Apa maksud dari yaumul ruh

Jakarta -

Eksistensi manusia sebagai ciptaan Allah SWT akan melewati tiga fase kehidupan, sebagaimana dijelaskan oleh Dr. Muhammad Abdurrahim Az-Zaini dalam bukunya yang bertajuk Filsafat Kematian. Salah satunya akan memasuki fase alam penantian menunggu datangnya hari kiamat.

Fase ini merupakan fase kedua, setelah fase kehidupan di dunia. Tepatnya, setelah kematian telah mendatangi seorang manusia. Di sana, manusia yang sudah meninggal akan menempati alam untuk menunggu datangnya hari kebangkitan. Alam inilah yang disebut dengan alam kubur atau alam barzakh.

"Alam barzakh adalah suatu dunia lain yang dimasuki seseorang setelah meninggal dunia untuk menunggu datangnya kebangkitan kembali pada hari kiamat," tulis Muh. Akbar Nasrulah dalam buku Bebas Tes Surga atau Neraka?

Bahkan manusia-manusia yang singgah di alam barzakh sudah ada sejak zaman Nabi Adam AS. Allah SWT berfirman dalam surat Al Mu'minun ayat 100 yang berbunyi,

لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّا ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا ۖ وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ

Artinya: Agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan. "Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu adalah dalih yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan."

Buku tersebut juga menjelaskan, ruh dan jasad manusia akan terpisah saat memasuki alam kubur atau alam barzakh. Ruh manusia dengan bekal perbuatan baiknya selama di dunia akan ditempatkan di Illiyin dan mendapatkan kenikmatan seperti di surga.

Sebaliknya, ruh dengan bekal amal perbuatan yang buruk semasa hidupnya akan ditempatkan di Sijjin. Inilah yang merupakan tempat ruh manusia mendapat siksa layaknya neraka menunggu kebangkitan di hari kiamat.

Lantas, bagaimana jasad manusia saat di alam kubur atau alam barzakh?

Mengutip dari Sumber Belajar Kemdikbud, manusia akan bertemu, ditanya, dan diperiksa oleh malaikat Munkar dan Nakir di alam kubur. Para malaikat itu pun akan menanyakan tentang amal perbuatan manusia ketika menjalani kehidupan di dunia hingga perihal Tuhan, nabi, dan agamanya.

Hal ini sebagaimana termaktub dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,

إِذَا قُبِرَ الْمَيِّتُ أَوْ قَالَ أَحَدُكُمْ أَتَاهُ مَلَكَانِ أَسْوَدَانِ أَزْرَقَانِ يُقَالُ لأَحَدِهِمَا الْمُنْكَرُ وَالآخَرُ النَّكِيرُ ، فَيَقُولَانِ : مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ ؟ فَيَقُولُ مَا كَانَ يَقُولُ

Artinya: "Apabila mayat atau salah seorang dari kalian sudah dikuburkan, ia akan didatangi dua malaikat hitam dan biru, salah satunya Munkar dan yang lain Nakir, keduanya berkata: Apa pendapatmu tentang orang ini (Nabi Muhammad)? Maka ia menjawab sebagaimana ketika di dunia..." (HR Tirmidzi).

Bila seseorang dapat menjawab rangkaian pertanyaan dari kedua malaikat tersebut dengan benar, maka ia akan mendapatkan nikmat kubur hingga datangnya hari kiamat. Sebaliknya, siksa kubur akan menghampirinya bila pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab dengan benar.

Sebab itulah, alam kubur ini dapat dikatakan sebagai tempat singgah manusia yang telah meninggal dunia untuk menunggu datangnya hari kiamat kelak. Wallahu'alam.

Simak Video "Heboh! Jasad Ditemukan Utuh Setelah 20 Tahun Dikubur di Sumut"



(rah/row)

Jakarta -

Yaumul Ba'ats artinya peristiwa saat Allah SWT membangkitkan kembali seluruh manusia yang telah meninggal dari alam kubur. Dikutip dari Sumber Belajar Kemendikbud, manusia akan diarahkan ke Padang Mahsyar.

"Kebangkitan manusia ini akan terjadi setelah ditiupkan sangkakala yang kedua oleh Malaikat Israil. Seluruh manusia mulai zaman Nabi Adam sampai manusia terakhir bangkit dari kubur," tulis Sumber Belajar Kemendikbud, dikutip Jumat (8/10/2021).

Bukti kebenaran adanya Yaumul Ba'ats telah diterangkan dalam beberapa firman Allah SWT. Salah satunya melalui surat Al Hajj ayat 7,

وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُورِ

Artinya: "Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur."

Berikut arti Yaumul Ba'ats lebih lengkap disertai gambaran dan hikmahnya

A. Gambaran Yaumul Ba'ats

Gambaran tentang peristiwia Yaumul Ba'ats telah dijelaskan Allah SWT melalui firmanNya QS An Nahl ayat 38. Menurut tafsir Kementerian Agama, Allah SWT membangkitkan dan menghidupkan kembali semua manusia dengan suatu tujuan. Mereka akan dimintai untuk pertanggungjawaban amal perbuatannya selama hidup di dunia.

وَأَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ ۙ لَا يَبْعَثُ اللَّهُ مَنْ يَمُوتُ ۚ بَلَىٰ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

Artinya: "Dan mereka bersumpah dengan (nama) Allah dengan sumpah yang sungguh-sungguh, "Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati." Tidak demikian (pasti Allah akan membangkitkannya), sebagai suatu janji yang benar dari-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."

Mengutip dari Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti oleh Kemenag, semua kondisi manusia, baik yang meninggal akibat kiamat kubra, hingga kematian karena kecelakaan semuanya dihidupkan kembali oleh Allah SWT tanpa terkecuali. Bahkan bagi jasadnya yang telah hilang saat meninggal pun Allah SWT bangkitkan pada peristiwa Yaumul Ba'ats.

B. Hikmah Yaumul Ba'ats dan iman kepada hari akhir

Yaumul Ba'ats dan rangkaian peristiwa lain saat kiamat menjadi alasan seoran muslim wajib mengimani hari akhir. Ada beberapa hikmah yang dikandung dari beriman kepada hari kiamat seperti dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas VI SD.

Hikmah iman kepada hari akhir adalah:

  1. Mendorong manusia untuk senantiasa taat dan ikhlas dalam menjalankan perintah Allah SWT
  2. Tanggung jawab dan berhati-hati dalam melakukan setiap perbuatan agar tidak mendatangkan dosa
  3. Menunjukkan perilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hari
  4. Teguh dalam melakukan setiap perbuatan dan pekerjaan yang diridhai Allah SWT
  5. Senantiasa menjalani hidup dengan penuh harap karena yakin adanya pahala dari Allah SWT
  6. Menyadarkan manusia untuk tidak terlena terhadap kesenangan dan gemerlap dunia.

Demikianlah penjelasan tentang Yaumul Ba'ats dengan sedikit gambarannya. Semoga wawasan ini bisa menambah keimanan kita semua ya, Sahabat Hikmah. Aamiin.

Simak Video "Cara Orang-orang Terkaya di Dunia Hadapi 'Hari Kiamat' "



(rah/row)

قُلۡ هَلۡ اُنَـبِّئُكُمۡ بِشَرٍّ مِّنۡ ذٰ لِكَ مَثُوۡبَةً عِنۡدَ اللّٰهِ‌ ؕ مَنۡ لَّعَنَهُ اللّٰهُ وَغَضِبَ عَلَيۡهِ وَجَعَلَ مِنۡهُمُ الۡقِرَدَةَ وَالۡخَـنَازِيۡرَ وَعَبَدَ الطَّاغُوۡتَ‌ ؕ اُولٰٓٮِٕكَ شَرٌّ مَّكَانًا وَّاَضَلُّ عَنۡ سَوَآءِ السَّبِيۡلِ

Katakanlah, apakah perlu saya beritahukan kepadamu tentang sesuatu yang lebih jelek pembalasannya di sisi Allah? Yaitu orang yang dikutuk oleh Allah dan dimurkai. Sebagian mereka dijadikan (seperti) kera dan babi dan menyembah taghut. Mereka itulah yang mendapat tempat yang paling jelek dan paling sesat dari jalan yang benar (Al-Maidah: 60)

Merenungkan berbagai ayat Quran tentang penciptaan manusia, akan kita temukan bahwa jenis makhluk ini dicipta dari sesuatu yang dianggap hina, tetapi menjadi mulia atau dimuliakan. Adam dicipta dari tanah, yang dianggap hina dan lebih rendah daripada Iblis yang dicipta dari api. Anak keturunan Adam diciptakan dari saripati tanah (nuthfah, mani) yang dianggap hina dan menjijikkan, tetapi dijadikan oleh Allah sebagai makhluk yang sempurna dan dimuliakan (ahsani taqwim). Karena dimuliakan oleh Allah, malaikat pun bersujud memuliakan Adam, tidak merasa lebih baik meski ia dicipta dari cahaya. Anak keturunan Adam juga dimuliakan oleh Allah, wa laqad karramna bani Adama, sehingga diberikan amanah dengan tugas termulia di bumi, sebagai khalifah.

Kemuliaan yang diberikan kepada manusia karena unsur ruh yang ditiupkan Allah ke dalam jasad basyariyahnya. Ruh manusia (ruhul insan) ini kekal sejak ia diciptakan sampai Allah mentakdirkan kembali apakah akan tetap dihidupkan atau dimusnahkan. Sebagian ulama merinci perjalanan panjang ruh manusia dari awal sampai akhir dalam sembilan tahapan. Tahap pertama alam ruh sebelum ditiupkan ke janin dalam kandungan, berikutnya alam Rahim, lahir ke dunia hidup di alam dunia, keempat alam sakar (sakaratul maut), kelima alam barzakh, alam kebangkitan (yaumul ba’ts), alam pengumpulan (mahsyar), alam penimbangan amal (mizan/hisab), dan kesembilan alam akhir (yaumul akhir); surga atau neraka. Sejak ia dicipta dan dimasukkan ke janin yang dikandung seorang ibu di dunia, ruh tadi sudah menyatu dengan jasad (basyar) sampai dengan ia dilahirkan di dunia, hidup dalam masa yang ditentukan ajalnya. Ajal adalah batas kehidupannya di dunia, yang jika telah datang tidak akan dapat diajukan atau diundurkan. Batas akhir itu ditandai dengan tidak lagi berfungsinya unsur basyariyah, dan pada saat itu ruh tidak lagi bisa bertempat di dalamnya. Ia akan kembali menghadap Tuhan Yang Menciptakannya.

Ruh yang kembali kepada Tuhannya itu ia akan tetap ada selama-lamanya sampai hari akhir. Jika ruh tadi kemudian masuk surga dan kekal di dalamnya (khalidina fiha abada) atau masuk neraka dan kekal pula di dalamnya (khalidina fiha), maka sifat ruh dengan sendirinya adalah kekal. Ada yang menarik ketika menyebut kekalnya orang kafir di neraka dengan istilah khalidina fiha (kekal di dalamnya), sedangkan untuk penghuni surga khalidina fiha abada (kekal di dalamnya selama-lamanya). Ini mengesankan beberapa hal, salah satunya adalah sifat kekekalan penghuni surga tanpa batas sedangkan kekekalan penghuni neraka berbatas. Sampai di sini, sesungguhnya manusia (dalam pengertian ruhnya) adalah kekal, baik ia kelak di neraka maupun di surga. Tentu saja kekal karena dikekalkan oleh Dzat Yang Maha Kekal, Allah Swt, sampai Allah berkehendak apakah ruh-ruh tadi termasuk surga dan neraka sebagai tempat huniannya akan dimusnahkan atau dipertahankan ada. Bisa jadi, Allah akan membuat sistem kehidupan baru, semua yang ada dimusnahkan, termasuk surga dan neraka beserta penghuninya, wallahu A’lam.

Ruh manusia yang kembali kepada Allah meninggalkan jasad basyariyahnya, ada yang dalam kondisi mulia dan dimuliakan sebagaimana awal penciptaannya. Disambut malaikat dengan penuh penghormatan sebagaimana hormat dan tunduknya mereka kepada Adam pertama kali, karena kemuliaan dan kesucian ruhya. Ia dihormati dan dimuliakan sejak berpisahnya dari jasad, alam barzakh, sampai hunian terakhirnya di Surga, diberi penghormatan tertinggi oleh malaikat. Sebaliknya, ada yang kembali dengan penuh rasa malu, menyesal, hina dan dihinakan. Malaikat yang dulu tunduk hormat, berbalik menjadi sosok yang sangat mengerikan dan menakutkan baginya. Bukan hanya ketika di alam akhir, bahkan kengerian wajah malaikat konon sudah tergambar sejak ruh hina tadi akan diambil dari jasad, ketika ditempatkan di alam barzakh, sampai dengan hunian terakhir, neraka. Sosok malaikat yang sangat keras dan kejam menemani kehidupannya sepanjang masa.

Jasad Basyariyah Manusia: Perpaduan Unsur Babi dan Kera?

Al-Maidah ayat 60 sangat inspiratif untuk direnungkan terkait jasad basyariyah manusia yang menjadi hunian ruhnya di dunia. “orang-orang yang dikutuk oleh Allah dan dimurkai, sebagian mereka oleh Allah dijadikan kera dan babi serta penyembah thagut. Mereka itulah yang mendapat tempat yang paling buruk dan yang paling sesat dari jalan yang benar (QS. Al-Maidah: 60). Ayat itu menyebut, sosok manusia yang paling jelek dijadikan (seperti) kera dan babi. Penyebutan dua binatang itu menarik, ketika dikaitkan dengan temuan ilmiah DNA. Dalam ilmu DNA, binatang yang paling mirip dengan DNA manusia adalah kera dan babi. Apakah dengan demikian jasad basyariyah manusia merupakan perpaduan unsur kera dan babi?

Penyebutan dua binatang itu membawa kita pada perenungan mendalam, bahwa ruh dan jasad manusia selama di dunia akan selalu terjadi perebutan, kontestasi, konfrontasi, berlomba saling mengalahkan. Ruh ingin memenangkan pertempuran dengan instrument-instrumen senjata yang disiapkan Allah (agama dan seperangkat peraturannya), sedangkan jasad berebut mengalahkan mendominasi kehidupan dengan memperturutkan keinginannya yang ditunggangi oleh setan yang sengaja dicipta untuk itu. Kontestasi bahkan konfrontasi terus menerus antara unsur kehinaan dan kemuliaan, antara ruh dan jasad berlangsung secara abadi. Nabi menyebutnya sebagai jihad akbar. Kontestasi abadi antara ruh, babi dan kera dalam jasad basyariyah manusia.

Jika pertarungan tadi dimenangkan oleh jasad basyariyah ditandai keinginan yang selalu diperturutkan, akan mendegradasi kemanusiaanya menjadi kera dan babi, bahkan lebih dari hina dari itu (ulaika kal an’am, bal hum adhallu). Tsumma radadnahu asfala safilin, dikembalikan kepada Allah dalan kondisi yang paling hina dari yang hina. Sebaliknya, jika pertarungan dimenangkan ruh ilahiyahnya, ditandai dengan ketundukan terhadap aturan yang dibuat penciptanya, maka ia akan kembali dalam kondisi yang mulia dan dimuliakan, bahkan sejak masih di dunia.

Pengasuh Pondok Pesantren UII
Suyanto Thohari

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA