Syarat apa saja yang harus dimiliki dari bahan pahat untuk mesin bubut?

Jenis Pahat Bubut yang Perlu Anda Ketahui mari simak di artikel ini. Kualitas dan spesifikasi setiap mesin bubut akhirnya menjadi perhatian penting pada sektor industri. Karena itu sejumlah anggapan bahwa aspek utama dalam penggunaan mesin bubut pastinya memiliki perangkat tambahan seperti pahat bubut beserta jenisnya.

Karena itulah berbagai macam konsep dari penggunaan mesin bubut harus mengetahui seperti apa macam macam pahat dan fungsi dari pahat bubut. Sehingga dari cara kerja mesin bubut terbaik akan langsung memberi dampak besar terhadap produksi di sebuah industri berskala kecil sampai besar.

jenis pahat bubut

Bagi para pegiat dunia pemesinan, tentunya pahat bubut adalah hal yang sudah tidak asing lagi di telinga. Dibawah ini akan dipaparkan secara jelas dan gamblang mewakilinya macam macam pahat.

Pahat Ulir

pahat bubut ulir

Pada pahat ulir menjadi opsi penting untuk membuat ulir yang dibutuhkan dalam skala besar ataupun kecil. Dari fungsi utama jenis pahat ulir bisa dipakai untuk membuat ulir kiri, ulir tunggal, ulir ganda, dan ulir kanan ataupun lainnya. Kemudian dari sudut pahatnya sendiri memiliki pengaturan yang mana bisa dibentuk sesuai hasil produksinya. Sedangkan jenis pahat bubut dari pahat ulir ini sering digunakan dan butuh perawatan ekstra agar tetap awet.

Pahat Potong

pahat bubut potong

Berikutnya ada macam macam pahat jenis bubut potong yang mana fungsinya untuk memotong benda kerja pada saat machining. Kemudian dari proses pemotongan dari jenis bubut potong ini bekerja dengan tambahan senter untuk penahannya. Kemudian dari melakukan proses pemotongan tidak diperbolehkan sampai putus. Sebisa mungkin dari fungsinya harus menghindari beberapa benda kerja yang melompat dari proses pembuatan beberapa perangkat. Bahkan dari patahnya pahat harus bisa dicegah untuk menimbang pahat potong bekerja maksimal.

Pahat Bubut Sisi

pahat bubut sisi

Setiap mesin memiliki macam macam pahat atau jenis pahat bubut sisi ataupun muka. Bahkan dari penggunaannya bisa digunakan dalam sudut 55 derajat. Ditambah lagi digunakan untuk teknik bubut permukaan ujung benda kerja sampai memiliki tekstur rata. Gerakan dari pahatan bubut sisi ini hanya maju mundur, kemudian dari fungsinya harus tetap optimal untuk memperlancar semua proses produksi oleh tukang bubut terdekat.

Pahat Bubut Rata

pahat bubut rata

Proses pembuatan diameter luar benda kerja sampai memiliki tekstur rata dapat diakses dari pahat bubut rata. Karena itulah besar sudut puncak pahat bubut rata ini bisa mencapai 80 derajat. Kemudian dari sudut relatifnya sendiri tidak terlalu banyak berubah. Ditambah lagi ada macam macam pahat terdiri dari 2 macam yakni pahat kiri dan pahat kanan. Setiap jenis pahat kiri ataupun kanan memiliki beberapa fungsi yang bisa memudahkan Anda dalam menghasilkan beberapa perangkat baru.

Pahat Chamfer

pahat bubut chamfer

Sesuai dengan fungsinya, bahwa jenis pahat chamfer masih banyak digunakan untuk proses chamfer di setiap ujung permukaan benda kerja. Jenis Pahat Bubut memiliki besaran sudut tertentu. Kemudian dari jenis chamfer ini juga memiliki sudut umum mencapai 0,2 mm x 45 derajat.

Pahat Bentuk

pahat bubut bentuk

Terakhir ada macam macam pahat atau jenis pahat bubut bentuk yang sering digunakan untuk membentuk permukaan benda kerja. Menariknya dari bentuk pahat bubut satu ini memiliki banyak bentuk, sehingga dari fungsinya bisa disesuaikan dengan keinginan operator. Karena itu, dari jenis ini memiliki bentuk radius.

Ciri-ciri Pahat Bubut

Dibalik banyaknya jenis pahat yang kita temui di pasaran, kamu juga harus tahu nih ada banyak jenis material yang biasa dipakai untuk membuat pahat bubut. Lalu ciri-ciri material ideal yang seperti apa sih yang bisa membuat sebuah pahat bisa memotong jenis logam lainnya? Penasaran? Pantengin terus ya! Kita ulas sampai ke akar!

  • Pertama, material yang digunakan harus lebih keras dari material benda kerja yang akan dipotong, kira-kira sekitar 30 % sampai 50%.
  • Kedua, harus bisa tahan terhadap kejutan termal.
  • Ketiga, tidak ada reaksi kimia dengan benda kerja dan cairan pendingin.
  • Bisa menahan banyaknya tumbukan (impact).
  • Bisa menahan aus yang tinggi.
  • Dan juga mudah dan murah dalam pembuatannya.

Dan, sayangnya, jarang ada lho material tunggal yang bisa mencakup semua ciri dengan good quality yang bisa membuat alat potong ideal seperti yang sudah disebutkan di atas. Contohnya saja nih, pada alat potong keramik yang memiliki ketahanan panas tinggi, tapi, material berbahan ini tidak bisa menahan besarnya daya kejut dan tumbukan yang tinggi. Berikut akan penulis jelaskan tentang bahan-bahan seperti apa yang umum digunakan pada material pahat bubut dan bagaimana details bahannya.

Material Pahat Bubut

  1. Baja karbon adalah salah satu material yang telah lama dipakai sebagai material pahat bubut dan jenis alat potong lainnya. Perkakas berbahan baja karbon mengandung sekitar 0,8% – 1,3% karbon, 0,1% – 0,4% silicon, dan 1% mangan. Karena kandungan karbonnya yang tinggi, proses pengerasan pada material baja karbon dilakukan dengan heat treatment yang mana kekerasannya bisa mencapai 62 RC dan mulai akan melunak pada 180˚C. Sayangnya, material berbahan baja karbon hanya sanggup memotong dengan kecepatan rendah, yaitu 5 m/menit.
  2. Pahat bubut yang terbuat dari High Speed Steel dikatakan juga sebagai pahat pengganti dari pahat bubut yang terbuat dari baja karbon. Kecepatan potongnya bisa empat kali lipat dari baja karbon yaitu sekitar 10 sampai 60 m per menit.

Berbagai macam macam pahat Bubut dan fungsinya masih memiliki potensi besar dalam menilai bagaimana cara kerja semua komponen dari pemahatan secara tepat. Bahkan tingkat akurasi sistem pahat bubut yang terdiri dari berbagai macam macam pahat dihadirkan untuk menghasilkan banyak konsep terbaik dari satu proses kerja mesin bubut.

Demikian pembahasan tentang jenis pahat bubut atau macam macam pahat yang dapat kami paparkan. Semoga dapat bermanfaat untuk kamu.

Jasa & Layanan Bengkel Bubut Teknik Jaya Component, Jasa Machining, dan Jasa Bubut Terpercaya

Jasa Machining Terbaik

Order Sekarang
Klik Disini

Galeri Produksi
Klik Disini

You're Reading a Free Preview
Pages 5 to 9 are not shown in this preview.

Material Pahat Bubut

Mesin bubut merupakan salah satu mesin yang digunakan dalam proses pemesinan. Pekerjaan pemesinan umumnya mempertemukan dua jenis material yaitu material pahat dan material benda kerja. Karena pahat merupakan salah satu komponen utama yang memegang peranan penting dalam proses pembubutan, maka material pahat yang digunakan haruslah cocok. Untuk menjamin kelangsungan proses ini dengan baik maka diperlukan beberapa kriteria material pahat bubut yang akan digunakan untuk menyayat dan memotong benda kerja pada mesin bubut. Adapun kriteria material pahat bubut yang perlu diperhatikan antara lain:

Kekerasan

Material pahat bubut harus memiliki tingkat kekerasan yang cukup tinggi melebihi kekerasan benda kerja yang akan dibubut. Kekerasan material pahat bubut tidak hanya pada temperatur ruangan tapi harus mampu bertahan pada temperatur tinggi, dengan kata lain material pahat bubut harus memiliki hot hardness yang tinggi pada saat proses pembentukan geram berlangsung.

Keuletan

Keuletan pada material pahat bubut yang cukup besar berfungsi untuk menahan beban kejut yang terjadi sewaktu pembubutan  dengan interupsi maupun sewaktu memotong benda kerja yang mengandung partikel/bagian yang keras (Hard Spot).

Ketahanan Beban Kejut Termal

Ketahanan beban kejut termal diperlukan pada material pahat bubut bila terjadi perubahan temperatur yang cukup besar secara berkala/periodik.

Sifat Adhesi Yang Rendah

Material pahat bubut haruslah memiliki sifat adhesi yang rendah untnuk mengurangi afinitas benda kerja terhadap pahat, mengurangi laju keausan dan penurunan gaya pemotong.

Daya Larut Elemen/Komponen Material Pahat Rendah

Daya larut elemen material rendah dibutuhkan pada material pahat bubut untuk memperkecil laju keausan akibat mekanisme difusi.

Kekerasan yang rendah dan daya adhesi yang tinggi tidak diinginkan pada material pahat bubut, sebab pahat bubut akan terdeformasi, terjadi keausan tepi dan keausan kawah yang besar. Keuletan yang rendah serta ketahanan beban kejut termal yang kecil mengakibatkan rusaknya mata potong maupun retak mikro yang menimbulkan kerusakan fatal. Kriteria material pahat bubut seperti di atas memang perlu dipunyai oleh material pahat bubut. Tetapi, tidak semua sifat tersebut dapat dipenuhi secara berimbang. Pada umumnya kekerasan dan daya tahan termal yang dipertinggi selalu diikuti oleh penurun keuletan.

Secara berurutan, material pahat bubut tersebut dapat disusun mulai dari yang paling lunak tetapi ulet sampai yang paling keras tetapi getas sebagai berikut:

1. Pahat Baja Karbon (High Carbon Steels ; Carbon Steels ; CTS)

Baja dengan kandungan karbon yang relatif tinggi 9o,7% - 1,4%C) tanpa unsur lain atau dengan presentase unsur lain yang rendah 2%Mn, W, Cr) mempunyai kekrasan permukaan permukaan yang cukup tinggi. Dengan proses perlakuan panas, kekerasan yang tinggi ini (500 - 1000 HV) dicapai karena terjadi transformasi martenstit. Karena martenstit akan melunak pada temperatur sekitar 250oC, maka baja karbon ini hanya digunakan pada kecepatan potong yang rendah (sekitar VC = 10mm/min). Pahat jenis ini hanya dapat memotong logam yang lunak ataupun kayu.

2. Pahat HSS (High Speed Steels ; Tools Steel)

Merupakan baja paduan tinggi dengan unsur paduan crom dan tungsten. Melalui proses penuangan (molten metalurgy) kemudian diikuti pengerolan ataupun penempaan baja dibentuk menjadi batang atau silindris. Pada kondisi lunak (Annealed) bahan tersebut dapat diproses secara permesinan menjadi berbagai bentuk pahat potong. Setelah dilakukan proses laku panas, kekerasannya akan cukup tinggi sehingga dapat digunakan pada kecepatan potong yang tinggi (sampai dengan tiga kali kecepatan potong untuk pahat CTS), sehingga dinamakan dengan Baja Kecepatan Tinggi (High Speed Steel/HSS). Apabila telah aus maka HSS dapat diasah sehingga mata potongnya tajam kembali karena sifat keuletan yang relatif baik. Pahat ini selain digunakan untuk pahat bubut biasanya juga digunakan untuk pahat gurdi dan skrap.

Hot hardness dan recovery hardness yang cukup tinggi dapat dicapai berkat adanya unsur paduan W, Cr, Mo, Co. Pengaruh unsur tersebut pada unsur dasar besi (Fe) dan karbon (C) adalah sebagai berikut:

Tungsten/Wolfram (W)

untuk mempertinggi hot hardness dimana terjadi pembentukan karbida, yaitu paduan yang sangat keras, yang menyebabkan kenaikan temperatur untuk proses hardening dan tempering.

Chromium (Cr)

Menaikan hardenability dan hot hardness. Crom merupakan elemen pembentuk karbida akan tetapi Cr menaikan sensitifitas terhadap over heating.

Vanadium (V)

Menurunkan sensitifitas terhadap over heating serta menghaluskan besar butir. Vanadium juga merupakan elemen pembentuk karbida.

Molibdenum (Mo)

Mempunyai efek yang sama seperti W, akan tetapi lebih terasa (2% W dapat digantikan oleh 1% Mo). Selain itu, Mo - HSS lebih liat, sehingga mampu menahan beban kejut. Kekuarangannya adalah lebih sensitif terhadap over heating (hangusnya ujung - ujung yang runcing sewaktu dilakukan proses Heat Treatment)

Cobalt (Co)

Bukan elemen pembentuk kerbida. Ditambahkan pada HSS untuk menaikan Hot Hardness dan tahanan keausan. Besar butir menjadi lebih halus sehingga ujung - ujung yang runcing tetap terpelihara selama proses Heat Treatment pada temperatur tinggi.

Klasifikasi pahat HSS menurut komposisinya yaitu:

   » Molybdenum HSS: standar AISI (American Iron and Stell Institute) M1;M2;M7;M10

   » Tungsten HSS: Standar AISI T1;T2

• Cobalt Added HSS: Standar AISI M33;M36;T4;T5 dan T6

• High Vanadium HSS: Standar AISI M3-1;M3-2;M4;T15

• High Hardness Co. HSS: Standar AISI M42;M43;M44;M45;M46

3. Pahat Paduan Cor Non Ferro (Cast Nonferrous Alloys ; Cast Carbides)

Paduan cor non ferro (Stellite) adalah campuran (paduan) yang memiliki sifat antara HSS dan Carbida, digunakan dalam hal khusus diantara pilihan dimana karbida terlalu rapuh dan HSS mempunyai Hot Hardness dan Wear Resistance yang terlalu rendah. Material jenis ini dibentuk secara tuang menjadi bentuk yang tidak terlalu sulit msalnya tool bit (sisipan) yang kemudian diasah menurut dimensi yang dibutuhkan. Paduan nonferro terdiri atas empat elemen utama yaitu:

a. Cobalt sebagai pelarut bagi elemen - elemen yang lain.

b. Cr (10% - 35% berat) yang membentuk karbida.

c. W (10% - 25% berat) sebagai pembentuk karbida menaikan kekerasan secara menyeluruh.

d. Carbon (1% C membentuk jenis yang relatif lunak sedangkan 3% jenis yang keras serta tahan aus).

4. Pahat Karbida (Cemented Carbides)

Merupakan jenis pahat yang disemen (cemented carbides) dengan bahan padat yang dibuat dengan cara sintering serbuk karbida (nitrida oksida) dengan bahan pengikat yang umumnya dari kobalt (Co). Cara carbuzing  masing - masing bahan dasar (serbuk). Tungsten, titanium, tatalum yang dibuat menjadi karbida yang digiling dan disaring. Salah satu atau campuran karbida tersebut kemudian dicampur dengan bahan pengikat (Co) dan dicetak tekan dengan memakai bahan pelumas (lilin). Setelah itu dilakukan presintering (1000oC pemanasan mula untuk menguapkan bahan pelumas) dan kemudian sintering (1600oC). Hot hardness carbida yang disemen hanya akan menurun bila terjadi perlunakan elemen pengikat. Semakin besar presentase pengikat Co maka kekerasannya menurun dan sebaliknya keuletannya membaik. Modulus elastisitasnya sangat tinggi demikian pula berat jenisnya. Koefisien muainya 1/2 dari baja dan konduktivitas panasnya sekitar 2 atau 3 kali konduktivitas panas HSS. Ada tiga jenis utama pahat karbida sisipan, yaitu:

a. Karbida tungsten (WC+Co) yang merupakan jenis pahat karbida untuk memotong besi tuang (Cast Irong Cutting Grade)

b. Karbida Tungsten Paduan (WC-TiC+Co;WC-TaC-TiC+Co;WC-TaC+Co;WC-TiC-TiN+Co;TiC+Ni,Mo) merupakan jenis pahat karbida pemotong baja (Steel Cutting Grade)

c. Karbida lapis (Coated Cemented Carbides) merupakan jenis karbida tungsten yang dilapis beberapa lapis karbida, nitrida oksida lain yang lebih rapuh tetapi ihot hardness tinggi.

5. Pahat Keramik (Ceramics)

Merupakan paduan metalik dan non-metalik menurut definisi yang sempit, sedangkan menurut definisi yang luas merupakan paduan semua material kecuali metal dan organik. Keramik mempunyai sifat yang khas yaitu relatif rapuh sehingga membatasi/mempersulit kegunaannya. Salah satu usaha memperkecil sifat kerapuhan adalah dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dalam pembuatan serbuk yang halus, murni, dan homogen.

Perambatan retak pada struktur keramik dihambat dengan cara sebagai berikut :        

a. Menyerap energi perambatan retak dengan menambahkan partikel   yang semi stabil.  

b. Mengarahkan dan menghambat perambatan retak dengan menambahkan serat halus.  

c. Menumbuhkan retak-retak mikro yang tak beraturan sehingga menghambat pertumbuhan retak besar, dengan cara menambahkan partikel yang mempunyai koefisien muai yang berbeda yang akan menimbulkan retak mikro sewaktu proses pendinginan berlangsung.

6. Pahat CBN (Cubic Boron Nitrides) 

CBN termasuk jenis keramik, dibuat dengan penekanan panas sehingga serbuk grafit putih nitrida boron dengan struktur atom heksagonal berubah menjadi struktur kubik. CBN dapat digunakan untuk proses pemesinan berbagai jenis baja dalam keadaan dikeraskan (hardenned steel), HSS, besi tuang, maupun karbida semen. Afinitas terhadap baja sangat kecil dan tahan terhadap baja sangat kecil dan tahan terhadap perubahan reaksi kimia sampai dengan temperatur pemotongan 1300o(kecepatan potong tinggi). Dibuat dalam bentuk sisipan dan mempunyai harga yang mahal. 

7. Pahat Intan (Sinterred Diamonds dan Natural Diamonds)

Sintered Diamond merupakan hasil proses sintering serbuk  intan tiruan dengan bahan pengikat Co (5% - 10%). Hot Hardness sangat tinggi dan tahan terhadap deformasi plastik. Sifat ini ditentukan oleh besar butir intan serta persentase dan komposisi material pengikat. Karena intan pada temperatur tinggi akan berubah menjadi grafit dan mudah terdifusi menjadi atom besi, mata pahat intan tidak digunakan untuk memotong bahan yang mengandung besi (ferrous). Cocok bagi Ultra highprecision dan mirror finishing bagi benda kerja non fero ( Al alloys, Cu alloys, Plastics, rubber).

Dalam proses pemesinan umumnya kita menggunakan jenis pahat HSS untuk mesin gurdi dan karbida untuk mesin frais dan bubut (dan dapat juga sebagai sisipan pada jenis pahat lainnya). Tabel di bawah ini merupakan tabel  perbedaan antara pahat HSS dan Karbida.

Page 2

Sepuh 86 blog is a blog created with the aim of sharing knowledge. In this blog, various learning materials will be posted, both vocational and general learning materials.

The Sepuh 86 blog is managed by Sepuh 86 members which was formed in 2012. The Sepuh 86 blog began to be published in 2017 with the initial aim as a means of communicating with Sepuh 86 members. In its development, this blog was finally used as a means to convey material - lesson material. This is based on the difficulty of finding relevant learning materials as teaching materials.

With this blog, it is hoped that it can meet the needs of learning materials for both academics and the general public who want to add insight and knowledge.

We really look forward to your criticisms and suggestions for building the Sepuh 86 blog to be even better and if anyone wants to contribute articles, please contact us via the contact form.

Thank You.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA