : Wajah Syabah :
Dilihat dari struktur arkanu t – tasybih : Wajah Syabah :

1. Tasybih Mursal Musyabah : musyabah bih : Adat tasybih : Wajah Syabah 2. Muakkad Muasyabbah : musyabah bih : Adat tasybih : Wajah Syabah 3. Mujmal Musyabbah : musyabah bih : Adat tasybih : Wajah Syabah 4. Mufassal Musyabah : musyawarah bih : Adat tasybih : Wajah Syabah 5. Baligh Musaybbah : musyabah bih : Adat tasybih : Wajah Syabah 6. Tamtsil (wajah syabah bersjfat majemuk serta memerlukan pemikiran dan Hayalan : Musyabbah: musyabah bili: Adat tasybili: Wajah Syabah

7. Ghairu t-tamtsil (wajah syabah yang lugas, tidak memerlukan banyak hayalan dan Penafasiran).

Musyabbah: musyabah bili: Adat tasybili: Wajah Syabah

Tasybih jika dilihat dari sudut linguistik dapat dipadankan dengan istilah gaya bahasa
Metafora

b. Majaz Majaz juga dikenal dalam bahasa Indonesia yang berarti makna kiasan atau figuratif meaning

(pemakian kata – kata yang bukan pada arti yang sebenarnya)

Contoh Artinya : seorang pemberani berpidato di depan kita Ditinjau dari padanan peristilahan semantik bahasa Indonesia majaz ini termasuk gaya bahsa

Hiperbola dalam kelompok gaya bahsa pertentangan.

c. Isti’arah Ist’arah merupakan kata pinjaman yaitu penggunaan kata dengan tujuan memperkuat makna yang terkandungdalam kata tersebut (makna tersirat) (Hasymy 303). Isti’arah terbagi dua : a. Tasyrihiyah : dipadankan dengan anti klimaks yakni penitik makna pada lapaz musyabbah bih. Contoh : Kitabun anzalnahu ilayka li tu hkrija n-nasu mina z-zulumati ila n-nuri Kitab (AI-Qur’an) ini diturunkan adalah untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada

bahaya.

b. Makniyah: Dari peristilahan semantik indonesia di sebut gaya bahasa klimaks, pada isti’arah makniyah ini lafaz musyabbah bih dibuang dan digantikan dengan kata yang lazin dipergunakan sebagai rangkaian kata tadi. Contoh : /Inni la ara ra’usan qad ainaat wa hana qitafuha wa ini lashabuha./

Aku telah melihat kepala-kepala yang siap dipetik akulah empunyanya.

d.Kinayah Kinayah (gaya bahasa Antonomasia) adalah gaya bahasa yang mengandung makna kiasan dan sindiran. Kinayah ini dibagi kepada dua bahagian yakni : 1. Kinayah Sifat : suatu sindiran yang ditujukan untuk menyatakan sifat seseorang. Contoh : /Thawilu n-najadi rafi’u l-imadi kastiru r-ramadi iza ma syata/ Banyak pertolongan ringan pekerjaan banyak api unggun di musim dingin.

Tujuan sindiran ini menyatakan sifat tolong menolong itu diperlukan di setiap keadaan.

2. Kinayah Mausuf sindiran yang ditujukan kepada seseorang Contoh : /Qara’ a fulanun sinnuhu /

Sipulan telah menggerakan giginya, sindiran kepada seseorang yang sudah benar-benar marah.

3.2.2. Ilmu Ma’ani ilmu ma’ ani adalah ilmu untuk mengetahui kejelasan ucapan Arab sesuai dengan situasi kondosinya (amin Hakri 1979:53). Ilmu Ma’ani merupakan pengetahuan untuk menentukan beberapa kaedah untuk pemakaian kata sesuai muqtadal hal. Jelasnya Ilmu Ma’ani itu adalah suatu peraturan tentang pemberian makna yang tepat sesuai dengan redaksi kalimat. Dalam kelompok ilmu Ma’ ani ini akan dibahas mengenai : -Kalam khabari dan insya -Zikru dan Hazfu -Taqdim dan ta’hir -Qashar -Washal dan fashal

-Ijaz dan Musawah

Untuk mempermudah pemahaman pembaca pemula maka akan dijelaskan di sini tentang kalam khabari dan insya’i. Menceritakan tentang kalam tidak dapat terlepas dari Musnad dan Musnad ilyhi juga
Mutakallim, mukhatab dan kalam itu sendiri (isi dan manfaat kalam)

-Kalam khabari yaitu kalam (kalimat ) yang mengandung pengertian (arti) benar atau dusta sedangkan -kalam insya’I suatu kalimat yang tidak mengandung pengertian benar dan

dusta.

Setiap kalam baik berbentuk khabari atau insyai mempunyai dua rukun (komponen) yakni Mahkum Alayhi dan Mabkum bib, disebut juga dengan Musnad ilayhi dan musnad . Contoh: /yabunayya ta’allam husna l-istima’l kama tatallam husna l-hadis/

hai anakku perhatikanlah pelajaranmu sebagaimana engkau mempelajari kata-kata yang baik’

Contoh 2: Nukilan sajak Abu Nawas (penyair seribu satu malam) ‘Ar- rizqu wa l-hirmanu majrahuma bima qadha L-Lahu wa ma Qaddaral/ Rezki dan kehormatan

itu sama-sama dilimpahkan sesuai dengan ketentuan Allah dan sesuai dengan ukurannya.

Penganalisaan dari kedua contoh diatas sebagai berikut :
Jumlah (kalimat) : jenis : Musnad ilayhi : Musnad

dari segi bahasa Indonesia, Musnad ilayhi ini bisa disebut subjek dan musnad adalah predikat. a. Kalam Khabari Kelompok kalam khabari, yang lebih dekat pengertiannya adalah kalimat yang mengandung makna berita. Berita yang diungkapkan oleh si pembicara mempunyai tujuan tertentu demikian pula bagi sipendengar/pembaca berita.

Fakar ilmu balaghah menentukan keadaan ini dan menamakan pokok bahasan tentang

Al-ghardu mill ilqai I-hkabari/. ,. Tujuan dari ungkapan dari berita Hal ini dibagi menjadi dua kategori yaitu : 1. Bila kalimat tersebut sudah sama-sama diketahui oleh si pembicara dan dipendengar

(pembaca) maka kaliInat khabari itu disebut

Lazim Fa’ i dah/ 2. Bila kalimat itu sebelum diketahui oleh sipendengar/pembaca atau offing ke dua maka disebut ‘/ Selanjutnya khabari inipun dilihat dari kegunaannya sesuai dengan konteks kalimat serta situasi dan kondisi kalimat itu disampaikan atau / al-ghardhu tufhamu mill siyaqi l-kalam/ Dilihat dari konteks klaimatnya ini hkabari dibagi kepada : 1. /istirhamu/penghormatan l /C h/_”_ 2. _ / Izharu tahassuri/ keluhan 3. /Izharu dha-dha’fi/mengungkapkan kelemahan 4. /al-fihkri/Bangga

5. / Al-Hassu ‘ala s-sa’yi wa I-jiddi /Memotivasi untuk menimbulkan semangat dan kesungguhan.

(contoh dari masing-masing hal ini dapat diperhatikan dalam buku Al-Balaghatu l-wadhihah 144-147, Mustafa amin, tanpa tahun) khabari ditinjau dari kepentingan si lawan bicara terbagi kepada tiga bahagian yaitu :
1. Bila orang kedua sama sekali belum mengetahui barita, maka khabar tidak perlu mengunakan huruf tawkid (tanda penguat berita). Disebut khabar Ibtida’i.

2. Bila orang ke dua ragu akan berita yang disampaikan padahal dia belum mengetahuinya maka dikemukakan kbahar dengan penambahan huruf taukid (tanda penguat).

3. Bila orang kedua tetap tidak percaya (munkir) atas berita yang disampaikan meskipun ada dalil yang telah ditentukan, maka wajib diberikan huruf taukid, satu taukid atau lebih. Konteks ini disebut khabar Inkari. Huruf-huruf taukid (ada waktu -t-taukidi) sebagai berikut ini : Inna, anna, waw qasam, lam ibtida’, nun taukid, ahrufu t-tanbih, hurufu z-zaidah, qad, amma

syarthiyah.

b. Kalam Khabar huruju an muqthada -zahir Kalak khabari khuruju an muqthada z-zahir

adalah kalam khabari yang keluar dari konteks semula, pada kaidah ilmu balaghah dibagi kepada tiga bahagian yaitu:

1. Khabar yang diungkapkan tanpa buruf taukid tetapi lawan bicara masih terus bertanya dan ragu atas berita yang diceritakan hal ini menyalahi konteks berita biasa disebabkan lawan bicara khuruju an muqthada z-zahir. Lawan bicara dalam hal ini dianggap sebagi orang yang tidak ingkar.

2. Khabar yang diberikan tanpa huruf taukid, tetapi lawan bicara tidak lagi bertanya. Disini ia digolongkan sebagai orang yang inkar.

3. Khabar yang dikemukakan tanpa huruf taukid, disini pembicara menempatkan lawan bicaranya sebagai seorang yang tidak mungkar, dengan tujuan untuk menjinakkan hati lawan bicaranya. Ini kerap kali digunakan dalam berpolitik (Ali Jarim tanpa tahun. Hal 165).

c. Kalam lnsya’I Kalam insya’I terbagi kepada dua kelompok yaitu:

Insya’ Thalaby dan insya’ Gbayru Thalaby.

lnsya’ Thalaby : yaitu menuntut sesuatu yang tidak berhasil pada waktu kata – kata itu diungkapkan yakni bentuk

amar, Nahyi, Tamanny dan Nida’i.

lnsya’ Gbayru Thalaby : yaitu tidak ada tuntutan sesuatu terdiri dari bentuk, Ta’ajjub, Madah , Zam, Qasam Af’alu, r-raja dan

bentuk-bentuk lain selain insya’ thalaby.

Untuk melihat keterkaitan ilmu Balaghah dengan tata bahasa Arab maka penulis hanya menerangkan tentang beberapa sisi dari Insya’ Thalaby saja.

c. 1. Pembagian Insya’ Thalaby
Amar Adapun Qaidah Amar yaitu menuntut suatu pekerjaan dari orang rang lebih tinggi (kedudukan atau umur). Bentuk Amar dalam balaghah sama dengan bentuk amar dalam tata bahasa Arab.

Fakar-dakar ilmu balaghah menyebutkan :”Bentuk Amar ada empat : Fi’il Amar Mudhari’ yang diketahui oleh Ei’lam Amar Ism Fi’il amar Masdar sebagai ganti dari Fi’il Amar

Selain makna perintah dari segi balaghah Amar mempunyai makna lain yakni apabila diteliti dari konteks kalimat (siyaqul kalam) mendatangkan makna sebagai berikut

-/Irsyad/’ memberi petunjuk’ / Do’a/Do’a -/lltimas/menyuruh orang sebaya’ /amanny/’bercita-cita’ -/Takhyir/’memilih’ -/Taswiyah/’Mempersamakan’ -/ Ta’jizl’ Melemahkan’ -/Tahdid/Ancaman’ -/bahah/’ membolehkan’ contoh Amar :

1. . Amma ba’du fa aqin linasi l-hajji/’ Seteleh itu maka peritahkanlah hajji kepada manusia’ .

2. I… Wa l-yatawaffu bi l-bayti l…’atiq/’ dan tawaflah kamudi rumah suci’

3. I’ Alaykum andusakum la yadhurrukum man dhalla iza h-tadaytum/’ Perliharalah dirimu janganlah membuat dirimu mudharat dengan kesesatan setelah engkau

memperoleh petunjuk.

4. /Wa bi l-walidayni ihsanan/ ‘ Berbuat baiklan kepada kedua orang tuamu’

– Nahyi Nahyi adalah menurut memberhentikan perbuatan dari orang yang lebih tinggi. Bentuk bahyi berasal dari fi’il mudhari’ didahului oleh la nahiyyah. Contoh :

/Wa La taqrabu mala l-yatimi ilia billati hiya ahsanu/ Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim kecuali untuk kebaikan.

Ahli ilmu Balaghah mengkategorikan arti nahyi dilihat dari (Siyaqu l-kalam kepada : / Do’a/Doa’ / lltimas/ melarang orang sebaya’ / Tamanny/’Cita-cita’ / Taubih/’Menjelaskan’ / Tay’is/Menyesal’ / Tahdid/’ Ancaman’

/ Tahqir/’Hinaan’

Menganalisis analisis makna Nahyi dri konteks kalimat itu memerlukan perhatian yang jeli, sehingga nampak keistimewaan artinya. Ini merupakan hal yang penting bagi penterjemah, sehingga terjemahan tidak terjebak pada kesalahan arti, terutama sekali bagi penterjemahan ayat-ayat Al Quran dan Hadist Rasul.

– Istifham
Istilah adalah bentuk kalimat rang dipergunakan untuk mendaptkan informasi yang jelas tentang sesuatu masalah, yang belum diketahui sebelumnya. Cara pembentukan Istifham adalah dengan mempergunakan ada watu istifham.

Adawa tu l-istifham adalah : نﻣ/min/’dari/,لﺤ/hal/’adalah’, ﻣﮐ/kam/’berapa,ﺎﻣ/ma/’apa’, ت ﺎﻣ

/mata/’bila أ/’a/’apa, تأ/anna/’bagaimana, نﻳ أ/aina/’dimana’,ﻲا /ay/’apa’/ﺂنﺁﻳ ﺁ/ayyana/’bagaimana, kapan’.

– Tamanny
Tamanny adalah menuntut sesuatu urusan rang sangat disukai tetap adakalanya hal yang mustahil tercapai dapat juga disebut sebagai angan-angan. Tamanny ini dibentuk dengan menggunakan huruf tamanny : لﺤ/hal/’, تﻳﻟ/layta/’sekiranya’,وﻟ/lau/ ‘kalu sekiranya’, ﻞﻌﻟ/la’alla/’mudah-mudahan’

Contoh Istifbam : 1. ‘fa hat Lana min sufa’a u fa yasfa’u lana/

ﻂ ‘Masih adakah yang mau menolong kami, maka berilah pertolongan kepaa kami’

2. flaw La kana ‘indi shadiqin yaji’u bi khamsati atafin rubiyyatin/ kalau ada temanku yang memberikan aku lima ribu rupiah saja’

3. /Layta s-sabab ya’udu ghadan/ “Semoga masa muda dapat terulang besok”

An-nida
An-nida adalah panggilan kepada seseorang pada mulanya annida’ ini ditujukan hanya untuk memanggil seseorang saja, namun pada tahapan selanjutnya An- nida’ ini ditujukan pula untuk menyeru ;

An-nida’ (seruan) menggunakan huruf Nida’ yaitu: Ỉ/hamzah/’hai’, يﺁ/ay/’hai’ ,mari, ﺂﻳ/ya/’hai,mari, ي/ya /و/wa/ ي

׀/ayya/ﺂﻳ ﺎﺤ/hayya/. Semua ini digunakan untuk menyeru orang yang dekat. أ/hamzah, digunakan untuk menyeru orang yang dekat

يأ/Ay/menyeru kepada yang dekat dihati dan selalu hadir dalam benaknya. Adakalanya
diperuntukkan يأ/ /Ay/ dan أ/hamzah/untuk memanggil orang yang tinggi martabatnya, dengan penuh kesopanan.

ﺎﻳ/ya/digunakan untuk yang dekat meskipun tidak nampak, atau pada tempat yang jauh. Contoh: بﺮ ﺎﻳ/Ya rabbi/’Ya Tuhanku.

4. KEBERADAAN ILMU BALAGHAH SEBAGAI CABANG ILMU BAHASA

Ilmu Balaghah yang sekilas berbeda dengan ilmu-ilmu babasa yang lain seperti ilmu Nahwu dan Sarf, Qira’ah dan muthala’ah, berbeda dengan Dirasatu 1-mu’jamiyah dan ilmu as-ashaut, namun bila dianalisis secara seksama maka dapat diperincikan keterangan mengenai keterkaitan ilmu Al-Balaghah dengan ilmu-ilmu bahasa yang lain. Keberadaan ilmu Balaghah sebagai salah satu dari cabang ilmu bahasa akan tampak jelas jika diperbandingkan antara ilmu-ilmu tersebut. Keberadaan ilmu Balaghah sebagai ilmu Bahasa Arab tahapan awal terlihat pada kelompok llmu Bayan. Dalam ilmu Bayan terdapat kalam (kalimat yang sempurna) yang terdapat juga dalam ilmu Nahwu yang disebut dengan al-jumlatu I-mufidatu (kalimat yang sempurna)

4.1. Keberadaan llmu Balaghah Dari Segi Uslub. Uslub adalah gaya bahasa atau susunan kalimat yang dituturkan dengan baik, sehingga membuat pembaca atau pendengar terkesima. Uslub dalam ilmu Balaghah dapat dipadankan dengan Ragam Bahasa Indonesia dari sisi Linguistik/ tata bahasa Indonesia. Ragam bahasa yang tercermin dari ilmu Balaghah itu terdiri dari : -Ragam Bahasa ilmiah -Ragam Bahasa Sastra

-Ragam Bahasa Retorik (Pidato)

-Ragam bahasa Ilmiyah
adalah ragam bahasa yang dipergunakan untuk menjelaskan sesuatu secara ilmiyah, ragam bahasa ini digunakan dikalangan pendidik, ilmuwan, cendikiawan, dalam berbagai disiplin ilmu.

-Ragam bahasa sastra
adalah ragam bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan bahasa yang indah mempunyai nilai estetik tinggi, ada kalanya mempunyai penyimpangan dari peraturan Nahwu dan Sarf.

Ali Jarim menyebutkan bahwa : “Uslub Adabi adalah Ragam bahasa yang sulit yang sangat memerlukan keterampilan dan pemikiran yang khusus dan memerlukan hayalan sipenterjemah untuk mengekspresikannya. (Ali Jarim. Tanpa taboo, hal 16).

-Ragam bahasa Retorik adalah ragam bahasa yang dipergunakan oleh para Da’I, ahli pidato (orator), ditujukan untuk terampil berargumentasi. Ragam bahasa Retorik ini di bahas pada ilmu Balaghah dalam kelompok ilmu Badi’. (Al-hasymy dalam Muqaddimah jawahiri 1- Balaghah)

Berpidato merupakan suatu keterampilan yang sangat berharga didalam khalifah-khalifah masyarakat Arab bahkan sebelum datangnya Islam. Untuk menyusun kalimat dengan berbagai uslub yang telah disebutkan tadi diperlukan llmu Tata Bahasa Arab sintaksis Arab ini akan memberikan satu rumusan tentang bentuk kalimat Islamiyah, bentuk kalimat Fi’liyah dan bentuk Syibhu Jumlah.

Dari struktur Fi’liyah dikenal adanya subjek dan predikat atau dari balaghah yang disebut mahkum ‘alayhi dan Mahkum Fih. Demikian juga struktur jumlah islamiyah akan terdiri dari mahkum alayhi dan mahkum
fih.

4.2. Keberadaan Balaghah dari Segi Struktur
llmu Balaghah memperkenalkan banyak struktur kalimat dan dari segi isi (makna kalimat). Struktur kalimat dalam ilmu Balaghah adakalanya terdiri dari ismiyah dan adakalanya jumlah fi’liyah. Struktur jumlah ismiyah sama dengan struktur yang ada pada jumlah al kahabari. Pengenalan tentang mubtad’ dan khabar (jumlah ismiyah) yang terdiri dari jumlah musnad dan musnad ilayhi. Struktur yang terbalik dapat saja dalam ilmu balaghah jika kalimat tersebut hasil karya sastra. Hal seperti ini menandakan adanaya satu kebebasan memilih struktur bagi para sastrawan. Kesamaan struktur Amar antara ilmu Nahwu dan ilmu Balaghah terlihat jelas dari cara pembentukan amar, yaitu :

– Dibentuk dari fi’il amar asli dengan makna perintah secara hakiki (sebenarnya). – Bentuk fi’il Mudhari’ didahului lam Amar – Bentuk Ism Fi’il Amar

– Bentuk masdar sebagai ganti fi’il Amar

Untuk kesamaan struktur ini para ahli balaghah menuliskan sama dalam buku buku mereka, tidak ada yang menuliskan adanya satu perbedaan struktur. Struktur nahyi pads ilmu Balaghah juga “mempunyai kesamaan dengan ilmu Nahwu demikian juga dengan struktur Istifham, struktur Tamanny. Urgensi illmu Balaghah akan sangat terasa apabila diperhatikan kegunaannya ketika menterjamahkan kalimat. Karena dalam Balaghah ada arti leksikal dan ada arti gramatikal. Suatu contoh dapat diperhatikan :

/la takullahuma uffun’ /”janganlah kau katakan ah, pada kedua orang tua mu”.

KALAU SESEORANG TIDAK MENGGUNAKAN ILMU BALAGHAH MAKA IA TIDAK AKAN SAMPAI KEPADA ARTI SEBENARNYA YANG TERKANDUNG DALAM KALIMAT ITU. MAKNA SEBENARNYA JAUH LEBIH DALAM DARI APA YANG DITERJEMAHKAN INI.

Makna tersirat (tersembunyi) dari kalimat diatas adalah sedangkan mengucapkan ah saja dilarang dalam Islam apa lagi berbuat kasar dan tidak baik terhadap orang tua.

SINDIRAN-SINDIRAN HALUS DARI BAHASA AL-QURAN AKAN TERASA MEMBEKAS DI DALAM BENAK SESEORANG, APABILA IA TELAH MENGETAHUI BALAGHAH DAN DASAR-DASAR ILMU TERJEMAH.
5. KESIMPULAN

Sebagai kesimpulan dari makalah ilmiyah ini adalah :

llmu balaghah yang semula oleh sementara orang dikategorikan kepada ilmu sastra, tetapi ilmu balaghah itu adalah sintaksis Arab. Sebagai ilmu semantik tentu ia berkaitan erat dengan ilmu Sintaksis ilmu Nahwu dan ilmu sarf.

Keberadaan ilmu balaghah sebagai ilmu bahasa Arab akan terlihat dengan jelas jika dipergunakan kaca mata balaghah, dengan demikian akan mudah pula untuk mengerti pesan yang terkandung dalam serangkaian kalimat, baik berbentuk sastra ataupun yang bukan sastra.

5.1. Saran

Setiap orang akan merasa kesukaran apabila menggunakan bahasa yang bukan bahasa ibunya. Kendala untuk mengerti ilmu Balaghah atau bahasan mengenai sastra akan lebih sulit dimengerti apabila tidak mempunyai dasar pengetahuan awal. Sebagai penulis menyarankan agar mempelajari tentang ilmu nahwu dan Morfologi Arab dengan baik agar lebih mudah
menyerap, terutama ilmu balaghah yang dianggap sulit itu akan lenyap sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Zayid Zayad, Abdu al-Roziy, Siria 1992. Tatawuru Mafhum Al-Balaghah. AminAhmad. Fairu I-Islam. Kairo, 1955 Ash-shabuny, Muhammad Ali. Rawai’I-Bayani Tafsiru I-ayati I-ahkami mina I-Ourani. Makkah Al-Mukarramah, 1979 Ash-shabuny, Muhammad Ali. ‘Ijazu l-Bayani fi suwari I-Qurani. Maktabah Al-Ghazali Makkah, 1979. Al- Hasyimi, Saleh Muhammad AI-Balaghahtu, l-wadhihatu King Ibnu Suud Riyadh, 1987. Basyir Hasan Kamal, DR Binau s-surati I-fanniyah fibayani I-arabi. Damaskus Bairut. 1987. Jama’ Syari, Balaghah. Bairot. Tanpa Tahun. George. M. Abdul Masih. Dictionarv of Arabic Grammar Libanon. 1985. Ridwan Muhammad Mustafa, dkk. At-tamhidu fi n-nahwi wa s-sarfi. Jami’ah kari YunusLibanon, 1973. Said Fuad. Pengantar Sastra Arab. Pustaka Babussalam Medan, 1984. Siregar Said Ahmad. Fakultas Sastra USU. Sejarah Study Bahasa Indonesia. Fakultas Sastra USU 1982.

Watt Mentegomerry. Kejavaan Islam. Tiara Wacana Yogya 1990.

Penulis:
Zen Geofron

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA