Yang merupakan corak bangunan candi yang berada di Jawa Tengah

Candi-candi Jawa Tengah bagian selatan menggambarkan susunan masyarakat yang feodalistik dengan raja sebagai pusat dunia. Candi-candi yang ukurannya lebih kecil mengitari candi utama yang lebih besar.

a)    Komplek Candi Roro Jonggrang (Prambanan)

Di sekitar Candi Prambanan ini banyak terdapat candi-candi kecil dan tiga candi induk. Komplek candi ini didirikan atas perintah Raka i Pikatan dan selesai semasa pemerintahan Raja Daksa dari Mataram. Candi Prambanan merupakan candi Hindu karena nama candi-candinya memakai nama dewa-dewa Hindu. Komplek candi ini didirikan di kaki Gunung Merapi.

b)    Candi Kalasan

Candi Kalasan bercorak Mahayana, tingginya 6 meter dengan stupa 52 buah. Candi ini didirikan pada 778 M atas perintah Raka i Panangkaran sebagai persembahan kepada Dewi Tara. Panangkaran sendiri beragama Hindu-Siwa, namun karena ketika itu yang berkuasa atas Mataram adalah Dinasti Syailendra maka agama Buddha pun berkembang pesat di Mataram. Pada Prasasti Kalasan yang ditulis dalam bentuk puisi berbahasa Sansekerta dan huruf Pranagari, disebutkan bahwa para rahib Buddha meminta izin kepada Raja Panangkaran untuk mendirikan tempat suci untuk Dewi Tara. Raja mengabulkannya dan menghadiahkan Desa Kalasan kepada para rahib. Dewi Tara sendiri adalah dewi kasih-sayang dan pelindung bagi umat Buddha.

c)    Candi Borobudur

Candi Borobudur, tingginya mencapai 42 meter, juga merupakan candi Mahayana, terletak di Magelang, utara Yogyakarta. “Borobudur” berasal dari kata“bara” dan “budur”. Bara berasal dari kata wihara atau biara dari Sansekerta yang berarti kuil atau asrama. Sedangkan budur diperkirakan berasal dari kata beduhur yang artinya “di atas”. Jadi, Borobudur dapat diartikan sebagai biara yang ada di atas bukit. Candi ini didirikan sekitar tahun 800-an M atas perintah raja-raja Mataram dari Dinasti Syailendra. Bentuk dasar candi ini adalah punden berundak-undak, namun disesuaikan dengan filosofi Buddha Mahayana. Borobudur bersusun tiga tingkat, yaitu kamadhatu, rupadhatu, dan arupadhatu dengan relief sepanjang 4 km dan arca Buddha berjumlah lebih dari 500 buah. Pada seluruh dinding Borobudur, terdapat sebelas seri relief yang memuat kurang-lebih dari 1.460 buah adegan. Relief-relief tersebut memuat berbagai kisah: cerita Buddha, surga dan neraka, dan kisah-kisah dari kitab yang terkenal seperti cerita Karmawibhangga. Namun, sebagian relief lain masih belum dapat diartikan ceritanya. Di atas puncak Borobudur ini terdapat sebuah stupa yang paling besar. Di setiap stupa terdapat patung Buddha dalam berbagai posisi.

d)    Candi Mendut

Candi Mendut terletak 2 km arah selatan dari Candi Borobudur, juga merupakan candi Buddha dan didirikan raja Mataram pertama dari Dinasti Syailendra, Raja Indra. Dengan demikian, usianya lebih tua dari Borobudur. Di dalam candi terdapat tiga patung Sang Buddha. Masing-masing adalah patung Buddha Cakyamurti yang duduk bersila dan bersikap sedang berkotbah; patung Awalokiteswara, yaitu Boddhi-satwa penolong manusia; dan patung Maitreya, yaitu Boddhisatwa pembebas manusia di alam akhirat. Awalokiteswara atau Avalokiteshvara adalah patung Buddha dengan amithaba di mahkotanya yang melambangkan dharma, sedangkan Padmapani atau Vajrapani merupakan patung Buddha yang memegang bunga terati merah di tangannya sebagai lambang sangha. Pada dinding candi terdapat relief cerita fabel (cerita dunia binatang).

e)    Candi Pawon

Candi ini berada di antara Borobudur dan Mendut, juga bercorak Buddha, diperkirakan berasal dari masa yang sama dengan Borobudur-Mendut. Posisi Candi Pawon sejajar dengan letak Borobudur dan Mendut. Bahan dasar candi ini adalah batu andesit. Tubuh candi dihiasi ukiran pohon kalpataru yang dipahat dengan sangat halus. Namun, patung-patung di dalamnya sudah hilang entah ke mana. Di atas pintu masuk, terdapat hiasan bermotif kalamakara, yaitu relief berupa makhluk surga, singa, pohon, dan sukur-sulur bunga teratai. Seluruh badan candi dihiasi dagoba-dagoba.

f)    Komplek Candi Sewu

Komplek Candi Sewu didirikan oleh Raja Indra dari Dinasti Syailendra, merupakan candi Buddha juga, terletak di utara Candi Prambanan, di tapal batas Yogyakarta-Surakarta dan selesai dibangun kira-kira tahun 1098 M. Candi Sewu masih berkaitan dengan Candi Prambanan. Sebagian dari 1.000 candi yang diminta Roro Jonggrang adalah candi-candi yang ada di Sewu. Namun, pendapat tersebut meragukan mengingat Prambanan adalah candi Hindu sedangkan Sewu adalah candi Buddha. Walaupun disebut Candi Sewu namun jumlah candi yang ada tidak mencapai seribu, melainkan hanya 241, terdiri dari satu candi induk, dikelilingi oleh 240 candi perwara (candi kecil) yang tersusun atas empat baris. Pada pintu masuk candi terdapat dua buah arca Dwarapala, yakni arca raksasa yang duduk menjaga pintu dan memegang gada.

g)    Komplek Candi Plaosan

Komplek Candi Plaosan berlokasi di Desa Plaosan, Klaten. Komplek candi ini terdiri atas Plaosan Lor (Utara) dan Plaosan Kidul (Selatan). Kelompok candi utara bentuknya lebih besar dari yang ada di selatan. Berbeda dengan kebanyakan candi yang ada di Jawa Tengah, Candi Plaosan ini menghadap ke barat. Komplek ini didirikan atas perintah Raja Mataram, Raka i Pikatan yang Hindu dan Pramodawardhani (Sri Kaluhunan), istri Raka i Pikatan yang beragama Buddha dari Dinasti Syailendra. Komplek bagian utara terbagi atas dua halaman dan pada setiap halaman terdapat candi induk. Kedua halaman tersebut dikelilingi oleh tembok dalam dan luar yang jaraknya agak berjauhan. Pada halaman antara kedua tembok keliling itu terdapat 58 candi perwara dan 128 stupa. Tinggi stupanya lebih dari 7 meter.

h)    Candi Sukuh

Candi Sukuh merupakan candi Siwa peninggalan Majapahit, terletak di lereng Gunung Lawu, Karanganyar. Pada candi ini terlihat corak Jawa asli yang mendominasi daripada corak Hindu. Relief candi ini sangat sederhana dibanding candi-candi lainnya, tampak kasar, dan terkesan dibuat oleh orang desa yang bukan ahli pahat profesional. Candi ini berbentuk punden berundak-undak. Dengan demikian, dapat ditarik simpulan: meski agama Hindu-Buddha memengaruhi kehidupan, namun masyarakat setempat masih menjungjung tinggi roh nenek-moyang.

Candi ini memiliki patung dan pahatan berupa lingga (alat kelamin pria) yang berhadapan dengan yoni (alat kelamin perempuan). Inilah candi yang paling erotis yang pernah ada di Jawa. Namun, pembuatan lingga-yoni ini bukan dimaksudkan sebagai seni pornografis, melainkan melambangkan kesuburan, kemakmuran serta cenderung mistis. Di sisi kanan candi terdapat relief pasangan wanita-pria yang menggendong bayi. Candi ini menggambarkan proses persatuan wanita-pria hingga kelahiran manusia.

Di samping relief kesuburan, ada pula relief dan tugu tentang pewayangan, seperti kelahiran Bima, anak kedua Pandawa; Bima sedang membu.nuh raksasa Kalantaka; cerita Sudamala yang mengisahkan Sadewa bungsu Pandawa yang diikat oleh Dewi Durga di sebatang pohon.

i)    Candi Sajiwan

Candi Sajiwan terletak di selatan Prambanan, merupakan candi Buddha, didirikan sebagai tempat pendarmaan Rakryan Sanjiwana. Sanjiwana merupakan nama lain dari Sri Pramodawardhani, anak Samaratungga yang menikah dengan Raka i Pikatan Raja Mataram. Candi ini sekarang tinggal pondasinya saja.

j)    Candi Lumbung

Candi Lumbung terletak di selatan Candi Sewu namun bentuknya lebih kecil, bercorak Buddha. Candi ini terdiri atas candi pusat yang dikelilingi enam belas candi berbentuk persegi empat. Atapnya kini telah runtuh.

k)    Candi Sari

Candi Sari disebut juga Candi Bendah, merupakan candi Buddha, lokasinya tak jauh dari Candi Kalasan; dibangun bersamaan dengan Candi Kalasan, terlihat dari arsitekturnya yang tak jauh beda. Di depan pintu masuk terdapat dua raksasa (Dwarapala) yang memegang gada dan ular sebagai penjaga candi. Candi Sari ini merupakan wihara dengan panjang 17,32 m dan lebar 10 m.

Candi-candi di Jawa Tengah bagian utara- Corak candi Jawa Tengah bagian utara mengambarkan susunan masyarakat demokratis. Kedemokratisan ini terlihat dari tak ada candi yang mencolok melebihi candi lainnya.

a)    Komplek Candi Dieng
Komplek Candi Dieng berdiri di dataran tingggi Dieng, Wonosobo, dibangun oleh Wangsa Sanjaya dari Mataram pada abad ke-8 hingga ke-9 M. Candi-candi yang ada di komplek ini bercorak Hindu dan merupakan tempat ziarah raja-raja Mataram. Namanama candi yang terdapat di komplek ini semuanya diambil dari dunia pewayangan, seperti Puntadewa, Bima, Arjuna, Gatotkaca, Semar, Sumbadra, dan Srikandi.

b)    Komplek Candi Gedong Songo
Komplek ini terletak di lereng Gunung Ungaran, Ambarawa, didirikan pada abad ke-7 sampai ke-8 M oleh Sanjaya sebagai penghormatan terhadap Dewa Trimurti umat Hindu, khususnya Siwa. Candi-candi di komplek ini berjumlah sembilan (songo dalam bahasa Jawa). Bangunan ini termasuk candi tertua yang ada di Jawa.

c)    Candi Canggal

Candi Canggal ini ditemukan di daerah Sleman dan didirikan semasa pemerintah Raja Sanjaya dari Mataram. Pada candi inilah terdapat Prasasti Canggal yang menceritakan asal-usul Dinasti Sanjaya.

Mengunjungi Wisata Candi di Jawa Tengah (Foto: )

Siska Permata Sari Kamis, 15 April 2021 - 20:06:00 WIB

JAKARTA, iNews.id - Candi di Jawa Tengah sangat beragam. Salah satu yang populer adalah Candi Borobudur yang terletak di Magelang. Selain itu, masih banyak lagi Candi yang tersembunyi di Jawa Tengah yang eksotis dan legendaris.

Banyaknya bangunan Candi di Jawa Tengah tersebut tidak lepas dari sejarahnya. Mengutip situs Kepustakaan Candi, pada abad ke-7 sampai dengan awal abad ke-8, terdapat kerajaan Hindu bernama Kalingga di Jawa Tengah. Kemudian di akhir paruh pertama abad ke-8, Raja Sanjaya mengubah nama Kalingga menjadi Mataram. 

BACA JUGA:
5 Destinasi Wisata di Solo Paling Hits, Wajib Masuk Bucketlist

Mataram ini lalu diperintah oleh keturunan Sanjaya (Wangsa Sanjaya) dan selama masa pemerintahan itu, diperkirakan telah dibangun candi-candi Syiwa di pegunungan Dieng. Pembangunan Candi di Jawa Tengah kemudian berlanjut hingga Pemerintahan Raja Syailendra, di mana pada masa ini, sebagian besar candi di Jawa Tengah dibangun.

Oleh karenanya, tidak heran Candi di Jawa Tengah jumlahnya lebih dari 15. Jika Anda berwisata ke Jawa Tengah, jangan lupa mengunjungi situs-situs bersejarah tersebut. Beberapa di antaranya juga memiliki pemandangan serta bangunan yang eksotis, lho!

BACA JUGA:
5 Destinasi Wisata di Semarang yang Populer, Wajib Coba!

Penasaran? Berikut rekomendasi wisata di Jawa Tengah dengan tema candi, seperti dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (15/4/2021).

1. Candi Borobudur

Jumlah pengunjung Candi Borobudur turun drastis akibat pandemi Covid-19. (Antara)

Candi di Jawa Tengah di urutan pertama yang paling populer adalah Borobudur. Ini adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Saking populernya, Candi Borobudur menjadi objek wisata tunggal di Indonesia yang paling banyak dikunjungi wisatawan dan masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia.

Ditilik dari sejarahnya, Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Bangunan ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang di atasnya terdapat tiga pelataran melingkar. Kemudian pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha.

Kini, Candi Borobudur tidak hanya sebagai objek wisata terkenal di Indonesia. Tetapi, juga digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan di mana tiap tahunnya umat Buddha dari seluruh Indonesia dan mancanegara datang dan berkumpul untuk memperingati Trisuci Waisak.

2. Candi Plaosan

Foto: Instagram@cipta_ryan_pratamaa

Di urutan berikutnya ada Candi Plaosan yang juga tak kalah populer. Candi Plaosan ini terletak di Dukuh Plaosan, Desa Bugisan, Klaten, Jawa Tengah. Candi ini merupakan candi Buddha yang diperkirakan dibangun pada awal abad ke-9 M. 

Candi ini juga terbagi menjadi dua, yaitu kompleks Candi Plaosan Lor dan kompleks Candi Plaosan Kidul. Saat ini, Candi Plaosan merupakan salah satu destinasi wisata religi di Jawa Tengah. Pemandangan dan bangunan yang cantik di Candi Plaosan juga membuat destinasi ini memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

3. Candi Pawon

Rute Menuju Candi Pawon

Selanjutnya ada Candi Pawon. Candi yang satu ini terletak di antara Candi Mendut dan Candi Borobudur. Ditilik dari sejarahnya, Candi Pawon diketemukan pada akhir abad ke-19 dalam keadaan rusak. Kemudian, Candi Pawon mulai diperbaiki pada tahun 1903 dan diketahui sempat mengalami pemugaran sejak tahun 1897 – 1904.

Menariknya, menurut filolog dari Belanda Johannes Gijsbertus de Casparis, Candi Pawon merupakan tempat penyimpanan abu jenazah Raja Indra, ayah Raja Samarrattungga dari Dinasti Syailendra. Selain memiliki bangunan cantik dan kaya sejarah, Candi Pawon juga dikelilingi pemandangan hijau yang sejuk.

4. Candi Mendut

Foto: Instagram@thierry_boon

Selanjutnya ada Candi Mendut. Candi di Jawa Tengah ini terletak di Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Lokasi Candi Mendut ini rupanya terletak hanya sekitar 3 km dari Candi Borobudur. Diperkirakan, Cabdi Mendut ini dibangun oleh raja pertama dari wangsa Syailendra pada tahun 824 M. 

Menurut perkiraan pakar, usia Candi Mendut lebih tua daripada usia Candi Borobudur, lho! Jika Anda berwisata ke Candi Borobudur, jangan lupa mengunjungi Candi Mendut dan Candi Pawon.

5. Candi Gedong Songo

Sejumlah pengunjung menikmati pemandangan alam kawasan Candi Gedong Songo, Kabupaten Semarang. (Sindonews, Ahmad Antoni)

Candi Gedong Songo atau Candi Gedongsanga ini letaknya di puncak Gunung Ungaran, tepatnya di Desa Candi, Kecamatan Somawono, Semarang, Jawa Tengah. Sesuai namanya, di kompleks candi ini terdapat sembilan (sanga) buah candi. 

Candi Gedong Songo merupakan ditemukan oleh Thomas Stamford Raffles dan merupakan peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra abad ke-9. 

Berada di puncak gunung, wilayah Candi Gedong Songo cenderung bersuhu dingin. Pemandangan di sekitarnya pun tidak kalah indah, di mana kecantikan alam dan bangunan kuno berpadu menjadi satu.


Editor : Vien Dimyati

TAG : destinasi destinasi wisata wisatawan Gunung Ungaran magelang

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA