Who killed cock robin bercerita tentang

Who Killed Cock Robin 2nd Poster (dok. MOVIECAPELLA)

Belakangan ini film garapan perdana sineas MOVIECAPELLA, Who Killed Cock Robin berhasil mencuri rasa penasaran publik dengan rangkaian kontroversi yang dibuatnya. Mulai dari tragedi kesurupan, problematika kesehatan mental, hingga salah seorang aktrisnya, Ni Kadek Indira, yang dikabarkan meninggal bunuh diri setelah proses syuting selesai. Terlepas dari permasalahan-permasalahan tersebut, film Who Killed Cock Robin masih mendapatkan respons positif pada final trailer mereka yang rilis tanggal 7 Juli lalu. Namun, mengesampingkan ulasan positif dan antusiasme yang membludak, nampaknya penggemar film horor tanah air harus dibuat gigit jari dengan wacana gagal tayangnya film Who Killed Cock Robin di Indonesia.

Terancam tidak lulus sensor

Tinggal tersisa satu minggu menuju tanggal perilisan, film Who Killed Cock Robin masih belum mengantongi Surat Tanda Lulus Sensor dari lembaga perfilman Indonesia. Bukan hal mengejutkan mengingat cuplikan adegan-adegan sensitif yang bahkan telah ditampilkan secara eksplisit pada ketiga video trailernya. Berdasarkan penggolongan Motion Picture Association of Amerika (MPAA), film Who Killed Cock Robin mendapat rating R karena memuat kekerasan grafis, konten seksual, penggunaan narkoba, serta dialog-dialog vulgar. Poin-poin tersebut ditenggarai menjadi permasalahan yang membuat perizinan tayang macet di tengah jalan. Belum lagi cerita mengenai Father Michael dan Sister Leanne, [kejahatan duo Claythornes yang digambarkan sebagai pemuka agama dianggap memperolok dan meremehkan agama dan/atau simbol agama tertentu]dua tokoh yang kejahatannya diungkap pada film, yang berpotensi memunculkan isu keagamaan dan tidak sesuai dengan kriteria penyensoran Pasal 14 pada Permendikbud Nomor 14 Tahun 2019 tentang Pedoman dan Kriteria Penyensoran, Penggolongan Usia Penonton, dan Penarikan Film dan Iklan Film dari Peredaran.

Dikecam Masyarakat Korea Selatan

Film Who Killed Cock Robin dibuat berdasarkan kisah nyata tragedi pembantaian di Pulau Paradis, Kota Silla, pada tahun 2019 silam. Tak hanya bermasalah di tanah air, film Who Killed Cock Robin juga memunculkan sentimen terhadap sebagian golongan masyarakat, terutama keluarga dan orang-orang terdekat korban. Salah satunya adalah Bae Taeyang, idol asal Korea Selatan yang dikenal sebagai eks-member MONSTEEN. Bae Taeyang diberitakan mengalami gangguan kecemasan akibat trauma yang dibawa cuplikan trailer film Who Killed Cock Robin. Tak hanya Bae Taeyang, sejumlah pihak yang didominasi oleh keluarga korban juga turut melayangkan protes dan kecaman terhadap rumah produksi MOVIECAPELLA yang dinilai melanggar nilai etis dengan memanfaatkan tragedi sebagai ladang bisnis. 

Sekalipun film Who Killed Cock Robin berhasil mendapatkan Surat Tanda Lulus Sensor di kemudian hari, probabilitas ancaman tutup tirai masih tidak dapat dihindari. Jika problematika sensitifitas di kalangan masyarakat terus berlanjut, sangat memungkinkan apabila Lembaga Perfilman kembali menarik izin peredaran film Who Killed Cock Robin dari bioskop-bioskop di tanah air.

(J/E).

disclaimer.


(Sumber gambar)

Kali ini review gue akan membahas film-film bergenre misteri dan thriller. Tentu saja genre film kayak ini bakal punya adegan-adegan dan plot twist yang akan bikin kalian terpana. Sayang sih, walaupun gue suka genre film seperti ini, kayaknya gue jarang menemukan film yang bener-bener pure tegang dan mengandalkan plot twist yang cerdas. Kali ini gue akan membahas “Who Killed Cock Robin”, “Non Stop”, “The Gift”, dan “47 Metres Down”


1. WHO KILLED COCK ROBIN (2017)

(Sumber gambar)

Asia Timur emang menghasilkan film-film crime thriller yang cukup berkualitas (Hong Kong aja gudangnya film bertema gangster). Film bergenre sama yang selalu gue kenang karena kualitas cerita dan plot twistnya yang dahsyat adalah “Beast Stalker” besutan sutradara action berbakat Dante Lam. Perlu kalian ingat kalo gue bukan penggemar film action, kecuali kalo emang film ini memiliki aura “misteri” yang kuat dan juga plot twist yang keren. Nah, baru kali ini gue menemukan film thriller Asia yang setara dengan “Beast Stalker”.

Film ini boleh gue kategorikan sebagai “hidden gem” karena gue nggak habis mengerti kenapa gue bisa sampai nggak tahu ada film misteri sebagus ini. Mungkin guenya yang kudet atau film ini emang kurang viral. Film ini bercerita tentang seorang wartawan yang suatu malam menyaksikan sebuah kecelakaan mobil yang menewaskan salah satu penumpangnya. Ternyata kecelakaan itu merupakan tabrak lari dan sang wartawan, mengikuti naluri investigasinya tentu saja, mulai mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi malam itu dan menguak pelaku yang sebenarnya.

Amanat sebenarnya yang ingin disampaikan film ini adalah “jangan ikut campur urusan orang lain” sebab investigasinya yang walaupun awalnya bertujuan baik, justru akhirnya akan menghancurkan hidupnya sendiri dan kehidupan orang-orang yang terlibat dalam kasus itu. Ada plot twist-plot twist (yak, nggak hanya satu) di film ini yang sama sekali nggak terduga dan plot twist terakhir ketika identitas sang pelaku terbongkar bener-bener bikin gue menganga dan nggak habis pikir.

Film asal Taiwan ini layak kalian simak kalo kalian penggemar genre film seperti ini. Walaupun film ini tentu nggak sempurna, semisal terlalu banyak kebetulan di film ini yang kayaknya nggak masuk akal dan tiba-tiba aja ada karakter baru penting di pertengahan cerita, namun tetap saja film ini amat recommended buat pecinta misteri.

Gue kasih film ini skor 4,5 CD berdarah.


2. NON STOP (2014)

(Sumber gambar)

Gue sebenarnya sih selalu menutup mata sama film-film action-nya Liam Neeson. Kata orang-orang sih film-filmnya B-aja. Tapi film ini lebih masuk ke genre mystery-thriller dan akhirnya gue coba-coba karena reviewnya cukup bagus. Dan ternyata gue sama sekali nggak kecewa.

Di film ini, Liam Neeson berperan sebagai air marshall (penegak hukum yang bertugas menjaga keamanan pesawat) yang ikut dalam sebuah penerbangan. Tiba-tiba ia mendapat ancaman teroris misterius bahwa ia akan membunuh satu penumpang tiap 20 menit kecuali uang sejumlah 150 juta dollar ditransfer ke akun sang teroris. Ketika satu demi satu para awak dan penumpang menemui ajal, justru karakter Liam Neeson lah yang dicurigai sebagai pelakunya.

Sebagai film thriller, film ini cukup berhasil. Sebagai film misteri, apalagi. Twist demi twist yang nggak terduga terjadi di tiap adegan. Bisa dibilang gue sama sekali nggak bisa menebak jalan ceritanya, bahkan siapa yang akan jatuh sebagai korban. Twist tentang identitas pelakunya ... hmmm, nggak terlalu spesial sih. Tapi pas revelasi gimana cara si pelaku membunuh pelakunya, gue sempat kaget dan puas dengan plot twist itu. Yah, banyak yang bilang film-filmnya Liam Neeson tuh cuman aji mumpung dan nggak terlalu berkualitas, tapi yang ini jelas layak kalian simak jika kalian menggemari film misteri.

Gue kasi film ini skor 3,5 CD berdarah.

3. THE GIFT (2015)

(Sumber gambar)

Film ini mengklaim dirinya sebagai film bergenre “psychological thriller”, tentu jika ini benar maka film ini harusnya menjadi film yang nggak hanya menegangkan, namun juga cerdas. Namun melihat trailernya, film ini sepertinya punya plot yang kelewat simpel dan nggak terlalu spesial juga (trope-nya udah sering dipake di Hollywood). Selain itu aktornya Jason Bateman setahu gue adalah aktor komedi, jadi gue sih awalnya nggak terlalu yakin. Tapi karena banyak review bagus tentang film ini, makanya gue nggak segan mencoba. Dan ternyata, film ini melampaui semua ekspektasi gue.

Di film ini, Jason Bateman berperan Simon, seorang pria sukses yang menikmati hidup sempurnanya bersama istrinya di Los Angeles. Namun semua berubah ketika ia bertemu dengan teman lamanya, Gordo, yang kemudian menjadi sosok posesif dan meneror mereka berdua. Akan tetapi, seperti gue singgung tadi, film ini ternyata tak sesimpel yang kalian duga. Ada plot twist mencengangkan yang akan mengubah jalannya cerita hingga 180 derajat. Dan yang juga gue suka endingnya amat memuaskan dan bergantung pada pemirsa bagaimana mereka akan menginterpretasikannya.

Overall, film ini gue kasi skor 4 CD berdarah (well, I love movies with good plot twist) dan begitu kelar film ini akan ngingetin kalian ama film-film Korea (gue nggak akan kasi tau yang mana biar nggak spoiler hehehe).

4. 47 METRES DOWN (2017)

(Sumber gambar)

Ada banyak hal yang mendorong gue menonton film ini. Pertama, gue suka film-film tentang hiu, apalagi ada adegan kejar-kejaran yang seru. Film bergenre sama yang terakhir gue tonton adalah “The Shallows” yang sayangnya walaupun seru, menurut gue ceritanya terlalu minimalis. Menurut gue film hiu harusnya jadi staple genre horor yang lebih banyak dieksplore, karena sangat berpotensi buat adegan-adegan yang tegang, gory, sekaligus penuh jumpscarenya. Film-film hiu seperti ini juga bsia digarap layaknya film slasher, cuman di sini pelakunya adalah “mother nature” sendiri hehehe. Dan alasan kedua adalah film ini dibintangi aktris-aktris favorit gue seperti Mandy Moore (gue ngefans banget ama dia sejak SMP and damn, she never gets old even a bit!) dan Claire Holt dari “Vampire Diaries”.

Film ini sebenarnya punya konsep yang sederhana. Dua orang turis cewek mencari “adrenalin” dengan mencoba menyelam di dalam sebuah kerangkeng yang dikelilingi hiu-hiu. Sayang, wisata mereka berakhir tragis ketika kerangkeng mereka jatuh ke dasar laut dan mereka harus mencari jalan kembali ke permukaan tanpa dimangsa oleh hiu-hiu yang mengelilingi mereka.

Nggak hanya klaustrofobik, film horor ini juga talassofobik. Bayangin kalian terjebak di dalam kerangkeng, di dalam air, dengan tangki oksigen kalian mulai menipis, dan ikan-ikan hiu di luar siap menyantap kalian. Tentu di sini para tokohnya nggak hanya mengkhawatirkan serangan hiu saja, namun juga harus berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan diri sebelum oksigen mereka habis.

Gue puas akan film ini karena tiga faktor: pertama ceritanya (tentu saja) menegangkan, kedua ada jumpscare (gue nggak pernah tahu hiu ternyata bisa dibikin jumpscare hehehe) dan ketiga: endingnya bener-bener plot twist dan amat, amat, amat, dan amat kejam! Gue nggak pernah liat konsep ending sekejam itu. Walaupun udah diforeshadowing, gue sama sekali nggak nyangka mereka bakal naruh ending semacam itu. Mereka bener-bener gambling di ending ini soalnya pastinya nggak semua orang suka dan mau menerima ending semacam itu.

Berapa skor yang gue kasih untuk film ini? Gue kasi 4 CD berdarah. Kekurangannya cuma satu, gue nontonnya di laptop padahal film-film hiu semacam ini serunya kalo ditonton di bioskop.

5. PERFECT GETAWAY (2009)

(Sumber gambar)

Gue sempat bingung antara mau membahas film ini atau “Bad Times at The El Royale” atau ini. Dua-duanya sama-sama filmnya Chris Hemsworth. Tapi karena film “Perfect Getaway” ini lebih deket ke genre thriller, makanya gue masukkan ke sini. Tapi buat kalian yang ngefans ama sosok Thor ini jangan berharap banyak, sebab peran dia di film ini cukup dikit, bahkan bisa dibilang cuman cameo doang. Selain Chris, film ini juga dibintangi bintang kece seperti Mila Jovovich.

Film ini menceritakan sepasang kekasih yang tengah berlibur di Hawaii. Di sepanjang perjalanan mereka bertemu dengan pasangan-pasangan misterius, sementara itu tengah diberitakan adanya sepasang pembunuh berantai yang tengah beraksi di pulau itu. Siapakah sang pembunuh sebenarnya dan berhasilkah mereka melalui liburan mereka dengan selamat?

Film bergenre thriller ini sekilas memang lebih mirip film blockbuster Hollywood ketimbang horor. Baik dari sinematografi dan scoringnya, semuanya lebih condong ke film aksi. Apalagi klimaksnya memang seru ditambah dengan adegan kejar-kejaran bak film laga. Namun tentu saja, yang menjadi andalan film ini adalah kejutan dimana identitas sang pembunuh terungkap.

Overall gue kasih film ini skor 4 CD berdarah.

Page 2

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA