Apa pengertian fungsi economic lot sizing

11

2.1.1.2 Fungsi Persediaan

Berdasarkan

pendapat

Tampubolon

(2004,p190) pentingnya

mengefektifkan  sistem 

persediaan  bahan, 

efisiensi,  operasional  perusahaan

dapat

ditingkatkan

melalui

fungsi

persediaan

dengan

mengefektifkan fungsi

decoupling, fungsi economic size, dan fungsi antisipasi.

1) Fungsi decoupling.

Merupakan

fungsi

perusahaan

untuk

mengadakan persediaan

decouple,

dengan

mengadakan pengelompokkan

operasional secara terpisah-pisah, sebagai contoh

adalah perusahaan manufaktur mobil, skedul perakitan mesin (engine assembly)

dipisah dari skedul perakitan tempat duduk.

2) Fungsi economic size.

Penyimpanan persediaan

dalam

jumlah

besar

dengan

pertimbangan

adanya

diskon

atas

pembelian

bahan,

diskon

atas

kualitas

untuk

dipergunakan

dalam

proses

konversi, serta

didukung kapasitas gudang yang

memadai

.Contohnya

adalah

Badan

Urusan

Logistik

(BULOG) membeli

gabah

dari

petani

(gabah

kering

dan

kadar

air)

untuk

dibuat

persediaan,

pada

umumnya

harga

gabah

ketika

panen masih

murah

dan tergantung mutu (kering

dan basah). Kemudian

pada

waktu

selesai

panen

atau

panceklik, gabah

yang

telah

diproses

menjadi

beras dijual ke pasar, serta pada saat ini BULOG tidak akan membeli gabah dari

petani,  karena  stok  petani  sedikit  dan 

harganya  mahal.  Dengan  demikian

BOLOG menganut fungsi economic lot size.

3) Fungsi antisipasi.

Merupakan penyimpanan persediaan bahan yang fungsinya untuk penyelamatan

jika  sampai  terjadi  keterlambatan  datangnya  pesanan  bahan  dari  pemasok.

Tujuan utama

adalah

untuk

menjaga

proses

konversi

tetap

berjalan

dengan

lancar.

Page 2

Page 4 of 78

Home Start Back Next End

12

2.1.1.3. Pengertian Safety Stock

Menurut

Pujawan

(2005,

p104),

persediaan pengaman

(Safety

Stock) 

berfungsi 

sebagai 

perlindungan  terhadap 

ketidakpastian

permintaan maupun pasokan.

2.1.1.4. Pengertian Lead Time

Menurut

Pujawan

(2005,

p111),

Lead

Time

merupakan waktu

antara perusahaan memesan sampai material atau barang diterima.

2.1.1.5. Biaya-biaya Persediaan

Menurut Ginting, Rosnani (2007,

p129),

Tujuan

dari

manajemen

persediaan adalah

memiliki

persediaan

dalam

jumlah

yang

tepat,

pada

waktu

yang tepat dan. dengan biaya

yang rendah. Karena

itu, kebanyakan

model-model persediaan

menjadikan

biaya

sebagai

parameter

dalam

mengambil keputusan. Biaya dalam

system persediaan secar

umum dapat

dikasifikasikan sebagai berikut:

1.         Biaya Pembelian (Purchasing Cost = c)

Biaya pembelian (purchase

cost)

dari suatu

item adalah

harga pembelian

setiap

unit

item

juka

item

tersebut berasal dari sumber sumber eksternal,

atau

baiaya

produksi

per

unit

bila

item

tersebut berasal

dari

internal

perusahaan atau diproduksi sendiri oleh perusahaan.

2.         Biaya Pengadaan (Procurement Cost)

Biaya

pengadaan dibedakan atas

2

jenis

sesuai

asal

usul

barang,

yaitu

biaya

pemesanan

(ordering

cost)

bila

barang

yang

diperlukan

diperoleh

dari

pihak

luar

(supplier)

dan

biaya

pembuatan

(setup

cost)

bila

barang

diperoleh dengan memproduksi sendiri.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA