Tuliskan 4 teknik persiapan menolak bola peluru setinggi dan sejauh jauhnya

Lihat Foto

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Ilustrasi gerak spesik tolak peluru. Sumber gambar: Tangkapan layar modul Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

KOMPAS.com - Tolak peluru adalah salah satu nomor pada cabang olahraga atletik kategori lempar.

Selain tolak peluru, cabang olahraga atletik kategori lempar adalah lempar cakram, lempar lembing, dan lontar martil.

Tolak peluru atau shot put dalam Bahasa Inggris juga dilombakan pada pesta olahraga multicabang semisal Olimpiade dan Asian Games.

Tolak peluru dilakukan dengan cara menolak atau mendorong, bukan melempar, peluru yang berbentuk bola besi bulat

Gerakan menolak dalam olahraga tolak peluru dilakukan dari bahu dengan satu tangan untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

Badan menyiku secara khusus dengan badan agak bersandar ke depan merupakan sikap dari olahraga atletik tolak peluru ini.

Sesuai peraturan Asosiasi Federasi Atletik Internasional (IAAF), berat peluru yang digunakan dalam perlombaan resmi adalah 7,26 kg (putra) dan 4 kg (putri).

Baca juga: Tolak Peluru: Sejarah, Peraturan, dan Jenis Gaya

Peraturan Tolak Peluru

Berikut adalah peraturan tolak peluru sesuai standar IAAF.

  1. Berat peluru untuk atlet putra adalah 7,257 (7,26) kg atau 16 pon dengan diameter 125 mm, sementara untuk atlet putri beratnya adalah 4 kg atau 8,8 pon dengan diameter 103-105 mm.
  2. Durasi bagi seorang atlet sejak namanya dipanggil hingga selesai melakukan lontaran dalam area terbatas selama 60 detik.
  3. Atlet harus melempar peluru dalam area lingkaran berdiameter sekitar 2,134 meter, dilengkapi papan tumpuan setinggi 10 sentimeter di garis batasnya.
  4. Peluru yang dilempar harus jatuh dalam sektor tujuan yang memiliki radius 34,92 derajat dari area lempar, agar tidak mengalami diskualifikasi.
  5. Jika peluru jatuh di luar sektor lingkaran dalam pertandingan tolak peluru, maka pertandingan diperbolehkan.
  6. Ketika melakukan lemparan, atlet hanya boleh menggunakan satu tangan dengan posisi lebih tinggi dari bahu.
  7. Atlet dilarang keluar lingkaran sebelum peluru jatuh ke tanah. Atlet baru bisa meninggalkan lingkaran setelah peluru mendarat di area sasaran.

Lihat Foto

www.worldathletics.org

Atlet tolak peluru sedang melakukan tolakan. Foto: IAAF (worldathletics.org)

Baca juga: 3 Cara Memegang Peluru yang Benar dalam Tolak Peluru

Teknik Dasar Tolak Peluru

Berikut adalah teknik dasar dalam olahraga tolak peluru, dikutip dari modul pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (2020) yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Cara Memegang Peluru

  1. Peluru dipegang dengan jari-jari tangan dan terletak pada telapak tangan bagian atas.
  2. Peluru diletakkan pada telapak tangan bagian atas atau pada ujung telapak tangan yang dekat dengan jari-jari tangan.
  3. Jari-jari tangan direnggangkan atau dibuka (jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk) dipergunakan untuk menahan dan memegang peluru bagian belakang.
  4. Jari kelingking dan ibu jari digunakan untuk memegang atau menahan peluru bagian samping, yaitu agar peluru tidak tergelincir ke dalam atau ke luar.
  5. Setelah peluru tersebut dapat dipegang dengan baik, kemudian letakkan pada bahu dan menempel (melekat) di leher. Siku diangkat ke samping sedikit agak serong ke depan.
  6. Pada waktu memegang dan meletakkan peluru di bahu, usahakan agar keadaan seluruh badan dan tangan tidak kaku, tetapi harus rileks. Tangan dan lengan yang lain digunakan untuk menjaga keseimbangan.

Baca juga: Cara Melakukan Gaya O’Brien pada Tolak Peluru

Sikap Awal

  1. Berdiri tegak menyamping ke arah tolakan, kedua kaki dibuka lebar.
  2. Kaki kiri lurus ke depan, kaki kanan dengan lutut dibengkokkan ke depan sedikit agak serong ke samping kanan.
  3. Berat badan berada pada kaki kanan, badan agak condong ke samping kanan. Tangan kanan memegang peluru pada bahu (pundak), sementara tangan kiri dengan sikut dibengkokkan berada di depan sedikit serong ke atas dalam posisi rileks.
  4. Tangan kiri berfungsi untuk membantu dan menjaga keseimbangan.
  5. Fokus pandangan ke arah tolakan.

Sikap Menolak Peluru

  1. Bersamaan dengan memutar badan ke arah tolakan, siku ditarik serong ke atas ke belakang (ke arah samping kiri). Pinggul dan pinggang serta perut didorong ke depan agak ke atas hingga dada terbuka, menghadap ke depan serong ke atas ke arah tolakan. Dagu diangkat atau agak ditengadahkan, pandangan tertuju ke arah tolakan.
  2. Saat seluruh badan (dada) menghadap ke arah tolakan, secepatnya peluru tersebut ditolakkan sekuat-kuatnya ke atas ke depan ke arah tolakan.
  3. Gerakan menolak peluru dilakukan dengan bantuan menolakkan kaki kanan dan melonjakkan seluruh badan ke atas serong ke depan.

Gerakan Lanjutan

Gerakan lanjutan adalah suatu bentuk gerakan setelah melakukan tolakan atau setelah peluru lepas dari tangan.

Gerakan lanjutan bertujuan untuk menjaga keseimbangan tubuh agar tidak terjatuh ke depan atau keluar lingkaran tempat melakukan tolakan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Lihat Foto

KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO

Atlet lompat tinggi Taiwan Chun Hsien Hsiang melakukan lompatan saat final 18th Asian Games Invitation Tournament di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Minggu [11/2/2018]. Ia gagal meraih medali emas.

KOMPAS.com - Lompat tinggi merupakan salah satu olahraga atletik yang dilakukan dengan berlari dan melakukan lompatan setinggi mungkin melewati tiang mistar.

Pada lompat tinggi mengandalkan kekuatan tumpuan otot kaki untuk menghasilkan lompatan yang setinggi-tingginya.

Lompat tinggi membutuhkan penguasaan beberapa teknik dasar agar bisa menghasilkan lompatan yang baik dan memuaskan.

Apa sajakah tekniknya?

Teknik dasar

Ada beberapa teknik dasar yang wajib dikuasai oleh para pelompat sebelum mempelajari olahraga lompat tinggi.

Baca juga: Lompat Tinggi: Pengertian dan Sejarahnya 

Berikut penjelasan teknik dasar lompat tinggi yang dilansir dari situs My Active SG dan Live About:

Sebelum melakukan lompatan, para pelompat harus berlari dari titik sudut yang telah ditentukan sebelumnya.

Tujuan awalan adalah untuk membentuk kecepatan optimum dan menempatkan badan siap untuk bertumpu atau bertolak.

Jika akan melakukan lompatan menggunakan kaki kiri, maka berlarilah dan mendekat dari sisi kanan.

Lakukan hal sebaliknya, tergantung kaki kiri atau kanan yang akan dijadikan pijakan untuk melompat.

Baca juga: Tolak Peluru: Sejarah, Cara Bermain dan Peraturannya

BerandaOlahragaVariasi dan Kombinasi Teknik Dasar Tolak Peluru

1. Menolak bola peluru setinggi dan sejauh-jauhnya melewati atas net/ tali

a. Persiapan • Berdiri posisi melangkah depan belakang. • Menghadap arah menolak peluru/net. • Bola dipegang di atas pundak dengan dua tangan. • Bila kaki yang berada di depan kaki kiri. tolakan peluru dengan tangan kanan, dan sebaliknya, peserta didik dibagi perkelompok atau berpasangan.

b. Pelaksanaan

• Dorong bola dengan tangan ke depan atas ke arah teman bersamaan pinggang berputar ke depan atas. • Bola melewati atas net.
2. Menolak bola peluru dari sikap berdiri menghadap arah tolakan

a. Persiapan • Berdiri posisi kaki selebar bahu. • Menghadap arah menolak. • Bola dipegang di atas pundak dengan satu tangan.

b. Pelaksanaan

• Lakukan gerak melangkah satu kali ke depan menggunakan kaki kiri hingga bahu kiri mengarah tolakan. • Dorong bola dengan tangan kanan ke depan atas ke arah teman bersamaan putaran badan ke arah kiri ± 90° .
3. Menolak bola peluru dari sikap membelakangi arah tolakan

a. Persiapan

• Berdiri membelakangi arah menolak bola. • Bola dipegang di atas pundak dengan tangan kanan.

b. Pelaksanaan

• Kaki kiri ke belakang lurus. • Putar pinggang ke arah kiri ± 180°. • Saat badan menghadap arah tolakan, dorong bola dengan tangan kanan ke depan atas.
4. Menolak bola peluru dari gerak kaki meluncur ke belakang

a. Persiapan

• Berdiri membelakangi arah menolak bola, bola dipegang di atas pundak dengan tangan kanan. • Tangan kiri menjaga keseimbangan di samping badan dan rileks.

b. Pelaksanaan

• Rendahkan lutut kaki kanan dan badan membungkuk ke depan. • Kaki kiri di belakang badan. • Luncurkan kaki kiri ke belakang lurus bersamaan kaki kanan bergerak mundur. • Pada saat kaki kiri mendarat pada tanah, putar badan ke arah kiri ± 180° dan tolakkan bola peluru ke depan atas saat dada telah menghadap arah tolakan.

Apa itu tolak peluru ? tolak peluru adalah suatu gerakan yang memperlihatkan sikap menolak atau mendorong suatu bola besi bulat dalam hal ini kita menyebutnya sebagai peluru dengan berat tertentu. Cara melakukan tolak peluru adalah dengan sikap memegang bola besi tersebut pada bahu menggunakan satu tangan dengan tujuan melempar bola tersebut pada jarak terjauh.



peluru diletakkan pada telapak bagian atas tangan, jari-jari direnggangkan, letak jari kelingking dan ibu jari di samping peluru. Teknik ini sangat dianjurkan untuk digunakan bagi peserta didik yang tangannya kecil.

  1. Peluru diletakkan pada telapak tangan dan dipegang oleh jari-jari tangan.
  2. Peluru diletakkan di atas jari telunjuk, jari tengah dan jari manis, sedangkan ibu jari dan jari kelingking menahan peluru di samping.
  3. Peluru diletakkan di atas jari-jari, sedangkan ibu jari sebagai penahan.

Baca Juga


  • Berdiri tegak pada kaki kanan membelakangi arah gerakan untuk melakuka tolakan.
  • Kaki kiri secara rileks ke belakang dengan ujung jarinya Mengenai tanah.
  • Tangan kiri diluruskan ke atas di samping telinga.
  • Pandangan ditujukan ke depan bawah.

  • Rendahkan lutut kaki kanan, lanjutkan gerak berjingkat rendah ke belakang bersamaan kaki kiri diluncurkan lurus jauh ke arah tolakan.
  • Pada saat kaki kanan mendarat dari gerak berjingkat, disusul mendaratnya kaki kiri jauh di belakang.
  • Putar badan ke arah kiri secara cepat, hingga dada terbuka menghadap arah depan.
  • Tolakkan peluru ke depan atas lebih kurang hingga terbentuk sudut 45° [empat puluh lima derajat].
  • Lepaskan peluru dari pegangan tangan setelah peluru berada pada titik terjauh dari badan dengan posisi lengan lurus

  • Kaki kanan digerakkan ke depan menggantikan kaki kiri.
  • Tumpuan berpindah pada kaki kanan.
  • Badan condong ke depan.
  • Kaki kiri di belakang badan tergantung rileks dengan lutut tertekuk, pandangan ke arah tolakan.
  • Berdiri dengan posisi melangkah depan belakang.
  • Menghadap arah menolak peluru atau net.
  • Bola dipegang di atas pundak dengan dua tangan.
  • Bila kaki yang berada di depan kaki kiri. tolakan peluru dengan tangan kanan, dan sebaliknya.

  • Dorong bola dengan tangan ke depan atas ke arah teman bersamaan pinggang berputar ke depan atas.
  • Bola melewati atas net.

  • Berdiri posisi kaki selebar bahu.
  • Menghadap arah menolak.
  • Bola dipegang di atas pundak dengan satu tangan.

  • Lakukan gerak melangkah satu kali ke depan dengan menggunakan kaki kiri hingga bahu kiri mengarah tolakan.
  • Dorong bola dengan tangan kanan ke depan atas ke arah teman bersamaan putaran badan ke arah kiri ± 90° [kurang lebih 90 derajat] .

  • Berdiri membelakangi arah menolak bola.
  • Bola dipegang di atas pundak dengan tangan kanan.

  • Kaki kiri ke belakang lurus.
  • Putar pinggang ke arah kiri ± 180°.
  • Saat badan menghadap arah tolakan, dorong bola dengan tangan kanan ke depan atas.

  • Berdiri membelakangi arah menolak bola, bola dipegang di atas pundak dengan tangan kanan.
  • Tangan kiri menjaga keseimbangan di samping badan dan rileks.

  • Rendahkan lutut kaki kanan dan badan membungkuk ke depan.
  • Kaki kiri di belakang badan.
  • Luncurkan kaki kiri ke belakang lurus bersamaan kaki kanan bergerak mundur.
  • Pada saat kaki kiri mendarat pada tanah, putar badan ke arah kiri ± 180° dan tolakkan bola peluru ke depan atas saat dada telah menghadap arah tolakan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tolak peluru diantaranya adalah

Ketentuan Diskualifikasi

  • Mengenai balok batas sebelah atas
  • Mengenai tanah di luar lingkaran
  • Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah
  • Dipanggil selama 3 menit belum menolak
  • Peluru berada di belakang kepala
  • Peluru jatuh di luar sektor lingkaran
  • Menginjak garis lingkar lapangan
  • Keluar lewat depan garis lingkar
  • Keluar lingkaran sebelum peluru Mengenai lantai
  • Peserta gagal melempar sebanyak 3 kali

Hal Yang Disarankan

  • Tungkai kaki kiri merendah
  • Temukan keseimbangan gerak dari kedua tungkai, dan tungkai kiri memimpin di belakang
  • Pertahankan agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah bergerak
  • Hasilkan rangkaian pada tungkai kiri
  • Putar kaki kanan ke arah dalam waktu melakukan luncuran
  • Pertahankan pinggul kiri dan bahu tetap menghadap ke belakang selama mungkin
  • Bawalah tangan kiri dalam sebuah posisi mendekati badan
  • Tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri

Hal yang harus dihindari

  • Tidak memiliki keseimbangan dalam permainan
  • Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan
  • Mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran
  • Jangan menarik kaki kanan terlalu jauh di bawah badan
  • Mendarat dengan kaki kanan menghadap ke belakang
  • Menggerakkan tungkai kiri terlalu banyak ke samping
  • Mendarat dengan badan menghadap ke samping atau ke arah depan
  • Rol Meter
  • Bendera Kecil
  • Kapur atau Tali Rafia
  • Peluru
    • Untuk senior putra adalah 7.257 kg
    • Untuk senior putri adalah 4 kg
    • Untuk junior putra adalah 5 kg
    • Untuk junior putri adalah 3 kg
  1. Lingkaran tolak peluru terbuat dari bahan besi, baja atau bahan lain yang cocok
  2. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari semen, aspal atau bahan yang padat tetapi tidak bersifat licin.
  3. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar biasanya antara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi.
  4. Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari bahan cat atau kayu.
  5. Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m.
  6. Tebal besi lingkaran tolak adalah minimum 6 mm dan harus di cat berwarna putih.
  7. Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur atau lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh.
  8. Lebar balok adalah 11,2cm sampai 30 cm, dengan panjangnya 1,21m sampai 1,23 m di dalam, tebal 9,8cm sampai 10,2 cm.
Referensi :

Tolak peluru

Video yang berhubungan

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA