Allah SWT memiliki nama a Aziz yang artinya

Al-‘Aziz merupakan salah satu nama terbaik Allah SWT.

Senin , 07 Dec 2020, 14:12 WIB

Foto : MgRol112

Al-Aziz, Allah yang Maha Perkasa. Ilustrasi Lafadz Allah

Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Al-‘Aziz merupakan salah satu nama terbaik Allah SWT yang menunjukkan kehebatan, keperkasaan, kekuatan, keperkasaan, dan kemantapan. Al-‘Aziz mengandung arti bahwa Dia Maha Mengalahkan siapa saja yang melawan-Nya, dan tidak akan terkalahkan oleh siapa pun.

Baca Juga

Allah menyebut diri-Nya dengan al-‘Aziz karena dalam Dzat memenuhi tiga syarat. Tiga syarat itu, menurut Imam al-Ghazali, adalah peran dan kekuasaan-Nya yang sangat penting, keberadaan-Nya sangat dibutuhkan, dan sulit diraih atau disentuh.

Allah memiliki kewenangan, kekuasaan, dan kedigjayaan mutlak, termasuk dalam memberikan dan menahan rahmat-Nya untuk makhluk-Nya. “Apa saja di antara rahmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia, maka tidak ada yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan-Nya, maka tidak ada yang sanggup melepaskannya setelah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana” (Qs Fathir [35]: 2).

Kemuliaan itu bisa diperoleh apabila hamba selalu tunduk dan taat kepada al-‘Aziz. Ketaatan kepada al-‘Aziz mengantarkan hamba kepada kedekatan, sedangkan kedekatan kepada-Nya membuatnya selalu menghamba, meneladani, dan memiliki jiwa al-‘izzah.

Nabi Muhammad saw bersabda, “Sesungguhnya Tuhan kalian berfirman setiap hari; Akulah al-‘Azîz (Yang Maha Mulia, Maha Perkasa), siapa yang menghendaki kemuliaan dunia dan akhirat, hendaklah dia taaat kepada al-‘Aziz,” (HR al-Hakim, al-Dailami, dan Ibn Asakir dari Ibn Anas ra).

Dengan demikian, kekuatan dan kemuliaan manusia itu tidak terletak pada kedudukan sosial dan kekuasaan politiknya, melainkan tergantung pada kedekatan hubungan dan ketaatannya kepada Allah al-‘Aziz. Kedekatan dan ketaatan hamba menjadi penentu kekuatan dan kemuliaannya dalam mengarungi samudera kehidupan yang penuh gelombang dan angin kencang.

Jadi, sandaran vertikal hamba adalah al-‘Aziz. Hamba al-‘Aziz yang sejati pasti tidak akan pernah melacurkan diri dan kehormatannya demi kekayaan dan kekuasaan dengan menghalalkan segala cara. Hamba al-‘Aziz pantang merendahkan dirinya dengan menjadi pengemis, peminta-minta jabatan, pemuas syahwat kekuasaan.

Kesadaran teologis semacam ini mendidik hamba untuk tidak bermaksiat dengan menuhankan hawa nafsunya. Sebaliknya, karena Allah itu al-‘Aziz, maka hamba selalu memodali hati dan pikirannya dengan iman, Islam, dan ihsan yang terbaik.

Iman, Islam, dan ihsan hamba al-‘Aziz selalu dipupuk dan diperteguh dengan ilmu yang bermanfaat, dan dibuktikan dengan amal shalih yang memberi nilai tambah bagi kemanusiaan dan keumatan. Hamba al-‘Aziz selalu berupaya menjadi khaira ummah, umat pilihan dan unggulan, yang selalu memainkan peran dakwah amar ma’ruf dan nahi munkar di tengah kehidupan.

-----

Muhbib Abdul Wahab, Dosen Pascasarjana FITK UIN Syarif Hidayatullah, Sekretaris Lembaga Pengembangan Pondok Pesantren PP Muhammadiyah.

//www.suaramuhammadiyah.id/2020/11/29/al-aziz-allah-yang-maha-perkasa/

  • al aziz
  • allah swt
  • nama allah
  • kehebatan

sumber : Suara Muhammadiyah

ilustrasi arti Al Aziz, sumber gambar: //www.freepik.com/

Dikutip dari buku Cerita & Makna Asmaul Husna untuk Anak oleh Wahyuni & Nurpadilah (2017: 17), arti Al Aziz yang terdapat pada Asmaul Husna yaitu Maha Perkasa. Kemahaperkasaan yang dimaksud adalah bahwasanya Allah memiliki kekuatan atau mukjizat yang diberikan kepada orang-orang yang dipilih-Nya. Dengan memperoleh mukjizat tersebut, maka orang-orang pilihan Allah akan mampu menegakkan kebenaran.

“Tuhan langit dan bumi dap apa yang ada di antara keduanya Yang Maha Perkasa langit Maha Pengampun.” (QS. Shaad ayat 66).

Dari ayat tersebut, dapat diketahui bahwa Allah memiliki sifat Al Aziz yang sangat agung. Kemahaperkasaan Allah melebih langit dan bumi, sehingga kekuatan yang ada pada-Nya sangat tidak terbatas dan tidak mampu dinalar oleh manusia.

ilustrasi arti Al Aziz, sumber gambar: //www.freepik.com/

Kandungan Makna dan Arti Al Aziz

Asma Allah Al Aziz banyak disebutkan di dalam Al-Qur’an dan tersebar di berbagai surat. Makna Al Aziz yaitu Dzat yang mencakup seluruh makna-makna kekuasaan. Kekuasaan yang ada pada Allah sangat luas maknanya, yakni kekuatan, keperkasaan, kemenangan dan ketidakbutuhan.

Arti Al Aziz juga sering dimaknai sebagai Yang Maha Mulia atau Yang Maha Perkasa. Oleh karena itu, tidak ada makhluk yang mampu menandingi kekuasaan-Nya. Allah mampu menundukkan dan mengalahkan segala yang ada di alam semesta dengan kebesaran-Nya.

Hikmah yang dapat diambil dari arti Al Aziz yaitu jika seseorang diberi mandate atau kekuasaan, maka ia harus menyadari bahwa ada yang lebih berkuasa dan berkekuatan dari dirinya. Orang yang memiliki kekuasaan hendaknya menggunakan kekuatannya sesuai dengan fungsinya dan tetap berorientasi pada akhlak terpuji. Sebab, sejatinya seorang yang memiliki kekuasaan adalah seorang pemimpin bagi orang-orang di sekitarnya.

Setiap muslim dapat meneladani sifat Al Aziz dengan cara membentuk diri menjadi lebih kuat dan berani dalam menghadapi ketidakadilan, kejahatan dan kemunafikan. Semuanya dapat dimulai dari diri sendiri yang artinya kita harus bisa mengendalikan diri dari berbagai perbuatan buruk. Selain itu, kita juga perlu melawan rasa takut dan lemah dalam menghadapi berbagai rintangan.

Jika mampu mengendalikan diri menjadi lebih baik dan menghadapi semua rintangan, maka kita akan mampu memperjuangkan kebaikan di sekitar kita. salah satu nama Asmaul Husna ini sangat relevan jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. (DLA)

Nama Allah, Al-’Aziiz: ( العزيز ) dibaca Al ‘Aziz termasuk Al-Asma`ul Husna, terdapat dalam firman-Nya:

Surat Al-Baqarah ayat 129:

Nama Allah, Al ‘Aziizu berasal dari ‘azza ya’uzzu yang berarti mengalahkan. Namun juga dapat berasal dari kata ‘azza ya’izzu yang bermakna tidak ada duanya, sangat susah diraih, atau dapat juga berasal dari ‘azza ya’azzu yang berarti menguatkan sehingga tidak terbendung. Kata Al Aziz sendiri sering diberi makna yang Maha Perkasa atau yang Maha Mulia. Sedang kata izzat sering dimaknai kemuliaan, keperkasaan atau kekuatan.

Al-’Izzah ( yang berasal dari kata عَزَّ-يَعِزًُّ artinya mengalahkan dan memaksa.

Contoh penggunaan kata itu dengan makna tersebut:

إِنَّ هذَا أَخِي لَهُ تِسْعٌ وَتِسْعُوْنَ نَعْجَةً وَلِيَ نَعْجَةٌ وَاحِدَةٌ فَقَالَ أَكْفِلْنِيْهَا وَعَزَّنِي فِي الْخِطَابِ

“Sesungguhnya saudaraku ini mempunyai sembilan puluh sembilan ekor kambing betina dan aku mempunyai seekor saja. Dia berkata: Serahkanlah kambingmu itu kepadaku, dan dia mengalahkan aku dalam perdebatan. (Shad: 23)

Sehingga maknanya adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Perkasa, memaksa dan mengalahkan musuh-musuh-Nya, sedang musuh-Nya tidak mampu mengalahkan dan memaksa-Nya. Makna inilah yang paling banyak penggunaannya.

Dari kata عَزَّ-يَعَزُّ artinya kuat.(Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin mengatakan:

“Sifat ‘izzah menunjukkan kesempurnaan sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bahwa tiada yang menyerupainya dalam hal kuat/mulia kedudukan-Nya.”

Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di mengatakan:

Al-’Aziz artinya yang memiliki segala macam kemuliaan: kemuliaan kekuatan, kemuliaan kemenangan, dan kemuliaan pertahanan. Sehingga tidak seorangpun dari makhluk dapat mencelakai-Nya. Dan Ia mengalahkan dan menundukkan seluruh yang ada, sehingga tunduklah kepada-Nya seluruh makhluk karena kebesaran-Nya.

Huzur membacakan ayat 11 Surah Al Fatir (35:11) – yang terjemahnya sebagai berikut:

“Whoever desires honour, and let him know that all honour belongs to Allah. To Him ascend good works and righteous work helps them rise. And those who plot evils, for them is a severe punishment; and the plotting of such will perish.”

Baca Juga : As Salam Artinya

Huzur bersabda, salah satu sifat Allah adalah Al Aziz (Yang Maha Gagah Perkasa). Hal ini tercantum di dalam berbagai ayat Alqur’an sebanyak seratus kali dalam pembahasan yang berbeda-beda – dengan pengecualian satu dua ayat – sifat Al-Aziz ini senantiasa terkait dengan sifat Allah lainnya.

Imam Raghib menerangkan, arti kata Al-Aziz adalah Dia Wujud yang dominan; tidak dapat didominasi. Menafsirkan Surah 63: ayat 9, Imam Raghib bersabda, sesungguhnya kemuliaan Allah Taala, Rasul-Nya dan kaum mukminin adalah kemuliaan yang berlangsung lama. Dan menurut Surah 35: ayat 11, barangsiapa ingin memperoleh kemuliaan, mintalah kepada Allah Taala.

Menurut kamus lexicon, Aziz adalah salah satu sifat Allah – yang mengandung arti, Dzat yang musykil diakses; karena Maha Kuasa dan Gagah Perkasa.  Huzur bersabda, ringkasnya, Aziz adalah salah satu Asma-Nya, yang dikarenakan kesempurnaannya dan sifatnya yang sangat khusus, maka hanya dapat disandang oleh wujud Allah Swt saja.

Oleh karenanya, hanya dengan cara membina “Hablum-Minallah” sajalah manusia dapat memperoleh daya dan kekuatan yang sejati. Imam Razi menerangkan, risalah kenabian adalah derajat kerohanian tertinggi yang hanya dapat diperoleh dari Dia Dzat Yang Maha Kuasa.

Oleh karena itulah Dia menyatakan di dalam Surah Sad ayat 10 (38:10) – untuk menjawab keberatan kaum kafirin – yakni, Dia-lah yang Maha Memiliki Segala Kekuatan untuk memberi karunia kepada makhluk ciptaan-Nya.

Huzur bersabda, kini keberatan yang sama itu diajukan pula terhadap Hadhrat Masih Mau’ud a.s.: Bagaimana mungkin berbagai wahyu dan risalah kenabian diberikan kepada wujud Mirza Ghulam Ahmad. Pertanyaan ini diajukan oleh seorang wanita Kristen di Germany, betapa mungkin seorang manusia biasa di daerah terpencil Provinsi Punjab India, mendakwakan diri sebagai Al-Masih Yang Dijanjikan ? Huzur menjawab, justru pertanyaanya itu sudah langsung terjawab dengan sendirinya.

Anda bertanya saat ini di Germany; yakni hal ini menunjukkan, pesan tabligh kebenaran beliau kini telah menyebar ke seluruh penjuru dunia. Jemaat Ahmadiyah sekarang telah berada di lebih 190 negara. Ada juga yang mengajukan keberatan, bagaimana mungkin seorang non-Arab dapat memperoleh status kenabian.

Bagaimana mungkin seorang Punjabi dapat menjadi Al-Masih Yang Dijanjikan. Mereka mengajukan keberatan ini berdasarkan bunyi Hadithnya belaka; tidak memahami hikmah tafsirnya dengan mendalam.

Huzur bersabda, kondisi khas yang telah terjadi pada semua rasul Allah terdahulu itu, pada zaman kini pun terjadi pula pada seorang pecinta dan hamba sejati Rasulullah Saw. Yakni, Allah Taala sendiri yang menyatakan bahwa Dia Maha Perkasa, Maha Pemberi Karunia, Pemilik Segala Sesuatu; tak ada yang menyamai-Nya.

Huzur berdoa, semoga Allah memberikan pengertian pesan kebenaran ini kepada kaum Muslimin pada umumnya. Yakni, sebagaimana tercantum di dalam Alquran Surah 58: ayat 22, Dia pun menyatakan bahwa, manakala Karunia-Nya telah diberikan kepada seorang hamba-Nya yang sejati, maka segala bantuan-Nya pun ikut menyertainya.

Menerangkan maksud dan tujuan missi para rasul Tuhan, Huzur bersabda, dalam hal bukti keberhasilan missi mereka, cukuplah memadai berbagai bukti kemenangan missi mereka ketika mereka masih hidup.

Baca Juga : Al Quddus Artinya

Membacakan berbagai ringkasan sumber rujukan otentik [para waliullah terdahulu], Huzur bersabda, yang dimaksud dengan istilah Jihad sebagaimana yang mereka tulis, tidaklah sama dengan yang kini mereka lakukan, yakni Jihad dengan kekerasan. Inilah mengapa sebabnya kaum Muslimin sekarang ini tidak mendapat kemuliaan. Karena niatnya sudah tidak benar, maka konsekwensi yang mereka terima pun tidak positif.

Sedangkan Jamaah Imam Mahdi a.s. ini, yang melaksanakan Jihadnya dengan pena, dengan bukti-bukti dan akidah yang kuat, hasilnya adalah, berbagai macam bangsa dari seluruh peloksok dunia cepat menerima pesan tabligh ini. Karena sesungguhnya, Allah Taala telah mengkhabar gaibkan kepada Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bahwa beliau akan memperoleh keunggulan, apapun rintangannya.

Menerangkan Alquran Surah 58: ayat 22, Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda, Allah Telah menetapkan, “kataballhu laa aghlibanna anna wa rasulih”, bahwa pada akhirnya Dia dan rasul-Nya lah yang senantiasa memperoleh kemenangan.

Bca Juga : Yaumul Qiyamah

Dan beliau Hadhrat Masih Mau’ud a.s. adalah rasul yang tidak membawa shariat. Beliau hanyalah seorang abdi dan perwujudan sejati dari Rasulullah Muhammad Saw. Beliau bersabda, ayat ini telah terbukti kebenarannya oleh para nabi dan rasul terdahulu; sejak Nabi Adam a.s. hingga Rasulullah Saw; begitu pun kepada beliau [Hadhrat Masih Mau’ud a.s.].

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA