Teknologi dari apakah yang berkembang pada zaman pra-aksara

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

You're Reading a Free Preview
Pages 5 to 7 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 4 to 6 are not shown in this preview.

Perkembangan Teknologi Pada Zaman Pra-Aksara di Indonesia - perkembangan teknologi pada zaman pra-aksara di Indonesia dapat diketahui dari alat-alat yang digunakan oleh manusia zaman pra-aksara di Indonesia yang ditemukan di berbagai situs di Indonesia.  Perkembangan teknologi nenek moyang bangsa Indonesia waktu itu bermula dari teknologi bebatuan yang digunakan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan dan hanya digunakan untuk membantu pekerjaan mereka. Di dalam praktiknya peralatan atau teknologi bebatuan tersebut dapat berfungsi serba-guna untuk mempermudah mendapatkan bahan makanan yang menjadi kebutuhan utama manusia. 

Pada tahap paling awal alat yang digunakan oleh manusia purba masih bersifat kebetulan dan seadanya serta bersifat trial and error. Mula-mula manusia purba hanya menggunakan benda-benda dari alam terutama batu. Teknologi bebatuan pada zaman ini berkembang dalam kurun waktu yang begitu panjang. Oleh karena itu, para ahli kemudian membagi kebudayaan zaman batu di era pra-aksara ini menjadi beberapa zaman atau tahap perkembangan. Di bawah ini akan dijelaskan perkembangan teknologi pada zaman pra-aksara di Indonesia.



Perkembangan Teknologi Pada Zaman Pra-Aksara di Indonesia : Teknologi Zaman Paleolitikum di Indonesia

Peralatan pertama yang digunakan oleh manusia purba adalah alat-alat dari batu yang seadanya dan juga dari tulang. Peralatan ini berkembang pada zaman Paleolitikum atau zaman batu tua. Zaman batu tua ini bertepatan dengan zaman Neozoikum terutama pada akhir zaman Tersier dan awal zaman Quarter. Zaman ini berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu. 

Zaman ini merupakan zaman yang sangat penting karena terkait dengan munculnya kehidupan baru, yakni munculnya jenis manusia purba. Zaman ini dikatakan zaman batu tua karena hasil kebudayaan yang terbuat dari batu relatif masih sederhana dan kasar (belum dihaluskan). Kebudayaan zaman Paleolitikum ini secara umum ini terbagi menjadi Kebudayaan Pacitan dan Kebudayaan Ngandong.

a. Kebudayaan Pacitan

Disebut kebudayaan Pacitan karena kebudayaan ini berkembang di daerah Pacitan, Jawa Timur. Beberapa alat dari batu ditemukan di daerah ini antara lain berupa kapak genggam. Pendukung kebudayaan Pacitan adalah Pithecanthropus erectus. Selain di Pacitan, kebudayaan serupa juga ditemukan di Parigi (Sulawesi), Gombong (Jawa Tengah), dan Lahat (Sumatra Selatan).

Ralph von Koeningwald di dalam penelitiannya pada tahun 1935 telah menemukan beberapa hasil teknologi bebatuan atau alat-alat dari batu di Sungai Baksoka dekat daerah Punung, Pacitan. Alat batu itu masih kasar, dan bentuk ujungnya agak runcing, tergantung kegunaannya. Alat batu ini sering disebut dengan kapak genggam atau kapak perimbas. Kapak ini digunakan untuk menusuk binatang atau menggali tanah saat mencari umbi-umbian. Di samping kapak perimbas, di Pacitan juga ditemukan alat batu yang disebut dengan chopper sebagai alat penetak. Di Pacitan juga ditemukan alat-alat serpih.

Alat-alat itu oleh Ralph von Koeningswald digolongkan sebagai alat-alat “paleolitik”, yang bercorak “Chellean”, yakni suatu tradisi yang berkembang pada tingkat awal paleolitik di Eropa. Pendapat Koeningswald ini kemudian dianggap kurang tepat setelah Movius berhasil menyatakan temuan di Punung itu sebagai salah satu corak perkembangan kapak perimbas di Asia Timur. Tradisi kapak perimbas yang ditemukan di Punung itu kemudian dikenal dengan nama “Budaya Pacitan”. Budaya itu dikenal sebagai tingkat perkembangan budaya batu awal di Indonesia.

Kapak perimbas itu tersebar di wilayah Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Bali, Flores, dan Timor. Daerah Punung merupakan daerah yang terkaya akan kapak perimbas dan hingga saat ini merupakan tempat penemuan terpenting di Indonesia. Pendapat para ahli condong kepada jenis manusia Pithecanthropus atau keturunan-keturunannya sebagai pencipta budaya Pacitan. Pendapat ini sesuai dengan pendapat tentang umur budaya Pacitan yang diduga dari tingkat akhir Plestosin Tengah atau awal permulaan Plestosin Akhir.

b. Kebudayaan Ngandong

Disebut dengan kebudayaan Ngandong sebab hasil kebudayaannya ditemukan di Ngandong, Ngawi, Jawa Timur. Kebudayaan Ngandong berkembang di daerah Ngandong dan juga Sidorejo, dekat Ngawi. Pendukung kebudayaan Ngandong adalah Pithecanthropus soloensis (Homo soloensis) dan Homo Wajakensis. Kedua jenis manusia ini masih menggantungkan cara menghasilkan makanannya dari berburu dan meramu (food gathering and food hunting).

Di daerah ini banyak ditemukan alat-alat dari batu dan juga alat-alat dari tulang. Alat-alat dari tulang ini berasal dari tulang binatang dan tanduk rusa yang diperkirakan digunakan sebagai penusuk atau belati. Selain itu, ditemukan juga alat-alat seperti tombak yang bergerigi. Di Sangiran juga ditemukan alat-alat dari batu, bentuknya indah seperti kalsedon. Alat- alat ini sering disebut dengan flake. Sebaran artefak dan peralatan paleolitik cukup luas sejak dari daerah-daerah di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Halmahera.

Perkembangan Teknologi Pada Zaman Pra-Aksara di Indonesia : Teknologi Zaman Mesolitikum di Indonesia

Zaman batu terus berkembang memasuki zaman batu madya atau batu tengah yang dikenal zaman Mesolitikum. Hasil kebudayaan batu madya ini sudah lebih maju apabila dibandingkan dengan hasil kebudayaan zaman Paleolitikum (batu tua). Sekalipun demikian, bentuk dan hasil-hasil kebudayaan zaman Paleolitikum tidak serta merta punah tetapi mengalami penyempurnaan. Bentuk flake dan alat-alat dari tulang terus mengalami perkembangan. Secara garis besar kebudayaan Mesolitikum ini terbagi menjadi dua kelompok besar yang ditandai lingkungan tempat tinggal, yakni di pantai dan di gua. Berikut ini adalah perkembangan teknologi yang terjadi pada masa mesolitikum di Indonesia.

a. Kebudayaan Kjokkenmoddinger

Kjokkenmoddinger istilah dari bahasa Denmark, kjokken berarti dapur dan modding dapat diartikan sampah (kjokkenmoddinger = sampah dapur). Dalam kaitannya dengan budaya manusia, kjokkenmoddinger merupakan tumpukan timbunan kulit siput dan kerang yang menggunung di sepanjang pantai Sumatra Timur antara Langsa di Aceh sampai Medan. Dengan kjokkenmoddinger ini dapat memberi informasi bahwa manusia purba zaman Mesolitikum umumnya bertempat tinggal di tepi pantai. 

Pada tahun 1925 Von Stein Callenfels melakukan penelitian di bukit kerang itu dan menemukan jenis kapak genggam (chopper) yang berbeda dari chopper yang ada di zaman Paleolitikum. Kapak genggam yang ditemukan di bukit kerang di pantai Sumatra Timur ini diberi nama pebble atau lebih dikenal dengan Kapak Sumatra. Kapak jenis pebble ini terbuat dari batu kali yang pecah, sisi luarnya dibiarkan begitu saja dan sisi bagian dalam dikerjakan sesuai dengan keperluannya. Di samping kapak jenis pebble juga ditemukan jenis kapak pendek dan jenis batu pipisan (batu-batu alat penggiling). Di Jawa batu pipisan ini umumnya untuk menumbuk dan menghaluskan jamu.

b. Kebudayaan Abris Sous Roche

Kebudayaan abris sous roche merupakan hasil kebudayaan yang ditemukan di gua-gua. Hal ini mengindikasikan bahwa manusia purba pendukung kebudayaan ini tinggal di gua-gua. Kebudayaan ini pertama kali dilakukan penelitian oleh Von Stein Callenfels di Gua Lawa dekat Sampung, Ponorogo. Penelitian dilakukan tahun 1928 sampai 1931. Beberapa hasil teknologi bebatuan yang ditemukan misalnya ujung panah, flakke, batu penggilingan. Juga ditemukan alat-alat dari tulang dan tanduk rusa. Kebudayaan abris sous roche ini banyak ditemukan misalnya di Besuki, Bojonegoro, juga di daerah Sulawesi Selatan seperti di Lamoncong.

c. Penemuan Api

Bagi manusia purba, proses penemuan api merupakan bentuk inovasi yang sangat penting. Berdasarkan data arkeologi, penemuan api kira-kira terjadi pada 400.000 tahun yang lalu. Penemuan pada periode manusia Homo erectus. Api digunakan untuk menghangatkan diri dari cuaca dingin. Dengan api kehidupan menjadi lebih bervariasi dan berbagai kemajuan akan dicapai. Teknologi api dapat dimanfaatkan manusia untuk berbagai hal. Di samping itu penemuan api juga memperkenalkan manusia pada teknologi memasak makanan, yaitu memasak dengan cara membakar dan menggunakan bumbu dengan ramuan tertentu. 

Manusia juga menggunakan api sebagai senjata. Api pada saat itu digunakan manusia untuk menghalau binatang buas yang menyerangnya. Api dapat juga dijadikan sumber penerangan. Melalui pembakaran pula manusia dapat menaklukkan alam, seperti membuka lahan untuk garapan dengan cara membakar hutan. Kebiasaan bertani dengan menebang lalu bakar (slash and burn) adalah kebiasaan kuno yang tetap berkembang sampai sekarang.

Pada awalnya pembuatan api dilakukan dengan cara membenturkan dan menggosokkan benda halus yang mudah terbakar dengan benda padat lain. Sebuah batu yang keras, misalnya batu api, jika dibenturkan ke batuan keras lainnya akan menghasilkan percikan api. Percikan tersebut kemudian ditangkap dengan dedaunan kering, lumut atau material lain yang kering hingga menimbulkan api. Pembuatan api juga dapat dilakukan dengan menggosok suatu benda terhadap benda lainnya, baik secara berputar, berulang, atau bolak-balik. Sepotong kayu keras misalnya, jika digosokkan pada kayu lainnya akan menghasilkan panas karena gesekan itu kemudian menimbulkan api.

Penelitian-penelitian arkeologi di Indonesia sejauh ini belum menemukan sisa pembakaran dari periode ini. Namun bukan berarti manusia purba di kala itu belum mengenal api. Sisa api yang tertua ditemukan di Chesowanja, Tanzania, dari sekitar 1,4 juta tahun lalu, yaitu berupa tanah liat kemerahan bersama dengan sisa tulang binatang. Akan tetapi belum dapat dipastikan apakah manusia purba membuat api atau mengambilnya dari sumber api alam (kilat, aktivitas vulkanik, dll). Hal yang sama juga ditemukan di China (Yuanmao, Xihoudu, Lantian), di mana sisa api berusia sekitar 1 juta tahun lalu. Namun belum dapat dipastikan apakah itu api alam atau buatan manusia. Teka-teki ini masih belum dapat terpecahkan, sehingga belum dipastikan apakah bekas tungku api di Tanzania dan Cina itu merupakan hasil buatan manusia atau pengambilan dari sumber api alam.

Perkembangan Teknologi Pada Zaman Pra-Aksara di Indonesia : Teknologi Zaman Neolitikum di Indonesia

Perkembangan zaman batu yang dapat dikatakan paling penting dalam kehidupan manusia adalah zaman batu baru atau neolitikum. Pada zaman neolitikum yang juga dapat dikatakan sebagai zaman batu muda. Pada zaman ini telah terjadi “revolusi kebudayaan”, yaitu terjadinya perubahan pola hidup manusia. Pola hidup food gathering mulai digantikan dengan pola food producing. Hal ini seiring dengan terjadinya perubahan jenis pendukung kebudayannya. 

Pada zaman ini telah hidup jenis Homo sapiens sebagai pendukung kebudayaan zaman batu baru. Mereka mulai mengenal bercocok tanam dan beternak sebagai proses untuk menghasilkan atau memproduksi bahan makanan. Kehidupan manusia mulai menetap atau sedenter dan telah menghasilkan makanan sendiri (food producing). Selain itu, hidup bermasyarakat dengan bergotong-royong mulai dikembangkan. 

Peningkatan teknologi pada masa neolitikum ditandai dengan adanya peningkatan pembuatan alat-alat dari batu kasar menuju batu yang lebih halus. Alat-alat batu sebelum dihaluskan yang berkembang pada masa paleolitikum dan mesolitikum antara lain kapak perimbas (bagian tajamnya berbentuk cembung), kapak penetak (ketajamannya berbentuk liku-liku), pahat genggam (ketajamannya berbentuk terjal), dan kapak genggam yang bagian tajamnya berbentuk meruncing. 

Kemampuan menciptakan teknologi kemudian meningkat, alat-alat yang terbuat dari batu sudah dihaluskan dan menghasilkan beberapa alat baru seperti kapak persegi dan kapak lonjong. Dengan alat-alat itu ternyata mereka sudah dapat memenuhi kebutuhan hidup yang lebih luas dari masa sebelumnya, yaitu bersawah, membuat rumah, bermasyarakat, dan memiliki kemampuan untuk membuat perahu bercadik untuk kepentingan pelayaran.

Hasil kebudayaan yang terkenal pada zaman neolitikum di Indonesia ini secara garis besar dibagi menjadi dua tahap perkembangan; yaitu kebudayaan kapak persegi dan kebudayaan kapak lonjong.

a. Kebudayaan Kapak Persegi

Nama kapak persegi berasal dari penyebutan yang dilakukan oleh von Heine Geldern. Penamaan ini dikaitkan dengan bentuk alat tersebut. Kapak persegi ini berbentuk persegi panjang dan ada juga yang berbentuk trapesium. Ukuran alat ini juga bermacam-macam. Kapak persegi yang besar sering disebut dengan beliung atau pacul (cangkul), bahkan sudah ada yang diberi tangkai sehingga persis seperti cangkul zaman sekarang. Sementara yang berukuran kecil dinamakan tarah atau tatah. 

Penyebaran kapak persegi terutama di Kepulauan Indonesia bagian barat, seperti Sumatra, Jawa dan Bali. Diperkirakan sentra- sentra teknologi kapak persegi ini ada di Lahat (Palembang), Bogor, Sukabumi, Tasikmalaya (Jawa Barat), kemudian Pacitan-Madiun, dan di Lereng Gunung Ijen (Jawa Timur). Yang menarik, di Desa Pasirkuda dekat Bogor juga ditemukan batu asahan. Kapak persegi ini berfungsi sebagai alat pertanian.

b. Kebudayaan Kapak Lonjong

Nama kapak lonjong ini disesuaikan dengan bentuk penampang alat ini yang berbentuk lonjong. Bentuk keseluruhan alat ini lonjong seperti bulat telur. Pada ujung yang lancip ditempatkan tangkai dan pada bagian ujung yang lain diasah sehingga tajam. Kapak yang ukuran besar sering disebut walzenbeil dan yang kecil dinamakan kleinbeil. Penyebaran jenis kapak lonjong ini terutama di Kepulauan Indonesia bagian timur, misalnya di daerah Papua, Seram, dan Minahasa.

Pada zaman Neolitikum, di samping berkembangnya jenis kapak batu juga ditemukan barang-barang perhiasan, seperti gelang dari batu, juga alat-alat gerabah atau tembikar.

Perlu diketahui bahwa manusia purba waktu itu sudah memiliki pengetahuan tentang kualitas bebatuan untuk peralatan. Penemuan dari berbagai situs menunjukkan bahan yang paling sering dipergunakan adalah jenis batuan kersikan (silicified stones), seperti gamping kersikan, tufa kersikan, kalsedon, dan jasper. Jenis-jenis batuan ini di samping keras, sifatnya yang retas dengan pecahan yang cenderung tajam dan tipis, sehingga memudahkan pengerjaan. 

Di beberapa situs yang mengandung fosil-fosil kayu, seperti di Kali Baksoka (Jawa Timur) dan Kali Ogan (Sumatra Selatan) tampak ada upaya pemanfaatan fosil untuk bahan peralatan. Pada saat lingkungan tidak menyediakan bahan yang baik, ada kecenderungan untuk memanfaatkan batuan yang tersedia di sekitar hunian, walaupun kualitasnya kurang baik. Contoh semacam ini dapat diamati pada situs Kedunggamping di sebelah timur Pacitan, Cibaganjing di Cilacap, dan Kali Kering di Sumba yang pada umumnya menggunakan bahan andesit untuk peralatan.

Perkembangan Teknologi Pada Zaman Pra-Aksara di Indonesia : Teknologi Zaman Perundagian di Indonesia (Teknologi Zaman Logam di Indonesia)

Mengakhiri zaman batu masa Neolitikum maka dimulailah zaman logam. Sebagai bentuk masa perundagian. Zaman logam di Kepulauan Indonesia ini agak berbeda bila dibandingkan dengan yang ada di Eropa. Di Eropa zaman logam ini mengalami tiga fase, zaman tembaga, perunggu dan besi. Di Kepulauan Indonesia hanya mengalami zaman perunggu dan besi. Zaman perunggu merupakan fase yang sangat penting dalam sejarah. Beberapa contoh benda- benda kebudayaan perunggu itu antara lain: kapak corong, nekara, moko, berbagai barang perhiasan. Beberapa benda hasil kebudayaan zaman logam ini juga terkait dengan praktik keagamaan misalnya nekara.

Jadi itulah penjelasan tentang perkembangan teknologi pada zaman pra-aksara di Indonesia.

Page 2

Terms and Conditions

Welcome to Kelas X Abhiseva!

These terms and conditions outline the rules and regulations for the use of Kelas X Abhiseva's Website, located at //kelasx.abhiseva.id/.

By accessing this website we assume you accept these terms and conditions. Do not continue to use Kelas X Abhiseva if you do not agree to take all of the terms and conditions stated on this page.

The following terminology applies to these Terms and Conditions, Privacy Statement and Disclaimer Notice and all Agreements: "Client", "You" and "Your" refers to you, the person log on this website and compliant to the Company’s terms and conditions. "The Company", "Ourselves", "We", "Our" and "Us", refers to our Company. "Party", "Parties", or "Us", refers to both the Client and ourselves. All terms refer to the offer, acceptance and consideration of payment necessary to undertake the process of our assistance to the Client in the most appropriate manner for the express purpose of meeting the Client’s needs in respect of provision of the Company’s stated services, in accordance with and subject to, prevailing law of Netherlands. Any use of the above terminology or other words in the singular, plural, capitalization and/or he/she or they, are taken as interchangeable and therefore as referring to same.

Cookies

We employ the use of cookies. By accessing Kelas X Abhiseva, you agreed to use cookies in agreement with the Kelas X Abhiseva's Privacy Policy.

Most interactive websites use cookies to let us retrieve the user’s details for each visit. Cookies are used by our website to enable the functionality of certain areas to make it easier for people visiting our website. Some of our affiliate/advertising partners may also use cookies.

License

Unless otherwise stated, Kelas X Abhiseva and/or its licensors own the intellectual property rights for all material on Kelas X Abhiseva. All intellectual property rights are reserved. You may access this from Kelas X Abhiseva for your own personal use subjected to restrictions set in these terms and conditions.

You must not:

  • Republish material from Kelas X Abhiseva
  • Sell, rent or sub-license material from Kelas X Abhiseva
  • Reproduce, duplicate or copy material from Kelas X Abhiseva
  • Redistribute content from Kelas X Abhiseva

This Agreement shall begin on the date hereof. >Our Terms and Conditions were created with the help of the Terms Conditions Generator and the Privacy Policy Generator.

Parts of this website offer an opportunity for users to post and exchange opinions and information in certain areas of the website. Kelas X Abhiseva does not filter, edit, publish or review Comments prior to their presence on the website. Comments do not reflect the views and opinions of Kelas X Abhiseva,its agents and/or affiliates. Comments reflect the views and opinions of the person who post their views and opinions. To the extent permitted by applicable laws, Kelas X Abhiseva shall not be liable for the Comments or for any liability, damages or expenses caused and/or suffered as a result of any use of and/or posting of and/or appearance of the Comments on this website.

Kelas X Abhiseva reserves the right to monitor all Comments and to remove any Comments which can be considered inappropriate, offensive or causes breach of these Terms and Conditions.

You warrant and represent that:

  • You are entitled to post the Comments on our website and have all necessary licenses and consents to do so;
  • The Comments do not invade any intellectual property right, including without limitation copyright, patent or trademark of any third party;
  • The Comments do not contain any defamatory, libelous, offensive, indecent or otherwise unlawful material which is an invasion of privacy
  • The Comments will not be used to solicit or promote business or custom or present commercial activities or unlawful activity.

You hereby grant Kelas X Abhiseva a non-exclusive license to use, reproduce, edit and authorize others to use, reproduce and edit any of your Comments in any and all forms, formats or media.

Hyperlinking to our Content

The following organizations may link to our Website without prior written approval:

  • Government agencies;
  • Search engines;
  • News organizations;
  • Online directory distributors may link to our Website in the same manner as they hyperlink to the Websites of other listed businesses; and
  • System wide Accredited Businesses except soliciting non-profit organizations, charity shopping malls, and charity fundraising groups which may not hyperlink to our Web site.

These organizations may link to our home page, to publications or to other Website information so long as the link: (a) is not in any way deceptive; (b) does not falsely imply sponsorship, endorsement or approval of the linking party and its products and/or services; and (c) fits within the context of the linking party’s site.

We may consider and approve other link requests from the following types of organizations:

  • commonly-known consumer and/or business information sources;
  • dot.com community sites;
  • associations or other groups representing charities;
  • online directory distributors;
  • internet portals;
  • accounting, law and consulting firms; and
  • educational institutions and trade associations.

We will approve link requests from these organizations if we decide that: (a) the link would not make us look unfavorably to ourselves or to our accredited businesses; (b) the organization does not have any negative records with us; (c) the benefit to us from the visibility of the hyperlink compensates the absence of Kelas X Abhiseva; and (d) the link is in the context of general resource information.

These organizations may link to our home page so long as the link: (a) is not in any way deceptive; (b) does not falsely imply sponsorship, endorsement or approval of the linking party and its products or services; and (c) fits within the context of the linking party’s site.

If you are one of the organizations listed in paragraph 2 above and are interested in linking to our website, you must inform us by sending an e-mail to Kelas X Abhiseva. Please include your name, your organization name, contact information as well as the URL of your site, a list of any URLs from which you intend to link to our Website, and a list of the URLs on our site to which you would like to link. Wait 2-3 weeks for a response.

Approved organizations may hyperlink to our Website as follows:

  • By use of our corporate name; or
  • By use of the uniform resource locator being linked to; or
  • By use of any other description of our Website being linked to that makes sense within the context and format of content on the linking party’s site.

No use of Kelas X Abhiseva's logo or other artwork will be allowed for linking absent a trademark license agreement.

iFrames

Without prior approval and written permission, you may not create frames around our Webpages that alter in any way the visual presentation or appearance of our Website.

Content Liability

We shall not be hold responsible for any content that appears on your Website. You agree to protect and defend us against all claims that is rising on your Website. No link(s) should appear on any Website that may be interpreted as libelous, obscene or criminal, or which infringes, otherwise violates, or advocates the infringement or other violation of, any third party rights.

Your Privacy

Please read Privacy Policy

Reservation of Rights

We reserve the right to request that you remove all links or any particular link to our Website. You approve to immediately remove all links to our Website upon request. We also reserve the right to amen these terms and conditions and it’s linking policy at any time. By continuously linking to our Website, you agree to be bound to and follow these linking terms and conditions.

Removal of links from our website

If you find any link on our Website that is offensive for any reason, you are free to contact and inform us any moment. We will consider requests to remove links but we are not obligated to or so or to respond to you directly.

We do not ensure that the information on this website is correct, we do not warrant its completeness or accuracy; nor do we promise to ensure that the website remains available or that the material on the website is kept up to date.

Disclaimer

To the maximum extent permitted by applicable law, we exclude all representations, warranties and conditions relating to our website and the use of this website. Nothing in this disclaimer will:

  • limit or exclude our or your liability for death or personal injury;
  • limit or exclude our or your liability for fraud or fraudulent misrepresentation;
  • limit any of our or your liabilities in any way that is not permitted under applicable law; or
  • exclude any of our or your liabilities that may not be excluded under applicable law.

The limitations and prohibitions of liability set in this Section and elsewhere in this disclaimer: (a) are subject to the preceding paragraph; and (b) govern all liabilities arising under the disclaimer, including liabilities arising in contract, in tort and for breach of statutory duty.

As long as the website and the information and services on the website are provided free of charge, we will not be liable for any loss or damage of any nature.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA